Kasihan rambut putih tumbuh
“Api Surgawi Turun ke Dunia!”
Pemimpin faksi bergaram, Tuan Duan, langsung menyerang. Kedua lengannya terbuka, pilar api raksasa menyembur dari sekujur tubuhnya menembus langit.
Pilar api menyebar di angkasa malam, mewarnai awan dengan semburat merah dramatis. Seluruh ibu kota terang benderang oleh kilatan api.
Seketika, meteor-meteor api menerobos lapisan awan, menghujani jalan utama dan padang di luar kota dengan serangan area. Turunnya Api Surgawi sungguh memukau.
Tuoba Guanghe membiarkan bola-api menghantam sekelilingnya, bahkan tak mencoba menghindar. “Trik receh,” katanya dengan nada dingin.
Sesekali bola api mengenai tubuhnya, hanya meninggalkan bekas hangus di kulit yang sembuh seketika.
Fu Qingyang menekan jari telunjuknya dengan lembut, Pemimpin Faksi Duan yang seluruh tubuhnya terbakar api langsung menukik ke Tuoba Guanghe seperti boneka kayu yang ditarik benang.
Xiao Yuan merentangkan tangan di Void, mematerialkan meja ritual dan menancapkan orang-orangan sawah yang berubah wujud menjadi Pemimpin Faksi Duan. Kedua tangannya membentuk segel, menundukkan kepala, dan mulai melantunkan mantra dengan sikap layaknya berdoa di kuil.
Ketua Istana langsung membuka suaranya, menyanyikan lagu dengan irama heroik.
Api di tubuh Pemimpin Faksi Duan tiba-tiba membara lebih hebat.
Otot punggung Tuoba Guanghe mengeras bagai batu, energi dahsyat mengalir deras ke delapan lengannya berubah menjadi gelombang pukulan yang meledak dahsyat.
"Boom!"
Delapan gelombang pukulan menghantam Pemimpin Faksi Duan yang sedang menukik, merobeknya menjadi ribuan percikan api.
Pemimpin Faksi Duan muncul senyap di belakang Tuoba Guanghe, kedua telapak tangan menempel di punggung berotot yang berkilau metalik.
Meski berlevel Master, Tuoba Guanghe tidak langsung menyadari musuh sudah berada di belakangnya.
Berkat doa Xiao Yuan berhasil menutupi gerakan Fire Walk, memastikan serangan Pemimpin Faksi Duan sukses.
Dengan level Master-nya, tingkat keberhasilan detail kecil seperti ini terjamin. Tapi jika menyangkut hasil perang, pasti tak berpengaruh.
"Krek krek..."
Lapisan es putih mulai membeku di punggung Tuoba Guanghe, menyebar cepat.
Pencurian Api!
Kemampuan Fire Master level Master: bisa mencuri api fisik maupun non-fisik. Yang terakhir merepresentasikan "suhu".
Pemimpin Faksi Duan mencuri suhu dalam tubuh Tuoba Guanghe, membekukan organ-organ dalamnya.
Setelah berhasil, Pemimpin Faksi Duan segera mundur, tak berlama-lama di dekat Tuoba Guanghe.
Meski fire master sangat percaya diri dalam pertarungan jarak dekat, tapi lain cerita jika musuh adalah Dewa Perang Kuno level Grandmaster.
"Krek-krek..."
Tubuh Tuoba Guanghe membeku kaku, persendiannya terasa seperti diisi timah.
Memanfaatkan kesempatan, Fu Qingyang yang mendapat buff nyanyian berubah menjadi cahaya pedang yang tajam, melesat dengan "syuut" dan menusuk dada Tuoba Guanghe dengan jari pedang. Dada itu mengeluarkan bunyi retakan cangkang keras.
Otot-otot baja terkoyak membentuk celah seperti sarang laba-laba.
Mata Tuoba Guanghe membelalak, darah mengalir deras di pembuluh darahnya bagai sungai, menghanyutkan hawa dingin... Saat itu juga, cahaya bintang muncul di belakangnya.
Putri Yinyao yang sudah bersiap lama muncul dari cahaya bintang, asap hitam pekat beraura yin bergelora di belakangnya.
Dari asap itu melesat puluhan Jimat Segel yang menghantam punggung Tuoba Guanghe bagai hujan, disertai gemuruh genderang yang memekakkan. Prajurit terkuat Perbatasan Utara yang baru saja menghalau hawa dingin itu langsung mengalami penurunan kecerdasan.
Seperti efek mabuk berat yang baru hilang: sakit kepala, pusing, dan gerakan tersendat.
Efek ini tidak parah tapi cukup mengganggu, mengingat Jimat Segel adalah inti kemampuan Spiritual Script, sementara kekuatan spiritual Demon Tempter hanya standar - tak sekuat Sang Pembuat Kehampaan atau dewa penjelajah matahari.
Tapi tetap saja terpengaruh.
“Fu Qingyang menjentikkan jarinya, mengeluarkan butiran darah.”
“Butiran darah itu melesat ke arah Xiao Yuan di udara.”
“Ini adalah darah Tuoba Guanghe yang diam-diam dikumpulkannya selama pertempuran sebelumnya.”
“Xiao Yuan merentangkan tangan menangkap butiran darah, memasukkannya ke tubuh orang-orangan sawah yang seketika berubah wujud menjadi Tuoba Guanghe.”
“Kemudian dia mengambil jimat kuning bertulis mantra hitam yang telah disiapkan, lalu menempelkannya dengan keras di torso orang-orangan sawah itu. *Prak!*”
“Orang-orangan sawah itu menyala dengan api hitam, bergetar tak henti.”
“Tuoba Guanghe yang pikirannya kalut tiba-tiba terbakar api hitam. Dengan suara serak yang jarang terdengar, dia menjerit kesakitan seolah menerima siksaan dahsyat.”
“Heha!”
“Pemimpin faksi Duan meneriakkan mantra, menggenggam bola api putih menyala di telapak tangan. Dengan kecepatan kilat dia berpindah di depan Tuoba Guanghe dan menghantamkan telapak tangan ke dada musuhnya.”
“Boom!”
“Ledakan dahsyat melontarkan Dewa Perang level 9 itu. Kilatan api membesar seperti bom nuklir mini, membentuk awan jamur setinggi seratus meter.”
“Gelombang kejut menyebar cepat, menerbangkan debu, mayat, serta fragmen senjata sisa perang.”
“Dada Tuoba Guanghe yang terkarbonisasi luas tiba-tiba pulih dari semua efek negatif. Skill pasif 'Rage Berdarah'-nya mengalami peningkatan kualitas setelah promosi menjadi Dewa Perang Kuno.”
“Ketika menerima kerusakan tertentu, skill ini akan membangkitkan semangat tempur tinggi serta menghilangkan semua status seperti pusing, belenggu, atau beku.”
Fu Qingyang, Ketua Zhi Sha Gong, Putri Yinyao, dan Pemimpin Faksi Duan, masing-masing menyerbu dari empat arah secara bersamaan menuju Tuoba Guanghe.
Tuoba Guanghe merapalkan mudra, memanggil wujud dewa Ming Wang yang berubah menjadi sosok hitam pekat dengan aura agung.
Tiba-tiba, material seperti lumpur mengalir dari mahkota wujud dharma hitam pekat itu.
Wujud dharma yang awalnya kokoh bagai tembok kota itu terkontaminasi hebat, dengan cepat menjadi transparan.
Dari kejauhan, Xiao Yuan mengoleskan abu dupa di kepala orang-orangan sawah yang dipegangnya.
Ini adalah kontaminasi dari Iblis Najis.
Serangan empat Sovereign menghantam wujud dharma, membuatnya berguncang hebat dengan tubuh samarnya dipenuhi retakan.
"Graaah!!"
Tuoba Guanghe mengaum menggelegar, gelombang suaranya membuat tembok kota ratusan meter jauhnya berderak retak.
Gendang telinga keempat Sovereign pecah bersamaan, terganggu rasa mual.
Tuoba Guanghe membubarkan wujud dharmanya, delapan lengannya bergerak simultan: pedang panjang menangkis jari pedang Fu Qingyang, tombak menembus dada Pemimpin Faksi Duan, pedang menusuk Ketua Zhi Sha Gong, sementara empat lengan lainnya menghantam Putri Yinyao lalu mencengkeram pergelangan tangan dan kakinya dengan cengkeraman mematikan.
Suara tulang Putri Yinyao berderak retak dari keempat anggota tubuhnya.
Tiba-tiba, ribuan benang padat membelit lengan, kaki, dan tubuh Tuoba Guanghe.
"Tuoba Guanghe mengangkat lengan yang memegang pedang, hendak menebas. Tiba-tiba matanya menangkap kecantikan wanita itu: bola mata berkilau bak musim semi, pipi kemerahan, mulut mungil merah segar bagai hidangan paling memikat di dunia."
"Seketika, hasrat menguasai, kekaguman, dan keinginan melindungi membanjiri hatinya. Pedang di tangannya terhenti di udara, tak kuasa diturunkan."
"Di tengah kebingungannya itu, Putri Yinyao berubah menjadi cahaya bintang yang berhamburan, lolos dari nasib terkoyak."
"Laga 'Tiga Pahlawan Melawan Lu Bu' - eh, maksudnya Empat Pahlawan Melawan Lu Bu - berkecamuk di luar kota. Tuoba Guanghe dengan tiga kepala mengawasi segala penjuru, delapan lengan menghajar ke segala arah. Bertarung satu lawan empat tanpa terdesak."
"Menghadapi kepungan empat Sovereign, tak sedikitpun ia menunjukkan kelelahan atau kelemahan."
"Dewa Perang Kuno paling mahir dalam pertempuran kelompok. Bagi mereka, empat lawan sama saja dengan satu."
"Sebaliknya di kubu Dinasti Selatan, Fu Qingyang, Pemimpin Faksi Duan, dan Putri Yinyao terus menerus terluka parah. Meski Fu Qingyang punya keterampilan kewaspadaan, ledakan energi tinju dan serangan gelombang suara tak bisa dihindari."
"Sementara dua lainnya levelnya lebih rendah. Sebagai kelas jarak dekat, mereka terus ditekan oleh Dewa Perang Kuno yang levelnya lebih tinggi. Beberapa kali nyaris tewas, hanya bisa bertahan berkat kemampuan penyembuhan Ketua Istana yang luar biasa."
"Dumdumdum..."
"Di atas tembok kota, dua aliran air mata darah mengalir di pipi Zhang Yuanqing. Darah dari hidung bercampur darah di sudut mulutnya, terus menetes ke kulit hewan hijau kehitaman bermotif di bawahnya."
"Pertempuran memasuki fase paling sengit. Gemuruh genderangnya tak berhenti sedetik pun."
"Awalnya masih bisa bergumam dalam hati: 4 lawan 1 masih kalah? Kalian ini orang tak berguna ya? Dewa Perang Kuno level 9 saja bertarung selama ini?"
"Lalu: Cepat, lebih cepat lagi... Laozi udah nggak kuat... Bisa nggak aku tarik kembali ucapan 'Kaisar menjaga gerbang negara' itu!"
"Kemudian, otaknya cuma tersisa: Selamatkan anak..."
"Sampai sekarang, sedikit pun sisa pikiran sudah hilang, terperangkap dalam kondisi setengah pingsan, bertahan main drum hanya mengandalkan tekad. Setiap saat bisa pingsan karena sakitnya kerusakan jiwa."
Fu Qingyang yang terus memantau kondisi Yuan Shi tiba-tiba berkata:
"Sudah siap? Yuan Shi udah hampir nggak kuat."
Gaun Ketua Zhi Sha Gong tiba-tiba mekar, ribuan benang merah membelit Tuoba Guanghe, mengikatnya erat seperti bakcang.
Tuoba Guanghe mengerahkan energi, menegangkan otot-otot, hendak memutus benang merah. Tiba-tiba dari perutnya terdengar tangisan bayi.
"Waah, waah..."
Tangisan itu semakin keras, perut Tuoba Guanghe terus membesar seketika menjadi perut hamil besar.
Sejak pertempuran dimulai, Ketua Zhi Sha Gong terus mencoba membuat Tuoba Guanghe hamil. Karena perbedaan level terlalu besar, selalu gagal. Tapi kekuatan kehamilan terus terakumulasi diam-diam, akhirnya berhasil membuat perut Tuoba Guanghe membesar di saat kritis ini.
Seiring dengan terbentuknya bayi, kekuatan Tuoba Guanghe melemah seperti air surut.
Seolah sudah direncanakan sebelumnya, Xiao Yuan di kejauhan pertama-tama memanggil orang-orangan sawah, mengoleskan abu hio, membuat cairan najis seperti lumpur mengalir dari kepala Tuoba Guanghe.
Membuat kekuatannya semakin berkurang.
Kemudian menangkap butiran darah yang dilontarkan Fu Qingyang, mengoleskannya ke tubuh orang-orangan sawah.
"Huu!"
Tubuh Tuoba Guanghe tiba-tiba menyala dengan api hitam.
Pemimpin Faksi Duan mengambil kesempatan ini, menggunakan trik yang sama dengan menempelkan telapak tangan ke punggung yang dibalut benang merah, mengaktifkan "skill mencuri api" untuk merampas suhu Tuoba Guanghe, membekukan darah dan organ dalamnya.
Fu Qingyang menyatukan jari bagai pedang, menusuk dada Tuoba Guanghe.
Tiba-tiba ia mencium bahaya, berkata dengan suara berat: "Cepat mundur!"
Sesaat kemudian, aura energi Tuoba Guanghe mulai runtuh ke dalam, menghilang tanpa jejak. Seketika, daya hisap luar biasa muncul dari tubuhnya, menyedot semua makhluk hidup di sekitarnya.
Ketua Istana dan Xiao Yuan yang tidak berada di jarak dekat segera menjauh, sementara Putri Yinyao sebagai makhluk yin tanpa energi hidup normal tidak terpengaruh pusaran energi itu.
Pemimpin Faksi Duan yang sedang dalam mode serangan jarak dekat gagal kabur, tersedot ke pusaran dan menempel erat di punggung Tuoba Guanghe.
Kulitnya kehilangan kilau, daging darahnya mengering dengan cepat, darah dan qi-nya seperti banjir bandang tersedot masuk ke pusaran energi.
Pada saat yang sama, kabut darah mengepul dari berbagai sudut kota, melayang keluar dengan anggun dan tertarik oleh pusaran energi yang terbentuk, berputar-putar memasuki tubuh Tuoba Guanghe.
Ini adalah darah dan qi prajurit biasa dan rakyat jelata. Karena jaraknya jauh, Saint dengan kemampuan tinggi tidak terpengaruh. Sebagian kecil energi vital kelas Transcendent bocor, sementara orang biasa langsung terkuras darah kehidupan mereka menjadi suplemen.
Cadangan energi Tuoba Guanghe yang semula melemah langsung melonjak drastis, mengalir deras seperti air pasang.
Demon Tempter dengan Rage Berdarah membutuhkan pembunuhan untuk mengaktifkan kemampuan pasifnya di tahap Transcendent dan Sage.
Namun di level Sovereign, skill mengalami transformasi kualitatif - dapat menyedot darah kehidupan makhluk berlevel lebih rendah dari jarak jauh melalui paksaan.
Tentu saja darah orang biasa tidak cukup untuk pemulihan secepat ini. Darah Pemimpin Faksi Duan-lah yang menjadi nutrisi utama baginya.
Wajah Fu Qingyang, Ketua Istana, dan Xiao Yuan berubah pucat.
Sebagai Sovereign level 9, tekanan tingkatan Tuoba Guanghe membuat mereka pasti akan tersedot darah kehidupan jika masuk jangkauan pusaran - pertahanan artefak tak mampu menahan ini.
Sebagai Siming, Ketua Istana tidak takir terkuras, tetapi upaya menyelamatkan Pemimpin Faksi Duan justru akan menjadikannya kantung darah sukarela.
Hanya Putri Yinyao yang terus-menerus menggunakan mantra serangan, sayangnya kerusakan yang ditimbulkan sangat minim.
Tidak bisa begini terus... Upaya sebelumnya akan sia-sia... Pemimpin Faksi Duan merasakan kelemahan terparah sejak mencapai level Master.
Seperti orang tua yang sedang sekarat, semakin lemah, setiap saat bisa kehabisan tenaga dan pingsan, lalu mati.
Tubuh semakin melemah, tapi sifat keras kepala dan harga diri sang Fire Master bagai api yang semakin membara, membakar semakin ganas.
Pemimpin Faksi Duan teringat masa mudanya. Dia yatim sejak kecil, dibesarkan oleh janda ibu. Saat berusia 12 tahun, ibu jandanya dipaksa bunuh diri oleh preman yang menginginkan pesona kecantikannya.
Bunuh diri dengan terjun ke sumur.
Dengan bantuan tetangga, mereka melapor ke pengadilan tapi gagal.
Pemimpin Faksi Duan diam-diam menguburkan ibunya, mencuri pisau jagal Junjungan Tukang Daging, lalu menyusup ke rumah preman malam itu dan membacoknya sampai mati.
Tiga chi di atas kepala ada dewa, keadilan selalu berada di ujung pisau.
Sejak itu menjadi buronan istana, memulai kehidupan dunia persilatan yang main di ujung pedang.
Dia bermula dari rerumputan rendah, berakhir di semak belukar. Puluhan tahun hidup-mati, tak pernah berhenti melenyapkan yang kuat dan menolong yang lemah. Pejabat korup dibunuh, preman dihabisi. Tak pernah terpikir makna dan jodoh separuh hidup penuh pembunuhan ini, hanya tak bisa melupakan tubuh dingin ibu kandungnya.
Sampai hari itu Wang Beiwang berkunjung dan mengucapkan: "Kesatria sejati, berbakti untuk negara dan rakyat!"
Bagai memberi sentuhan terakhir pada lukisan naga, tiba-tiba semuanya menjadi jelas.
Pemimpin Faksi Duan menengadahkan kepala ke arah Zhao Shun di atas tembok kota, dengan sisa tenaga berteriak keras:
"Zhao Shun!
“Kaisar bisa menjaga gerbang negara, rakyat jelata pun bisa! Kau sudah mengecewakan rakyat selama 24 tahun. Jika kau masih terus bersenang-senang dan meracuni rakyat, Duan ini akan menjadi hantu yang takkan meninggalkanmu!”
Zhang Yuanqing yang setengah sadar menggerakkan bibirnya dengan susah payah, tak ada yang bisa mendengar ucapannya.
Boom!
Dia meledakkan diri!
Di luar kota kilatan api menyala menyilaukan, tak ada cahaya secemerlang ini di dunia - terkumpul segala kehormatan dan nestapa puluhan tahun raksasa bela diri.
Kilatan api itu langsung menelan Fu Qingyang, Yinyao, dan Ketua Zhi Sha Gong.
Gelombang kejut disertai suara menggelegar menyebar ke segala penjuru. Dang! Saat menghantam tembok kota, tembok ibukota Dinasti Selatan yang telah berdiri 500 tahun itu runtuh berdebum.
Jalan-jalan dan rumah pendekat tembok hancur berkeping-keping lalu menghilang dalam kobaran api.
Seluruh area dalam radius beberapa li berubah menjadi tanah hangus.
Saat asap tebal membubung, gelombang mereda, dan api padam, terlihat sosok manusia hangus berdiri di tanah gosong.
Tubuhnya rusak parah, delapan lengannya patah semua.
Tapi dia belum mati. Dari wajah hitam terkarbonisasi, tiba-tiba kedua matanya terbuka.
Cangkang daging darah terkarbonisasi pecah mengelupas, daging baru tumbuh cepat, delapan lengan yang patah juga pulih perlahan.
Ledakan diri Duan Huo Shen membuat Tuoba Guanghe luka berat, tapi tak cukup untuk membunuh Sovereign level 9, meski saat itu dia sudah dalam kondisi lemah.
Tentu saja, kondisi Tuoba Guanghe sekarang semakin lemah.
Di atas reruntuhan, Zhang Yuanqing perlahan bangkit berdiri, mengangkat Kuiniu Drum yang terjatuh, lalu memukulnya dengan keras.
Seharusnya dia sudah mencapai batas kemampuan, tapi ledakan diri Dewa Api Duan menghentikan proses pemukulan drum. Gelombang energi api yang meledak mengamuk selama tiga menit penuh, membuatnya pingsan.
Tiga menit itu memberi Zhang Yuanqing waktu pemulihan berharga.
Kemampuan regenerasi kuat Dewa Penjelajah Matahari membuatnya bangkit, dan setelah meminum sebotol cairan sumber kehidupan, sebagian energinya pulih kembali.
Siluet hangus itu langsung kaku, kecepatan regenerasi daging-darahnya tiba-tiba melambat.
Di tepi tembok kota yang runtuh, siluet manusia melesat cepat, jubahnya berkibar, jari pedangnya menunjuk tepat ke dahi sosok hangus berbentuk manusia.
Dahi Tuoba Guanghe retak menganga, memperlihatkan tulang putih mengerikan.
Rasa sakit luar biasa membuat matanya menyala-nyala, mengerahkan potensi terpendam dengan mengalirkan darah dan qi, kedua lengan utamanya mulai beregenerasi dan mencengkeram lengan Fu Qingyang.
"Krek!"
Tulang lengan Fu Qingyang patah, aura pedangnya terhambat.
Saat Tuoba Guanghe hendak mencabut lengan kanan lawannya, tiba-tiba merasakan semburan aura pedang dahsyat dari lengan yang putus itu menembus telapak tangannya.
Lengan putus itu menyambung sendiri, energi spiritual berwarna darah mengalir deras ke lengan, terkumpul di ujung jari.
"Cih!"
Aura pedang putih berkilau berubah menjadi merah darah, ketajamannya meningkat drastis.
Tulang dahi Tuoba Guanghe "krek" retak seperti tempurung kura-kura.
Sovereign level 9 ini, jagoan nomor satu Perbatasan Utara, ahli bela diri tak terkalahkan yang mengarungi dunia, akhirnya mencium aroma ancaman kematian.
"Di situasi hidup-mati, potensi meledak. Enam lengan samar terkumpul cepat seperti jaring laba-laba menyergap Fu Qingyang, berusaha memaksa mundur atau merobek hidup-hidup."
Tubuh Fu Qingyang tiba-tiba mengurus, energi hidup mengalir deras berubah menjadi aura pedang yang menyembur dari ujung jarinya.
"Byur!"
Aura pedang berwarna darah menembus otak, darah merah dan cairan otak putih menyembur dari belakang kepala Tuoba Guanghe.
Prajurit perkasa ini membelalakkan mata dengan ekspresi terkejut dan kepahitan, seakan tak percaya ini akhirnya, sebelum akhirnya pasrah melihat cahaya di matanya memudar.
Sebuah tubuh spiritual yang samar namun kokoh meninggalkan jasad, melayang ke kejauhan.
Fu Qingyang menusukkan jari pedang ke langit, aura pedang Pengusir Roh Jahat menembus tubuh spiritual itu.
Gelombang jiwa tak kasat mata yang ganas menyebar di udara, akhirnya mereda dan menghilang.
Fu Qingyang yang kurus berdiri sendirian. Angin malam menderu menerbangkan rambutnya, helai-helai keperakan berkibar tak menentu.
Pagi masih hitam pekat, senja telah memutih beruban.
Dari langit malam, nyanyian Ketua Zhi Sha Gong bergema perkasa:
"Mabuk menatang pedang dalam cahaya lampu, Mimpi kembali ke kemah perang. 800 li daging panggang di bawah asuhan, 50 senar bergema di perbatasan. Medan perang memeriksa pasukan di musim gugur."
"Kuda secepat bayangan, busur menggelegar bagai halilintar. Tuntaskan urusan kerajaan di dunia, Dapatkan nama sebelum dan sesudah mati. Kasihan rambut putih yang tumbuh! Kasihan rambut putih yang tumbuh..."
"Nyanyian itu mengandung semangat perang baja, membawa kekuatan yang memotivasi, membuat Zhang Yuanqing yang sedang memukul drum dan Fu Qingyang yang nyaris kehabisan nyawa, memancarkan vitalitas yang kuat."
"Mencegah mereka 'meninggal' di tempat atau tiba-tiba wafat."
"Kemudian, dia mengeluarkan Kendi Penyulingan Siluman, meraba tubuh kendi itu, menuangkan dua aliran esensi kehidupan berwarna emas pekat, menyegarkan dua tubuh yang sudah kehabisan energi."
"Lao Da, skill rambutmu yang memutih dalam semalam ini benar-benar tampan," kata Zhang Yuanqing lunglai duduk di reruntuhan, terengah-engah.
"Tampan?" Fu Qingyang berkata dingin: "Dibayar dengan nyawa."
"Sambil berbicara, semua orang mendengar notifikasi Lingjing di telinga mereka:"
"Ding! Selamat, Anda telah menyelesaikan misi Lingjing multipemain - Raja yang Kehilangan Negara, Nomor 36, tingkat kesulitan A, sedang menghitung hadiah..."
