Setelah keluar dari kantor, Yang Cheng segera mencari Paulus Bayer dan Tim Hank untuk memberitahu keputusan klub yang menugaskannya sementara mengurus tim utama.
Kedua rekan kerjanya yang baik ini sama-sama menganggap ini sebagai kesempatan. Meski mereka tak berharap Yang Cheng bisa membawa perubahan bagi tim utama, pengalaman ini pasti memberi manfaat yang sangat besar baginya.
Setelah menyatukan pendapat segitiga besi kepelatihan, Yang Chengzhuo segera menyampaikan gagasannya.
"Menurutku, kekuatan pemain tim utama sama sekali tidak buruk, masalah utamanya adalah bagaimana mengekspresikan kemampuan mereka!" analisis Yang Chengzhuo dengan keyakinan penuh.
Paulus Bayer juga setuju dengan penilaian Yang Chengzhuo, "Tapi semangat mereka sudah buyar, ingin membangkitkan kembali semangat juang mereka, sulit!"
Yang Chengzhuo tersenyum penuh kepercayaan diri, "Memang sulit, tapi bukan tidak mungkin!"
Tim langsung menanggapi dengan candaan, "Jangan bikin penasaran, sudah tahu kamu banyak akal, katakanlah idemu."
Paulus Bayer juga menunjukkan ekspresi penuh perhatian, mendesak Yang Chengzhuo untuk segera menjelaskan.
"Alasan mereka kehilangan semangat juang, pertama karena tim terus mengalami kekalahan. Untuk hal ini aku tidak bisa berbuat banyak, karena membangun kembali keyakinan dan semangat mereka membutuhkan akumulasi kemenangan. Alasan kedua adalah kepentingan, kepentingan mereka di klub tidak terjamin, sehingga merusak kepercayaan mereka terhadap klub."
Paulus dan Tim terus-menerus mengangguk, "Lalu? Langsung ke intinya!"
"Kita akan mulai dari aspek kepentingan, menggunakan pendekatan realistis untuk memotivasi mereka. Buat mereka paham bahwa berjuang di Chemnitzer FC bukan hanya untuk klub, tapi juga demi kepentingan diri mereka sendiri!"
Rencana konkret dan metode pelaksanaannya sepenuhnya telah tertata rapi dalam benak Yang Chengzhuo.
Paulus Bayer dan Tim melihat sikap Yang Chengzhuo yang berlagak misterius itu sampai gigi mereka ngilu, namun terpaksa mendukung keputusannya.
"Selain memotivasi pemain yang ada, Tim Satu memang membutuhkan darah segar. Selain Michael Ballack, Sebastian Kehl, Clemens Fritz yang sudah dikerahkan ke tim utama, Tom Stark, Luis Huth, dan Thomas juga harus dipromosikan ke Tim Satu."
Para pemain ini bisa dibilang adalah tim inti Yang Chengzhuo. Mereka telah bekerja sama dengan Yang Chengzhuo di Tim Dua selama lebih dari setengah tahun, familiar dengan set taktiknya, dan mampu menjalankan strateginya dengan teguh. Tidak seperti pemain Tim Utama lainnya yang hanya memberikan bantuan langsung tanpa usaha maksimal.
Selama pemain tim muda menunjukkan performa menonjol, hal ini akan memberikan stimulasi psikologis alami pada pemain Tim Utama. Dengan begitu, koordinasi pergerakan tim akan menjadi lebih mudah.
Bagi Yang Chengzhuo, lingkungan terburuk adalah genangan air yang diam tanpa rasa terancam krisis atau tekanan kompetisi. Karena itu, dia harus menghancurkan situasi ini dan menciptakan kembali stimulasi serta persaingan.
Paulus Bayer dan Tim Hank sama-sama memandang Yang Chengzhuo dengan wajah terkejut. Mereka tidak percaya bahwa Yang Chengzhuo benar-benar baru menerima kabar ini, bukan sudah mempersiapkan diri sejak lama untuk mengambil alih?
"Dengan memastikan dua poin ini, aku yakin wajah tim akan berubah total, bahkan..." Ekspresi Yang Chengzhuo tiba-tiba menjadi mistis, "Aku juga pernah berpikir untuk berhasil bertahan dari degradasi!"
Seketika kedua rekan itu terkejut hingga tak bersuara, “Bertahan dari degradasi?”
Istilah ini bagi Chemnitzer saat ini jelas sangat mewah, tapi Yang Chengzhuo ternyata berani memberi mereka harapan seperti ini, apakah dia tidak tahu betapa gentingnya situasi Chemnitzer saat ini?
“Liga belum berakhir, semuanya masih sulit diprediksi!” Kata Yang Chengzhuo kembali berpenampilan mistis.
……
……
Dari menerima penunjukan Diersmit, menyamakan pendapat dengan Paulus Bayer dan Tim Hank, menyerahkan Tim Dua ke pelatih lain, mendatangkan 5 pemain Tim Dua ke tim utama, ditambah Ballack, Sebastian Kehl, dan Fritz – total 8 pemain muda akademi.
Rangkaian tindakan ini menunjukkan efisiensi luar biasa Yang Chengzhuo, bahkan berhasil diselesaikan sebelum sesi latihan tim utama dimulai.
Saat dia memasuki lapangan latihan tim utama, masih tersisa waktu 5 menit sebelum latihan dimulai.
Berdiri kokoh di tengah lapangan latihan, Yang Chengzhuo memandang sekeliling hamparan rumput. Tak diragukan lagi, fasilitas Tim Satu jauh lebih baik dibanding Tim Dua, dengan jumlah personel yang lebih banyak. Meski demikian, ia tetap membawa Paulus dan Tim di sisinya. Tanpa bantuan mereka, banyak urusan teknis yang takkan sanggup ditanganinya sendiri.
"Tahukah kalian apa yang sedang kupikirkan saat ini?" tanya Yang Cheng tiba-tiba dengan senyum mengembang.
Paulus Bayer menggelengkan kepala, tapi seketika itu juga ia menyadari perubahan besar pada diri Yang Cheng. Entah perubahan apa, sulit diungkapkan dengan kata-kata, namun pasti ada sesuatu yang berubah.
"Yang kupikirkan adalah, hari ini saat aku berdiri di sini, aku takkan pernah membiarkan diri ini kembali ke wilayah 'itu'!" seru Yang Cheng sambil menunjuk ke arah lapangan Tim Dua di kejauhan, giginya terkunci dalam sumpah yang bergemuruh.
Pengalaman melatih Tim Dua Chemnitzer FC bagi Yang Chengzhuo bagai pisau bermata dua - di satu sisi merupakan pelatihan intensif, di sisi lain merupakan siksaan mental yang tak tertahankan.
Bagi pria ambisius seperti dirinya, pelatihan sekeras itu cukup dijalani sekali seumur hidup.
Dan dalam kalimat ini juga terkandung makna lain, yaitu keyakinan Yang Cheng pada dirinya sendiri. Dia yakin bisa meraih prestasi di Tim Satu Chemnitzer FC. Saat itu tiba, dia akan tetap di Tim Satu atau beralih ke tim lain sebagai pelatih kepala, sama sekali tidak mau lagi menjadi wakilnya.
"Kamu pasti bisa melakukannya!" Paulus Bayer menepuk bahu Yang Cheng dengan keras sebagai bentuk dukungan.
Tim Hank juga terus-menerus mengangguk.
"Selama kita bertiga bekerja sama, aku yakin tidak ada hal yang tidak bisa kita lakukan!" Kata Yang Cheng dengan senyum penuh keyakinan, sekaligus merangkul kedua rekannya.
Paulus Bayer dan Tim Hank sama-sama terpengaruh oleh kepercayaan diri Yang Cheng, lalu mengangguk setuju.
Waktu sedetik pun berlalu, semakin mendekati waktu latihan, namun lapangan latihan masih terlihat kosong melompong.
Hanya ketika waktu latihan hampir tiba, barulah terlihat Michael Ballack dan Sebastian Kehl berjalan perlahan memasuki lapangan.
Ketika trio Ballack melihat Yang Chengzhuo datang bersama Tim dan Paulus dll di lapangan latihan tim utama, mereka semua terkejut.
"Segera pergi berdiri rapi!" Yang Chengzhuo dengan dingin menghentikan trio Ballack yang mendekat.
Trio itu langsung menggigil kedinginan, karena ekspresi Yang Chengzhuo ini pernah mereka alami sendiri sebelumnya. Seketika mereka tak berani banyak bicara, langsung patuh lari ke sana berdiri rapi, bahkan tak berani berkomunikasi dengan Luis Huth dll yang sudah berdiri lebih dulu. Hanya menekan rasa penasaran di hati, diam-diam menunggu, namun tubuh mereka berdiri dengan tegak luar biasa.
Waktu berlalu cepat, para pemain keluar satu per satu. Tim yang telah mendapat penjelasan dari Yang Chengzhuo, terus menerus merekam waktu keluar para pemain dengan stopwatch di tangannya.
Setelah 29 pemain tim utama lengkap berkumpul, barulah Yang Chengzhuo melangkah maju, menghadap para pemain.
"Selamat pagi, nama saya Yang Chengzhuo, sebelumnya menjabat Pelatih Tim Dua, sekarang sebagai Pelatih Kepala Sementara Tim Satu!"
"Selamat pagi, Tuan!"
Alis Yang Chengzhuo berkerut. Sapaan yang seharusnya serempak justru terdengar hancur berantakan. Bahkan beberapa pemain terlihat malas-malasan, teriakan komando mereka pun tidak bersemangat.
"Hari pertama kepelatihan seharusnya kubuka dengan kata-kata menyenangkan, tapi maaf, tidak bisa!"
Ekspresi ramah Yang Cheng tiba-tiba berubah khidmat. Ballack dan yang lain yang sudah mengenalnya langsung mengedipkan kelopak mata - pasti ada yang bernasi sial!
"Dari teriakan tadi, kudengar banyak pemain kurang stamina. Sepertinya masalah fisik. Pemain bermasalah fisik seharusnya tidak tetap di Tim Satu. Mereka harus turun ke Tim Dua dulu untuk berlatih! Karena mulai sekarang, persaingan di Tim Satu akan sangat ketat. Aku khawatir mereka tidak sanggup!"
"Jadi... bagi yang tidak mau turun ke Tim Dua, siapkan dua belas poin semangat!" bentak Yang Cheng keras-keras.
"Siap, Tuan!" Para pemain langsung terintimidasi. Beberapa yang mengira sang pelatih muda mudah diganggu, kini menyembunyikan sikap kurang ajar mereka.
“Saat ini Tim Satu memiliki 29 pemain, tapi saya harus menyampaikan kabar mengecewakan: sebelum pertandingan berikutnya (tepatnya Liga ke-22), saat kita berangkat ke kandang lawan, jumlah personil Tim Satu akan dirampingkan menjadi 23 orang. Artinya, setidaknya 6 pemain harus turun ke Tim Dua!”
“Tapi jangan senang dulu! Turun ke Tim Dua bukan berarti kalian bisa santai di rumah menghitung uang. Saya jamin, semua pemain yang turun ke Tim Dua hanya akan menerima gaji standar Tim Dua. Saya yakin Tuan Diersmit pasti sangat setuju dengan ini, dan pasti punya cara untuk mewujudkannya!”
Uang adalah taktik penting yang digunakan Yang Chengzhuo untuk mengontrol para pemain profesional ini!
Meski Eropa sangat menghargai kontrak, wilayah Jerman Timur punya ciri khasnya sendiri. Yang Chengzhuo sudah berkonsultasi dengan Paulus Bayer sebelumnya – klub memang memiliki kewenangan untuk melakukan hal ini.
Benar saja, setelah mendengar ini, para pemain yang awalnya terlihat tidak serius tiba-tiba menjadi lebih waspada. Mereka juga menyadari bahwa Yang Chengzhuo tidak sekeras Hefner, namun tampak lebih mahir dalam memainkan konspirasi licik.
Orang ini sulit dilawan!
"Aku orang yang sangat realistis. Aku yakin kalian semua sudah dengar, aku hanya akan memilih pemain yang bisa membantuku bertahan. Aku juga tidak akan seperti Reinhard Häfner yang memberi kalian segudang prinsip, karena aku sendiri tidak percaya pada setumpuk teori itu. Aku hanya ingin memberitahu satu aturan paling sederhana sekaligus paling jelas!"
Tangan kanan Yang Chengzhuo mengacungkan jari telunjuk tinggi-tinggi, menarik perhatian semua pemain.
"Kalian memilih jalan sebagai pemain profesional untuk menghasilkan uang dan menanggung keluarga. Aku juga begitu. Jadi target kita konsisten. Tapi di tengah realitas tim saat ini, kalian harus bekerja sama denganku. Hanya dengan cara ini kita bisa keluar dari kesulitan. Jika tidak, jalan kalian hanya akan berujung tewas!"
“Mungkin banyak dari kalian berpikir untuk transfer ke klub lain, bahkan beberapa pemain sudah menghubungi tim untuk musim depan. Tapi saya ingin bertanya: Jika Chemnitzer FC benar-benar terdegradasi dengan memalukan musim ini, apakah pindah ke tim lain benar-benar bisa mengubah nasib kalian?”
“Saya bisa jawab: Tidak mungkin! Karena kalian semua…” Tangan Yang Cheng menyapu ke arah setiap pemain, “Setiap orang akan selamanya menyandang nama sampah dan limbah. Seluruh fans, manajemen klub, dan pelatih kepala di dunia akan selalu ingat bagaimana kalian mengkhianati tim saat Chemnitzer FC paling terpuruk.”
Di sini Yang Cheng tiba-tiba tertawa, “Kalian pasti lebih pahap dari saya: Begitu ini terjadi, klub mana lagi yang bersedia menerima kalian dengan tulus? Pelatih kepala mana lagi yang mau mempercayai kalian sepenuhnya?”
“Tidak ada, sama sekali tidak ada!” teriak Yang Cheng dengan suara menggelegar, sementara tangannya juga diayunkan dengan keras, memberikan stimulasi pada indera para pemain.
Sementara itu, dia membuka Sistem Pendukung Pelatih Super dalam otaknya, langsung masuk ke Sistem Toko, bersiap menggunakan senjata pamungkasnya!
