Duduk tenang di kursi dekat jendela kereta, Yang Chengzhuo memejamkan mata untuk beristirahat.
Untuk memenuhi perjalanan bolak-balik dalam satu hari, dia kabur sejak fajar merekah untuk naik kereta menuju Leipzig.
Dalam periode ini, hampir setiap malam dia berdiskusi dengan Tim Hank tentang taktik teknik dan cara latihan tim. Sudah sekitar 10-20 hari, Tim Hank mulai menguasai beberapa ide Yang Chengzhuo. Kini dia bisa dengan nyaman menangani beberapa urusan.
Realitas Tim Dua Chemnitz membuat Yang Chengzhuo sangat tidak puas. Kualitas pemain terlalu rendah, kemampuan taktik teknik juga buruk. Meski Yang Chengzhuo percaya diri, jika bisa merekrut beberapa pemain dari luar, yakin dia akan semakin mantap.
Berdasarkan kondisi Tim Dua Chemnitz saat ini, yang paling mungkin direkrut pasti pemain dari wilayah Jerman Timur.
Menurut kabar terbaru, Dresden sedang diselidiki asosiasi sepakbola Jerman karena beberapa dana tidak jelas asalnya. Ditambah klub ini terlilit utang dan telah mengumumkan kebangkrutan, membuat tim degradasi Bundesliga ini tak akan terlihat di Liga 2 Bundesliga musim depan. Mereka terpaksa degradasi ke liga tingkat tiga amatir.
Dengan demikian, pada season baru Liga Profesional Jerman, hanya tersisa 4 tim Jerman Timur: Rostock di Bundesliga, serta Leipzig, Chemnitz, dan Jena di 2. Bundesliga. Padahal empat tahun lalu, ada 8 tim Jerman Timur yang bergabung (2 di Bundesliga dan 6 di 2. Bundesliga), namun kini semuanya telah jatuh satu per satu.
Dresden setelah melalui proses kejadian ini, kemungkinan besar sulit bangkit kembali. Meski Rostock cukup bagus, tak ada yang yakin berapa lama mereka bisa bertahan membawa panji besar sepak bola Jerman Timur. Leipzig dan Chemnitz ibarat Dewa lumpur menyeberangi sungai - target utama mereka tiap season hanyalah bertahan di 2. Bundesliga.
Mungkin satu-satunya kejutan adalah Jena. Dengan dukungan perusahaan besar seperti Carl Zeiss di belakang layar, Jena memperoleh dana pengembangan yang sangat besar. Meski sebagai tim promosi di 2. Bundesliga musim ini, mereka aktif merekrut banyak pemain, menunjukkan ambisi besar. Namun berapa lama bisa bertahan, tak ada yang tahu.
Memikirkan ini, Yang Chengzhuo hanya bisa tersenyum pahit. Tim-tim Jerman Timur tak pernah bisa berkembang maksimal. Sekuat apa pun usahanya, paling-paling hanya bisa mempertahankan tim di 2. Bundesliga. Menjelajahi Bundesliga?
Kumohon, itu selalu menjadi milik eksklusif klub-klub Jerman Barat!
Tidak perlu melihat yang lain, hanya soal rekrutmen pemain saja, Chemnitz sama sekali tidak memuaskan.
Musim ini, Heffner merekrut beberapa pemain mantan Dresden, namun itu lebih mengandalkan daya tarik pribadinya. Sementara Dresden tenggelam dalam krisis keuangan, para pemain Jerman Timur ini pindah ke Chemnitz dengan bantuan Heffner, hampir tidak menguras uang klub. Justru kondisi keuangan klub semakin memburuk karena kedatangan mereka.
Bayangkan saja, tim yang sudah kesulitan tiba-tiba mendapat beberapa rekrutan andal. Gaji mereka saja sudah cukup memperparah keadaan. Lebih menyedihkan, meski dapat pemain kuat, sponsor klub tidak meningkat.
Yang Chengzhuo bahkan merasa cemas: Jika performa Chemnitz buruk, seluruh klub bisa bubar seperti Dresden yang musim lalu masih berlaga di Bundesliga.
Intinya, tidak semua pemain Jerman Timur tidak peduli uang. Kalau tidak, mengapa mereka meninggalkan Dresden?
Situasi tim utama buruk, tim dua yang dilatih Yang Chengzhuo juga ikut bernasib sial. Setidaknya dia tahu saat ini ada beberapa pemain muda Jerman berbakat sedang menunggu kesempatan. Cukup mengeluarkan sedikit uang untuk mendapatkannya, misalnya Florian Frings dari Aachen. Pemuda yang berprestasi di liga tingkat tiga divisi barat musim lalu ini saat ini nilai pasarnya bahkan belum mencapai 70.000 Mark.
Tapi jumlah ini bagi Chemnitz jelas merupakan "harga langit"!
Jadi ketika Yang Chengzhuo menggunakan fitur pencarian spesifik di Sistem Pelatih Pendukung Super dengan memblokir pemain yang mustahil bergabung, Frings otomatis terblokir. Meski berasal dari tim level tiga, tetap tidak mungkin bergabung dengan Chemnitz.
Dari sedikit kandidat yang bersedia bergabung, hanya tiga yang memenuhi standar Yang Chengzhuo.
Saat ini dia sedang dalam perjalanan menemui salah satunya, di Fulda!
"Ha-ha, kebetulan sekali ya?"
Saat kereta akan berangkat, seorang pria Jerman paruh baya datang ke kursi Yang Chengzhuo. Ketika melihat jelas sosok Yang Cheng yang sedang menatap keluar jendela, ia langsung tertawa terbahak-bahak sambil berteriak kaget.
Yang Cheng menoleh dan menemukan Paul Bayer yang mencolok berdiri di sana!
"Halo Tuan Bayer, Anda... duduk di sini?" Yang Cheng menunjuk ke kursi kosong di sampingnya dengan penuh keheranan.
Bayer mengangguk sambil terkekeh, "Ya, kebetulan yang aneh bukan?"
Senyum lega mengembang di wajah Yang Cheng, "Kalau orang lain, mungkin sudah kukira menguntitku!"
"Hal membosankan seperti itu takkan kulakukan, meskipun memang aku sangat tertarik padamu!" Paul Bayer merespons dengan blak-blakan disertai tawa.
"Tertarik... padaku?" Sebagai orang yang berasal dari tahun 2011, Yang Chengzhuo - seperti kebanyakan orang - memang mahir membuat asosiasi kreatif ke arah tertentu.
Paulus Bayer tidak memiliki usus yang berliku-liku seperti Yang Chengzhuo, dia mengangguk polos, "Ya, mungkin kita bisa berbincang baik-baik. Aku sangat penasaran ingin tahu, seperti tim apa yang ingin kamu bentuk dari Chemnitz II!"
Begitu topik sepak bola muncul, Yang Chengzhuo langsung merasa hubungannya dengan Paulus Bayer semakin dekat, "Kamu sedang menuju Leipzig?"
"Benar, aku sering ke sana!"
Yang Chengzhuo tersenyum, "Berarti kita punya waktu satu jam!"
Paulus Bayer seketika tertawa lepas.
"Bisakah kamu ceritakan ide-impianmu tentang Chemnitz II?" Setelah tawa reda, Paulus Bayer bertanya dengan wajah penuh antusiasme.
"Menurutmu bagaimana?"
"Aku tak bisa menebak!" Paulus Bayer menggelengkan kepala, "Höffner, bahkan pendahulunya, taktik mereka sangat lugas. Tapi kamu berbeda - sepertinya masih banyak hal mendalam yang belum kamu ungkapkan. Jika tebakanku benar, Chemnitz II sejatinya tidak mampu mewujudkan sepak bola ideal dalam benakmu, bukan?"
"Ahli sejati!"
Yang Chengzhuo mengangguk setuju, "Kemampuan pemain, kualitas, dan dasar teknologi tim ini tidak memuaskan. Bahkan tim utama pun menurutku tidak punya kemungkinan untuk mengembangkan teknik halus."
"Makanya kau fokus pada keseluruhan. Meski hanya melihat latihanmu sehari, aku tahu kau sangat menghargai kerja sama tim. Dari pembagian lapangan menjadi beberapa area hingga pembuatan rute gerakan spesifik untuk pemain - taktikmu menyatukan 11 pemain menjadi satu kesatuan utuh!"
Yang Cheng membeku sejenak lalu mengangguk kagum, "Ya, analisamu tepat!"
"Menurutmu sepakbola menyeluruh akan menjadi arah pengembangan taktik sepakbola?" tanya Bayer penasaran.
Yang Chengzhuo berpikir sejenak, "Benar, sepak bola menyeluruh adalah tren yang tak terelakkan! Menurutku, kemunculan Total Football mutlak merupakan perubahan radikal paling mendalam dalam sejarah sepakbola. Konsep ini telah menimbulkan transformasi besar di segala aspek sepakbola. Karena itu, di mataku, Ajax selamanya akan menjadi tim yang luar biasa."
Kedua anggota yang nyaris obsesi dengan sepakbola ini kemudian memulai diskusi intensif tentang taktik sepakbola selama perjalanan kereta. Mereka bahkan menelusuri evolusi taktik hingga ke masa lalu yang sangat jauh, bahkan menyentuh tokoh yang kurang dikenal.
