Tapabrata
Kota Mekanisme Mo.
Di mulut hutan kaki gunung, Zhang Yuanqing mengacungkan perisai emas, kaki berkuda-kuda dengan lutut tertekuk, menahan hujaman anak panah yang datang.
Sepuluh meter di depan, Nyonya Gunung Tiga Jalan membungkuk sambil menarik busur, jari giok yang ramping menyemburkan berkas-berkas cahaya emas yang terkumpul menjadi anak panah.
Setiap panah yang dilepaskan, angin puyuh yang dibawanya menerbangkan rok indah dan menggerai rambut panjangnya, tampak mempesona sekaligus gagah.
"Dang! Dang! Dang..."
Anak panah menghantam permukaan perisai, mengeluarkan dentuman memekakkan telinga, memercikkan serpihan cahaya emas.
"Tiba-tiba, Nyonya Gunung Tiga Jalan menarik busurnya. Dalam sekejap, dia melesat ke samping Zhang Yuanqing. Cahaya emas di telapak tangannya berubah menjadi pedang sepanjang tiga chi, menusuk ginjal sang murid."
"Zhang Yuanqing tergopoh-gopoh menggeser perisai untuk menangkis. Di tangan satunya, dia mengumpulkan pedang panjang dan - dengan sikap mengkhianati guru - menusukkan ke dada Nyonya Gunung Tiga Jalan."
"Si tua bangka itu bahkan tidak mencoba menghindar, seolah bisa mengandalkan 'beberapa kilo daging' di dadanya untuk menahan sayatan pedang. Dengan angkuh, dia terus menusuk leher Zhang Yuanqing."
"Zhang Yuanqing terpaksa menarik kembali pedangnya. Dengan gerakan jembatan besi, dia menghindari tusukan. Saat hendak menendang lawan dengan kekuatan pinggang, si tua bangka itu sudah menyimpan pedangnya. Dengan wajah dingin dia berkata:"
"'Yinyao, empat puluh cambukan!'"
"Putri Yinyao yang sedang duduk bersila mengamati pertarungan, segera meraih cambuk hitam beraura yin di sampingnya. Dengan semangat, dia melesat menuju 'adik seperguruan' yang sebenarnya adalah majikannya di dunia nyata."
"'Tunggu!' Zhang Yuanqing membantah, 'Apa kesalahanku?'"
"Meski berwajah bidadari dan berbody hot, si tua bangka ini adalah guru yang sangat kejam. Selama beberapa hari terakhir, Zhang Yuanqing terus menerus dicambuk sampai tergila-gila."
"Setiap kali selesai 'diprak-prakkan' oleh Putri Yinyao, dia harus berbaring selama setengah jam untuk pulih."
"--Si tua bangka telah memberikan artefak Saint berkualitas tinggi kepada Yinyao yang khusus untuk menyiksa tubuh spiritual."
"'Pergantian senjata terlalu lambat, penguasaan kekuatan Dewa Matahari masih belum matang,' ujar si tua bangka memberi alasan."
"'Katanya kan harus ganti senjata tiap seperempat shichen (15 menit). Tapi Guru mempercepat lima menit lebih awal! Aku sama sekali tidak siap,' bantah Zhang Yuanqing."
“Mereka berjanji, tombak lawan pedang, senjata lawan tongkat, perisai lawan panah!”
Dengan cara ini untuk meningkatkan penguasaan kekuatan Dewa Matahari.
“Jika benar-benar dikuasai hingga level mahir, senjata bisa dipanggil sesuka hati tanpa persiapan waktu.” Si tua bangka berkata datar.
“Itu tetap 20 kali cambukan, bagaimana bisa kau menambah waktu sendiri?” Zhang Yuanqing masih membantah.
“Menambah waktu apa?” Si tua bangka mengerutkan alis menghardik:
“Jangan pakai istilah dunia nyata di hadapanku! 20 kali tambahan itu untuk sikap pengecutmu. Sudah berulang kali kuperingatkan, untuk menguasai kekuatan Dewa Matahari hingga puncak, watakmu harus keras dan dominan. Dominasi menghasilkan prestasi, tak tunduk atau menyerah. Jika tak punya keberanian 'hancur bersama', buat apa belajar kekuatan Dewa Matahari?”
Dia tahu Yuan Shi Tian Zun sebenarnya punya ketegasan, tapi terlalu licik dalam keseharian dan pertarungan, tak mau rugi, enggan berhadapan langsung. Karena itu kurang dominan.
Sebelum Zhang Yuanqing sempat menjelaskan, si tua bangka terus menghardik:
“Yinyao pernah bilang, julukanmu di dunia persilatan adalah 'Artefak Sang Maha Kuasa'. Seluruh tubuhmu dipenuhi alat-alat hiasan, ditambah gaya bertarung Star Official yang suka memanipulasi alat dari belakang layar.
“Banyak Night Wanderer berbakat mengalami bottleneck saat naik level ke Jin Wu, karena tak bisa lepas dari kebiasaan bertarung dan watak lama, sehingga gagal melebur kekuatan Dewa Matahari untuk mencapai wujud Burung Matahari Emas.
“Spirit Realm Walker memiliki kartu karakter yang diturunkan, tidak perlu khawatir tentang masalah break through realm. Tapi jika tidak bisa mengubah kebiasaan dan menyelaraskan kekuatan Dewa Matahari, meski menjadi Sovereign, kamu tidak akan bisa menonjol.”
Zhang Yuanqing benar-benar tunduk, “Guru benar.”
Ia melirik cambuk panjang yang dikelilingi aura yin, menelan ludah, berkata: “Bisakah empat puluh cambukan dicicil? Beri murid beberapa hari lagi, jika masih belum bisa...”
Putri Yinyao berteriak “Hah!”: “Setiap argumen tawar-menawar adalah bukti kurangnya dominasi. Sarankan Guru menambah sepuluh cambukan lagi.”
……Zhang Yuanqing berseru keras: “Murid rela menerima hukuman!”
Yinyao, dasar laoliu!
Putri Yinyao mengayunkan cambuk, dengan gembira memukuli majikannya.
Nyonya Gunung Tiga Jalan mengamati dengan dingin, berkata:
“Masih ada tujuh hari sebelum dungeon pembunuhan. Aku harap saat menjadi Jin Wu, kamu bisa mengalahkan sebagian besar yang setara. Jika tidak, tidak layak jadi muridku.”
Sebagai anak yang lahir di usia tua, harapannya pada Yuan Shi Tian Zun jauh lebih tinggi daripada Yinyao. Yinyao sudah gagal, masa depan tergantung prestasi Yuan Shi Tian Zun.
……
Pasukan Militer.
Di gurun Gobi barat laut, rumah-rumah tanah berantakan berdiri, membentuk desa yang tampak terbelakang.
Di antara Delapan Jendral Dewa, Jendral Dewa Kesombongan yang tersisa, Jendral Dewa Murka, dan Jendral Dewa Enam Jari, berjalan bersama melewati jalan setapak desa sempit menuju podium pemandangan di pinggang gunung.
“Tianwang Ketakutan dan Raja Mata Iblis duduk di meja bundar sambil minum arak. Di atas meja tersaji semangkuk kacang edamame rebus bumbu, semangkuk kacang tanah rebus bumbu, sepiring daging kepala babi, lidah babi, dan telinga babi.”
Jendral Dewa Liu Zhi pertama yang bertanya:
“Raja Surga, ada apakah perintah Anda memanggil kami?”
Kalau tidak ada perintah, saya akan kembali main dadu.
Jendral Dewa Liu Zhi kecanduan judi seperti takdir. Baru saja sedang berjudi dengan anggota sekte ketika dipanggil Tianwang Ketakutan via telepon, hatinya penuh ketidaksabaran dan kemarahan.
Tianwang Ketakutan yang mengenakan setelan jas dan anting perak sambil mengupas kacang edamame bertanya:
“Dengar dari Yin Yue, kalian bertiga berencana ikut dungeon pembunuhan?”
Jendral Dewa Liu Zhi mengangguk:
“Yuan Shi Tian Zun sudah mati, Fu Qingyang naik level ke Sovereign di dungeon pertengahan tahun. Akhir tahun ini adalah masa lowong. Di kubu Tertib yang bisa jadi musuh kami hanya Jiang Ju dan Huang Taiji.”
“Saya sudah bertaruh dengan mereka, di dungeon kali ini Pasukan Militer pasti akan dapat Raja Surga baru.”
Raja Mata Iblis menyeringai sinis: “Kau pikir bisa kalahkan Ketakutan, atau aku? Atau mungkin Pemusnahan dan Pisau Hantu? Sekalipun Pasukan Militer punya banyak Sovereign, Raja Surga tetap hanya empat.”
Tiga Jendral Dewa wajahnya menunjukkan ketidakpuasan tapi tidak berani membantah.
Tianwang Ketakutan melemparkan kacang edamame yang sudah dikupas ke mulutnya: “Dungeon akhir tahun ini, Pasukan Militer tidak akan ikut.”
“Kenapa?” Tiga Jendral Dewa serentak tertegun.
Tianwang Ketakutan mendengus: "Agar kalian bisa hidup lebih lama beberapa tahun, tentu saja, jika memang ingin ikut, aku tidak akan menghalangi. Ini kebebasan kalian, tapi aku harap kalian lebih baik patuh."
Ia melambaikan tangan, malas menjelaskan, mengusir pergi ketiga Jendral Dewa.
Raja Mata Iblis menyaksikan ketiganya pergi, lalu menatap Tianwang Ketakutan, "Karena kau sudah menduga dia tidak mati, kenapa tidak mengumpulkan para petinggi Sekte Kekosongan dan Perkumpulan Spiritual untuk berburu dia, seperti dungeon pembunuhan di pertengahan tahun itu?"
Tianwang Ketakutan menghela napas:
"Dia adalah Sage terhebat, menguasai kemampuan dua profesi sekaligus: Night Wanderer dan Illusionist. Jumlah artefak kelas atas di Tahap Sage sangat banyak, ditambah mayat yin dan pelayan arwah setara levelnya. Di Tahap Sage, sudah tidak ada kekuatan yang bisa menghapuskan dia, bahkan artefak bertipe aturan pun tidak bisa. Karena tidak bisa dihentikan, lebih baik dihindari.
"Sovereign level 7 tidak bisa mempengaruhi kepentingan besar. Meskipun dia meniru Fu Qingyang, tetap butuh waktu satu tahun untuk tumbuh. Profesi Tertib tidak punya waktu sebanyak itu."
Namun dia tidak berencana memberitahu Perkumpulan Spiritual dan Sekte Kekosongan tentang hal ini. Mengurangi kekuatan menengah dua organisasi besar ini bukanlah hal buruk.
Raja Mata Iblis menyambar daging kepala babi dan menyuapkannya ke mulut: "Luka-lukamu bagaimana?"
"Tidak parah, hanya tergores, kehilangan sebagian kekuatan. Bisa dipulihkan." Ekspresi Tianwang Ketakutan khidmat: "Dulu agak meremehkan Aliansi Lima Unsur. Tapi meskipun tidak mencapai target, kedua dewa angin dan petir sudah diskualifikasi. Lumayan untung."
Raja Mata Iblis memanfaatkan kesempatan untuk mengorek informasi: "Apa rencana kubu jahat selanjutnya?"
Tianwang Ketakutan menarik sudut mulutnya: "Tidak ada rencana, jalani saja hidup dengan baik."
Raja Mata Iblis: "Heh."
Tianwang Ketakutan: "Heh."
……
Ibukota, Taiyi Men.
Di dalam siheyuan yang penuh nuansa sejarah, Yin Ji duduk bersila di bawah naungan pohon. Di atas lututnya terdapat bola emas yang mengeluarkan aura keemasan tipis, memasuki hidungnya melalui teknik pernapasan dan memadatkan organ-organ dalam.
Ini adalah kediaman Elder Hongying. Menjelang dungeon pembunuhan, Yin Ji pindah dari apartemen mewahnya ke tempat tinggal sensei untuk berlatih Chunyang Xishen Lu.
Utamanya memanfaatkan kekuatan Dewa Matahari milik sang Elder untuk latihan.
Setelah jasad Chiri Xingguan (Penghukum Matahari Merah) menghilang, Taiyi Men tiba-tiba menjadi sibuk. Para Elder setiap hari keluar untuk urusan sekte atau rapat dengan pimpinan Aliansi Lima Unsur.
Ritme berubah cepat dan intens, menunjukkan kondisi menjelang pertempuran besar.
Setelah insiden Dewa Angin-Petir, Profesi Tertib menyadari masa damai telah berakhir. Konspirasi dan eksekusi dari kubu jahat akan terus berdatangan.
Beberapa hal harus dipersiapkan sejak dini, tak bisa lagi bersikap pasif.
Setelah seperempat shichen meditasi pernapasan, Yin Ji berhenti dengan tubuh basah keringat. Pipinya memerah, ujung hidung berkilat oleh butiran keringat, rambut pelipis menempel di wajah.
Jika dilanjutkan, kekuatan Dewa Matahari akan memadamkan organ dalamnya.
"Dari mana kau dapatkan ritual rahasia ini?" Suara Elder Hongyang terdengar dari samping:
"Sangat detik, pasti ritual rahasia yang ditempa ratusan kali oleh praktisi kuno. Gurumu sudah mengamatinya selama beberapa hari, jika tidak salah, teknik ini setara dengan metode fokus utama. Jika kamu menyerahkannya ke sekte, bisa ditukar dengan artefak kelas atas, peluangmu menaklukkan dungeon pembunuhan akan lebih besar."
Ekspresi Yin Ji muram: "Chunyang Xishen Lu dibeli dariku oleh Yuan Shi Tian Zun, hanya boleh dipelajari sendiri, tidak boleh bocorkan. Ini syarat tambahan transaksi."
Elder Hongying yang memiliki standar moral tinggi, melihat muridnya bersikukuh demikian, tidak memaksa lagi. Dia beralih bicara:
"Dengan Chunyang Xishen Lu sebagai pendamping, barulah ada secercah harapan untuk naik level ke Sovereign. Tapi tetap kecil. Baik Jiang Ju maupun Huang Taiji yang mengandalkan darah keturunan, sedikit lebih kuat darimu. Belum lagi Sage terhebat dari Profesi Jahat."
"Kuota level Sovereign hanya tiga. Andai Yuan Shi Tian Zun tidak mati, dengan hubunganmu dengannya, kamu pasti dapat salah satu dari tiga kuota itu."
Seperti dungeon pembunuhan level Transcendent dulu, sekelompok newbie berhasil naik level dengan bantuan Yuan Shi Tian Zun.
Yin Ji berbisik lembut: "Usaha manusia dan Takdir."
……
Songhai, sebuah apartemen.
Di kamar dengan gorden tertutup rapat, lantai dipenuhi guci tembikar berisi ular berbisa dan lipan warna-warni. Udara penuh racun kabut beracun.
Xiao Yuan yang mengenakan tanktop putih dan celana panjang gelap, duduk bersila di ranjang sambil menutup mata melakukan meditasi pernapasan menghirup kabut racun.
Sorot matanya tetap elegan dan mempesona, tapi kini ada nuansa magis. Jika memakai lipstik hitam, pasti seperti siluman wanita yang memikat.
“Dung-dung!”
Suara ketukan pintu terdengar, disusul nada bicara berat: "Xiao Yuan, ini aku."
Xiao Yuan membuka mata, kilatan ungu terlihat di pupil matanya. Ia bangun dari ranjang, meraih jaket dan mengenakannya, lalu membuka pintu kamar.
Di depan pintu berdiri seorang pemuda dengan alis tajam dan tatapan dingin yang angkuh. Raut kekanak-kanakan di wajahnya telah menghilang, digantikan ketundukan dan keganasan layaknya atasan di matanya.
"Beberapa hari lagi akan ada dungeon pembunuhan. Ada pesan darinya?" tanya Kou Beiyue dengan suara berat.
Xiao Yuan menggelengkan kepala.
Alis Kou Beiyue seketika berkerut. Setelah merenung sebentar, ia berkata: "Tidak masalah. Dia pasti akan ikut dungeon pembunuhan. Dengan kehadirannya, kenaikan levelmu ke Sovereign seharusnya lancar."
Kilatan kerindangan dan kerinduan muncul di mata Xiao Yuan. "Huogongzi dan Tuan Huang punya hubungan baik dengannya. Pertimbangkan untung-ruginya, kuota sebaiknya diberikan pada mereka."
"Berarti dia tidak memikirkanmu sama sekali," Kou Beiyue menyeringai dingin. "Akan kulepaskan kepalanya dari badan."
Xiao Yuan menatapnya beberapa saat lalu tertawa: "Sudah jadi bos beberapa bulan, lupa marga sendiri?"
Kou Beiyue mendengus: "Aku cuma mampir. Masih ada urusan, duluan pergi."
……
Grup chat F4 Aliansi Lima Unsur.
Admin Ling Jun muncul: ＠Jiang Ju＠Huang Taiji, kalian berdua bisa naik ke Sovereign tahun ini?
Grup chat ini dibuat Hua Gongzi. Tiga "tuan" lainnya tidak tahan dengan nama grup, biasanya menolak muncul.
Jiang Ju: Bisakah kau ganti nama grupnya? Sudah berapa kali kukatakan, Laozi ingin naik taksi ke tempatmu untuk membuatmu babak belur.
Huang Taiji: Jiang Ju mungkin bisa. Aku agak sulit.
Huang Taiji adalah penghuni tetap dungeon pembunuhan, setiap tahun masuk tapi tak pernah naik level. Ini kelemahan dari karakteristik profesinya.
Output tidak cukup, sulit meraih skor tinggi untuk menang. Tentu saja, ini juga berarti minim bahaya.
Ling Jun: Sayang, kalau Yuan Shi masih ada, hubungan ayah-anak kalian pasti bisa menjamin kenaikan levelmu. Hm, kalau dia ada, mungkin aku yang duluan.
Fu Qingyang: Kali ini kamu tetap tidak ikut?
Ling Jun: Hidup ini singkat, banyak hal indah selain naik level. Mengambil risiko untuk hal tak penting bukan tindakan bijak bestari.
Fu Qingyang: Baik, asal jangan menyesal nanti.
