Perubahan yang Sudah Diduga
Keesokan hari, pukul 11:30 siang.
Gurun Gobi barat laut yang luas membentang, batuan merah-kekuningan bergelombang tak berujung hingga ke kaki langit.
Di balik sebuah bukit pasir tersembunyi, beberapa pohon Suosuo kerdil lesu diterpa sengatan Taiyang.
Raja Mata Iblis dengan ikat kepala olahraga melangkah di tanah gersang yang gembur dan tandus, mengitari bukit pasir lalu melihat Ketua Zhi Sha Gong dan Fu Qingyang yang bersembunyi di balik bayangan bukit.
Tatapan Raja Mata Iblis menyapu sepatu kulit putih bersih Pangeran Uang, lalu beralih ke ujung rok bersih Ketua Zhi Sha Gong. Sudut mulutnya melengkung membentuk senyum berbahaya:
"Apa sudah kubilang? Elang patroli Pasukan Militer berputar di atas Gurun Gobi. Kendaraan bermotor atau pesawat pasti terdeteksi. Kalian anggap perkataanku angin lalu?"
"Jika menghambat kebangkitan Yuan Shi Tian Zun, kubuat kalian mati bersamaku!"
Fu Qingyang berkata dingin: "Kami ditransmisikan."
Ketua Zhi Sha Gong: "Kampungan!"
...Raja Mata Iblis memaksakan diri: "Hmph, pihak resmi memang kaya raya."
"Artefak teleportasi ini milikku, bukan dari Aliansi Lima Unsur." Ketua Zhi Sha Gong membuka inventory dan mengeluarkan teko tembaga kecil berbalut emas-biru.
Tutup teko dibuka, lalu digoyang perlahan.
Tubuh telanjang "Prak!" jatuh ke bukit pasir, berlumuran cairan emas kental. Cairan meresap ke tanah, batuan keras tiba-tiba ditumbuhi semak saxaul. Aura kehidupan berputar di sekitarnya, beberapa tanaman gurun bergetar "gemeresik" lalu tumbuh beberapa sentimeter.
Meski cairan sumber kehidupan ini berkualitas legendaris, perhatian Raja Mata Iblis dan Fu Qingyang tertuju pada klon Yuan Shi Tian Zun yang memancarkan kilauan.
Klon dibuat menggunakan darah kehidupan tubuh asli, dibantu dengan lumpur cairan sumber kehidupan, identik sempurna dengan tubuh asli.
Raja Mata Iblis mengangguk pelan: "Memang aura energinya. Jika saja Yuan Shi Tian Zun belum benar-benar musnah tubuh dan jiwanya, jasad ini bisa menjadi wadah kebangkitannya kembali."
Bagi Night Wanderer dan Illusionist, memiliki tubuh yang seakar dan seasal seperti ini sudah cukup untuk menghidupkan kembali di tempat.
Selanjutnya, kedua belah pihak melakukan pertukaran barang-barang yang diperlukan.
Mata Iblis mendapatkan klon Yuan Shi Tian Zun, gulungan kulit kambing (artefak teleportasi), sementara Fu Qingyang memperoleh nomor ponsel Raja Pisau Hantu dan Jendral Bulan Perak.
……
Setelah makan siang, Jendral Bulan Perak seperti biasa mendatangi tempat bertapa Raja Pisau Hantu untuk menantangnya berduel.
Demon Tempter adalah profesi bertipe tempur, mirip dengan Pengintai di faksi tatanan. Kemampuan bertarung mereka harus diasah melalui latihan, baru bisa semakin kuat.
Tempat tinggal Raja Pisau Hantu terdiri dari dua rumah sederhana dan sebuah halaman kecil. Angin barat laut yang kencang membawa pasir membuat kaca, tembok, dan pintu pekarangan terlihat kusam.
"Pisau Hantu, ayo bertarung!" Jendral Bulan Perak menepuk-nepuk pintu pekarangan.
Dari dalam halaman terdengar suara kesal Raja Pisau Hantu: "Nggak mau!"
Raja Pisau Hantu enggan melawan Yin Yue. Sebagai Dewa Perang Kuno level delapan senior, dia hanya perlu 70% kekuatan untuk menekannya, 80% sudah bisa membunuhnya.
Baginya, bertarung dengan Yin Yue hanyalah latihan. Sebagai sesama Sovereign Pasukan Militer, dia tak bisa benar-benar membantai lawan.
—— Larangan membunuh bagi Demon Tempter adalah bentuk siksaan terselubung.
“Setiap kali pertempuran mencapai puncak semangat, dia harus menahan niat membunuh. Pertarungan seperti ini tak ada artinya, bahkan bisa disebut penyiksaan.”
Mendengar itu, Jenderal Bulan Perak merenung. Mata Iblis kini telah berevolusi, satu tatapan saja bisa melumpuhkannya. Pemusnahan memiliki sifat membunuh yang keji, jika emosinya benar-benar tersulut, bahkan Xiuluo pun berani dihabisi, apalagi dirinya. Mati di tangan Pemusnahan akan sangat menyebalkan.
Kalau Tianwang Ketakutan, sosok yang mampu bersaing dengan semi-dewa, tak ada gunanya bertarung.
Setelah dipikir-pikir, Raja Pisau Hantu memang lebih cocok jadi partner latihan. Maka diangkatnya tangan besar seperti kipas anyaman, menghantam pintu pekarangan "Duaaang Duaaang" dua kali, lalu membentak:
“Pisau Hantu! Laozi datang mengirim tantangan! Kalau tidak berani datang kau cuma pengecut, Si Sakit dari Barat Laut!”
Begitu ucapannya menggema, niat membunuh mendidih di dalam pekarangan. Dua daun pintu kayu berdentam pecah. Raja Pisau Hantu pun muncul.
Sosok pria paruh baya dengan tinggi biasa, wajah biasa, kulit legam berkilau. Mengenakan baju kasar coklat tua, ikat betis, persis gambaran kakek tua dari barat laut.
Tapi di punggungnya tergantung pisau melengkung berbilah merah dengan sarung besi hitam. Matanya seakan selalu menyala oleh semangat tempur yang membara.
Raja Pisau Hantu memicingkan mata: “Hari ini Laozi akan memaksamu memanggil Ayah!”
Jenderal Bulan Perak tak mau kalah, mendengus: “Jurusan ini memang ampuh untukmu.”
Raja Pisau Hantu telah mencabut pisau melengkungnya, menggenggam erat: “Jangan banyak omong. Pisauku sudah tak sabar untuk menghirup darah.”
Saat Jenderal Bulan Perak hendak menyebut "tempat biasa", ponsel di saku celananya berbunyi.
“Panggilan tak dikenal, lokasi nomor menunjukkan Songhai.”
Raja Pisau Hantu mengangkat telepon, berkata dingin: “Siapa?”
Mereka menggunakan kartu telepon biasa, tanpa kuota internet atau paket bulanan, jenis yang bahkan tak dihiraukan oleh sales promosi.
Suara sama dinginnya terdengar dari seberang:
“Aku Fu Qingyang! Pisau Hantu, ku tantang kau. Kepalamu akan kujadikan persembahan bendera. Punya 'benih' (keberanian)? Datanglah! Lokasinya 60 li tenggara Gunung Suci Pasukan Militer.”
Mata Raja Pisau Hantu tiba-tiba bersinar, tubuhnya berguncang, gelora pertarungannya menjelma menjadi angin puyuh konkret yang menerbangkan pasir.
Jenderal Bulan Perak menekan bahu Raja Pisau Hantu, menyeringai dingin:
“Fu Qingyang, konspirasi apa lagi yang kau rancang? Pengintai licik, kami takkan tertipu.”
Dia berniat memanggil elang peliharaannya untuk menyelidiki apakah Fu Qingyang benar-benar ada di barat laut.
Posisi Jenderal Bulan Perak di Pasukan Militer lebih condong ke Kepala Rumah Tangga, administrator, dan mamanya.
Empat Raja Langit memang berbakat dalam bertarung, tapi tak piawai mengelola faksi. Jenderal Bulan Perak terpaksa mengurusi urusan internal Pasukan Militer.
Pengalaman masa budak membuatnya ahli menahan diri, mengelola hubungan interpersonal dan tugas. Kecerdasan emosionalnya online - kecuali saat menghujat.
Usai mengejek Fu Qingyang, Jenderal Bulan Perak memandang Raja Pisau Hantu, menyeringai sinis:
“Masih mudah terprovokasi. Sesekali gunakan otakmu, timbang untung-rugi. Jangan asal terima tantangan orang. Nanti kau mati kena intrik.”
Saat itu, suara dingin Fu Qingyang kembali terdengar dari pengeras suara:
"Yin Yue, kau anak haram yang dilahirkan dari budak hina. Datanglah ke Songhai dan tunduk padaku. Aku sudah menyiapkan cangkul emas untukmu. Mulai sekarang, akulah majikanmu."
"Cào!" Jenderal Bulan Perak merasa kulit kepalanya seperti meledak, wajahnya memerah seketika. Luka lama di hatinya terkoyak kembali, amarah membara memenuhi dadanya.
Perkataan Fu Qingyang bagaimana menyiramkan seember tinja ke tubuhnya, mencemari tubuh, jiwa, dan martabat Sang Jenderal Bulan Perak.
"Fu, dasar bermarga Fu! Laozi akan segera membantaimu!"
Kedua Dewa Perang Kuno itu melolong panjang, lutut sedikit ditekuk. Tanah bergemuruh "Boom!" saat dua sosok melesat seperti roket yang meluncur ke langit.
Di wilayah tenggara Gunung Suci sejauh 60 li, Fu Qingyang menutup telepon lalu menghubungi Ketua Zhi Sha Gong: "Selesai!"
……
Di balik bukit pasir tak jauh dari Gunung Suci, Ketua Zhi Sha Gong mengeluarkan Kulit Manusia Sempurna dan mengenakannya sambil membayangkan wujud Jenderal Bulan Perak.
Kulit ajaib itu segera "meleleh", menempel di permukaan kulitnya. Sekejap mata, ia berubah menjadi pria kekar setinggi hampir 2 meter dengan kepala botak, tulang hidung tinggi, serta anting hidung dan bibir.
Dengan langkah mantap ia melesat menuju Gunung Suci. Di kaki gunung, terhampar deretan rumah sederhana bergaya barat laut yang terbuat dari campuran batu dan bata lumpur, mengikuti kontur lereng gunung.
“Ketua Zhi Sha Gong segera tiba di kompleks bangunan di kaki Gunung Suci, berjalan dengan target jelas menuju kediaman Raja Pemusnah.
Sepanjang jalan, Demon-Demon Penggoda dan Tuan Kabut berulang kali membungkuk memberi salam. Kadang Ketua Zhi Sha Gong mengangguk dingin, kadang memaki-maki, mengkritik anggota sekte yang malas dan mabuk. Yang dimaki gemetar ketakutan namun sudah terbiasa.
Tak ada yang menyadari Jenderal Dewa Yin Yue adalah tiruan.
Akhirnya, Ketua Zhi Sha Gong berhenti di depan gerbang pekarangan di lereng gunung. Dengan natural ia mengangkat tangan, memukul kasar pintu gerbang.
Sejenak, pintu terbuka. Seorang wanita kurus berdiri di balik pintu, mengamati dengan tatapan dingin.
"Yin Yue, kau datang ke sini cari mati?" Suara wanita itu melengking.
Tubuhnya kecil kurus, wajah kuning pucat, rambut seperti jerami kering terurai, lingkaran hitam tebal di mata, bola mata penuh urat darah. Tatapannya penuh niat jahat saat menatap.
Mirip wanita paruh baya dengan gangguan jiwa yang kronis kurang tidur.
"Aku datang untuk menyuruhmu bekerja." Wibawa Ketua Zhi Sha Gong tak kalah, suaranya berat dan parau:
"Elang pemburu mengirim info, 50 li arah barat daya ada pasukan kecil licik. Mungkin pasukan pengintai resmi, kau yang uruslah."
Pasukan Militer baru saja menyerang Ibukota. Wajar pihak resmi mengirim pengintai untuk mengumpulkan informasi intelijen.
"Mendengar bisa melakukan pembunuhan besar-besaran, Raja Pemusnah menjilat-jilat bibir dengan bersemangat. Tiba-tiba ia mengerutkan alis, menatap curiga ke arah Ketua Zhi Sha Gong: "Bukannya ini semua sebelumnya tanggung jawabmu?""
Ketua Zhi Sha Gong langsung mengumpat kasar: "Laozi harus bertarung dengan Pisau Hantu, tidak sempat urusi ikan kecil. Mau ikut atau tidak, terserah!""
Setelah berkata demikian, ia berbalik badan dengan sikap "dirinya sendiri yang akan menangani".
"Pergi!! Jangan merebut bahasaku!" Raja Pemusnah menerjang keluar pekarangan. Bayangannya berkedip lalu menghilang disertai angin puyuh.
Ketua Zhi Sha Gong pergi ke arah berlawanan. Setelah menjauhi markas Pasukan Militer, ia merobek kulit manusia dan mengeluarkan ponsel untuk menelepon Raja Mata Iblis:
"Selesai! Kamu bisa menghidupkan kembali Yuan Shi Tian Zun, tapi ingat: keluarkan darahnya dulu, jangan langsung masukkan ke Rahim Ibu Dewi. Harus diingat baik-baik!"
……
"Denting!"
Raja Mata Iblis menendang pintu kamar terbuka, membawa karung goni masuk terburu-buru, lalu cepat-cepat menutup pintu kayu sederhana.
Di dalam kamar, material daging darah berwarna merah tua menutupi lantai seperti lumpur.
Di tengah, material daging darah menumpuk seperti gunung dengan kapsul daging sepanjang tiga meter setengah tertanam di dalamnya.
Antara kapsul daging dan material tersebut terhubung pembuluh darah biru keunguan.
Seluruh gunung daging itu berdenyut perlahan layaknya jantung yang berdetak.
Raja Mata Iblis mengeluarkan Belati, menyobek selaput yang menutupi kapsul daging, lalu merobek seluruh membran tersebut. Setelah itu ia menurunkan karung dan menyeret Yuan Shi Tian Zun keluar:
“Rahim Ibu Dewi hanya bisa menghidupkan kembali sekali. Jika kau kembali ke Lingjing lagi di masa depan, bahkan dewa pun tak bisa menyelamatkanmu.”
Setelah berkata demikian, dia mengangkat Yuan Shi Tian Zun hendak melemparkannya ke kapsul daging, tiba-tiba teringat peringatan Ketua Zhi Sha Gong.
“Harus mengeluarkan darah terlebih dulu...”
Raja Mata Iblis mengerutkan alis. Menurutnya, klon ini sekaligus merupakan daging darah dan keluarga sedarah, memenuhi dua syarat untuk mengaktifkan Rahim Ibu Dewi dengan sempurna. Tak perlu repot mengeluarkan darah.
Cukup langsung dilempar ke Rahim Ibu Dewi sebagai persembahan korban.
Prosedur yang ditekankan berulang kali oleh Ketua Zhi Sha Gong membuatnya bingung. Tiba-tiba, kilatan tajam muncul di mata Raja Mata Iblis.
Dia memikirkan satu kemungkinan.
Jika Yuan Shi Tian Zun langsung dimasukkan ke Rahim Ibu Dewi, mungkin... akan menghidupkan orang lain!
Jika melewati langkah "mengeluarkan darah", berarti memperlakukan Yuan Shi Tian Zun sebagai keluarga sedarah yang dikorbankan. Apakah yang akan bangkit kembali adalah keluarga sedarah Yuan Shi Tian Zun?!
Keluarga sedarah pria ini... Raja Mata Iblis merenung beberapa detik, lalu menunda memikirkannya. Waktu yang tersisa tidak banyak. Menghidupkan kembali Yuan Shi Tian Zun adalah prioritas utama saat ini.
Adapun soal keluarga sedarah, dia tidak peduli dan itu bukan masalah yang harus dipahami sekarang.
Belati tajam menggores arteri di paha. Darah hangat berwarna merah pekat yang kaya energi spiritual mengalir deras, menetes sedikit demi sedikit ke kapsul daging.
Dinding daging mulai merayap, menyerap darah hangat dengan cepat.
Setelah kapsul daging menyerap cukup darah, Raja Mata Iblis meraih kaki besar Yuan Shi Tian Zun dan melemparkannya ke dalam kapsul. Bersamaan itu, pisau ditikamkan ke jantung klonnya, membunuhnya.
Setelah semua ini, Raja Mata Iblis memasukkan pisau ke inventory dan mundur sambil bergumam pelan:
"Hidupkan kembali, Yuan Shi Tian Zun! Dunia ini akan terlalu membosankan tanpamu. Aku butuh kerjasamamu untuk membersihkan dunia kotor ini."
Sorot matanya berapi-api penuh harap.
Selaput daging yang robek segera beregenerasi, menutupi permukaan kapsul daging.
Melalui selaput itu, Raja Mata Iblis menyaksikan klon dalam kapsul perlahan dicerna dan diserap.
Proses ini berlangsung selama tiga menit.
Berhasil... Raja Mata Iblis berseri-seri, menegakkan kepala dengan ekspresi penuh antisipasi seperti ayah muda yang menanti kelahiran anaknya.
Tapi tiba-tiba, kapsul yang merepresentasikan "Rahim Ibu Dewi" mengeluarkan notifikasi:
[Tidak dapat dihidupkan kembali!]
Raja Mata Iblis terpaku melihat informasi ini.
……
