Lokasi Tambang Pasir Fang
Segera, 27 Spirit Realm Walker cabang Nanming yang tersisa berkumpul cepat di bawah gedung kepolisian. Semua wajah memancarkan semangat membara dengan tekad tinggi.
Sebelum turun, Petugas Pemberantas Narkoba memberi penjelasan singkat: San Qing Dao Zu atas permintaan markas besar datang menginspeksi cabang Nanming untuk operasi penghapusan kejahatan.
Awalnya anggota cabang hanya terkejut namun tidak antusias. Inspeksi petugas senior memang rutin tiap tahun - paling-paling mereka akan membunuh beberapa Gu Sorcerer dari Perkumpulan Spiritual.
Lebih sering hanya membersihkan kekuatan sampah dari orang biasa, lalu tinggal beberapa waktu agar kondisi keamanan Kota Nanming membaik sementara, membuat narkoba di klub malam hilang 10-15 hari.
Setelah itu segalanya kembali seperti semula.
Kondisi perbatasan memang seperti ini. Letak geografis menentukan keadaan keamanan. Jangankan petugas atau Sovereign, negara pun tak bisa mengubahnya.
Tapi satu kalimat Petugas Pemberantas Narkoba mengubah pikiran anggota pihak resmi: "Bersiaplah untuk berkorban."
"Kalimat ini bagai suntikan semangat, memberi semua orang tekad tak terbatas dan energi yang berlimpah."
Semua orang mengambil senjata api dengan cepat, berlari keluar dari area kerja, berkumpul hanya dalam 50 detik.
Xuehai Wuya, sang pengendali di balik layar, berdiri di depan jendela lantai ke langit sambil melihat mobil-mobil hitam meninggalkan kepolisian. Ia berbicara cepat:
"Perintahkan Kepolisian Kabupaten Yuhu siaga, Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Yuhu siaga, Tim Lalu Lintas Kabupaten Yuhu. Matikan kamera pengawas jalan di sekitar Tambang Pasir Keluarga Fang Yuhu, tutup jalan-jalan terdekat..."
Asisten perempuan menyampaikan perintah sambil mengungkapkan kekhawatiran:
"Benarkah tambang pasir itu markas? Kita tidak familiar dengan tata letak dan jalan setapak di sana. Tanpa penyusunan taktik dan persiapan spesifik, langsung menyerbu begitu saja sangat..."
Ia menarik napas dalam, memberanikan diri: "Sangat tidak bijaksana. Kapten, kita harus memberi peringatan. Selain itu, dengan keahlian dan wawasan Kapten, pasti bisa menyusun taktik stabil sebelum mereka sampai di tambang..."
Sebelum selesai bicara, Xuehai Wuya memotong:
"Memang tidak bijak. Tapi kau pikir Petugas Sanqing Daozu ini pemula? Kita tidak mengenalnya, tapi untuk jadi petugas senior pasti tidak bodoh. Atau Petugas Pemburu Racun itu pemula? Ia sudah bertarung di garis depan sebelum kau bergabung."
"Masalah yang kau pikirkan, apakah mereka tidak tahu? Kalau berani bertindak seperti ini, pasti ada alasan dan keyakinan. Tunggu saja Kabar Kemenangan."
Asisten perempuan diam, kekhawatiran berubah menjadi harapan.
……
6 mobil van tua membentuk tim, melaju kencang di jalanan kota. Infrastruktur kota perbatasan tidak bisa dibandingkan dengan Songhai.
Jalan dua lajur dengan marka yang sudah aus, berdebu dan kurang rapi. Untungnya kondisi jalan bagus tanpa kemacetan seperti kota besar.
Zhang Yuanqing duduk di mobil terdepan, sibuk bermain ponsel.
Grup chat faksi Kebangkitan Para Arwah.
Waktu istirahat 60 menit belum habis, tapi grup sudah ramai dengan percakapan.
Karena masuk dungeon Level B, hasil jarahan biasa saja. Tapi dua kejadian di dunia nyata membuat anggota faksi yang baru keluar dungeon terkejut.
Sun Miaomiao: Astaga! Penerus Warisan Mo Jun muncul! Dia menculik sepupu Ling Jun, Miao Tenger. Delegasi hukuman langit juga sudah tiba di Tiongkok. Baru beberapa hari di dungeon, dunia luar sudah berubah drastis.
Tianxia Guihuo: Penerus Mo Jun muncul? Baru setahun sejak Mo Jun binasa. Mustahil penerusnya bisa menculik Miao Tenger.
Xiahou Aotian: Karena kalian bertanya dengan tulus, aku akan memberitahu - Penerus Mo Jun mungkin bergabung dengan Mawar Malam atau Taiyi Men. Penculikan Miao Tenger terkait warisan Mo Jun.
Zhao Chenghuang: Dari mana kamu tahu ini?
Yuan Shi Tian Zun: Aku yang bilang.
Zhang Yuanqing menjelaskan kronologi kejadian dengan bahasa sesingkat mungkin.
Zhao Chenghuang: Jika benar begitu, ini masalah besar. Jika penerus Warisan Mo Jun bergabung dengan Mawar Malam, begitu Ling Tuo mendapatkan warisan Mo Jun, dia mungkin bisa melampaui Pemimpin Sekte.
Sun Miaomiao: Ceritakan detailnya.
Zhao Chenghuang: Kakek spiritual pernah berkata, ada sesuatu yang sangat dihargai Pemimpin Sekte pada diri Mo Jun.
Ling Tuo mempelajari Taiyin. Sebagai Semi-dewa, pasti dia sudah mendapatkan sebagian fragmen Taiyin. Jika Ling Tuo bisa mengumpulkan Sumber Taiyin sepenuhnya, mengikuti prinsip Taiyin yang mengatasi bintang, dia akan menjadi Night Wanderer terkuat di dunia... Zhang Yuanqing menghela napas tanpa alasan, tekanan di bahunya terasa berat.
Setelah beberapa percakapan di grup chat, topik beralih ke tim kunjungan dari Hukuman Langit.
Zhao Chenghuang: Pemimpin tim kunjungan bernama "Hunter Demon", Eksekutor level satu dari Departemen Luar Negeri Hukuman Langit. Setelah kucek, dia biasa menangani Eropa. Entah kenapa sekarang datang ke sini. Dia membawa 3 anak buah: Osmon Harry, Hoover York, dan Xavier Charles.
Hong Jige: Cukup! Nama asing bikin pusing. Nama dari Jepang dan Korea lebih sesuai selera estetikku.
Tak ada yang menghiraukan gumaman Hong Jige. Zhao Chenghuang melanjutkan:
Kecuali Xavier Charles yang tak ada data detail, Osmon dan Hoover sama-sama level enam terhebat, setara dengan Empat Tuan Terhormat pihak resmi. Ini akan jadi pertunjukan menarik.
Sun Miaomiao: Iya iya, sayangnya Pangeran Uang sudah jadi Sovereign, kalau tidak kita bisa lihat dia membantai elite Tianfa.
Zhao Chenghuang: Elite Tianfa bukan yang muda-muda, tapi generasi tua. Di antara mereka ada yang selevel Pangeran Uang, mungkin bahkan lebih kuat.
Sun Miaomiao: Kita juga punya generasi tua. Hari ini tidur saja dulu, nanti tunggu exchange meeting. Denger-denger Tianfa mau adain exchange meeting, si Osmond pengin tantang Huogongzi buat balas dendam.
Saat dua keturunan Elder berdiskusi, yang lain pada diam.
Karena menyangkut intel Region Besar Pertama, dua fire master biasa seperti Yuan Shi Tian Zun dan anggota biasa tak bisa ikut nimbrung. Xiahou Aotian dan Guan Ya juga gak tertarik sama Tianfa.
Tapi dengar soal exchange meeting, mereka langsung semangat.
Tiba-tiba Zhang Yuanqing mengetik:
Yuan Shi Tian Zun: Oke, waktunya. Pengumuman penting: semua anggota bersiap-siap, 10 menit lagi masuk dungeon faksi berikutnya.
Sun Miaomiao: ???
Guan Ya: ???
Hong Jige: ???
Xiao Yuan: ???
Zhao Chenghuang yang arogan dingin dan Tianxia Guihuo yang bijaksana tenang gak kirim tanda tanya, meski otak mereka pasti penuh ???.
Asano Ryo yang cuma figuran gak berkomentar.
Mau nonton exchange meeting? Hah, mana mungkin gue kasih kalian kesempatan kontak Tianfa... Tanpa ragu Zhang Yuanqing buka panel faksi dan aktifkan dungeon faksi.
Notifikasi Lingjing bergema di telinga semua anggota.
Ding! Lingjing sedang dibuat, harap tunggu...
Dungeon faksi Lingjing selesai dibuat.
Nomor: 092——Catatan Misterius Pasar Hantu Lin'an.
Tingkat Kesulitan: A
Tipe: Multiplayer (tipe kematian)
Misi Utama: Menyelidiki kelainan di Pasar Gelap Lin'an yang dihantui.
Catatan: Barang non-Lingjing dilarang dibawa masuk.
Pengenalan Lingjing No.367: Tahun 1127 Masehi, tahun Dinghai, tahun ketiga Baoqing. Mongolia menghancurkan Xia Barat, membantai sejauh 300 li. Para pengungsi yang tak terhitung jumlahnya mengungsi ke selatan. Belakangan ini kejadian aneh sering terjadi di Pasar Gelap Lin'an - ada yang melihat pasukan hantu berkeliaran di malam hari, anak-anak sering menghilang, mayat tanpa kepala mengetuk pintu tengah malam... Kantor polisi Lin'an gagal menyelidiki kasus ini, membuat masyarakat resah.
Ternyata dungeon level A. Dari deskripsi Lingjing, mungkin ini ulah pengungsi Xia Barat dan pendekar dunia persilatan... Zhang Yuanqing mengelus dagunya. Mengabaikan protes anggota grup chat, ia segera mengaktifkan dungeon dan memasukkan daftar anggota Tingkat Sage kecuali Xiahou Aotian dan dirinya sendiri.
Xiahou Aotian baru-baru ini harus bekerja di pabrik mengencangkan sekrup. Zhang Yuanqing berencana membimbingnya secara khusus lain waktu, jadi tidak termasuk dalam daftar kali ini.
Sun Miaomiao: Yuan Shi Tian Zun bajingan! Aku masih pakai piyama...
Hong Jige: Dasar idiot! Masih sempat ngomel padahal pakai piyama? Oh, maksudmu mau masuk dungeon tetap pakai piyama ya?
Sun Miaomiao tidak membalas, mungkin sedang berganti baju dari piyama.
Zhao Chenghuang, Tianxia Guihuo, dan Xiao Yuan yang tadinya kesal, melihat ini adalah dungeon level A, dendam mereka langsung menghilang.
Tingkat kesulitan tinggi berarti hadiah besar - sesuai kebutuhan mereka.
Zhang Yuanqing terdiam menunggu 60 detik. Setelah mendengar pengumuman sistem Lingjing yang mengonfirmasi mereka sudah masuk, barulah ia lega.
Menurut pengenalan Lingjing, dungeon yang melibatkan penyelidikan dan penanganan kasus seperti ini waktunya tidak akan singkat.
Selanjutnya fokus menangani urusan di depan mata.
……
Penanggung jawab tambang pasir bernama Li Zhengde, sama sekali tidak punya moral.
Orang tua yang memberinya nama ini juga tidak bermoral. Lahir dari keluarga miskin, sejak kecil dia hidup dengan mencuri ayam dan meraba-raba. Empat saudara kandung seayah beda ibu di keluarganya dipupuk oleh orang tua menjadi pencuri profesional yang berkeliaran di area wisata untuk menggasak uang pengunjung.
Kemudian pemerintah mulai membersihkan, memasukkan mereka ke daftar hitam dan mengusir dari area wisata. Saat masa sulit, ayah bahkan ingin memotong kedua kakinya, tapi dicegah keras oleh ibu.
Belakangan, sebuah kelompok dengan kemampuan khusus menampungnya, mengajarkan penggunaan senjata api, pertarungan, dan pengetahuan kontra-penyelidikan, lalu menugaskannya mengangkut narkoba.
Berjalannya waktu lebih dari sepuluh tahun, Li Zhengde tetap mengabdi pada Perkumpulan Spiritual. Dengan keberanian pantang mati dan kemampuan menjilat, dia melayani para tuan besar perkumpulan dengan nyaman, naik dari pengedar narkoba menjadi bos tambang pasir ini.
Tambang pasir adalah bisnis sampingan, di balik layar menjadi markas Perkumpulan Spiritual untuk menyimpan narkoba dan perdagangan manusia.
Tambang pasir dikelilingi tiga sisi gunung, lokasi terpencil. Sistem kamera pengawas perkotaan tak berfungsi di sini. Jika ada masalah, bisa kabur ke pegunungan.
Di gunung ada perangkap beracun yang dipasang Perkumpulan Spiritual. Jika aparat kepolisian berani datang, pasti masuk tapi tidak bisa keluar.
Saat ini, Li Zhengde sedang menunggu di luar gubuk hijau. Dari dalam terdengar jeritan tajam perempuan muda dan suara denting ranjang double.
Itu adalah anggota Perkumpulan Spiritual yang sedang dilayani oleh "pendatang baru".
Orang-orang yang ditangkap organisasi akan ditempatkan di asrama gubuk hijau. Perempuan di satu bangunan, laki-laki di bangunan lain. Saat ini belum ada ekspansi bisnis ke anak-anak.
Model bisnis utamanya adalah merekam video sengatan listrik dan penyiksaan untuk memeras keluarga korban, menjual ke Free Federation dan Benua Barat sebagai budak kerja, serta menjual ke bos luar negeri sebagai budak pemuas kebutuhan biologis.
Tentu saja, "barang" bisa digunakan berulang kali sebelum dijual.
Li Zhengde menjilat lidahnya, membayangkan bisa mencicipi rasa malam ini setelah Da Lao selesai menikmati.
Setelah dua pemimpin markas "Tikus Hitam" dan "Kecoa" gugur, perdagangan narkoba dan manusia di tambang pasir dihentikan. Pekerjaan tambang juga berhenti. Semua orang dilarang keluar menunggu kedatangan pemimpin baru.
Saat ini hanya tersisa tiga orang berkemampuan supernatural di tambang pasir: satu suka berjudi main kartu dengan anak buah di gudang, satu suka wanita cantik bermain di asrama gubuk hijau.
Satu lagi menyukai pesona pria, juga menikmati budak laki-laki di gubuk hijau.
Sosok itu memiliki postur dan wajah yang menawan, sayangnya memiliki kecenderungan sadis. Setiap budak pria yang dilayaninya selalu berakhir mengenaskan.
Misalnya, dia menerapkan standar ketat untuk daya tahan - di bawah 10 menit dianggap sampah yang akan digantung dan disiksa dengan cambuk serta tongkat listrik.
Yang bertahan di bawah 20 menit akan dipasangi cincin emas pengunci selama tiga hari.
Hanya yang bisa bertahan lebih dari 30 menit setiap kali yang dianggap lolos uji.
“Li Zhengde sudah tak muda lagi, tombaknya semakin lemas, benar-benar tak bisa memuaskan sang junjungan. Lebih baik berhenti mencari siksaan.”
Saat itu, suara dari dalam kamar berhenti. Lalu pintu asrama yang kedap suara terbuka, seorang pemuda berhidung mancung bibir tipis dengan tatapan dingin keluar.
Li Zhengde melirik diam-diam ke dalam. Siluet tubuh berambut putih terlihat sesaat sebelum pintu asrama tertutup rapat.
Li Zhengde menarik pandangannya, lalu merangkul dengan sikap menjilat sambil mengacungkan jempol:
"Kapten Gao hebat! Andai saja hamba punya sepersepuluh kemampuan Paduka."
Pemuda bermarga Gao berhidung mancung itu berkata datar: "Ini biasa saja. Orang sejenis kami memang punya stamina luar biasa."
Li Zhengde menghela napas: "Andai saja hamba bisa menjadi seperti Paduka."
Kapten Gao menatapnya tajam, mendengus:
"Kau dibesarkan dalam kemewahan. Meski kejahatanmu menumpuk, hidupmu tetap nyaman. Karena tak pernah merasakan keputusasaan, kau tak punya keinginan membalas dendam pada dunia. Itulah sebabnya kau takkan pernah jadi seperti kami."
Li Zhengde cepat-cepat membungkuk, mengiyakan, "Benar, benar. Paduka berbakat alamiah, hamba cuma sampah busuk."
Kapten Gao mengangguk, "Perketat pengawasan. Siapapun yang ketahuan menyelinap keluar, bunuh di tempat."
"Siap!" Li Zhengde menjawab, lalu bertanya cemas, "Kapten... apakah masalah kali ini besar?"
"Si Pemburu Racun dari kepolisian memang selalu merepotkan. Kegagalan dua junjungan kita karena keterbatasan kemampuan mereka, tapi masih dalam batas wajar." Tiba-tiba Kapten Gao menyeringai dingin:
“Ini adalah wilayah Perkumpulan Spiritual, kelompok pihak resmi itu cuma pura-plya tiap tahun. Berani mereka perang total dengan kita? Ini belum akhir tahun, para petinggi belum masuk masa 'penilaian kinerja'."
“Lagipula tambang pasir ini baru dua tahun, cara kerja kita selalu rahasia. Tidak akan ketahuan. Nanti ajak beberapa anak buah, ikut aku patroli ke gunung.”
“Siap!” Li Zhengde membungkuk hormat.
Kapten Gao meliriknya, lalu melihat gadis di tenda hijau sambil menjilat bibir: “Cewek itu masih segar, malam ini kuhadiahkan untukmu.”
Li Zhengde girang bukan main: “Terima kasih Kapten Gao, terima kasih Ka...”
Tiba-tiba ia merasakan cairan hangat mengucur di kepalanya. Dengan bingung ia mendongak, melihat tangan berlumuran darah menembus dada Kapten Gao, menggenggam jantung merah segar.
Kapten Gao sendiri membelalakkan mata, tak percaya memandangi dadanya yang berlubang.
