Permintaan Bantuan Asano Ryo
Tuan Yuan Shi adalah penerus Warisan Mo Jun? Mo Jun yang terkenal kejam itu?
Ekspresi Asano Ryo berubah samar, terkejut oleh pernyataan sang Eksekutor.
Kelompok Seribu Bangau tidak memiliki hubungan diplomatik baik dengan Aliansi Lima Unsur, justru memiliki hubungan erat dengan Heavenly Punishment (bawahan). Karena itu Asano Ryo baru benar-benar mengenal Mo Jun bukan saat dia berkuasa di daratan, melainkan dari skandal perselingkuhannya di Barat.
Pernah ada masa dimana forum internal Kelompok Seribu Bangau kerap dihiasi gosip serupa.
Pertama: Pria misterius dari daratan menjadi kesayangan baru Ketua Asosiasi Dewi Kecantikan.
Lalu: Pria misterius daratan menaklukkan hati seorang Eksekutor organisasi Heavenly Punishment, berbulan madu ke tempat tertentu.
Kemudian: Pria misterius daratan terlihat bersama putri bangsawan tertentu di hotel mewah.
Selanjutnya: Putri bangsawan dan jaksa cantik yang dingin berebut perhatian, berkelahi di tempat umum karena seorang pria misterius Tionghoa.
Pria misterius di forum itu terus-menerus tertangkap basah berselingkuh - Eksekutor cantik Heavenly Punishment, jaksa dingin, putri bangsawan, istri pejabat, bahkan Profesi Jahat yang kejam...
Suatu hari, Asano Ryo bertanya penasaran pada sensei-nya Ryusaki Kazu: "Siapa pria misterius Tionghoa itu sebenarnya?"
Sensei berkata: Orang itu bernama Mo Jun!
Mo Jun sudah tidur dengan begitu banyak wanita, termasuk selir para pejabat tinggi, istri petinggi, dan wanita berkualitas dengan banyak pelamar. Tak terhindarkan dia menjadi target.
Duel di tempat umum, pembunuhan licik dan terkutuk, kutukan senyap tak terhitung jumlahnya. Tapi tokoh aliran sesat yang dikendalikan nafsu bawah perut itu tidak hanya selamat di luar negeri, malah menunjukkan kekuatan mengerikan - mengalahkan satu lawan satu, dua lawan dua.
Jumlah petarung tatanan dan penjahat kuat yang dia babakkan sama banyaknya dengan wanita yang pernah ditidurinya.
Asano Ryo mendengarkan dengan kagum sekaligus takut pada reputasi buruk tokoh sesat itu. Bagaimanapun, Ryo-chan adalah gadis cantik terkenal dari Kelompok Seribu Bangau.
Bagaimana jika suatu hari Mo Jun mendengar kecantikan Ryo-chan, lalu menyeberang lautan ke Jepang untuk memintanya melayani tempat tidur?
Belakangan Asano Ryo sadar kekhawatirannya berlebihan. Kecantikannya belum sempat terkenal ke seluruh dunia, tapi jenius yang pernah berjaya itu sudah kembali ke Lingjing.
Di hati Asano Ryo, Mo Jun adalah personifikasi kejahatan dan penyimpangan, sementara Yuan Shi Tian Zun adalah pria muda jujur dan terpercara. Bagaimana mungkin mereka berhubungan?
Jika harus mencari persamaan, hanya satu: bakat alamiah mereka yang sama luar biasa.
Asano Ryo tertegun lama. Sang Pemburu Iblis tidak mendesak, perlahan menikmati araknya.
“Saya suka arak kuat, tapi Jūyondai membuatku memahami keindahan sake.” Pemburu Iblis meletakkan cangkir kosong, menoleh ke Asano Ryo di sampingnya dengan senyum tipis:
“Jangan terlalu tegang, ini hanya beberapa pertanyaan.”
Asano Ryo tersadar dari lamunannya, menatap Kobe Ichiro yang mengangguk.
Asano Ryo menarik napas dalam, menundukkan kepala: “Apa yang ingin Tuan Eksekutor tanyakan? Saya akan memberitahu semua yang saya tahu.”
Mata biru dalam Pemburu Iblis menatap tajam Asano Ryo, dengan ekspresi serius:
“Berapa kali kamu masuk dungeon bersamanya? Pernahkah melihat tanda bulan hitam di dahinya saat menaklukkan dungeon?”
Asano Ryo berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepala:
“Tidak!”
Pemuda berambut pirang yang berwajah serius tiba-tiba bertanya: “Tidak ada, atau tidak melihat?”
Asano Ryo menunduk, menjawab jujur:
“Saya hanya dua kali masuk dungeon dengan Tuan Yuan Shi. Pertama dungeon pembunuhan, kedua dungeon faksi. Saat penghitungan hadiah dungeon pembunuhan, dia tidak di sampingku jadi tidak melihat. Saat dungeon faksi, dia sudah jadi Saint dengan tanda galaksi di dahi.”
Pemuda berwajah serius itu mengangguk, tidak berbicara lagi.
Pemburu Iblis melanjutkan: “Buat daftar semua artefak yang pernah dia gunakan.”
“Ini...” Asano Ryo mengerutkan kening, otaknya bekerja cepat.
Aneh, mengapa Hukuman Langit menanyakan artefak Yuan Shi?
Oh benar! Mereka bilang Yuan Shi adalah penerus Warisan Mo Jun. Jadi ingin memastikan lewat artefak yang digunakannya?
Asano Ryo menyadari kemungkinan ini, yakin telah menemukan kebenaran.
“Jika Tuan Yuan Shi tidak mendapatkan warisan Mo Jun, bagaimana mungkin ada istilah penerus Warisan Mo Jun?”
Dia mulai berasumsi bahwa organisasi Heavenly Punishment mengincar harta karun peninggalan Mo Jun, karena itu mereka menyelidiki Yuan Shi.
Pemburu Iblis itu berkata dengan kalem, “Kamu satu faksi dengannya. Mengkhianatinya tidak boleh, tapi memberi informasi tentang artefak bukan termasuk pengkhianatan. Kalau bukan pengkhianatan, silakan bicara bebas.”
Sang Eksekutor mengira keheningannya adalah penolakan untuk mengkhianati anggota faksi.
Kobe Ichiro terus-menerus memberi kode mata ke Asano Ryo, menyuruhnya bersikap kooperatif.
Asano Ryo mengatupkan bibirnya, lalu berkata:
“Aku mengerti. Tapi hubunganku dengan Tuan Yuan Shi tidak dekat. Aku mungkin tidak tahu semua artefaknya. Aku... akan menyebutkan apa yang pernah kulihat...”
Melihat tamu-tamu Heavenly Punishment tidak berkeberatan, dia melanjutkan:
“Yuan Shi memiliki sebuah set lengkap terdiri dari jubah ritual elemen air-api, sepatu tanah, dan tali pinggang. Dia juga punya senjata yang bisa berubah tiga bentuk: perisai, handcannon, dan palu kecil. Ada juga topi merah lembut dengan ruang dimensi...”
Asano Ryo berbicara sambil mengingat-ingat.
Total dia menyebutkan empat artefak dan satu set lengkap: Meriam Petir Ungu, Tongkat Kekuasaan Mountain Deity, Daluo Xingpan, Topi Merah, dan Set Upacara Persembahan.
Pemilihan ini punya alasan: keempat artefak itu memberi kesan kuat karena sering digunakan Yuan Shi di dungeon.
Dari semuanya, Tongkat Kekuasaan Mountain Deity berasal dari dungeon pembunuhan. Sebagai partisipan dungeon, dia bisa 100% memastikan ini tidak ada hubungannya dengan Mo Jun.
Kedua, set upacara persembahan jelas tidak ada hubungannya dengan Mo Jun. Asano Ryo tahu bahwa dalam turnamen pertarungan Aliansi Lima Unsur tahun ini, hadiah untuk juara pertama tahap Transenden adalah Sepatu Houtu.
Kelompok Seribu Bangau telah mengumpulkan informasi tentang Tuan Yuan Shi. Informasi penting seperti turnamen pertarungan tentu tidak mereka lewatkan, meskipun atribut Sepatu Houtu tetap tidak diketahui oleh kelompok mereka.
Dengan demikian, hanya tiga artefak yaitu Topi Merah, Meriam Petir Ungu, dan Daluo Xingpan yang asal-usulnya belum bisa dipastikan.
Tapi jika benda-benda itu berasal dari Mo Jun, tidak mungkin Tuan Yuan Shi menggunakannya sesering ini. Itu sama saja dengan terang-terangan berkata: "Ayo lihat! Saksikanlah aku sang penerus Warisan Mo Jun!"
——Meskipun Asano Ryo tidak percaya bahwa Tuan Yuan Shi adalah penerus Warisan Mo Jun.
Tentu saja, Asano Ryo masih ingat Tuan Yuan Shi sering menggunakan sarung tangan mage angin itu. Tapi dia tidak mungkin membocorkan semua rahasia Yuan Shi, cukup berikan sebagian informasi untuk memenuhi tuntutan organisasi Heavenly Punishment.
Tidak boleh sama sekali diam, tapi juga tidak boleh mengungkapkan semuanya.
Hunter mengerutkan alisnya setelah mendengar penjelasan, lalu menanyakan detail fungsi artefak-artefak tersebut. Ia kemudian menatap pemuda pirang berwajah serius itu dan berkata:
"Topi merah lembut itu sepertinya mengacu pada Topi Merah dari dongeng."
Pemuda pirang itu menyahut:
"Belum tentu. Topi merah itu dikatakan memiliki kemampuan mutasi, tapi dia tidak menyebutkannya... Itu tidak penting. Itu bukan artefak milik 'orang itu'."
Hunter mengangguk kecil, lalu mengeluarkan ponsel dan membuka sebuah dokumen yang ditunjukkan ke Asano Ryo:
"Perhatikan baik-baik. Pernahkah kamu melihat artefak-artefak yang terdaftar di sini?"
Asano Ryo mengangguk, menerima ponsel dengan kedua tangan, lalu membaca dokumen dengan cermat. Dokumen tersebut berisi gambar berbagai artefak disertai deskripsi singkat kemampuan masing-masing.
Deskripsinya tidak terlalu detail, mungkin berdasarkan kemampuan eksternal yang ditunjukkan artefak.
Total ada enam belas artefak dalam dokumen, tersebar di dua region besar milik faksi tatanan dan kejahatan. Dari deskripsi, grade terendah adalah Tahap Sage, tidak ada yang level Transcendent.
Tentu saja, Mo Jun yang terkenal di luar negeri saat itu sepertinya sudah mencapai level Sovereign?
Setelah melihat katalog, Asano Ryo menggelengkan kepala: "Maaf, saya belum pernah melihat Tuan Yuan Shi menggunakan artefak dalam katalog ini."
Hunter dan tiga pemuda saling bertatapan.
Kobe Ichiro yang pandai membaca situasi tertawa renyah: "Ryo-chan hanya bertemu Tuan Yuan Shi dua kali, itupun di dungeon. Mereka tidak akrab."
Pemuda angkuh dengan wajah sangat tampan itu menyeringai: "Kalau tidak akrab, kenapa mengundang Ryo-chan bergabung ke faksinya?"
Kobe Ichiro kembali tertawa, "Ryo-chan adalah gadis tercantik di Kelompok Seribu Bangau. Kemanisannya selalu mendapat perlakuan spesial di mana saja."
Ini adalah kode bahwa Yuan Shi Tian Zun si brengsek itu mengincar kecantikan Ryo-chan.
Pemuda angkuh itu menatap wajah Asano Ryo lalu tersenyum paham.
Asano Ryo berdiri anggun dan pamit ke toilet. Saat hendak keluar, pemuda berwajah serius itu berseru:
"Ada satu hal lagi yang membutuhkan kerjasama Nona Asano Ryo!"
Asano Ryo tersenyum: "Silakan."
Pemuda berambut emas berkata: "Segala kejadian dalam pesta hari ini tidak boleh diberitahu kepada siapapun, terutama Yuan Shi Tian Zun. Ini bukan sekadar janji lisan, kamu harus membuat kontrak."
Asano Ryo mengepalkan tangan kecilnya yang tersembunyi dalam kimono, wajahnya tetap menunjukkan senyum rendah hati yang kalem: "Baik."
Setelah berkata demikian, ia menatap tajam pemuda berambut emas itu, menunggu pengambilan artefak kontrak.
Ekspresi dingin pemuda berambut emas tidak berubah, suaranya datar: "Tatap mataku dan ucapkan sumpah padaku."
Apakah dia berprofesi Ksatria? Asano Ryo terkejut. Profesi Ksatria sangat langka, seumur hidupnya ini baru pertama kali bertemu yang masih hidup.
Asano Ryo mengumpulkan keberanian, menatap mata lawannya. Di dalam sorot mata biru muda itu tiba-tiba memancarkan cahaya emas yang suci dan berwibawa.
Pemuda itu bersabda: "Ikuti ucapanku: Aku bersumpah tidak akan memberitahu siapapun tentang pembicaraan malam ini. Jika melanggar, biarlah aku kembali ke Lingjing."
"Aku bersumpah tidak akan memberitahu siapapun tentang kejadian malam ini. Jika melanggar, biarlah aku kembali ke Lingjing." Asano Ryo berseru keras.
Pupil mata pemuda itu menyala terang benderang, wajah tampannya kaku seperti patung, suaranya menggema berwibawa: "Telah kusaksikan!"
Seberkas cahaya keemasan menyebar, berubah menjadi angin puyuh yang menyapu kedai arak.
Asano Ryo merasakan getaran di hatinya. Seolah ada aturan yang terbentuk secara mistis, kekuatan yang membelenggu hatinya sesaat lalu menghilang.
"Kontrak telah terbentuk, tamu terhormat hukuman langit menarik kembali pandangan mereka, melanjutkan minum arak. Asano Ryo membuka pintu kedai arak, melangkah dengan langkah kecil menuju toilet. Semakin cepat dia berjalan, langkah kecil berubah menjadi jalan cepat, lalu menjadi lari kecil."
"Sampai di toilet, dia mendorong masuk ke bilik kosong. Asano Ryo bersandar di pintu, memegangi dadanya sambil terengah-engah."
"Ekspresinya berubah sangat panik, ketenangan dan keanggunan di meja minum sirna seketika. Hanya satu pikiran yang tersisa di benaknya:"
"Yuan Shi Tian Zun adalah penerus Warisan Mo Jun!!"
"Tidak mungkin salah! Dia melihat dua artefak familiar di katalog - sebuah cincin yang bisa mengubah penampilan, dan sarung tangan biru milik mage angin."
"Sarung tangan mage angin tidak perlu diragukan lagi. Tentang cincin itu, dia pernah melihatnya di dungeon pembunuhan."
"Saat menjelajahi hutan purba, Tuan Yuan Shi sengaja mengubah penampilan agar tidak menjadi target Profesi Jahat. Saat itu dia mengenakan cincin tersebut."
"Jika satu artefak mungkin kebetulan, bagaimana dengan dua artefak yang sama...?"
"'Aku harus memperingatkan Tuan Yuan Shi! Kalau tidak, dia akan ketahuan oleh hukuman langit! Tapi aku sudah bersumpah, tidak boleh membocorkan.'"
"'Aku butuh artefak yang bisa menahan kontrak, atau artefak pengalihan kerusakan...'"
"Tapi selain masalah keberadaan artefak semacam itu, bahkan jika ada, artefak dengan fungsi seperti itu bukanlah sesuatu yang bisa dia dapatkan."
"Pikiran Asano Ryo berputar cepat. Keringat mengucur deras di dahinya yang cemas."
Tiba-tiba, hatinya berdesir. Mengapa tidak bertanya pada Tuan Yuan Shi? Dia memiliki banyak harta karun, dan sebagai bintang Aliansi Lima Unsur, bahkan jika tidak memiliki artefak seperti ini, pasti punya saluran untuk meminjamnya.
Padahal ada dukungan sebesar ini, mengapa masih cemas sendirian?
Memikirkan ini, Asano Ryo buru-buru merogoh ponsel dari saku dalam kimono-nya, membuka aplikasi chat, dan mengirim pesan ke Yuan Shi Tian Zun:
"Tuan Yuan Shi, ada urusan mendesak yang ingin kukonsultasikan. Di bawah kesaksian Ksatria, aku terpaksa membuat kontrak. Adakah cara untuk menahan kekuatan kontrak?"
Setelah berpikir sebentar, dia menambahkan:
"Tidak perlu menyelesaikan kontrak sepenuhnya, cukup alihkan kerusakan atau pengganti mati, sekali saja cukup."
……
Zhang Yuanqing sedang asyik minum arak dan bercengkerama dengan ibu mertua yang cantik molek - gelas anggur, cahaya lilin, hidangan mewah.
Lokasinya di villa Fu Qingyang.
30 menit yang lalu urusan penting sudah selesai dibahas. Ibu mertua langsung menandatangani kontrak, memilih opsi kedua: membeli 5% saham dengan harga 1 miliar Federasi Dolar, plus pinjaman 1 miliar Federasi Dolar tanpa bunga sebagai modal awal.
Fu Qingyang langsung pergi setelah menandatangani kontrak. Dia masih harus berlatih tebasan di ruang latihan, tak ada waktu untuk mendengarkan omelan Bibi yang menyebalkan.
Fu Xue membentak, "Pergi!! Pergi!! Jangan ganggu waktu berkualitasku dengan putraku!"
Di meja makan, Zhang Yuanqing dengan sigap menuangkan arak untuk ibu mertua, memuji, "Ibu benar-benar wanita karier. Guan Ya jauh ketinggalan dibanding Ibu. Mari kita kelola perusahaan bersama, besarkan dan kuatkan. Selamat bekerja sama!"
Fu Xue langsung memarahinya, "Jangan kira aku tidak tahu niat jahatmu, bukannya cuma ingin mengikatku ke kapal bajak lautmu? Dengan begitu aku harus tetap di jalan yang salah. Tapi kau menawar dengan harga yang tak bisa kutolak, aku pasrah."
Fu Xue sudah minum banyak arak, sudut mata dan alisnya memerah, sorot matanya berkaca-kaca dan menggoda, suaranya semakin keras.
Dia berkata, "Kamu tidak tahu, keluarga Fu sama sekali tidak punya rasa kemanusiaan. Untuk hidup nyaman, harus bekerja sekuat tenaga. Keledai tim produksi pun tidak sesukses aku."
Zhang Yuanqing berkata, "Wah, Bu, meski lama di luar negeri, masih bisa main meme. Ayo bersulang!"
Fu Xue menenggak anggur merah, melanjutkan, "Kamu tak tahu betapa sulitnya kami yatim-piatu. Bakatku biasa saja, kemampuanku biasa, cuma cantik tapi tak punya skill. Setiap hari dihina anjing-anjing di keluarga. Hal baik tak pernah datang. Dayang Guan Ya memang berbakat, tapi dia malas! Dia tidak hanya tak memahamiku, bahkan mengutukku. Jangan kira aku tak tahu, ibu ini Pengintai. Kutukan saja tak apa, tapi dia malas naik level, sengaja menghentikan leveling. Bangsat!"
Zhang Yuanqing kaget, "Bu, Ibu mabuk bicara ngawur. Ibu masih ingat siapa ibu Guan Ya?"
Fu Xue dengan sedih berkata, "Jangan menyela, aku belum selesai bicara... Bahkan teman pun menindasku. Begitu dengar aku mau pinjam uang, dia langsung minta separuh saham, dan merasa berhak atas itu. Kami bertengkar lama sekali, akhirnya dia mau hanya 10% saham. Oh ya, dia juga memarahimu sebagai orang jahat."
Zhang Yuanqing marah, "Siapa temanmu itu? Berikan alamatnya, aku jamin akan menghajarnya sampai ibunya sendiri tak mengenalinya!"
Fu Xue melambaikan tangan, "Lupakan dia. Syukurlah kau berbakti, mengerti kesulitanku. Ayo, Putra, kita bersulang."
Setelah tiga putaran arak, Fu Xue bersandar di dada Zhang Yuanqing sambil tersedu-sedu.
Zhang Yuanqing hendak memanggil Bunny Girls untuk mengangkat si pemabuk ini ke kamar, tiba-tiba ponsel berbunyi "Dingdong".
Itu pesan dari Asano Ryo.
"Bagaimana cara menahan kekuatan kontrak? Kalau ada caranya, apa aku harus pakai topi kerja dan bercinta dengan Kakak Guan Ya?" gumam Zhang Yuanqing dalam hati.
"Ding!"
Tak lama pesan kedua masuk.
Sambil menopang Fu Xue yang mabuk berat dan memegang ponsel, Zhang Yuanqing mengerutkan alis: "Cukup sekali saja? Ada masalah apa dengan Asano Ryo?"
……
