"Tiga jurus, tiga nyawa"
"Ada apa? Kenapa dua pasukan Utara saling bertempur?"
"Hss, itu bendera perang Pasukan Jueque, pasukan itu adalah Pasukan Jueque dari Utara."
"Tuoba Guanghe sudah sampai di ibu kota... Linxia jatuh?!"
"Malam semakin pekat, terompet panjang bergema, genderang berdentum. Pasukan penjaga gerbang utara tercengang melihat dua kesatuan yang sedang bertarung sampai mati di luar tembok kota."
"Satu adalah pasukan Utara yang sebelumnya mengepung kota namun hanya berhadapan dengan pasukan penjaga tanpa menyerang."
"Satunya lagi baru tiba. Beberapa prajurit bermata tajam melihat bendera Pasukan Jueque yang berkibar-kibar dalam kilatan api, tubuh mereka menggigil ketakutan saat menyaksikan kedua pasukan itu saling bantai di luar tembok."
"Lebih tepat disebut pembantaian sepihak daripada pertempuran seimbang."
"Pasukan penjaga tak paham alasan perselisihan internal pasukan Utara, tapi mereka senang melihat harimau lawan harimau. Mereka memanfaatkan situasi dengan menabuh genderang peringatan dan mempersiapkan pertempuran."
"Pertempuran sengit di luar kota, situasi dalam kota pun tak kalah kacau. Menara Tianji berubah menjadi menara hantu, memuntahkan mayat yin dan pelayan arwah yang haus darah. Sebagian masuk ke pemukiman warga dan mengamuk membantai."
"Sebagian lain bertempur sengit dengan pasukan penjaga kota."
"Sementara itu, Departemen Kota Kekaisaran yang loyal kepada keluarga Zheng serta sebagian petinggi pasukan penjaga kota kini dilanda kebingungan dan dilema, karena Zheng Wenhan sudah mati."
Mereka sangat memahami niat memberontak Zheng Wenhan, dan juga tahu bahwa yang mereka lakukan adalah kejahatan yang pantas dihukum sembilan marga. Kini Zheng Wenhan telah dieksekusi, Kaisar pasti akan membersihkan sisa-sisa anak buah keluarga Zheng.
Tak satu pun dari mereka bisa lolos.
Tapi menyerah ke Utara sama seperti berurusan dengan harimau untuk mengambil kulitnya. Perjanjian antara Zheng Wenhan dengan Tuoba Guanghe didasarkan pada asumsi keluarga Zheng berkuasa dan menguasai Dinasti Selatan.
Sekarang Zheng Wenhan dan adiknya Zheng Wenshi telah terbunuh, keluarga Zheng sudah tamat. Perjanjian itu otomatis batal.
Jika Pasukan Jueque pimpinan Tuoba Guanghe berhasil menerobos ibu kota, pembakaran dan penjarahan tak terhindarkan, bahkan mungkin pembantaian massal. Padahal seluruh klan mereka berada di ibu kota.
Zhang Yuanqing mengendarai Naga Emas Berkuku Lima, melayang di atas ibu kota. Dari ketinggian, terlihat kobaran api di luar tembok kota. Pasukan Jueque bagai pisau tajam yang menyusup ke barisan pasukan pertahanan kota, menghancurkan siapa pun yang dilewati.
Pasukan ini sebenarnya kekuatan keluarga Yang yang menyamar sebagai pasukan Utara untuk menyerang kota dan mengikat pasukan keluarga Zheng.
Sekarang malah menjadi korban persembahan.
Kekuatan pertahanan ibu kota yang sudah terbatas semakin melemah, seperti salju yang ditimpa es.
Pasukan penjaga tembok luar berkerumun seperti semut naik ke atas tembok. Para kuli dan tentara pembantu mengangkat obor, menggendong peralatan pertahanan, memanjat anak tangga menuju puncak tembok.
Di kota dalam, mayat yin dan pelayan arwah mengendus bau manusia, mengamuk membantai. Beberapa rumah bangsawan banjir darah, sementara di jalanan beberapa kelompok pasukan bertarung sengit dengan mayat yin.
“Jalan Guangping, Jalan Xiaguang, dan Jalan Chengle di beberapa titik terbakar, sampai sekarang belum bisa dipadamkan, singkatnya situasi sudah kacau-balau.”
“Lihat lagi arah kota kekaisaran, terlihat sangat tenang. Delapan ribu pasukan elit Departemen Kota Kekaisaran seolah tidak mendengar keributan apapun, bagai orang tuli dan buta secara massal.”
“Bagaimana ini bisa dipertahankan? Tuoba Guanghe bisa langsung menerobos tembok kota! Zhang Yuanqing dalam hati menghela napas panjang.”
“Awalnya rencananya adalah setelah membasmi keluarga Zheng dan Mahaguru, mengambil alih ibu kota, lalu mengorganisir kekuatan untuk menyambut pasukan penjaga yang mundur dari Linxia, akhirnya berhadapan dengan Dinasti Utara dalam pertempuran habis-habisan.”
“Sayangnya takdir tidak selalu berpihak. Meski Mahaguru kalah, langkah balasan sebelum ajalnya membuat situasi yang sudah mulai terkendali oleh Zhang Yuanqing kembali terjerumus dalam jurang keputusasaan.”
“Zhang Yuanqing memusatkan pikiran, mengumpulkan kekuatan Dewa Matahari, membentuk matahari mini di atas kepalanya.”
“Cahaya emas murni menyinari ibu kota di bawahnya, mengusir kegelapan yang terbentuk dari ketakutan dan genangan darah.”
“Makhluk yin dan pelayan arwah yang berkeliaran di dalam kota langsung mengeluarkan asap hitam, menjerit-jerit kesakitan sebelum berubah menjadi debu.”
“Warga yang panik berlarian dan pasukan penjaga kota yang sedang bertempur sengit serentak mendongak ke langit, menutupi mata dari silau cahaya emas yang membuat bola mata perih.”
“Naga?!”
“Naga sejati!”
“Naga sejati turun ke dunia, pertanda kemakmuran dari langit.”
“Pasukan penjaga kota dan warga yang menyaksikan pemandangan ini ada yang teriak histeris, ada yang langsung bersujud, semua terpana tak percaya.”
“Zhang Yuanqing menarik napas dalam-dalam, lalu berseru lantang:”
“Warga ibu kota, prajurit dengarkan! Ku adalah Kaisar Zhao Shun penguasa Dinasti ini. Beberapa hari lalu, Langit mengirim mimpi kepada-Ku dan menganugerahkan Naga Emas Berkuku Lima sebagai tanda kasih surgawi.”
Keriuhan muncul dari bawah.
Sisi Departemen Kota Kekaisaran masih sama sekali tidak bergerak.
Zhang Yuanqing terus berseru dengan lantang:
“Dua puluh satu tahun lalu, Dinasti Utara menyerbu selatan, membantai rakyatku, merebut wilayahku. Rakyat terlunta-lunta, sembilan dari sepuluh rumah kosong. Kini setelah dua puluh satu tahun mereka kembali membakar rumah kita, menculik perempuan, membantai anak-anak. Permusuhan ini takkan pernah berdamai!”
Dalam kegelapan ibu kota, lentera-lentera mulai menyala satu persatu. Semakin banyak orang yang bangkit.
Pidato bergelora Zhang Yuanqing terus bergulir:
“Perdana Menteri Kanan Zheng Wenhan berkolusi dengan Dinasti Utara, mendatangkan Pasukan Jueque ke gerbang kota. Dia telah dihukum mati! Sebagai penguasa negara, Ku sendiri akan mempertahankan gerbang ibu kota untuk membalas jasa negeri ini!”
“Seluruh kaki tangan keluarga Zheng sudah ditumpas. Yang tersisa di istana semuanya hamba setia dan jenderal berbakat. Segera bersatu dengan-Ku mempertahankan gerbang kota, halau musuh asing!”
Obor-obor Departemen Kota Kekaisaran berkobar-kobar. Pasukan besar dengan cepat berkumpul.
Pasukan pertahanan kota wilayah dalam bergegas menuju wilayah luar.
Seluruh kota hidup kembali pada momen ini. Rakyat berduyun ke jalanan, mandi dalam sinar Taiyang murni, bersujud menyembah kaisar yang berdiri tegak di atas naga, memuliakan mukjizat ilahi.
Zhang Yuanqing akhirnya menarik napas lega, mengendalikan Naga Emas Berkuku Lima terbang menuju Gerbang Utara.
Tugas berikutnya adalah menahan Pasukan Jueque dan mengulur waktu. Urusan tatanan kota, mobilisasi tentara, suplai persenjataan... serahkan saja pada pejabat istana termasuk Yang Zheng.
Bukan urusan yang perlu dia pusingkan.
……
"Seorang Centurion dari Pasukan Jueque mengendarai kuda mendekati Tuoba Guanghe, melipat tangan berkata:"
""Komandan pasukan, tiga ribu pasukan musuh yang menyamar sebagai prajurit kita telah dihabisi.""
"Wujud sejati Tuoba Guanghe adalah pria kekar setinggi 1,7 meter dengan bahu lebar dan pinggang besar. Ia mengenakan baju zirah sisik ikan hitam, di bawah helmnya terlihat jalinan rambut gimbal yang kusut, dengan fitur wajah khas Perbatasan Utara:"
"Kelopak mata tunggal, mata sipit memanjang, wajah lebar, serta kulit kasar dan gelap."
Tuoba Guanghe mengeluarkan suara "Hm", namun tidak memerintahkan penyerangan kota. Alih-alih, ia memandang jauh ke arah kilauan cahaya emas sambil berdecak lidah:
"Selama ini dunia menganggap Kaisar Dinasti Selatan sebagai anak borjuis yang hanya pandai bersenang-senang, kaisar tolol peringkat tiga besar dalam catatan sejarah. Baru hari ini kusadari, ia ternyata jenius yang menyimpan kemampuan!"
Saat ucapan itu meluncur, cahaya emas tersebut melesat cepat dan berhenti tepat di atas gerbang kota.
Sang Kaisar muda berdiri angkuh di atas kepala naga, pandangannya yang tajam menyapu empat ratus Pasukan Jueque, akhirnya tertuju pada Tuoba Guanghe, berkata dengan suara berat:
"Tuoba Guanghe, katanya kau pernah membuat perjanjian tiga pedang dengan Yang Ce di Kota Linxia. Hari ini Ku juga akan bertaruh denganmu. Jika kau bisa memukul Ku sampai mati dalam tiga pukulan, Dinasti Selatan akan menyerahkan diri dengan kedua tangan.
"Jika gagal membunuh Ku, tarik pasukanmu mundur. Bagaimana?"
Melihat sang penguasa yang menginjak Naga Emas Berkuku Lima tiba, pasukan penjaga merasa tenang. Ketakutan menghadapi legenda Pasukan Jueque langsung lenyap.
Tuoba Guanghe menyeringai sinis, kuda perang di selangkangannya meringkik dan bertekuk lutut.
Dia tiba-tiba muncul di atas tembok kota.
Braak! Braak! Braak...
“Puluhan pasukan penjaga dan pekerja sipil di sekitarnya meledak seketika, daging darah dan pecahan tulang beterbangan, menodai tembok pertahanan dengan warna merah.
Pasukan penjaga『gemerincing』berhamburan bagai air surut, area tiga puluh meter di sekitar Tuoba Guanghe langsung kosong melompong.
Tangan pasukan penjaga yang memegang pedang gemetar, tangan yang menarik busur juga bergetar, tak seorang pun berani menyerang atau mendekat.
Tuoba Guanghe menengadahkan kepala, menatap Zhang Yuanqing di udara sambil mencemooh:
“Ngapain berdiri setinggi itu? Takut kena pukul?
“Cuma jendral kelas teri, mau taruhan apa denganku? Berani taruhan apa sama aku?”
Kecepatannya terlalu ekstrim, mustahil dilihat mata telanjang. Sepertinya satu pukulan saja bisa langsung menghabisi… Zhang Yuanqing buru-buru menenangkan emosi lalu menyeringai:
“Aku taruhkan nyawa 400 pasukan Jueque-mu!”
Wu wu...
Angin yin bertiup kencang, aura yin hitam pekat mengalir dari padang rumput. Di mana pun melewati, prajurit Dinasti Selatan yang baru tewas di bawah kuku kuda pasukan Jueque membuka mata mereka.
Mereka bangkit perlahan, atau melesat tegak, leher berderak kotekok, kaku tak wajar.
Mata mereka hampa dan sunyi senyap, taring tajam tumbuh di mulut, kulit pucat, kuku menghitam.
Mayat-mayat ini terkontaminasi aura yin, mulai mengalami mutasi.
Di belakang barisan mayat yin itu, berdiri tegap seorang wanita cantik berbaju putih dan jeans warna muda, latarnya adalah gelombang aura yin dan desiran angin yin.
Tuoba Guanghe menyempitkan mata.
Zhang Yuanqing menambahkan dengan tenang: "Atau, kau masuk kota membunuh, Ku di luar kota membunuh Pasukan Jueque-mu."
Tujuan utamanya mengajukan taruhan bukanlah untuk mengulur waktu. Jika ingin mengulur waktu, lebih efektif mengorbankan prajurit penjaga kota.
Dia juga tidak peduli nyawa pasukan penjaga, toh ini hanya dungeon, bukan dunia nyata.
Alasan sebenarnya Zhang Yuanqing mengajukan taruhan adalah misi utama - mencegah Dinasti Selatan runtuh.
Hanya ada dua cara: pertama, mengusir atau membunuh Tuoba Guanghe. Kedua, mempertahankan ibu kota.
Mengusir Tuoba Guanghe hampir mustahil, apalagi membunuhnya. Jadi pilihan kedua: pertahankan ibu kota dulu.
Jika ibu kota jatuh atau dibantai, Dinasti Selatan punah.
Tuoba Guanghe merenung beberapa detik, lalu menyeringai dingin:
"Membunuhmu dulu juga sama saja."
Zhang Yuanqing segera mengendalikan Naga Emas, menaikkan ketinggian. "Ku siap menemani!"
Dia yakin Tuoba Guanghe akan setuju. Dari sudut pandang Tuoba Guanghe, membunuh Kaisar level Master akan menghancurkan kepercayaan prajurit dan rakyat, membuat ibu kota runtuh dengan sendirinya.
Selain itu, sebagai Sovereign, mudah bagi Tuoba Guanghe membuat ibu kota takluk. Tapi membantai seluruh kota sendirian memakan waktu lama. Dewa Perang Kuno adalah penguasa medan perang jarak dekat, tapi tidak punya skill serangan area luas.
Jadi untuk membantai kota dalam waktu singkat, perlu bantuan pasukan.
400 Pasukan Jueque terdiri dari Mist Lord dan Demon Tempter - mesin pembunuhan sempurna.
Karena itu, Tuoba Guanghe akan melindungi Pasukan Jueque-nya.
“Tuoba Guanghe memunculkan wujud dharma-nya, tinggi tubuh 1.7 meter membengkak menjadi tiga meter. Kepalanya yang garang dengan mata sebesar lonceng perunggu, mulut lebar, dan hidung besar muncul, disertai delapan lengan yang masing-masing mengacungkan pedang, tombak, gada, dan senjata lainnya. Kulit keemasan gelapnya memancarkan kilau logam, otot-otot berpeluk yang terpahat sempurna bagaikan hasil tangan master pahat, penuh estetika kekuatan.”
“Dia tidak sengaja menekan aura energinya, juga tidak sengaja mengeluarkan tekanan intimidatif sang kuat. Hanya dengan menghadapi langsung sosok patung dewa jahat ini, pasukan penjaga di atas tembok kota langsung dipenuhi ketakutan dalam pikiran mereka.”
“Gemetar sekujur tubuh sudah termasuk berani, beberapa prajurit bahkan langsung mengompol di selangkangan.”
“Sebagian prajurit merangkak di tanah sambil gemetar ketakutan, sebagian lain menjerit-jerit melarikan diri dari atas tembok.”
“Situasi langsung kacau, namun seketika itu juga, ribuan pasukan penjaga di atas dan bawah tembok tiba-tiba tenang. Emosi mereka tertenang, ketakutan masih ada namun bisa dikendalikan.”
“Zhang Yuanqing berseru keras:”
““Kewibawaan Kaisar sanggup menundukkan hantu!””
“Pasukan penjaga tersadar serentak bersorak: “Hidup Yang Mulia!””
“Sebenarnya Zhang Yuanqing diam-diam menenangkan emosi pasukan. Namun karena jumlahnya terlalu banyak, efeknya tidak maksimal akibat ‘berlaku adil’. Maka perlu dikombinasikan dengan retorika ‘pura-pura mistis’ agar pasukan menumbuhkan keberanian sendiri.”
“Boom!”
“Batu di bawah kaki Tuoba Guanghe retak, sosoknya pun lenyap dari pandangan semua orang.”
Zhang Yuanqing yang hanya melihat bayangan sisa mendekat dengan kecepatan tinggi merasa panik. Sambil membuat Naga Emas Berkuku Lima terbang tinggi, dia membuka inventory dan mengambil Perisai Ungu lalu mengaktifkan Pertahanan Mutlak.
Dalam pertempuran melawan Mahaguru, baju zirahnya terus-menerus terkoyak sehingga energinya telah terakumulasi penuh, memungkinkannya menggunakan skill bertipe aturan dari Perisai Ungu.
Karena itulah Zhang Yuanqing berani melontarkan tantangan duel.
Gelombang udara bergetar "Bzzzt", kilat ungu menyala dan membentuk dinding perisai berbentuk prisma yang besar dan tebal.
Tuoba Guanghe yang sangat percaya diri dengan kekuatan lengannya, mengerahkan delapan kepalan sekaligus.
Dentuman dahsyat bagai gempa bumi mengguncang, gelombang suara menusuk memecahkan gendang telinga sebagian pasukan penjaga, sementara gelombang kejut menjatuhkan kerumunan di atas tembok kota hingga berjongkok.
Dinding perisai prisma ungu-emas retak dengan suara "Krek", meninggalkan beberapa celah.
Di balik dinding perisai, darah dan qi Zhang Yuanqing bergolak. "Waah!" Dia muntahkan darah. Kekuatan pukulan dominan Tuoba Guanghe menembus perisai dan melukainya.
Ini kedua kalinya "Pertahanan Mutlak"-nya tidak sekuat biasanya.
Pertama kali terjadi saat pertemuan Aliansi Kebebasan, di mana Sang Perokok level Semi-dewa dengan mudah menghancurkan dinding perisai.
Tapi dibandingkan saat itu, kali ini setidaknya bisa bertahan.
Di level 9, artefak bertipe aturan tingkat rendah tidak lagi efektif, karena Sovereign level 9 sudah menyentuh kekuatan aturan.
Zhang Yuanqing memasukkan Perisai Ungu ke inventory, mengendalikan Naga Emas Berkuku Lima untuk menjauh dengan cepat sambil berseru:
“Jagoan nomor satu Perbatasan Utara, cuma segini? Ayo lagi!”
Pasukan penjaga di atas tembok kota bersorak riuh.
Demon Tempter dan Mist Lord dari Pasukan Jueque meneriaki sumpah serapah, berteriak "Pukuli sampai mati Zhao Shun si anak kecil!"
"Dinasti Selatan ternyata punya benda pusaka seperti ini!" Tuoba Guanghe bukannya takut malah girang: "Pertahanan sekuat ini benar-benar tak tertandingi di dunia, harusnya jadi milikku!"
Sekali lagi dia berubah menjadi bayangan sisa, menerjang ke arah Kaisar Dinasti Selatan yang kabur terbirit-birit.
Zhang Yuanqing membuka inventory, mengambil Tali Pinggang Kaisar Hijau dan melilitkannya di pinggang, lalu mengenakan Baju Zirah Petir di tubuhnya, kemudian mengubah bentuk Naga Emas Berkuku Lima menjadi mode pertahanan dan melilitkannya di lengan kanan.
Berkat Cincin Tukang yang menahan efek samping, Naga Emas Berkuku Lima jadi sangat penurut.
Setelah semua persiapan ini, Zhang Yuanqing langsung merasakan angin puyuh menghantam wajahnya. Musuh sudah sampai di depan mata. Tanpa pikir panjang, tangan kirinya mengacungkan Perisai Ungu ke depan.
Sekaligus mengaktifkan Proteksi Elektromagnetik dan Perlindungan Naga Emas.
Penghalang biru terang berdiri di depan, bayangan Naga Emas Berkuku Lima melilit erat tubuhnya sebagai pelindung internal.
"Dentum!"
Proteksi Elektromagnetik hancur duluan, tercerai-berai menjadi busur listrik padat yang merayapi langit malam sebelum akhirnya menghilang.
Disusul Perisai Ungu yang remuk jadi "butiran hujan" berhamburan ke segala penjuru.
Terakhir adalah bayangan naga hasil transformasi Naga Emas Berkuku Lima yang meledak jadi cahaya emas berkilauan.
"Kepalan Tuoba Guanghe menembus lapisan proteksi, tepat menghantam dada Zhang Yuanqing. Pasukan penjaga di bawah mendengar suara 'byur' jelas, seperti tiang penyerang kota menghantam tubuh daging darah."
"Sang Putra Langit, raja mereka, meledak menjadi kabut darah dan menghantam tanah."
"Boom!"
"Tanah terbelah membentuk kawah kecil berdiameter enam meter, dipenuhi daging dan darah yang hancur."
"Yang Mulia Kaisar yang diberkati Tuhan Langit Hao, tulang-tulangnya remuk dan meridian-nya putus sejengkal, sudah tak berbentuk manusia lagi."
"Di atas tembok kota sunyi senyap, ekspresi putus asa merambat di wajah pasukan penjaga. Pasukan Jueque di luar kota tak melihat akhir tragis kaisar musuh, tapi menyoraki adegan komandan mereka menghantam lawan."
"Tiba-tiba cahaya hijau lembut menyala dari kawah. Mayat yang tak berbentuk itu pulih seketika, dalam sekejap mata kembali utuh."
"Zhang Yuanqing melompat dari kawah, levitasi sambil berseru:"
"'Ku menerima mandat Langit untuk berkuasa abadi. Tak ada manusia di dunia yang bisa membunuhku!'"
"Tak mungkin menang, sama sekali tak mungkin menang, hanya bisa bertahan dengan nyawa... Wajahnya tenang seperti anjing tua, tapi hatinya kalut. Segala jurus dan metode dikerahkan, hanya bisa bertahan hidup dengan susah payah di bawah pukulan Tuoba Guanghe yang 'memiliki takdir keras'."
"Dua jurus, dua nyawa!"
"Faktanya, dua jurus sudah batas kemampuannya. Kini ia benar-benar kehabisan akal."
"Pasukan penjaga yang tadinya putus asa kini histeris bersorak."
"Sorak-sorai di luar kota tiba-tiba berubah menjadi cacian."
“Tuoba Guanghe raut wajah akhirnya menjadi muram, tidak lagi santai seperti sebelumnya. Pandangannya tertuju pada pinggang Zhang Yuanqing, sambil berkata dengan hinaan:
“Aku ingin lihat, berapa banyak benda pusaka yang dimiliki Dinasti Selatan!”
Otot berkilau logam tiba-tiba mengembang, urat-urat menonjol. Delapan lengan mitologisnya mengeluarkan cahaya hitam yang membentuk busur besar berwarna gelap.
Empat lengan memegang busur, empat lengan lainnya menarik tali. Darah dan qi di sekujur tubuhnya mendidih, membentuk anak panah berdarah.
Saat Tuoba Guanghe menarik busur, fenomena aneh muncul di langit - awan hitam bergulung-gulung disertai kilatan petir berdarah di antara lapisan awan.
Zhang Yuanqing merasakan bahaya kematian sekaligus menyadari dirinya telah "di-Marking".
Ia memasukkan Tali Pinggang Kaisar Hijau, Naga Emas Berkuku Lima, Perisai Ungu yang telah dipulihkan, dan Baju Zirah Petir ke dalam inventory. Dengan tenang ia melayang di udara, menyerah pada takdir.
Panah ini mustahil dihindari.
Skill "Marking" dari Demon Tempter memiliki kemampuan pelacakan otomatis.
“Breeeng!!”
Suara tali busur yang memekakkan telinga menggema. Anak panah berdarah melesat seperti pelangi merah, menelan tubuh Zhang Yuanqing.
Jasad Kaisar Selatan meledak di udara, tulang dan daging berhamburan bagai hujan. Jenazahnya tidak utuh lagi.
“Yang, Yang Mulia...”
“Yang Mulia gugur dalam pertempuran!”
Pasukan penjaga di atas tembok kota menunggu beberapa detik, namun plot twist tak kunjung datang. Tangisan keputusasaan pecah, perasaan kiamat telah tiba menyelimuti mereka semua.
Saat itu, sosok jubah merah mengendarai angin datang sambil membawa kendi perunggu kecil, mengusapnya perlahan.
Dari mulut kendi memancur hujan emas, bagaikan Dewi yang menurunkan amerta ilahi.
Potongan daging darah yang tercerai-berai mulai berkumpul, menyusun diri layaknya waktu berputar balik. Dalam beberapa tarikan napas, Kaisar yang hancur berkeping-keping telah dihidupkan kembali.
Kendi Penyulingan Siluman mampu menghidupkan kembali asalkan waktu kematian tidak melebihi seperempat shichen. Dalam dua belas shichen, bisa dihidupkan sekali. Dulu di dungeon faksi Klub Dionysus, berkat artefak Semi-dewa inilah mereka yang terjebak di markas musuh selamat.
"Tiga jurus sudah lewat!" Suara Zhang Yuanqing bergema:
"Komandan Tuoba, mundurkan pasukan."
Tuoba Guanghe mendengus: "Aku hanya bilang akan membunuhmu dulu, kapan aku setuju dengan taruhanmu?"
Raut wajahnya menjadi serius, sorot matanya tajam: "Zhao Shun, lihatlah berapa kali kau bisa bangkit."
Ia kembali menarik tali busur.
Tiba-tiba Tuoba Guanghe berhenti, menoleh ke belakang. Di padang luas bawah langit malam, seberkas cahaya pedang melesat datang.
