Kaisar Lalim
Zhao Shun, kaisar Dinasti Selatan, 24 tahun. Naik tahta di usia 6 tahun dengan ibunya Ratu Janda Zheng yang memerintah di balik tirai. Saat berusia 19 tahun, Ratu Janda Zheng wafat dan kekuasaan dikembalikan padanya.
Namun selama masa pemerintahan Ratu Janda Zheng yang memanjakannya, keluarga Zheng telah menempatkan anak buahnya di seluruh istana. Ditambah sang kaisar yang sejak kecil dimanjakan hingga menjadi anak borjuis yang hanya suka bermain dan terbuai pesona kecantikan, Zhao Shun pun tak berminat mengurus negara. Dia tetap mengandalkan kerabat jauh Zheng sehingga seluruh negeri gempar.
Tapi Zhao Shun tak peduli. Baginya ini justru hidup para dewa.
Seluruh wanita cantik di kolong langit bisa dia tuntut. Terbuai dalam kemewahan, menikmati kemuliaan tertinggi tanpa perlu bertanggung jawab. Bukankah ini hidup para dewa?
“Cuma segini ingatannya? Nama kasim di sekitarnya aja enggak lengkap……Ck, dungeon ini enggak mau kasih informasi sama sekali……” Zhang Yuanqing merintih sambil bangkit, lalu mendengar notifikasi Lingjing di telinganya:
Ding! Misi utama diaktifkan: Usir pasukan Dinasti Utara atau pertahankan ibu kota Dinasti Selatan.
Ding! Misi sampingan diaktifkan: Bertahan hidup 24 jam.
Ding! Misi sampingan diaktifkan: Cari mata-mata yang bersembunyi di istana.
Ding! Misi sampingan diaktifkan: Dapatkan dukungan rakyat.
Catatan: Setiap misi yang terselesaikan akan membuka segel sebagian kekuatan tempur dan item di inventory.
Catatan: Perhatikan, identitasmu sekarang adalah Zhao Shun, jangan sampai terbongkar status sebagai Spirit Realm Walker atau informasi terkait Lingjing.
Banyak amat misinya…… Zhang Yuanqing mendengar terus-menerus pengumuman sistem di telinganya, wajahnya terlihat bingung.
Salah satu misi sampingan adalah bertahan hidup 24 jam, sementara dungeon "Raja yang Menghancurkan Negara" adalah dungeon perang besar yang jelas enggak akan selesai dalam 24 jam. Di tahap awal saja sudah segini banyak misi, gimana nanti di tengah dan akhir?
Lagian, skill-ku disegel, inventory dikunci, badan juga jadi lemah tak berdaya, lemah tak bisa urus diri sendiri. Karakter kayak gini mau survive gimana?
"Buat orang lain, ini cuma dungeon level A. Tapi buatku, rasanya setara Level S nih……"
Jelas sekali, "Raja yang Menghancurkan Negara" adalah karakter inti dungeon ini. Nasibnya sial dapat kartu karakter dengan tingkat kesulitan tertinggi.
"Ah, yang lain juga enggak tahu kemana. Bisakah mereka menemukanku? Di mana Sang Pelindung Kiriku Mata Iblis dan Sang Pelindung Kananku Xiao Fu? Ku butuh perlindungan kalian……"
Jenis dungeon seperti ini pernah dialaminya sekali, yaitu di dungeon Kekacauan Lima Elemen sebelumnya.
Saat itu, gadis remaja di sisi bantal terbangun oleh gerakan, menggosok matanya dengan kepalan kecil, membentangkan lengan putih seperti teratai dan merangkul, berkata dengan manja:
"Yang Mulia~"
Tubuh muda yang baru berkembang perlahan bergerak-gerak, melakukan Godaan yang terampil.
Di usia muda sudah punya kemampuan proyek sehebat ini? Feodalisme yang jahat... Zhang Yuanqing lebih menyukai kecantikan montok yang matang, tak tertarik pada dayang kecil seperti ini. Dengan lembut ia mendorong dan memerintah:
"Gantikan pakaian Ku!"
Gadis itu mengangguk patuh, cepat-cepat merayap turun dari ranjang, menonjolkan pantat kecil putihnya, mengumpulkan pakaian istana dari lantai. Pakaian rumit itu, di bawah jemari kecilnya yang bergerak lincah, segera terpasang sempurna.
Ternyata dayang istana... Zhang Yuanqing melihat pakaian istana yang agak sederhana, menebak identitas gadis itu.
Masuk akal, jika dia selir-selir istana berstatus, pasti tidak akan berpakaian sendiri.
Setelah berpakaian, gadis itu memandu Kaisar ke depan penyekat, melepas satu per satu pakaian santai yang tergantung, dengan terampil mengenakannya pada Zhang Yuanqing.
Seluruh proses ini, Zhang Yuanqing hanya perlu mengangkat lengan atau kaki, atau diam tak bergerak, mengingatkannya pada masa kecil saat Ayah membantu memakaikan baju.
Ini salah satu kenangan langka tentang Zhang Zizhen. Chen Shu adalah wanita kuat seumur hidup, cara memupuk anak juga cenderung keras dan alami. Sejak usia tiga tahun, dia sudah meminta Zhang Yuanqing berpakaian sendiri.
Zhang Yuanqing tak bisa melakukannya. Dalam ingatannya, selalu ada sepasang tangan besar yang hangat membantunya mengenakan pakaian.
Sambil menunggu dayang melayani dirinya berganti pakaian, Zhang Yuanqing mulai berpikir keras tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Apa ya misi sampinganku? Sial, ingatanku juga menurun..." Zhang Yuanqing membuka panel atribut untuk meninjau kembali misi dungeon.
Misi utama untuk sementara tidak perlu dipikirkan.
Tiga misi sampingan yaitu "Bertahan 24 jam", "Mencari mata-mata", dan "Mendapatkan dukungan rakyat". Dari ketiganya, misi mendapatkan dukungan rakyat belum bisa dilakukan untuk sementara.
Dua misi sampingan yang harus dia selesaikan adalah "Bertahan 24 jam" dan "Mencari mata-mata".
"Bertahan 24 jam berarti istanaKu tidak aman. Kedua misi sampingan ini mungkin terkait, bahayanya berasal dari mata-mata yang bersembunyi di istana."
Maka target selanjutnya menjadi jelas - menemukan mata-mata!
Untuk mencari mata-mata, harus ada cukup informasi pendukung. Hmm, pertama-tama perlu memahami situasi di istana... Saat sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara mendesak dari balik tirai:
"Yang Mulia! Sudah waktunya minum obat. Tabib istana bilang, obat harus diminum selagi hangat. Kalau sudah dingin, efek obatnya akan berkurang drastis."
Di balik tirai, sosok tinggi besar itu muncul lagi.
"Ku tahu." Zhang Yuanqing menjawab dengan nada kesal. Setelah dayang memakaikan mahkota emas berhiaskan giok di kepalanya, dia berjalan ke cermin perunggu untuk menatap tajam dirinya sendiri.
Seorang pemuda tampan bertubuh kurus tinggi dengan raut wajah pucat sakit-sakitan dan tatapan mata yang suram.
Tubuh yang tipikal dikuras oleh arak dan wanita, kondisi sub-sehat parah. Di zaman seperti ini, penyakit mendadak bisa dengan mudah membuatku panik... gumam Zhang Yuanqing dalam hati.
"Di mana sosok Yuan Shi Tian Zun si anak emas itu? Bahkan jika Guan Ya berdiri di depannya, mungkin dia takkan mengenalinya."
Membuka tirai, melangkah ke area publik.
Di dalam ruangan, dekorasinya mewah: karpet sutra berbenang emas mahal, dinding dipenuhi kaligrafi maestro, rak antik berisi keramik dan pernak-pernik giok, anggrek di tepi jendela semuanya spesies langka.
Di meja bundar berselimut sutra kuning kerajaan, terdapat mangkuk obat yang uap panasnya mulai menghilang. Di sampingnya berdiri seorang kasim paruh baya bertubuh kekar, dengan kerutan ekor ikan di sudut mata, rambut pelipis memutih, dan alis yang mengkerut penuh kegelisahan - seolah siap menghajar kapan saja.
Zhang Yuanqing duduk di tepi meja, mengangkat mangkuk dan menyesap sedikit. Rasanya pahit menusuk hidung, membuatnya ingin muntah kering. Dengan sengaja ia bersuara keras:
"Obat apa ini? Rasanya seperti air tinja! Buang! Ku takkan minum!"
Tindakan ini dilakukan untuk menjaga citra penguasa lalim sekaligus membuka percakapan secara logis guna mengorek informasi.
Kasim berambut perak itu mengerutkan alis, berbicara dengan nada "Aku bicara baik-baik, jangan cari masalah":
"Yang Mulia, racun dalam tubuh Paduka belum sepenuhnya hilang. Menurut tabib istana, butuh sepuluh hari untuk pulih total. Beberapa hari ini, sebaiknya Paduka tidak mendekati wanita cantik lagi."
Dayang yang melayani tempat tidur semalam menyembunyikan wajah ketakutan.
Racun? Mata Zhang Yuanqing berbinar. Dengan suara menggema ia berkata: "Racun? Racun apa? Aku ini Putra Naga, penguasa tertinggi, kebal racun!"
Kasim paruh baya berambut putih di pelipis mengerutkan alisnya, mendekat beberapa langkah sambil memandangnya dari ketinggian:
"Kentut... Yang Mulia memang penguasa tertinggi, tapi setoples racun Hongdinghong juga bisa mencabut Takdir Junjungan. Tiga hari yang lalu, Junjungan sudah keracunan. Kalau bukan karena hamba yang cepat tanggap, Junjungan sudah berpulang."
Kaisar Zhao Shun yang bejat ini meskipun hidup foya-foya, tapi sampai-sampai kasim pun berani memperlihatkan raut wajah tak hormat... Ini membuktikan tak punya kekuasaan riil... Kasim mungkin dari keluarga Zheng... Sudah diracun tiga hari lalu, berarti mata-mata sudah pernah bertindak... Dalam 24 jam, aku akan menghadapi metode pembunuhan atau peracunan lagi. Kalau tidak bisa menemukan mata-mata, kemungkinan besar akan gg.
Zhang Yuanqing memutar otak, kembali bergumam dalam hati: Mata Iblis Xiao Fu, Jun membutuhkan kalian untuk melindungi Junjungan!
"Obat ini terlalu pahit, bawa pergi." Zhang Yuanqing mendorong mangkuk ke samping. Mengingat pemilik tubuh asli hampir tewas keracunan, dia pasti tidak akan mau menyentuh apapun dari istana lagi.
Bisa saja mata-mata ada di kamar tidur, atau di antara dayang dan kasim yang hadir. Kecerobohan sedikit saja akan berujung kematian di tempat.
Kasim berbadan kekar itu berkata dengan geram:
"Yang Mulia, kalau tidak mau minum obat, hamba terpaksa akan menyuapi."
"Anjing pelayan..." Zhang Yuanqing melemparkan mangkuk hingga pecah berantakan, meledak marah: "Kasim tak bertelur ini, berani mengancam Ku!"
Payudara yang montok kasim itu naik turun, akhirnya dia mengibaskan lengan baju dan pergi.
Memandang kepergian kasim paruh baya itu, Zhang Yuanqing mengerlingkan matanya. Setelah menyuruh pengawal mundur, ia memanggil dayang yang melayani tempat tidur semalam dan berkata dingin: "Siapa dia?"
Di kamar tidur megah ini, saat ini hanya dayang kecil ini yang ia percayai.
Jika gadis ini mata-mata, Zhao pasti sudah tewas. Seribu penjagaan takkan sanggup menghadapi bahaya dari peluk bantal.
Dayang kecil ini kemungkinan NPC yang diberikan dungeon, aman dan bisa diandalkan. Informasi tertentu bisa diperoleh darinya.
"Dia adalah Kepala Pelayan Li..." Dayang kecil itu tampak bingung, tak mengerti mengapa Yang Mulia menanyakan hal ini.
"Kepala Pelayan Li? Apakah dia bisa dipercaya?" tanya Zhang Yuanqing.
Ekspresi kebingungan dayang itu semakin jelas: "Kepala Pelayan Li adalah staf lama di Istana Ratu Janda. Sebelum wafat, Ratu Janda menugaskannya untuk melayani Yang Mulia. Tentu saja beliau bisa dipercaya, meski temperamennya agak keras..."
Orang dari pihak Ratu Janda? Berarti bukan mata-mata! Pikiran Zhang Yuanqing berputar cepat. Ia bertanya lagi:
"Tadi dia bilang Ku keracunan, benarkah?"
Dayang kecil itu mengangguk cepat: "Beberapa hari lalu, Yang Mulia memang tiba-tiba jatuh sakit dengan perut terasa sangat sakit. Kepala Pelayan Li yang menemukan kelainan itu dan memanggil tabib istana untuk memeriksa Yang Mulia."
"Sebelum keracunan, kemana saja Ku pergi?" Zhang Yuanqing bertanya lagi.
Dayang itu menunduk berpikir sejenak, lalu ragu-ragu: "Yang Mulia mengunjungi banyak tempat, bertemu dengan banyak selir dan dayang..."
Makna tersirat dari kalimat ini adalah: Hiburan Yang Mulia terlalu banyak, tak ada yang tahu bagaimana racun itu masuk.
Ini mulai menyulitkan... Setelah berpikir beberapa detik, Zhang Yuanqing teringat pengetahuan sastra dan sejarahnya: "Ku ingin melihat catatan harian kaisar!"
Dayang kecil itu segera menjawab: "Yang Mulia bisa meminta ke Kantor Catatan Kekaisaran."
Pejabat yang bertugas mencatat catatan harian Kaisar disebut "Qijulang", yang berada di bawah naungan Kantor Sekretariat Istana.
Zhang Yuanqing menggelengkan tangan: "Bukan catatan harian yang itu, maksudku catatan aktivitasku di dalam istana."
Kaisar memiliki dua jenis catatan harian: satu dicatat oleh Qijulang yang merekam perintah kerajaan dan percakapan dengan pejabat saat sidang istana. Satunya lagi mencatat kehidupan harian di Istana Belakang, dicatat oleh kasim.
Dayang kecil menjawab: "Yang Mulia bisa meminta dari Pelayan Utama Li."
Aku takut dipukul... Zhang Yuanqing memerintah: "Kau yang ambil."
Dayang kecil mengempiskan mulutnya ketakutan, berkata dengan sedih: "Baik!"
Menunduk dan bergegas pergi meninggalkan kamar tidur.
Seperempat shichen kemudian, dayang kecil kembali sambil memeluk buku catatan tebal, menyerahkannya dengan kedua tangan.
Zhang Yuanqing mengangguk puas: "Kerja bagus, malam ini kau lagi yang melayani tempat tidur."
Wajah dayang kecil langsung berseri-seri. Di istana, baik selir, dayang, bahkan penari, siapa yang tidak ingin mendapat giliran melayani tempat tidur?
Asalkan bisa mengandung janin kerajaan, nasib akan berubah bagaikan burung gereja menjadi phoenix.
Zhang Yuanqing menyuruh dayang pergi, lalu membuka catatan harian. Tulisan di dalamnya menggunakan aksara Kai standar, bagi lulusan Universitas Songhai yang berprestasi, tidak ada kesulitan membaca.
Catatan harian ini mencatat semua orang yang pernah ditemui Zhao Shun dan perbuatannya, pasti ada petunjuk di sini.
Setelah membaca beberapa halaman, Zhang Yuanqing pusing mendapati dirinya masih meremehkan kebejatan Zhao Shun.
