Usaha Masing-masing
Nilai moral tidak sepenting itu? Diana tertegun, mendekat dan memeluk pinggang Sang Guru, sambil memanfaatkan kesempatan mesra namun dengan nada profesional bertanya:
"Mengapa?"
"Nilai moral adalah fungsi penting yang mengikat Spirit Realm Walker, sekaligus menjadi jangkar penjaga stabilitas tatanan."
Sang Guru menghela napas, "Mekanisme nilai moral adalah mengumumkan posisi target ke seluruh kota, bahkan ke seluruh Spirit Realm Walker di dunia, serta memberikan reward besar untuk perburuan. Bagaimana jika yang jadi buronan adalah Semi-dewa?"
Diana berkata: "Maka peristiwa Dewa Angin dan Petir akan terulang kembali."
"Tidak, kau salah." Sang Guru mengambil segelas anggur merah dari Void, menggoyangkannya perlahan, "Insiden Dewa Angin dan Petir adalah sesuatu yang tak terduga, kejutan tak terduga bagi Semi-dewa penjaga tatanan. Baik Profesi Tertib maupun kubu jahat saat itu tidak punya niat untuk saling menghancurkan, hanya ingin memburu Dewa Angin dan Petir untuk mendapatkan reward besar."
"Tapi sekarang berbeda. Jika ada seorang Semi-dewa Profesi Jahat yang masuk daftar buronan Lingjing saat ini, menurutmu apakah Semi-dewa kubu jahat akan memilih melindungi atau membunuh?"
Diana berpikir sejenak, lalu berkata:
"Dulu, Semi-dewa kubu jahat pasti memilih membunuh. Tapi sekarang... saya rasa Yang terakhir."
Sang Guru menghela napas:
"Jadi nilai moral sudah tidak berguna lagi. Para Semi-dewa dari dua kubu akan langsung mengobarkan pertarungan habis-habisan di dunia nyata, menghancurkan seluruh dunia. Siapa lagi yang peduli dengan nilai moral?"
"Perdamaian saat ini hanyalah kedua pihak yang sedang menunggu timing tepat, mempersiapkan kekuatan, sehingga keseimbangan yang rumit ini masih terjaga."
Sebenarnya dulu juga begitu. Dua kubu saat itu menunggu Taiyin dan bintang-bintang kembali ke posisi, belum saatnya untuk mengacaukan segalanya, makanya masih terikat oleh nilai moral.
Diana merenung beberapa detik, bertanya dengan bingung:
"Kalau begitu, mengapa Penguasa Taiyin dari Mawar Malam terus-menerus berusaha menaklukkan Daftar Kebajikan?"
Sang Guru menyeringai sinis:
"Menciptakan kekacauan di dunia nyata dengan nilai kebajikan tersembunyi hanyalah efek samping. Yang sebenarnya diinginkan Ling Tuo adalah Daftar Kebajikan itu sendiri, artefak karma yang dikendalikan Penguasa Matahari. Hanya dengan mendapatkannya, Ling Tuo bisa bersaing dengan Pemimpin Taiyi yang memiliki fragmen Kompas Cahaya untuk merebut Takhta Matahari."
Diana menatapnya penuh rasa ingin tahu:
"Ling Tuo ingin menguasai nilai moral, Pemimpin Taiyi punya fragmen Kompas Cahaya. Lalu apa yang dimiliki kandidat Penguasa Matahari yang kita dukung?"
Sang Guru mengayun-ayunkan cawan anggur merahnya, memandang kota di balik jendela lantai ke langit, diam membisu.
……
Ruang studi marsekal.
Fu Qingyang duduk di kursi empuk, kedua kakinya yang panjang mengenakan sepatu bot teronggok di tepi meja. Matanya menatap kosong ke udara, pupilnya tak berfokus.
Dia sedang melihat antarmuka faksi.
"Sudah menaklukkan enam dungeon Level B dan dua Level A. Kemajuan adik Fu Qingyang cukup cepat." Fu Qingyang mengunyah cokelat di mulutnya, terlihat terkejut.
Tampaknya dungeon Shu Shan Nan Yuan dan Raja yang Kehilangan Negara memberinya fondasi yang cukup. Ditambah jubah Pendekar Pedang yang bahkan membuatnya iri, dungeon Level A memang penuh bahaya bagi Fu Qingyang saat ini, tapi bukan tidak mungkin ditaklukkan.
"Nilai Pengalamannya saat ini sekitar 50%, ingin naik ke level 9 dalam dua minggu, hanya bisa masuk dungeon tingkat S." Fu Qingyang menggeser nama dungeon, antarmuka membeku di dungeon S: Bertarung Sendirian
Ini adalah dungeon terakhir yang Fu Qingyang siapkan untuk dirinya sendiri sebelum masuk dungeon.
Bukan karena Pangeran Uang sok arogan, tapi ini hasil perhitungan matang.
Pertama, "Bertarung Sendirian" adalah dungeon bertipe perang skala besar, menyusun pasukan adalah keahlian utama Yanshi, memiliki cukup waktu untuk bersiap tempur dan menyusun strategi.
Tidak seperti dungeon tipe challenge seperti Shu Shan Nan Yuan yang memampatkan semua kesulitan dalam dua tiga level.
Kedua, setelah mendapatkan Flying Dagger Pemenggal (barang sekali pakai), Formasi Tujuh Bintang Lentera (barang sekali pakai), dan Pedang Naga Emas, Fu Qingyang dengan jubah Pendekar Pedang sepenuhnya memiliki kekuatan untuk menghabisi lawan level sembilan awal.
Dibandingkan dengan Raja yang Kehilangan Negara yang kesulitannya melambung, dungeon tingkat S paling hanya menambah kuantitas musuh level sembilan awal, tidak mungkin muncul Boss level sembilan pertengahan.
Karena itu, jika Fu Qingyang bisa memanfaatkan kecerdikan untuk memecah belah musuh di dungeon, dan menghabisi BOSS satu per satu, ada probabilitas untuk menaklukkan dungeon tingkat S.
Tapi terhadap adik yang semakin sukses ini, Fu Qingyang sama sekali tidak merasa senang, sambil mengunyah cokelat dia bergumam:
"Naik ke level sembilan pun hanya jadi tumbal, begitu ikut pertarungan pamungkas, tingkat kematian langsung meroket, lebih baik jadi pihak netral yang menunggu hasil, setidaknya peluang hidup lebih besar."
Dalam hati dia menghela nafas, tapi adiknya yang selalu ingin menjadi yang terkuat itu, pasti tidak akan mundur.
Hidupnya hanya memiliki dua akhir: menjadi pemenang yang bersinar gemilang, atau mati heroik terbungkus kulit kuda di medan perang.
Tiba-tiba, suara notifikasi Lingjing bergema di telinganya:
Menara Pedang mengajukan permohonan masuk ke ruang studi!
"Menara Pedang" adalah ID Spirit Realm Grand Elder Pasukan Harimau Putih, mantan anggota Ten Elder yang merupakan satu-satunya Elder Menara Pedang yang memiliki kesan baik pada Yuan Shi Tian Zun.
Fu Qingyang mengerutkan alisnya yang tegas, lalu segera meraih ember teh susu dan meneguk beberapa kali (ton-ton-ton), berkumur membersihkan cokelat di mulutnya, kemudian melambai dengan tangan mungilnya.
Camilan, kue, teh susu, serta novel dan komik di atas meja berterbangan menuju rak buku.
Rak buku menelan semua barang tersebut, lalu berputar dengan suara "krek", mengubah bacaan hiburan menjadi buku-buku bermutu tinggi tentang humaniora, sains, fisika, politik, dan strategi militer.
Fu Qingyang duduk dengan postur resmi dan menyetujui permohonan Elder Menara Pedang.
Di detik berikutnya, Elder Menara Pedang dengan rambut seputih salju yang memancarkan aura kalem sesepuh sekaligus kharisma serius seorang veteran tampan, muncul di ruang studi tak berujung yang dipenuhi warna putih.
Fu Qingyang bertanya dengan mahir: "Ada urusan apa?"
Sebagian besar waktunya dihabiskan di dungeon ruang studi, menghibur diri dengan camilan tinggi kalori. Saat bosan membaca novel dan komik, ia berlatih pedang dan merenungkan Jalan Pedang.
Ketika ada keputusan penting di internal pihak resmi atau kejadian besar di luar, Elder Menara Pedang akan masuk untuk melapor.
Kedatangan Elder Menara Pedang kali ini menandakan telah terjadi peristiwa besar di luar yang membutuhkan keputusan dan keterlibatan Ketua Aliansi.
Elder Menara Pedang berkata dengan suara berat:
“Pemimpin Taiyi Men akan mengadakan pertemuan Semi-dewa Penjaga Tatanan di Region Besar Kedua tiga hari lagi.”
……
Kota Pangxie, Taman Keluarga Xie.
Xie Lingxi menemani ibunya pulang dari jalan-jalan di taman, langsung menuju ruang studi ayahnya Xie Su.
Di ruangan berjendela ornamen bunga berlubang, dipenuhi kaligrafi, berhias vas keramik biru, dan beraroma cendana, Xie Su terlihat sedang menulis dengan kuas di atas kertas Xuanzhi yang terbentang:
"Awan pertama mengambang di atas sungai, matahari terbenam di paviliun. Badai akan datang, angin puyuh memenuhi menara."
"Ayah~" Xie Lingxi seperti burung walet yang terbang ke hutan, memeluk lengan Xie Su sambil merayu:
"Harimau betina di rumah ini sudah membullyku lagi, merampok parfum pesonaku."
Xie Su menatap tulisannya, "Ini milik profesi pemusik, atau Profesi Cinta Nafsu?"
"Profesi Cinta Nafsu," jawab Xie Lingxi.
Baru saja dia pamer parfum pesona itu ke ibunya - artefak pemberian Kakak Yuan Shi. Semprot parfum ini bisa membuat lawan jenis di sekitarnya memiliki ketertarikan kuat padanya.
Harta karun yang didambakan semua wanita.
Ibu Xie langsung bilang: "Wah, ini benar-benar harta berharga. Berikan ke ibu!"
"Kamu masih kecil, lebih baik jauhi barang-barang Profesi Cinta Nafsu," kata Xie Su datar.
"Kalau disentuh bagaimana?"
"Nanti jadi nakal."
"Hehe, aku akan belajar nakal dari Kakak Yuan Shi."
"Hmph," Xie Su mendengus, "Leluhur bilang padaku beberapa hari lalu: Yang paling tak berguna di keluarga Xie adalah kamu. Coba gadis Xie menggerakkan jari, mana ada pria yang tidak tergoda?"
“Hmph, kalau aku seorang Semi-dewa, cukup kukerahkan jari, Kakak Yuan Shi pasti langsung terpikat.” Xie Lingxi mengerutkan hidungnya, dengan cerdik mengalihkan topik dan bertanya:
“Kakak Ketua Istana sudah sampai di dungeon mana nih?”
Tujuan utamanya mencari sang ayah adalah untuk mengorek kabar terbaru tentang Kakak Ketua Istana.
Xie Su, ayahnya, adalah Kepala Keluarga Xie sekaligus Wakil Pemimpin Faksi Xie, memiliki hak akses untuk melihat detail strategi dungeon.
“Setelah menyelesaikan satu dungeon level A lagi, dia akan naik ke level delapan. Dua minggu ke depan, sebanyak mungkin Nilai Pengalaman yang bisa dikumpulkan akan dia raup, agar tingkat keberhasilan menyatu dengan Jasad Nüwa semakin tinggi.” Xie Su berbicara datar, “Pilihan dungeon Sang Ketua sangat prudent, tidak akan ada bahaya besar.”
Sebenarnya Ketua Zhi Sha Gong bukanlah pemula level 7. Setelah melalui dungeon Shu Shan Nan Yuan dan Raja yang Kehilangan Negara, akumulasi pengalamannya semakin matang. Kini berhasil ke level delapan adalah hal yang wajar.
Tapi untuk naik ke level 9? Mustahil.
Di satu sisi waktunya terbatas, di sisi lain fondasinya masih kurang.
Tingkatannya belum bisa mengeluarkan kekuatan sejati Kendi Penyulingan Siluman, paling banter hanya dipakai sebagai artefak kebangkitan. Di dungeon berkesulitan tinggi, kebangkitan hanyalah undangan untuk mati sekali lagi.
“Udah level delapan~” Xie Lingxi memendam iri hati. Andai dia seorang Sovereign, pasti Kakak Yuan Shi akan sangat mengandalkan dan membutuhkannya, mungkin bahkan mengangkatnya sebagai Selir Mulia.
……
Gurun Gobi Barat Laut!
Di dalam rumah sederhana dari bata tanah, Tianwang Ketakutan duduk di depan meja, menyangga kepala dengan tangan, memejamkan mata untuk beristirahat sejenak.
“Dia segera muncul dalam mimpi, melihat sosok jubah hitam raksasa terpantul di langit yang memandang ke bawah ke arah dirinya sendiri.”
“Sosok jubah hitam yang menguasai separuh langit mengeluarkan suara megah namun samar:”
“Tiga hari lagi, Pemimpin Taiyi akan mengumpulkan Semi-dewa Profesi Tertib untuk rapat taktik.”
Mimpi itu pecah.
Tianwang Ketakutan membuka mata, bergumam pelan: “Orang tua itu akan bertindak?”
Ekspresi dan raut wajaknya langsung berubah serius.
Di kubu Tertib dan Bebas, masing-masing ada Semi-dewa yang mereka ejek sebagai "transparan" - satu adalah Junjungan Malam dari Gereja Malam Abadi, satunya lagi Pemimpin Taiyi.
Yang pertama sudah tertidur puluhan tahun.
Yang terakhir hanya muncul 20 tahun lalu saat Xiuluo terbangun oleh bom nuklir dan datang ke ibukota untuk menghadapi organisasi resmi dan pemerintah, bekerja sama dengan Dewa Api menghalangi Xiuluo.
Setelah itu dia bertapa dalam waktu lama, seperti naga yang hanya terlihat kepalanya.
Tapi para Semi-dewa kubu jahat tahu, Penguasa Bintang ini menjalankan strateginya tanpa suara. Bukan tidak bertindak, hanya sedikit yang bisa membaca permainan caturnya.
Sekarang, Penguasa Bintang mulai bergerak.
“Dung-dung!”
Suara ketukan pintu keras terdengar. Tianwang Ketakutan mengumpulkan pikirannya: “Masuk!”
Yang masuk adalah Mata Iblis, mengenakan piyama hitam dengan ikat kepala olahraga di dahinya. Wajahnya masih terlihat lelah tapi matanya berbinar.
Raja Mata Iblis baru saja keluar dari dungeon level A dengan luka cukup parah. Setelah keluar dari Lingjing, dia tertidur selama tiga hari.
Nilai Pengalamannya saat ini 64%, masih jauh dari level 9.
Tianwang Ketakutan tersenyum:
“Aku baru saja menerima kabar, Penguasa Bintang akan mengadakan ritual Semi-dewa penjaga tatanan tiga hari lagi. Hei, sudah memainkan catur selama 120 tahun, akhirnya tidak bisa menahan diri lagi.”
Raja Mata Iblis menatapnya tajam: "Untuk apa kau memberitahuku ini? Kembali ke Pasukan Militer hanya candaan. Laozi punya ideal dan organisasi yang lebih mulia, tidak sudi lagi dengan kalian kakek-kakek barat laut ini."
Tianwang Ketakutan menyeringai: "Maksudku, levelmu naik terlalu lambat. Apa yang bisa dilakukan Elder level delapan? Hanya tumbal. Ideal muliamu itu di mata kami tak bernilai, karena cita-cita orang lemah bisa dihancurkan seketika oleh yang kuat."
"Jadi?" Raja Mata Iblis mulai marah.
"Jadi tertarik masuk dungeon tingkat S?" kata Tianwang Ketakutan:
"Kau tahu dulu aku adalah Pendekar Pedang, tapi terpengaruh sosok agung di instance multiplayer berkesulitan tinggi, lalu berganti profesi menjadi Demon Tempter."
"Sosok agung hanya bisa mempengaruhi Lingjing secara terbatas, kekuatannya menyusup di sedikit dungeon. Begitu Profesi Bebas menyentuh kekuatan 'Itu', manfaatnya tak terhingga."
Hati Raja Mata Iblis berdebar: "Apa maksudmu?"
"Di dungeon tingkat S Pasukan Militer 'Pertempuran Zhuolu', ada sisa kekuatan sosok itu. Dapatkan pengakuannya, kau akan jadi Demon Tempter sejati." Tianwang Ketakutan menggoda: "Tertarik masuk?"
Raja Mata Iblis terdiam beberapa detik, tiba-tiba mendengus:
"Kau ingin menipuku masuk dungeon S lalu mati di dalam."
Sebelum Tianwang Ketakutan bicara, ia menyeringai lebar:
“Tapi apa alasan saya untuk menolak, menolak seseorang yang secara sukarela menyerahkan golok pembantai.”
