Kedatangan Para Semi-dewa
Meski cuma becanda di tengah kepahitan, rasa frustasi di hati Zhang Yuanqing itu nyata.
Ling Tuo jago main strategi, meski lagi di dungeon, tetap bisa mengendalikan arus dunia nyata.
Konspirasi kubu jahat itu seperti jejak ular tersembunyi. Perjanjian Kebebasan bersembunyi ratusan tahun, jaringannya luas. Cuma perlu meledakkan satu pion, seluruh sistem Tertib langsung goyah.
Keunggulan yang susah payah dikumpulinnya di pertarungan faksi New Covenant County, di mata Semi-dewa level tinggi cuma kayak permainan anak kecil.
Tinggal 20 hari lagi sebelum dungeon pembunuhan. Tapi meski naik level ke Sovereign, di mata Semi-dewa dia tetap cuma semut kecil.
"Kali ini, Profesi Tertib menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika tidak bisa melewatinya dengan selamat, tatanan akan runtuh dan tidak ada masa depan sama sekali. Dia bahkan tidak punya waktu untuk berkembang."
Suara tenang Fu Qingyang terdengar dari pengeras suara:
"Boreas adalah Semi-dewa yang berpengalaman. Baik pengetahuan tentang Lingjing maupun pengalaman bertarungnya setara dengan tingkatannya. Dia memilih menyatu dengan dewa guntur karena yakin pasti berhasil, tidak takit pada intrik kubu jahat. Tapi tetap saja gagal."
Zhang Yuanqing terdiam beberapa detik, "Lao Da, maksudmu..."
Fu Qingyang mengangguk: "Hm. Artinya di kubu jahat ada entitas dengan pengalaman dan pengetahuan jauh melampaui Boreas - yaitu dewa yang pernah kau sebutkan. Perjanjian Kebebasan telah menahan diri selama seabad, merencanakan banyak hal dalam diam. Begitu meledak, pasti membawa bencana destruktif. Ini wajar, jangan terlalu resah. Bertahanlah, maka semua pion lawan akan terkalahkan."
Baru di titik ini Zhang Yuanqing paham, sang pemimpin sedang membimbingnya.
Kubu jahat telah merencanakan selama seratus tahun dengan bantuan dewa-dewa. Jika bertindak, pasti berupa peristiwa dahsyat. Justru tidak masuk akal jika guntur menggelegar tapi hujan hanya rintik-rintik.
Ini adalah fondasi yang mereka kumpulkan dari pertarungan faksi sebelumnya. Profesi Tertib harus berusaha keras bertahan. Jika berhasil melewatinya, berarti Gerakan Mematikan musuh telah habis. Belum bisa ditentukan siapa pemenangnya.
Jika gagal, ya harus menerima takdir.
"Profesi Tertib telah menguasai dunia selama satu abad, dengan begitu banyak Semi-dewa, pasti masih memiliki banyak kartu as. Tenanglah menunggu." Fu Qingyang seperti jenderal yang duduk kokoh di medan perang, tetap tenang meski gunung runtuh di depan mata:
"Jika langit runtuh, ada Semi-dewa yang menopang. Jika semua Semi-dewa mati, ada Sovereign yang menahan. Jika suatu hari Sovereign juga kembali ke Lingjing, saat giliranmu tiba, matilah jika memang harus. Skenario terburuk hanya kembali ke Lingjing, itu saja.
"Jika hidup-mati bukan masalah, tidak ada hal atau orang yang bisa mengacaukan manifestasi hatimu."
Zhang Yuanqing tersenyum getir: "Hanya merasa tidak rela saja."
Mati tidak menakutkan, yang menakutkan adalah tidak membuat musuh membayar efek samping.
Fu Qingyang berkata dengan suara berat: "Kalau begitu pulihkan dirimu dengan baik dan sambut dungeon pembunuhan. Setelah naik level ke Sovereign, setidaknya kau bisa menjadi pion dalam permainan ini."
Zhang Yuanqing mematikan telepon, awalnya ingin kembali ke dungeon untuk melanjutkan latihan. Tapi dengan insiden sebesar ini, mana ada mood untuk berlatih. Masalah yang ditimbulkan dua kepala Tim Khusus hukuman langit harus diselesaikan dulu sebelum bisa kembali ke dungeon dengan tenang.
Kemudian kembali ke lantai tempat tinggal dan mengumpulkan anggota Kebangkitan Para Arwah.
"Ada bencana besar!" Zhang Yuanqing menarik napas dalam-dalam, memandang rekan satu tim, "Kalian pasti sudah menerima notifikasi Lingjing, tapi detailnya..."
Sun Miaomiao: "Kami sudah tahu semuanya dengan jelas."
Zhao Chenghuang: "Dua kepala Tim Khusus hukuman langit tiba-tiba gila iblis, mengamuk di markas besar dan menyetel nilai moral ke nol. Sekarang Kota Hua juga mengalami bencana besar."
......Zhang Yuanqing tertegun memandang mereka: "Bagaimana kalian bisa tahu?"
Guan Ya berkata: "Yuan Ting yang mencari tahu."
"Hampir lupa kemampuan mengorek informasi orang itu setara dengan aturan..." Zhang Yuanqing bergumam dalam hati, lalu berkata:
"Kota Hua sangat jauh dari New Covenant County, kecil kemungkinan berdampak ke sini. Tapi setelah pertempuran ini, hukuman langit bahkan jika tidak bubar, pasti akan melemah drastis. Masa depannya tidak pasti, pasti tidak akan baik. Saya sarankan kalian kembali."
Guan Ya dan yang lain mengangguk khidmat.
Zhang Yuanqing hampir bertanya pendapat mereka tentang situasi saat ini, tapi urungkan. Bencana level Semi-dewa, diskusi Saint tidak ada gunanya. Seperti karyawan yang bahas geopolitik, geopolitik takkan berubah karena tekad mereka.
……
Pinggiran barat Kota Hua.
Dua siluet muncul tiba-tiba di markas besar hukuman langit: Marsekal berambut putih dan Ketua bertopeng perak.
Kompleks seluas 68.000 meter persegi itu kini menjadi reruntuhan. Dari ketinggian, mereka melihat puing-puing, pepohonan tercabut, pipa air menyembur, dan asap tebal bergulung.
Tak ada nyawa tersisa - sebagian mati, sebagian kabur.
Di mana-mana terlihat korban terkoyak bilah angin, seperti nyamuk terjepret di dinding. Darah berceceran mengerikan.
Di antara korban itu ada Transcendent, Saint, bahkan tokoh level Master. Tapi di hadapan bencana Semi-dewa, mereka semua sama.
Fu Qingyang terlihat agak bingung. Markas besar Hukuman Langit adalah tanah suci di hati semua Pejalan Beraturan. Di sini berkumpul para elite beraturan dari seluruh dunia, memiliki dua orang Semi-dewa Level 11 yang kuat, didukung oleh konglomerat besar, serta gudang artefak dengan koleksi terlengkap.
Para Pejalan Beraturan di seluruh dunia berlomba untuk bergabung dengan Hukuman Langit sebagai kebanggaan.
Organisasi perkasa yang telah berdiri selama seabad ini, kini menghadapi malapetaka yang menghancurkan.
Saat masih muda, Fu Qingyang pernah bermimpi bergabung dengan Hukuman Langit menjadi jaksa yang dihormati. Meski seiring waktu pandangannya berkembang lepas dari pengaruh orang tua, bekas impian masa kecilnya masih tertanam di hati.
Melihat markas besar Hukuman Langit yang porak-poranda ini, perasaannya begitu kompleks.
"Era kejayaan Hukuman Langit telah berlalu, ini benar-benar pelemahan epik ya." Sang Guru menghela napas, menekan bahu Fu Qingyang lalu membawanya pergi dengan transmisi.
Keduanya langsung tiba di area perkotaan Huacheng, menyaksikan reruntuhan berantakan yang sama. Tak lama sebelumnya, kawasan ini diterjang angin puyuh dan kilat bola mengerikan.
Bangunan-bangunan roboh, asap tebal mengepul di mana-mana, jalanan macet oleh kendaraan yang saling berebut menyelamatkan diri.
Sirine ambulans dan mobil pemadam berbunyi nyaring namun terhambat di jalan, karena jalanan mengalami keruntuhan dan retakan yang membuat lalu lintas lumpuh total.
Sistem air mati, jaringan listrik padam, setiap detik ada yang mati.
Jalur angin puyuh ini menerobos kawasan perkotaan, menuju ke pinggiran kota sebelah selatan.
Sang Guru membuka inventory, mengklik misi buronan, setelah memeriksa posisi yang berkedip merah, kembali melakukan transmisi bersama Fu Qingyang.
Kali ini, mereka langsung tiba di "lokasi tujuan", menyaksikan Boreas yang melayang di ketinggian lima ratus meter. Ketua Eksekutor Heavenly Punishment ini telanjang bulat, tubuh indahnya tanpa sehelai benang.
Salah satu matanya memancarkan kilat berwarna biru terang, mata satunya transparan bagai kristal.
Ia menatap kosong ke hamparan bumi di bawahnya, raut wajahnya tertegun, bergumam dalam hati: "Siapa aku, siapa aku..."
Sang Guru dan marsekal saling memandang. Yang pertama berbisik: "Dia memang sudah gila."
Fu Qingyang mengangguk, menambahkan: "Tapi juga semakin kuat. Aura energinya membuatku gemetar."
"Secara teori, tingkatan kekuatannya sudah Level 12." Sang Guru berkata dengan suara berat: "Terakhir kali yang memberi kesan seperti ini adalah Xiuluo."
Tiba-tiba Boreas menoleh tajam ke arah mereka, berteriak dengan suara keras: "Siapa aku? Kalian siapa?!"
Mata hampa itu memancarkan kegilaan dan kebuasan.
Sang Guru menyatukan jari bagai pedang, menulis cepat di udara Void sebuah kontrak penuh mantra misterius, lalu tersenyum ringan:
"Pemuda lama, bagaimana bisa kau lupa siapa dirimu sendiri? Biar kujelaskan, tapi kita harus melakukan transaksi. Aku jawab pertanyaanmu, kau bayar imbalanku."
Boreas menatap mereka dengan tajam, kebuasan di matanya berkurang. Ia bertanya dengan penuh desakan: "Siapa aku? Cepat katakan!"
Kontrak di depan Sang Ketua tiba-tiba bersinar terang lalu menghilang, seolah-olah ada aturan yang ditetapkan dalam dimensi tak kasatmata.
Sang Guru Ketua berseru lantang:
"Transaksi tercapai, dengarlah baik-baik. Namamu adalah Boreas! Boreas, aku akan mengambil kekuatan Dewa Guntur-mu sebagai imbalan."
Usai berkata, ia meraih udara. Kilat berbentuk pohon menyembur deras dari tubuh Boreas, berkumpul di telapak tangan Sang Ketua, lalu memadat menjadi bola petir biru terang yang menyilaukan.
Transaksi adalah kemampuan terkuat sekaligus paling umum dari profesi Pedagang.
Dan transaksi yang disepakati kedua belah pihak ini, ketika digunakan oleh Ketua berlevel Semi-dewa, berwujud seperti aturan kosmis.
"Boreas... Ya, aku Boreas. Aku Boreas." Kedua bola mata Boreas berputar liar, senyum kegilaan mengembang di wajahnya yang seolah bahagia.
Cahaya pedang menyambar ruang angkasa - Fu Qingyang memanfaatkan kesempatan ini untuk menyergap.
Dalam sekejap ia menyatron Sang Raja Langit, menarik pedang besi berkilauan dari inventory, lalu menyemburkan aura pedang yang memelintir Void, menusuk dahi Boreas.
Pedangnya sanggup menghancurkan artefak bertipe aturan level Semi-dewa dengan mudah.
Boreas masih terbuai dalam euforia, bergumam dalam hati: "Aku Boreas, aku Boreas..."
Saat cahaya pedang hendak menancap, tiba-tiba tangan Boreas terangkat menangkap bilah pedang.
Aliran udara kehijauan melingkupi jari-jarinya.
Dia melihat Fu Qingyang, lalu melihat pedang di tangannya, tampak menyadari dirinya diserang. Matanya memancarkan kegilaan dan niat membunuh, berseru kasar:
"Mati!"
Boom! Suara ledakan mengguncang udara. Seluruh tulang Fu Qingyang remuk. Tubuhnya melesat seperti peluru meriam, menghantam tanah dengan keras lalu berguling-guling seperti bola, membentuk jurang-jurang dalam di permukaan tanah.
Fu Qingyang bangun dengan geram. Rambut putihnya yang indah kini kusut. Bajunya compang-camping berlumuran tanah. "Cis!" Dia meludahkan darah bercampur liur.
Krek! Tulang-tulangnya berbunyi. Dalam sekejap lukanya sembuh total.
Tuan Ketua muncul di sampingnya, menggenggam Bola Petir di telapak tangan. Suaranya khidmat: "Sepertinya kita kalah?"
Fu Qingyang mengangguk: "Meski kekuatan kilatnya hilang, tingkatan dirinya tetap Level 12. Fusi sebenarnya berhasil. Masalahnya dia gagal meluluhkan jiwa Dewa Guntur, sehingga jiwanya kacau."
Tuan Ketua berpikir sejenak, berkata:
"Fusi berhasil... Kubu jahat tidak membohonginya. Memang benar, 'kebohongan' kecil seperti itu tak mungkin menipunya. Lalu apa penyebab kegagalan? Mungkin untuk menjadi penguasa utama, masih ada satu langkah yang terlewat?"
Tiba-tiba suara mendesit meraung. Hujan Bilah Angin berjatuhan bagai badai.
Tuan Ketua menekan bahu Marsekal Rambut Putih, membawanya teleportasi menjauh.
Begitu mereka muncul kembali tak jauh dari sana, hujan Bilah Angin langsung menyambut, mengucur deras tanpa henti.
“Ketua kembali melakukan transmisi dan pergi, tetapi begitu dia muncul, Bilah Angin segera menghujam.”
“Mereka tetap berada di bawah pengawasan junjungan langit.”
“Kegagalan serangan Fu Qingyang sebelumnya membuat keduanya takut mencoba serangan mendadak lagi, khawatir akan kehilangan dua dewa.”
“Saat itu, awan menggumpal tebal datang dari timur, kelembapan udara meningkat cepat.”
“Di dalam awan menggumpal, kilat menyambar dan guntur menggelegar, angin puyuh bertiup kencang. Suara naga yang merdu bergema ke segala penjuru, membuat telinga berdenging dan hati terasa disucikan.”
“Boreas menggigil, kekacauan dan kegilaan di matanya cepat menghilang. Dalam ritual pencucian suara naga, dia menemukan kembali dirinya, sadar sebentar.”
“Suara naga Sang Rain Master paling ahli menghancurkan ilusi.”
“Saat itu, seorang lelaki tua berambut beruban dan bertubuh tinggi tiba-tiba muncul di lokasi. Kehadirannya seolah dari udara kosong, lebih aneh dan tiba-tiba daripada transmisi.”
“Lelaki tua itu memegang kendi arak, menengadahkan kepala dan menuangkannya ke mulut, lalu menyemburkannya.”
“Aroma memabukkan seperti asap dan kabut menyebar, membuat Fu Qingyang dan Ketua limbung, pipi memerah seperti menenggak sepuluh kilogram Erguotou.”
“Sorot mata Boreas tertutup kabut, kesadaran yang baru pulih dengan susah payah cepat menghilang. Kegilaan dan kekacauan kembali menguasai hatinya.”
“Awan menggumpal itu bergulung-gulung mendekat, menciptakan daya hisap yang menelan cepat aroma arak di udara.”
“Dibuang!”
Sang Guru menjentikkan jari, "Pergi!!" menghalau bos Klub Dionysus.
Tapi di detik berikutnya, Lao Mai yang menggantungkan kendi arak muncul kembali, mengejek: "Jarak bagiku tak berarti."
Begitu ucapannya meluncur, tanah di dekat kakinya tiba-tiba terbelah, dua tangan batu menjulur mencengkeram tubuhnya erat-erat.
Api merah menyala seketika, pria kekar berambut merah seperti kobaran api muncul dari nyala, telapak tangannya menyemburkan api yang berubah menjadi pedang panjang, satu tebasan menghabisi kepala Lao Mai.
Tengkorak itu berguling jatuh, ditangkap oleh sebuah tangan lalu ditekankan perlahan di leher yang terputus.
Sedangkan Lao Mai yang terjepit tangan batu telah lenyap tak berbekas.
Di era tanpa Semi-dewa profesi Ksatria, Alkoholik bisa seenaknya mengubah aturan, mengubah mati menjadi hidup.
Dari barat datang cahaya hijau, meliuk-liuk seperti asap, tampak lambat tapi sesungguhnya cepat.
Di atas cahaya hijau, lidah api membara melesat melintasi langit, uap air di udara menguap semua, gelombang panas bergulung-gulung.
"Langkah cepat..." derap kuda terdengar dari selatan, delapan kuda perang biru menarik kereta perang melaju kencang.
Bumi terbelah, sesosok lelaki tua berjubah kuning dengan janggut putih berdiri di pilar batu, naik perlahan ke angkasa.
Semi-dewa Profesi Tertib telah berkumpul semua.
"Raaawr!!"
Raungan memekakkan telinga menarik perhatian para Semi-dewa, seekor naga berkaki lima bersisik hitam dengan kumis hijau berenang anggun, memancarkan aura energi jahat dari seluruh tubuhnya, kedua matanya bagai dua permata merah.
Gulong! Seorang Semi-dewa dari Perkumpulan Spiritual telah datang.
Di atas kepala Gulong berdiri dua sosok. Salah satunya mengenakan jubah dengan kerudung, wajahnya berganti-ganti antara pria-wanita dan tua-muda, tak lain adalah Huan Shen dari Nanpai. Yang lain mengenakan setelan jas yang rapi, tampan dan elegan dengan anting perak, terlihat jantan namun santai.
Tianwang Ketakutan.
……
