Musim dingin di Chemnitzer FC sangat kering, dingin, dan bahkan turun salju!
Saat membuka jendela ruangan di pagi hari, Yang Chengzhuo yang terbiasa hidup di wilayah selatan di kehidupan sebelumnya terkejut menemukan seluruh Chemnitzer FC berubah menjadi alam semesta putih bersalju dalam semalam. Pemandangan ini penuh kebaruan dan stimulasi baginya.
Mengulurkan tangan, menangkap serpihan salju sebesar bulu angsa yang melayang perlahan dari langit, didekatkan ke mulut lalu ditiup - berhamburan!
"Kamu belum pernah lihat salju sebelumnya? Setiap turun salju selalu bertindak bodoh!" Tim yang juga sudah bangun, menambahkan beberapa kayu bakar ke perapian ruangan.
Yang Chengzhuo tersenyum kecut. Dia memang belum pernah melihat, tapi tak bisa mengakuinya. Identitasnya sekarang adalah pelajar Tiongkok yang telah "studi di luar negeri" di Leipzig selama empat tahun. Jika mengaku tak pernah lihat salju, pasti akan ditertawakan sampai mati.
Di kehidupan sebelumnya, dia pernah memiliki impian: suatu hari bisa mengalami langsung pemandangan salju. Kala itu dia berkhayal akan mengenakan jaket tebal yang tidak masuk akal, sepatu kapas tebal, membungkus diri mereka seperti yeti.
Tapi ketika benar-benar mengalami pemandangan salju, barulah dia temukan - ternyata tidak terlalu dingin.
Di dalam ruangan terdapat perapian yang hangat seperti musim semi, kaca jendela tertutup kabut tipis yang mengaburkan pandangan. Setelah ditutup, dunia keperakan di luar tak lagi terlihat jelas.
Saat masa liburan musim dingin tiba pada Desember tahun lalu, seluruh anggota Chemnitzer FC mulai beristirahat. Pada masa itulah Yang Chengzhuo pindah ke tempat Paulus Bayer, tepat di belakang toko perlengkapan olahraganya.
Kondisi depan sebagai toko dan belakang untuk tinggal seperti ini sangat umum di Chemnitzer. Lagipula tempat Paulus Bayer jelas lebih kokoh dibanding asrama Chemnitzer tempat Yang Chengzhuo tinggal sebelumnya, setidaknya di musim dingin masih ada perapian yang menghangatkan!
Di waktu senggang, Yang Chengzhuo membantu Paulus Bayer menjaga toko. Dua pria ini selalu mengobrol tentang sepak bola ketika berkumpul. Tak lama kemudian, Tim Hank yang kesepian di rumah akhirnya memutuskan pindah dan tinggal bersama.
Setelah lebih dari setengah tahun bergaul, persahabatan trio ini semakin erat bak saudara.
Yang Chengzhuo adalah inti dari trio mereka. Tim Hank menjadi asistennya, sedangkan Paulus Bayer juga bisa masuk ke Tim Dua Chemnitz berkat pengaruhnya. Meski belum menyatakan sikap resmi atau menandatangani kontrak apapun, faktanya banyak pemain yang memanggilnya "Pelatih Bayer" - sebutan yang diterimanya dengan senyum tanda persetujuan diam-diam.
Di waktu senggang, trio ini kerap berbincang tentang sepak bola: mengkritik kelemahan taktik tim, mendiskusikan kelebihan dan kekurangan pemain. Hari-hari mereka terasa menyenangkan. Yang Chengzhuo juga memanfaatkan periode ini untuk memperkaya pengetahuannya.
Tak perlu penjelasan panjang. Cukup masuk ke ruangannya dan lihat tumpukan buku sepak bola di sana - gambaran nyata dari usaha dan ketekunannya selama ini.
Kemampuan mereka untuk bersantai tak lepas dari performa gemilang Tim Dua Chemnitz musim ini. Hingga saat ini, mereka mencatatkan 16 kemenangan dan 3 imbang dalam 19 pertandingan Liga Utara. Mereka satu-satunya tim tak terkalahkan di kompetisi tingkat empat Jerman.
Kini performa menonjol Tim Dua Chemnitz telah menarik perhatian yang cukup besar. Bahkan pada bulan Desember lalu saat rangkuman paruh musim, media olahraga Jerman seperti Kicker, Bild, dan lainnya memberikan liputan khusus tentang Tim Dua Chemnitz. Saluran olahraga Jerman Sportschau bahkan menayangkan laporan video utuh yang khusus membahas kesuksesan tim ini!
Namun seperti kebanyakan media, pemberitaan lebih banyak terfokus pada pemain seperti Ballack, Kehl, Fritz, terutama Ballack yang telah mencetak 23 gol dalam 19 pertandingan liga. Dialah pemain paling gemilang di Tim Dua Chemnitz. Tekanan dari dunia luar agar Hefner memromosikannya ke tim utama semakin menguat.
Awalnya sebelum jeda musim dingin, terdengar beberapa klub Bundesliga 2 dan beberapa klub Bundesliga yang ingin merekrut Ballack. Yang Chengzhuo sempat khawatir beberapa waktu. Untungnya Diersmit, setelah dibujuk Paulus Bayer, menolak tawaran tersebut. Ballack sendiri juga memutuskan untuk tetap bertahan di tim, baru kemudian urusan ini berakhir.
Sejujurnya, Yang Cheng sangat mengapresiasi momentum peningkatan Ballack saat ini. Kemampuannya kini telah mencapai 137. Jangan di Tim Dua, bahkan di Tim Satu pun pasti akan menjadi sosok level pasukan inti mutlak.
Namun Yang Cheng terpaksa bersiap kehilangan Ballack setelah jeda musim dingin. Sebab Diersmit tidak akan mengizinkan Ballack tetap di Tim Dua, sementara Hefner juga sangat membutuhkan pemain baru untuk memperkuat kekuatan Tim Satu demi keluar dari kesulitan yang sangat parah saat ini.
Sebelum jeda musim dingin, Chemnitzer FC telah menjalani 18 pertandingan 2. Bundesliga dengan 4 seri dan 14 kekalahan, tanpa meraih satu pun kemenangan. Mereka bahkan mengalami 6 kekalahan beruntun di awal musim, dan kini diprediksi akan mengisi slot degradasi 2. Bundesliga musim ini dengan posisi terbawah klasemen.
"Kemarin saat Michael datang, dia memberitahuku bahwa klub sudah mengabarinya untuk langsung bergabung dengan tim utama setelah jeda musim dingin!" kata Yang Chengzhuo yang sedang menghadap perapian, tangannya menggoyang-goyangkan tongkat kayu di antara kayu bakar yang membuat cahaya api menyorot seluruh tubuhnya kemerahan.
"Kalau begitu, kita harus menerima realitas tanpa Ballack!" ujar Tim Hank dengan nada pasrah.
Peran vital Ballack di Tim Dua tak terbantahkan. Dengan 23 gol dan 11 umpan silang, meski bermain di liga tingkat empat yang bersifat amatir, performa pemuda 19 tahun ini sungguh luar biasa.
"Apa Hefner paham cara memaksimalkannya?" sergah Yang Chengzhuo dengan senyum dingin.
Semua orang heran, karena saat menganalisis performa buruk Tim Satu Chemnitzer FC di paruh musim ini, konsep taktik kolot Hefner-lah yang paling diserang—terutama pemikiran taktisnya yang sudah ketinggalan zaman, ditambah sikap keras kepalanya yang tak tergoyahkan.
Seorang pelatih kepala tak hanya harus punya Keteguhan, tapi juga fleksibilitas taktis. Hefner punya yang pertama, tapi tak memiliki yang kedua. Alhasil Dresden terdegradasi, kini Chemnitz sedang mengikuti jejak mereka.
Awal musim kalah beberapa pertandingan, fans dan dewan direksi masih mencari-cari alasan untuk Hefner. Tapi setelah setengah season berlalu, semua orang sudah kehilangan keyakinan secara tuntas padanya.
Saat ini satu-satunya suspense adalah: Mampukah Hefner memimpin serangan balik epik pasca-musim dingin nanti?
“Sebenarnya Hefner masih punya kemampuan tertentu, hanya saja dia terlalu terpaku pada masa lalu!” Paulus Bayer berkesedihan. Sebagai pelatih nomor satu Jerman Timur, Hefner sebenarnya tidak seburuk yang dikritik dunia luar sekarang.
Yang Cheng tersenyum tipis tanpa berkata-kata.
Meski bukan orang yang dingin secara emosional, dia juga bukan tipe yang akan mengasihani lawan. Menurutnya, jalan yang ditempuh Hefner hingga hari ini lebih disebabkan sifat aslinya.
“Jika sejak debut tidak langsung menjadi juara ganda, mungkin nasibnya berbeda!” ujar Yang Cheng dengan datar.
Paulus Bayer dan Tim Hank mengangguk serentak.
“Lalu bagaimana rencanamu menyesuaikan posisi Michael yang dipromosikan ke tim utama?” Tim bertanya penuh perhatian.
Yang Cheng berpikir sejenak, “Tenang, tanpa Michael kita masih punya Kehl, Clemens, dan Thomas. Kita bisa menyusun formasi segitiga besi baru untuk serangan!”
“Benar!” Paulus Bayer juga merasa seharusnya begitu.
