Pertama-tama yang diamati adalah dua asisten di sampingnya, Tim Hank dan Paulus Bayer.
Dimulai dari Tim Hank, kemampuannya mencapai 146 dengan potensi 178 - properti pelatih yang tergolong tinggi. Keahlian khususnya di bidang latihan raga mencapai nilai maksimal 20. Di bidang Serang dan taktik mencapai angka dua digit. Keteguhannya 18 poin, menunjukkan Tim Hank adalah anggota yang sangat bertekad. Namun ambisinya hanya 6 poin yang menyedihkan, sementara kesetiaannya mencapai nilai maksimal 20.
Setelah memeriksa hubungan Tim Hank, yang menempati peringkat pertama adalah Yang Chengzhuo dengan poin rasa suka mencapai 95, hampir sampai pada tingkat bisa berbagi celana yang sama dengan Yang Cheng.
Mengetahui hal ini membuat Yang Chengzhuo semakin terbuka dan percaya pada Tim Hank.
Yang kedua diperiksa adalah Paulus Bayer. Posisinya sebagai asisten pelatih memiliki pengetahuan taktis nilai maksimal 20, kemampuan melatih pemain juga mencapai nilai maksimal 20. Pelatihan pertahanan (19 poin), manajemen personel (18 poin), dan permintaan disiplin (17 poin) semuanya termasuk kategori figur legendaris.
Namun di kemampuan menilai situasi dia terlihat kurang (13 poin), kemampuan menilai potensi pemain 15 poin - keduanya tidak terlalu tinggi. Tekadnya mencapai 17 poin, menunjukkan sosok yang berkomitmen kuat.
Dalam hal hubungan, rasa suka Paulus Bayer terhadap Yang Chengzhuo juga mencapai 95 poin, menunjukkan pujian tinggi ditambah kesetiaan 18 poin yang membuat Yang Chengzhuo merasa sangat nyaman dengannya.
Di bagian akhir rekomendasi staf, skor Tim dan Paul saat ini sama-sama 73 dari nilai sempurna 100. Namun keduanya masih memiliki potensi tinggi yang bisa digali, jadi penilaian ini hanya bersifat sementara.
Yang Chengzhuo lalu menelusuri manajemen dan staf Kaiserslautern dengan santai.
Di sisi manajemen, Yang Cheng mencatat sifat Frederick. Ketua klub ini memiliki aura sebesar 17 poin yang sesuai dengan citra bangsawan pria terhormat dalam kesan baiknya. Namun satu hal yang membuatnya khawatir adalah interferensi ketua ini mencapai 13 poin.
Angka 13 ini tidak terlalu tinggi namun juga tidak rendah. Tampaknya dalam situasi tertentu dia masih akan mengintervensi pelatih kepala. Meski sudah membuat janji pria terhormat dengannya, Yang Cheng tetap perlu lebih berhati-hati ke depannya.
Pelatih Kaiserslautern secara umum tidak ideal, akademi sepak bolanya biasa-biasa saja. Justru seorang penjaga gerbang bernama Gerald Elmann yang menarik perhatian Yang Chengzhuo. Saat ini dia berstatus pemain sekaligus pelatih penjaga gawang Tim Dua, kontraknya sudah habis namun masih bertahan sementara.
Alasan pelatih ini menjadi sorotan Yang Chengzhuo adalah kemampuan pelatihan penjaga gawangnya mencapai 20 point. Selain itu, pelatihan kebugarannya 18 point, pelatihan ketahanan mental 15 point, penilaian potensi pemain 17 point, sedangkan penilaian kemampuan pemain 12 point.
Kesetiaan 19 point dan etika profesi 20 point, ditambah keteguhan 18 point, membuat Yang Chengzhuo yakin dia akan menjadi pelatih penjaga gawang yang layak dipercaya.
Pelatih berkualitas seperti ini sulit ditemui zaman sekarang. Setelah susah payah menemukannya, Yang Chengzhuo tentu ingin mempertahankannya. Apalagi pelatih penjaga gawang berusia 36 tahun ini memiliki potensi mencapai 175 point, prospek karir yang sangat menjanjikan.
Selain Elmann, Yang Cheng tidak tertarik dengan orang lain. Setelah sekilas melihat, dia agak kecewa. Ternyata benar seperti yang dikatakan Frederick, segala sesuatu di Kaiserslautern harus dimulai dari awal lagi.
Dengan membuka bilah pencarian, Yang Cheng langsung memilih untuk menyaring target-target yang tidak realistis. Dia hanya memilih melihat staf yang mungkin bergabung dengan tim pelatihnya. Setelah mengklik pencarian, langsung muncul setidaknya 100%+ target, sebagian besar adalah orang-orang dengan potensi dan kekuatan satu digit atau dua digit.
Terhadap orang-orang seperti ini, Yang Cheng sengaja mengabaikan!
Namun di antara target pencarian, Yang Cheng benar-benar berhasil merekrut dua harta karun.
Salah satunya bernama Chris Schmidt, berusia 25 tahun, saat ini berbakti di tim Aachen tingkat tiga. Yang aneh, dia berperan ganda sebagai kiper sekaligus pelatih penjaga gawang. Meski kekuatan saat ini hanya 105 dengan reputasi lokal, nilai pelatihan penjaga gawangnya mencapai 15 poin.
Tapi ini bukan yang paling aneh, yang benar-benar aneh adalah kemampuan medis Schmidt mencapai 20 poin. Artinya, kemampuan medisnya lebih menonjol daripada pelatihan penjaga gawangnya, tapi dia malah memilih menjadi pemain sekaligus pelatih penjaga gawang.
"Ya Tuhan, ada apa dengan anggota ini?" Yang Cheng tersenyum kecut berulang kali.
Setelah memperhatikan Schmidt, Yang Cheng melihat kolom hubungannya dan segera menemukan alasan mengapa staf ini dianggap bisa bergabung dengan tim pelatihnya. Ternyata dia memiliki hubungan erat dengan Tim Hank dengan poin rasa suka mencapai 70.
"Apa hubungan mereka? Kenapa sebelumnya tak pernah kudengar Tim menyebutkannya?" gumam Yang Cheng, tapi segera menyimpan nama Chris Schmidt dalam hati.
Satu lagi bernama René Meulensteen, orang Belanda berusia 32 tahun, saat ini bekerja sebagai pelatih tim muda di Qatar. Potensinya mencapai 190 poin, dengan pelatihan teknik sebagai keunggulannya yang mencapai nilai maksimal 20. Pelatihan serangan mencapai 18 poin, ketahanan mental 16 poin, dan kemampuan menilai potensi pemain 19 poin. Terlihat ini adalah sosok yang sangat bagus untuk akademi sepak bola.
"Ini pasti Meulensteen yang menjadi asisten Ferguson di era Manchester United. Dulu dia anggota yang sangat hebat, Ruud van Nistelrooy berubah menjadi striker top dunia di bawah latihannya, terutama dalam hal pelatihan detail teknik - benar-benar luar biasa!"
Memikirkan hal ini, Yang Cheng segera ingin merekrut figur legendaris ini ke kendalimu. Jika bisa membuatnya bergabung dengan tim pelatih, bukankah ini seperti harimau bersayap?
Di kolom hubungan, Yang Cheng melihat alasan Meulensteen bisa direkrut ternyata karena hubungan dengan Paulus Bayer.
“Dulu Paulus pernah bilang, dia pernah ke Belanda untuk meneliti sepakbola di sana. Mungkin mereka kenal saat itu? Dia kenal René Meulensteen, apakah dia juga kenal senior seperguruan Meulensteen, Ricardo Moniz?”
Dua senior-junior ini sama-sama figur legendaris. Di kehidupan sebelumnya saat bermain game, Yang Chengzhuo sering merekrut mereka sebagai asistennya. Kini dia sangat bersemangat untuk merekonstruksi penampilan dalam game di dunia nyata.
Tim Hank, Paulus Bayer, Chris Schmidt, René Meulensteen. Jika bisa merekrut Ricardo Moniz lagi, akan membentuk tim pelatih beranggotakan 5 orang. Ditambah Gerald Ehrmann, pelatih kiper di tim, tim pelatih Yang Chengzhuo sudah mulai berkelompok.
Memikirkan ini, Yang Chengzhuo segera meninggalkan ruangan dan menemui Tim Hank serta Paulus Bayer.
“Chris Schmidt?” Tim terkejut, “Bagaimana kamu tahu tentangnya?”
Yang Chengzhuo sengaja tersenyum misterius, alih-alih menjawab ia balik bertanya: “Apa kamu sangat akrab dengannya?”
“Tentu, dia berkuliah di Akademi Olahraga Köln, pernah ikut program pertukaran ke Amerika bersamaku. Kami sempat belajar dan meneliti bersama cukup lama. Tapi keahlianku lebih ke riset metode pelatihan fisik, sedangkan dia tertarik pada penanganan cedera olahraga dan rencana fisioterapi. Aku yang lebih dulu pulang dari Amerika, waktu itu dia memilih tetap tinggal untuk melanjutkan studi. Kabarnya terakhir dia bekerja di salah satu tim di Alliance Sepakbola Amerika.”
“Sekarang dia di Aachen!” kata Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
“Aachen?” Tim tampak bingung, “Dia sudah kembali?”
Yang Chengzhuo mengangguk, “Seorang teman merekomendasikannya padaku, sekaligus menyebutkan bahwa kamu mengenalnya. Kudengar saat ini dia kurang nyaman di Aachen. Kuharap kamu bisa membantuku mengajaknya bergabung dengan tim pelatih untuk menangani masalah cedera dan fisioterapi.”
Seorang pelatih terapi cedera dan patologi belum tentu menjadi dokter tim. Menurut Yang Chengzhuo, kehadiran orang seperti ini dalam tim yang memahami arah taktik dan metode pelatihannya dapat memberikan informasi berharga bagi pelatih kepala saat melakukan pemeriksaan kondisi fisik pemain.
"Aku akan mencari nomor teleponnya dan menghubungi, tapi tidak bisa menjamin!" jawab Tim Hank sambil menyetujui.
Memandangi Tim pergi, Yang Chengzhuo tersenyum. Ia tahu Schmidt tidak akan bisa melarikan diri.
"Paulus, kita tidak punya banyak waktu. Kejuaraan Eropa akan segera dimulai. Kita harus masuk ke kondisi optimal sebelum turnamen itu, jadi kuharap kau bisa pergi ke Qatar!"
"Ke Qatar?" Paulus Bayer terkejut.
"Ya! Temanku juga merekomendasikan seorang pelatih teknik hebat yang saat ini bekerja di akademi sepakbola Qatar. Aku ingin kau menjemputnya!"
Paulus Bayer langsung mengangguk setuju setelah mendengar penjelasan itu. "Baik, siapa namanya?"
"René Meulensteen!" Yang Chengzhuo sengaja berputar-putar, berharap menutupi beberapa persoalan.
"Dia?" Paulus Bayer tampak sangat terkejut.
"Kamu kenal dia?" Yang Chengzhuo pura-pura menunjukkan ekspresi terkejut.
Paulus Bayer mengawasi Yang Chengzhuo dengan penasaran beberapa saat, lalu mengangguk: "Aku benar-benar tak tahu temanmu siapa, ternyata bahkan René Meulensteen pun kamu kenal. Dia tidak terkenal di Belanda maupun Eropa, tapi gurunya Guus Hiddink adalah kaum kafir sepakbola Belanda, ditolak oleh Johan Cruyff dan lainnya, makanya dia tidak bisa bertahan di Belanda."
"Lalu bagaimana kemampuannya?" tanya Yang Chengzhuo berpura-pura peduli.
Paulus tersenyum,＂Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dia dan Guus Ferein, tapi jika seluruh dunia menganggap bakat teknik sepakbola bergantung pada bakat alami, maka mereka adalah ekstrem sebaliknya. Karena mereka percaya bakat teknik bisa dikembangkan melalui pelatihan, dan mereka selalu berdedikasi pada penelitian dan praktik di bidang ini.＂
＂Kalau begitu, kemampuannya sangat menonjol?＂ Yang Chengzhuo masih bertanya dengan ragu.
＂Sangat luar biasa! Jika menyangkut pelatihan teknik pemain, metode mereka benar-benar nomor satu. Setidaknya itulah yang kusaksikan selama di Belanda!＂ Paulus Bayer memuji dengan antusias.
＂Dia punya teman baik bernama Ricardo Moniz, kau kenal?＂ Yang Chengzhuo terus mendesak.
Paulus kali ini menggelengkan kepala,＂Tidak. Tapi jika René mengenalnya, aku akan berusaha keras merekrutnya!＂ Ucapnya sambil tertawa penuh keyakinan.
Setelah mendengar itu, Yang Chengzhuo pun merasa lega. Dia merasakan tim pelatihnya akhirnya mulai terbentuk!
Selanjutnya, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan persoalan perekrutan pemain.
