Gedung Akan Runtuh
Mendengar perkataan Chiri Xingguan, para Elder yang hadir tertegun sejenak. Beberapa meragukan pendengaran mereka sendiri, atau mengira roh Chiri Xingguan telah terkontaminasi hingga mengucapkan omong kosong.
Melihat kebingungan Elder Sun dan lainnya, Chiri Xingguan pun menceritakan secara ringkas kejadian di instance Lingjing.
Di akhir penjelasan, ia mengerahkan kekuatan jiwanya untuk menegaskan "intonasi":
"Kalian paham betul beban mental yang ditimbulkan dari menelan paksa tubuh spiritual selevel. Proses fusi gagal, tekad kedua Dewa Angin-Petir saling tarik-menarik dalam satu jasad hingga menyebabkan kekacauan jiwa dan kehilangan akal sehat."
"Karakteristik energi spiritual angin-petir yang beringas dan dominan, tanpa kendali akal sehat, akan menghancurkan segala yang terlihat."
Ia menatap potongan tubuhnya sendiri, "Inilah buktinya."
Baru pada saat ini, Elder Hongying dan yang lainnya menyadari keseriusan situasi. Pikiran mereka berdengung seperti lebah. Dibandingkan dengan gangguan jiwa "Dewa Angin dan Petir", kembalinya Grand Elder Chiri Xingguan (Penghukum Matahari Merah) ke Lingjing terasa sepele, hanya masalah kecil belaka.
Kehilangan satu Sovereign terhebat bukanlah pukulan telak bagi Profesi Tertib. Tapi perseteruan internal dua kepala tim dari hukuman langit yang sama-sama menjadi gila dan masuk daftar buronan Lingjing, ini cukup untuk memicu kekacauan global.
Sedikit kecerobohan saja, tatanan akan runtuh.
Elder Zhao mengerutkan alis sambil menghela napas panjang:
"Kalau begitu, itu sengaja dijadikan umpan oleh kubu jahat. Undangan untuk Grand Elder membersihkan di hukuman langit juga bagian dari rencana mereka. Mereka tidak hanya ingin menghancurkan dua kepala tim, tapi juga sekaligus menyingkirkan Grand Elder. Ling Tuo, Ling Tuo..."
Di akhir ucapannya, nada suaranya terdengar seperti menggigit-gigit gigi.
Sebelum jatuh menjadi , Ling Tuo pernah belajar mantra-magis di bawah bimbingan para Elder sekte, termasuk Chiri Xingguan. Meski tidak secara resmi menjadi guru-murid, hubungan mereka sejatinya seperti itu.
"Cukup bicara! Lao Zhao, kau beri tahu Pemimpin Sekte. Aku akan ke markas besar Aliansi Lima Unsur. Hongying, bawa roh Grand Elder ke Keluarga Xie, minta Leluhur Keluarga Xie membantu membentuk kembali jasadnya." Wajah Elder Sun penuh kegelisahan dan kepedihan:
"Boreas ini terlalu bodoh..."
Tiba-tiba, semua orang mendengar notifikasi Lingjing:
Ding! Nilai moral Dewa Guntur dan Boreas telah direset. Membunuh keduanya akan mendapatkan hadiah melimpah.
Panel atribut para Sovereign terbuka otomatis, menampilkan peta proyeksi hologram dengan titik merah berkedip-kedip.
……
Ding! Nilai moral Dewa Guntur dan Boreas telah direset. Membunuh keduanya akan mendapatkan hadiah melimpah.
Di ruang studi Marsekal, Sang Guru yang sedang mengayun-ayunkan gelas anggur berusaha membujuk marsekal untuk meninggalkan kegelapan dan bergabung dengan terang, mendukung Penguasa Matahari. Tiba-tiba terdengar notifikasi Lingjing di telinganya.
Tangan yang mengayun gelas anggur tiba-tiba kaku. Raut wajah Sang Guru yang biasanya santai kini dipenuhi kekhidmatan dan keseriusan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Wajah Fu Qingyang langsung berubah pucat.
"Ini buruk..." gumam Sang Guru pelan, "Dewa Guntur dan Boreas benar-benar memutuskan semua hubungan."
Fu Qingyang dan Sang Guru sama-sama merasakan getaran bahaya bak gedung runtuh. Sekalipun sebagai Semi-dewa, menjadi buronan Lingjing tetap sangat berisiko.
Pertama, surat buronan Lingjing bisa menyatukan Semi-dewa dari kubu jahat dalam satu kesatuan - efek yang bahkan perang kubu pun belum tentu bisa capai.
Kedua, bahkan Semi-dewa Profesi Tertib mungkin tergiur oleh hadiah, karena reward untuk memburu Semi-dewa pasti setara dengan level mereka.
Resetnya nilai moral dua kepala Tim Awan di saat seperti ini jelas merupakan pukulan menghancurkan bagi Profesi Tertib.
……
Kota Mekanisme Mo.
Zhang Yuanqing yang sedang mengkonsentrasikan kekuatan Dewa Matahari menjadi pedang panjang dan berhadapan dengan Nyonya Gunung Tiga Jalan, tiba-tiba membeku. Ekspresinya berubah bingung dan terkejut.
Pedang cahaya emas yang menghujam langsung menyimpang, meleset melewati lehernya.
Nyonya Gunung Tiga Jala mengerutkan alisnya yang indah, "Mengapa kau tidak fokus?"
Dengan ekspresi seperti melihat hantu, Zhang Yuanqing bergumam, "Dua kepala tim dari Hukuman Langit... dijadikan buronan oleh Lingjing..."
Apa yang terjadi?
Mengapa dua kepala tim itu dijadikan buronan Lingjing?
Menjadi buronan Lingjing pasti karena nilai moral mereka nol, tapi mengapa bisa nol? Dan kenapa dua kepala tim Hukuman Langit sekaligus?
Aku baru bertapa di Lingjing dua hari, bukan dua tahun. Perubahan apa yang terjadi di luar sana?
Nyonya Gunung Tiga Jalan tidak mengganggu Zhang Yuanqing yang masih terpaku. Bagaimanapun, murid ini adalah "anak" yang didapat di masa tuanya.
Ia melirik murid lainnya dengan tatapan bertanya.
Putri Yinyao mengangkat speaker kecilnya, "Dua kepala tim Hukuman Langit berada di tingkat manusia-dewa. Nilai moral nol akan membuat mereka jadi buronan Lingjing. Lingjing memberikan bounty tinggi dan mempublikasikan posisi mereka."
Nyonya Gunung Tiga Jalan mengangguk halus, "Apakah ada manusia-dewa lain yang jadi buronan?"
Zhang Yuanqing menggelengkan kepala.
Nyonya Gunung Tiga Jalan menyimpulkan, "Berarti dua manusia-dewa itu bertikai, menyebabkan banyak korban jiwa di kalangan manusia biasa."
“Nyonya Gunung Tiga Jalan berkata benar, namun di saat jalannya para iblis sedang merajalela ini, dua manusia dewa diburu oleh Lingjing, muridku khawatir ada misteri lain dalam hal ini. Dunia luar mungkin sedang dalam bahaya besar.” Zhang Yuanqing membungkuk melakukan salaman protokoler:
“Murid akan pulang sebentar.”
Setelah berkata demikian, sosoknya menghilang di depan mata Nyonya Gunung Tiga Jalan dan Putri Yinyao.
Putri Yinyao mengangkat speaker kecilnya, “Guru, setelah beberapa hari bergaul denganmu, bocah ini jadi bicara dengan gaya sastra.”
Dia sama sekali tidak peduli dengan urusan dunia fana. Bahkan jika dunia hancur, itu tak ada hubungannya dengannya sebagai mayat yin yang telah mati selama bertahun-tahun.
Sebaliknya, Nyonya Gunung Tiga Jalan menunjukkan kerutan kekhawatiran di alisnya: “Jalannya iblis merajalela, rakyat jelata akan menderita sengsara.”
……
Songhai, Kawasan Fu Family.
Di ruang gambar, Xiahou Aotian yang sedang menggigit batang pensil sambil memimpin sarjana Keluarga Xiahou menggambar desain mekanisme, mendengar pengumuman sistem Lingjing di telinganya.
Xiahou Aotian tetap memandangi gambar tanpa mengalihkan pandangan, menggigit batang pensil sambil mengejek dengan suara tak jelas:
“Dewa Guntur dan Boreas itu Dua idiot dari mana? Seumur hidupku belum pernah melihat Spirit Realm Walker sebodoh ini.”
Seorang dewan sesepuh gemetar seluruh tubuh, berkata dengan gagap:
“Ao, Aotian... Itu ID Spirit Realm dua kepala dari markas besar Hukuman Langit. Kau biasanya tidak serius mengikuti kuliah pengetahuan umum.”
“Krek!”
Pensil 2B di mulut Xiahou Aotian patah menjadi dua.
……
Ding! Nilai moral Dewa Guntur dan Boreas telah nol. Membunuh keduanya akan mendapatkan hadiah besar.
Di ruang studi, Fu Qingyang yang sedang bekerja di meja tiba-tiba mengangkat kepala, pupil matanya menyempit tajam.
Pada saat ini, semua Spirit Realm Walker termasuk yang berada di dungeon - baik Transcendent maupun Saint, Sovereign maupun Semi-dewa - semuanya menerima notifikasi Lingjing.
Buronan global!
……
Ibukota, Kuil Inspirasi.
Pohon Bodhi berusia ratusan tahun yang ditanam di harem bergoyang gemeresik, helai daunnya memancarkan cahaya hijau yang berkumpul membentuk sosok pria buram di kanopi pohon.
Setelah menatap ke kejauhan sejenak, pria itu tiba-tiba melesat ke langit berubah menjadi pelangi hijau yang melintasi cakrawala.
Di saat bersamaan, di lembah pinggiran kota ibukota, seorang lelaki berambut putih menyusup ke dalam tanah terus ke bawah hingga kedalaman yang tak terjangkau alat manusia, menyusuri aliran tanah menuju alamat yang diberikan Lingjing.
Awan hitam pekat melesat di langit menghilang di kejauhan, meninggalkan jejak hujan deras mengguyur daerah yang dilaluinya.
……
Di barat laut yang jauh, Gunung Suci Pasukan Militer bergemuruh hebat disertai longsoran tanah bagai gempa bumi.
Demon Tempter di Markas Besar Pasukan Militer merasakan aura mengerikan yang bangkit kembali, bagaikan naga tidur yang membangunkan diri, menebarkan ketakutan mencekam ke seluruh makhluk di sekitarnya.
Empat Raja Surga dan Jenderal Bulan Perak berhamburan keluar dari bangunan, berkumpul di podium pemandangan di lereng gunung.
Ekspresi Jenderal Bulan Perak campur aduk antara antusias dan takut: "Xiuluo... Xiuluo akan bangkit?"
“Raja Pemusnah memiliki ekspresi yang mirip dengannya, menjilat bibir, "Surat buronan level Semi-dewa, bahkan setelah lebih dari seratus tahun kelahiran Lingjing, belum pernah muncul. Dua kepala tim Hukuman Langit jelas-jelas sedang mengirim peralatan untuk Xiuluo."
Beberapa saat kemudian, getaran Gunung Suci berhenti, aura energi itu perlahan menyurut, kembali terperangkap dalam tidur panjang.
Raja Pemusnah penuh kekecewaan, bercampur kebingungan dan ketidakrelaan: "Mengapa? Bahkan hadiah level Semi-dewa pun dianggap remeh oleh Xiuluo?"
Dia tidak bisa mengerti.
Tianwang Ketakutan berdiri dengan tangan terkepal di belakang, terkekeh ringan: "Musuh itu memang bukan disiapkan untuk Xiuluo. Xiuluo hanya terbangun karena aura energi setingkat. Tunggu saja, pertunjukan menarik masih ada di belakang."
Raja Mata Iblis dengan wajah penuh kewaspadaan: "Pertunjukan apa?"
Tianwang Ketakutan menoleh melihat sekilas, menghapus senyumnya, berkata datar:
"Tidak akan kuberitahu! Agar kau tidak memberi tahu seseorang di kubu Profesi Tertib. Jangan kira aku tidak tahu apa yang kau lakukan di dungeon Klub Dionysus beberapa hari lalu."
……
New Covenant County, gedung bank.
Zhang Yuanqing kembali ke dunia nyata, tanpa basa-basi langsung menerobos keluar dari kamar, menuju kantor Vinnie Boleinte. Di sepanjang jalan, situasi kacau-balau, anggota Hukuman Langit bagai lalat tanpa kepala berlarian, ada yang berkumpul berdiskusi panas, ada yang berteriak-teriak: why?
Ia melewati berbagai area kerja, langsung menerobos masuk ke kantor Winni. Jaksa ini terlihat dengan raut wajah muram sedang menelepon berulang kali, sementara kakak perempuan Chris mondar-mandir panik, wajahnya penuh keresahan.
"Akuarium diletakkan di atas meja teh, Ikan kecil Ruth melihat ke kiri dan kanan, tidak berani berbicara."
"Apa yang terjadi?" Zhang Yuanqing langsung bertanya: "Mengapa dua kepala markas besar menjadi buronan Lingjing!"
Winni meletakkan telepon rumah, menarik napas panjang, merapal kata-kata lama, berkata:
"Markas besar Kota Hua mengalami serangan dahsyat, anggota tewas dan terluka tak terhitung termasuk Sovereign, komunikasi terputus. Saya sedang berusaha menghubungi rekan kerja yang selamat dan melarikan diri dari markas."
Zhang Yuanqing terkejut: "Kubu jahat menyerang markas besar hukuman langit?"
Bibir tipis Winni terkunci rapat.
Zhang Yuanqing terus mendesak, Chris di sampingnya membentak kesal: "Ini ulah dua kepala tim Boreas dan Dewa Guntur!"
......Zhang Yuanqing terpaku di tempat, lama tidak bereaksi atau berbicara.
Lama kemudian, barulah dia mendengar suaranya sendiri yang gemetar: "Me...mengapa..."
Winni menutup mata, menggelengkan kepala.
Ikan kecil Ruth berkata malu-malu: "Kota Hua dalam kekacauan, dua kepala tim mengamuk di kota. Tak ada yang berani menghalangi. Kami cemas tapi tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menunggu Semi-dewa Profesi Tertib bertindak."
Zhang Yuanqing berbalik pergi, mengeluarkan ponsel, menghubungi Ketua.
Pemberitahuan suara: Ponsel Ketua dimatikan.
Apakah dia sudah berangkat ke Kota Hua? Zhang Yuanqing justru lega. Meski ingin tahu informasi langsung, tapi tingkatannya terlalu rendah. Paham atau tidak, tak berpengaruh pada kepentingan besar.
Yang terpenting sekarang, Ketua bisa tiba di lokasi secepatnya.
Mematikan telepon, Zhang Yuanqing beralih menghubungi ponsel Fu Qingyang.
"Bel berbunyi cukup lama sebelum Fu Qingyang mengangkat:"Kamu ingin menanyakan kejadian di markas besar hukuman langit ya."
"Lao Da sudah tahu?" Zhang Yuanqing bersemangat.
"Tadi sedang rapat, Grand Elder Taiyi Men berada di lokasi..." Fu Qingyang menceritakan kembali semua yang didengar dalam rapat kepada anak buah yang dipercaya tanpa terkecuali.
Setelah mendengar penjelasan itu, Zhang Yuanqing langsung masuk ke dalam badai pemikiran. Sebagai saksi perang kubu di New Covenant County, dia tiba-tiba merasakan sensasi ngeri dan pencerahan "Oh ternyata begitu" dan "Bangsat, kok bisa seperti itu".
Sejak hari Pasukan Militer, Mawar Malam dan Nanpai mengirim Tim Saint ke New Covenant County, Ling Tuo sudah mengincar dua kepala.
Tim Saint hanyalah umpan. Semua ini untuk membuat Qianning Lu "terbongkar secara logis", lalu mengirim bom waktu ini ke Kolam Petir.
Grand Elder Taiyi Men, Chiri Xingguan (Penghukum Matahari Merah) hampir kembali ke Lingjing, kemungkinan besar juga dalam perhitungan Ling Tuo. Setelah membuat dua Semi-dewa gila, sekalian menyingkirkan seorang Sovereign terhebat.
Tentu saja, Zhang Yuanqing masih punya banyak pertanyaan: Bagaimana kubu jahat tahu kalau profesi angin dan petir bisa Dual Cultivation?
Mengapa Boreas tahu, tapi dewa guntur tidak?
Mengapa Boreas begitu mudah percaya pada kubu jahat? Apakah dia benar-benar mabuk oleh hasrat kenaikan level?
Zhang Yuanqing memberikan umpan balik tentang situasi di markas besar hukuman langit kepada Fu Qingyang sambil menarik napas tajam:
“Lao Da, kok aku merasa Profesi Tertib bakal tamat riwayatnya ya. Kalau dua kepala tim ini gagal diselamatkan, terpaksa dikirim balik ke Lingjing. Markas besar hukuman langit hancur, banyak Sovereign dan Saint yang mati.
“Kalau dalam proses menekan dua kepala tim ini ada Semi-dewa yang tewas, bukankah kubu Tertib akan kolaps total?”
Fu Qingyang terdiam beberapa detik, lalu berkata datar:
“Dengan bounty dari Lingjing, dua kepala tim ini tidak meninggalkan kita. Mereka hanya menjaga tatanan dengan cara yang berbeda.”
Bounty dari Lingjing pasti besar. Membunuh dewa angin dan petir untuk mendapat hadiah besar memang bisa menutupi sebagian kerugian, tapi Semi-dewa dual profesi kayaknya nggak gampang dibunuh… Zhang Yuanqing tersenyum getir:
“Kalau Profesi Tertib kolaps, aku bakal gabung ke Pasukan Militer, jadi Raja Surga deh.”
……
