Taktik Yang Chengzhuo memang tidak pernah bergantung pada satu orang. Setelah proses menanamkan konsep selama setengah tahun lebih, banyak pemain yang sudah terbiasa dengan permintaan khusus pelatih terhadap mereka, termasuk taktik-taktik yang sebelumnya terlihat rumit.
Kehilangan Ballack, Yang Chengzhuo masih memiliki Sebastian Kehl - salah satu pemain dengan kemajuan terbesar dalam setengah tahun terakhir. Kekuatan pemain ini kini mencapai 117 point, bahkan melebihi level Ballack saat pertama kali bergabung dengan tim.
Clemens Fritz sendiri telah mencapai kekuatan 112 point, sementara Tom Stark mencapai 106 point. Bahkan Thomas, penyerang tengah bertubuh kuat itu, sudah mencapai level 101. Sayangnya di usia 22 tahun, potensi Thomas hanya tersisa 110 point dengan ruang peningkatan yang sangat terbatas.
Satu-satunya yang cukup mengejutkan adalah Luis Huth. Pemain yang awalnya dianggap akan gagal ini justru berhasil menyelinap ke pasukan inti Yang Chengzhuo selama lebih dari setengah tahun. Performanya semakin menonjol, dengan kekuatan saat ini mencapai 121 point—melebihi kemajuan Keil dan kawan-kawan—serta potensi 140.
Kasus Luis Huth tergolong khusus. Yang Chengzhuo telah menggunakan Gulungan Pertumbuhan Dipercepat sebanyak dua kali padanya. Saat ini ia tumbuh dengan kecepatan 3 kali lipat, sehingga melampaui Keil dkk. Potensinya juga terus bertambah seiring pertumbuhan dan kemajuannya.
Dari Luis Huth, Yang Chengzhuo membuktikan satu prinsip: selama ada kemauan dan memberikan kesempatan bertanding serta pelatihan, bahkan pemain terburuk sekalipun bisa dilatihnya menjadi luar biasa.
Tentu saja, pertumbuhan Luis Hut juga memiliki aspek penting yang berasal dari sifat aslinya sendiri. Etika profesi dan keteguhannya mencapai dua 20, alias nilai maksimal. Ini menunjukkan bahwa dia adalah pemain yang sangat beretika dan bertekad bulat. Di dalam maupun luar lapangan, dia selalu bekerja keras. Setiap hari setelah latihan, dia aktif tinggal untuk berlatih ekstra.
Bantuan Sistem Pendukung Pelatih Super yang diberikan Yang Chengzhuo merupakan faktor terbesar dalam kemajuannya. Namun usaha kerasnya sendiri juga tak boleh diabaikan. Tanpa ketekunan dan kerja keras pribadi, mustahil dia bisa mencapai level saat ini.
Selain para pemain tersebut, beberapa anggota pasukan inti lainnya memiliki kekuatan di kisaran 80-100. Secara menyeluruh, kekuatan Tim Dua Chemnitzer FC bisa dibilang terkuat di Liga Utara. Ditambah taktik tim mereka yang sangat kompak, rekor tak terkalahkan yang dipertahankan hingga kini justru tidak mengherankan bagi Paulus Bayer dan Tim.
Yang Chengzhuo trio mulai bernegosiasi tentang bagaimana menyesuaikan pasukan sekuat ini dan mengisi efek samping yang ditinggalkan Ballack setelah pindah ke tim utama, setelah masa jeda musim dingin berakhir nanti.
Selain Ballack, Yang Chengzhuo juga khawatir performa buruk tim utama Hefner mungkin membuat mereka terus menyedot pemain muda dari tim dua, yang akan semakin mempengaruhi kekuatan tim keduanya.
Saat ini tim dua telah menyelesaikan tugas bertahan dari degradasi yang direncanakan awal season. Sistem Pendukung Pelatih Super juga memberikan hadiah otomatis 10 poin pencapaian dan 1 skill. Yang Chengzhuo langsung mengaktifkan analisis taktik karena merasa skill ini sangat cocok untuknya.
Sedangkan rekomendasi staf dan Laporan Skor yang awalnya ingin diaktifkan, setelah mendapat bantuan Tim Hank dan Paulus Bayer, yang pertama terbatas fungsinya bagi Yang Chengzhuo saat ini, sedangkan yang kedua hampir tidak ada pengaruh signifikan.
Justru analisis taktik yang dapat secara jelas mengetahui sifat posisi dan ciri khas semua pemain dalam tim saat ini, lalu menyusun taktik paling cocok untuk formasi tim saat ini - ini mutlak merupakan pilihan paling strategis bagi Yang Chengzhuo.
Dalam hal poin pencapaian, selama setengah tahun lebih Yang Chengzhuo telah terkumpul 38 poin. Selain menggunakan gulungan perkamen peningkatan pertumbuhan sekali lagi pada Luis Huth, ia juga menghabiskan 5 poin untuk layanan penyembuhan cedera saat Ballack mengalami luka tarik di kaki, menyembuhkannya dalam tiga hari.
Penyembuhan cedera dengan poin pencapaian juga memerlukan proses bertahap, mustahil langsung sembuh sepenuhnya sekaligus! Jadi bagi pemain yang mengalami luka berat 1-2 hari sebelum pertandingan, keinginan untuk membuat mereka bisa menyusul pertandingan adalah hal yang tidak mungkin!
Ini hanyalah Sistem Pendukung, bukan sistem revisi!
Melalui proses pengenalan dan penguasaan selama setengah tahun lebih, Yang Chengzhuo semakin memahami karakteristik utama sistem ini.
Adapun poin pencapaian, Yang Chengzhuo sementara tidak berniat menggunakannya. Pertama, kesannya terhadap pemain Tim Dua kurang baik - ada yang berbakat tapi kurang berusaha, bermasalah sifat asli, atau tidak sejalan dengannya. Untuk pemain-pemain ini, dia merasa membuang-buang poin pencapaian tidaklah hemat.
Pemain seperti Sebastian Kehl dkk sudah tumbuh dan berkembang di bawah pengaruh gulungan percepatan pertumbuhan. Bahkan untuk bertanding di 2. Bundesliga pun tidak masalah besar, apalagi di liga amatir. Jadi tak perlu dipakai lagi.
Selain itu, Yang Chengzhuo punya pertimbangan pribadi: bersiap sejak dini.
Jujur saja, dia sama sekali tidak punya ikatan emosi dengan Chemnitzer FC. Alasan bertahan di tim ini hanyalah ingin menjadikannya sebagai batu loncatan. Begitu ada kesempatan melatih tim profesional, dia akan pergi tanpa ragu.
Sebelum jeda musim dingin, sudah ada tiga tim dari tingkat tiga yang secara bertahap mengirimkan undangan kepadanya. Selama periode jeda musim dingin, Hannover 96 dan Nuremberg yang berada dalam bahaya di 2. Bundesliga juga menyatakan perhatian terhadap Yang Chengzhuo melalui hubungan emosional. Satu-satunya kekhawatiran adalah usia Yang Chengzhuo yang baru 23 tahun, belum memiliki pengalaman melatih tim profesional.
Tim-tim ini merupakan tim profesional kota di sekitar Chemnitzer FC, sehingga sudah mendengar tentang nilai Yang Chengzhuo di Tim Dua Chemnitz. Ketertarikan mereka memang bisa ditebak, hanya saja belum mengirimkan undangan resmi. Jika tidak, Yang Chengzhuo sudah lama pergi.
Begitu meninggalkan Chemnitzer FC dan bergabung dengan tim baru, jika bisa menimbun lebih banyak poin pencapaian, maka Yang Chengzhuo akan bisa memanfaatkannya dengan baik. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dirinya terhadap prospek kepelatihan.
"Justru karena alasan ini, Yang Chengzhuo tidak berniat menggunakan poin pencapaian di Chemnitzer FC. Sebaliknya, ia sedang berusaha keras menyelesaikan misi 10 kemenangan beruntun yang memberikan hadiah 5 poin pencapaian. Bersamaan itu, ia juga berupaya menyelesaikan tugas-tugas lain untuk mengumpulkan sebanyak mungkin poin pencapaian sebagai persiapan untuk berjaga-jaga."
Paulus Bayer dan Tim Hank sepenuhnya memahami ambisi Yang Chengzhuo. Namun sebagai anggota asli Chemnitzer, mereka tidak merasa Yang Chengzhuo berkhianat pada klub, juga tidak menunjukkan kesediaan untuk ikut pindah. Mereka bersikap seolah tidak ada sesuatu yang terjadi.
Tepat ketika Yang Chengzhuo dan timnya kembali ke klub setelah menikmati liburan musim dingin yang menyenangkan, tiba-tiba muncul kabar mengejutkan!
……
……
"Chemnitzer FC akan bangkrut?" Reaksi pertama Yang Chengzhuo adalah membeku, lalu menolak percaya.
Tim Hank juga menunjukkan ekspresi yang sama sulit dipahami.
Paulus Bayer mengangguk dengan senyum pahit. Saat ini kabar ini masih termasuk rahasia tingkat tinggi, tapi dalam dua tiga hari ke depan ketika klub mulai tidak bisa membayar gaji, hal itu akan menjadi rahasia umum.
"Apakah informasinya akurat?" Yang Chengzhuo yang pertama kembali waras.
Paulus Bayer mengangguk, "Mutlak terpercaya, Stefan sendiri yang memberitahuku!"
Kalau Ketua Diersmit yang bilang, pasti tidak mungkin palsu!
Yang Chengzhuo dan Tim sama-sama panik. Ini pengalaman pertama mereka menghadapi hal seperti ini. Meski sebelumnya pernah mendengar Dresden bangkrut dan dihukum keluar dari liga profesional, saat itu mereka hanya menyaksikannya seperti menonton drama. Tapi kini mengalami langsung kebangkrutan klub, hati Yang Chengzhuo juga sangat tersiksa.
"Saat ini Stefan sedang bernegosiasi intensif dengan bank pertama di Chemnitz dan para orang kaya lokal, melihat apakah ada yang mau menyelamatkan klub. Tapi menurutku, efeknya mungkin tidak akan ideal!"
Yang Chengzhuo berpikir memang benar, krisis keuangan Chemnitzer FC pasti bukan masalah satu hari setengah hari. Diersmit juga pasti sudah lama memahami kondisi keuangan dan mempersiapkan solusi, tetapi berkembang sampai sekarang membuktikan Diersmit sudah tak berdaya.
"Sebenarnya berapa banyak utangnya?" tanya Yang Chengzhuo.
"600 ribu Mark, dipinjam dari dua bank di Chemnitz, sudah jatuh tempo tapi tak ada uang untuk melunasinya!"
Yang Chengzhuo tiba-tiba tersadar akan sesuatu, tersenyum pahit: "Apakah karena rekrutmen pemain baru Hefner sebelum season?"
Paulus Bayer mengangguk, menghela napas penuh kepasrahan: "Awalnya niat Diersmit sangat optimis. Merekrut pemain-pemain ini memang berisiko, tapi kekuatan tim meningkat drastis ditambah Hefner. Selama nilai tim bisa meningkat, tingkat kehadiran penonton juga akan mengikuti, dan pendapatan klub tidak akan sedikit."
"Jika musim ini bisa promosi ke Bundesliga, utang 60.000 Mark bukan masalah besar bagi Chemnitzer FC. Bahkan jika gagal promosi, asal masuk peringkat atas liga, melalui komisi sponsor dan operasional tim, masalahnya masih bisa diatasi. Bank juga akan terus memberi toleransi. Tapi siapa sangka, Chemnitzer sekarang malah berada di dasar klasemen 2. Bundesliga!"
Semua tahu, begitu terdegradasi dari 2. Bundesliga ke liga divisi tingkat tiga, Chemnitzer benar-benar tamat. Jangankan 60.000 Mark, 6.000 Mark pun akan jadi masalah besar.
Baru pada detik ini Yang Chengzhuo benar-benar memahami fakta kejam: sepakbola, terutama sepakbola profesional, selalu merupakan permainan dikotomi. Antara keluarga elit dan rakyat jelata selalu ada jurang yang tak terjembatani. Inilah mengapa tim-tim Jerman Timur seperti Chemnitzer tak pernah bisa berkembang menjadi kuat.
600.000 Mark, apalagi bagi klub elit seperti Bayern Munich, bahkan bagi tim kelas menengah Bundesliga lainnya, jumlah ini mungkin tidak berarti. Tapi bagi Chemnitzer FC, ini bisa menjadi jerami terakhir yang memicu kematian raksasa Jerman Timur ini.
Pada saat ini, Yang Chengzhuo benar-benar menyadari dengan jelas di kepalanya: Jika ingin bertahan di jalur pelatih sepak bola, dia harus mengikuti tren ini. Realitas dan game FM Football Manager adalah dua dunia yang sama sekali berbeda. Di dalam game, dia bisa memimpin tim lemah merangkak naik perlahan karena itu hanya permainan angka.
Tapi di dunia nyata, ini mustahil diwujudkan.
Sebagai contoh, Chemnitzer FC saat ini terlilit utang. Diprediksi setelah musim ini, bintang seperti Ballack, Kehl, Fritz, Jancker yang memiliki nilai sedikit pun akan dijual habis-habisan dengan harga sangat murah - bahkan sampai memuntahkan darah.
Apakah musim depan Chemnitzer FC berlaga di 2. Bundesliga maupun liga tingkat tiga amatir, mereka sudah sama sekali tidak memiliki kemampuan bertarung!
Mungkin bertahan atau degradasi di musim ini benar-benar tidak bermakna bagi Chemnitzer FC!
Inilah realitas mengerikan dari sepakbola profesional!
