Mendengar perkataan Jan Koller ini, Pavel Nedvěd merasakan kerinduan yang lebih besar pada Kaiserslautern dan rasa penasaran pada Yang Chengzhuo. Dia sangat ingin tahu, apakah sesama generasi itu benar-benar memiliki kekuatan magis yang menular?
"Jika kamu begitu mendukung Yang Chengzhuo, mengapa memilih pergi setelah musim berakhir?" tanya Nedvěd.
Jan Koller tertawa, "Sederhana, ini masalah realitas. Aku pemain profesional. Bermain sepakbola adalah profesiku. Gaji yang ditawarkan tim Belgia lebih tinggi daripada Chemnitzer FC, syaratnya juga lebih baik. Yang terakhir sudah tidak bisa memuaskanku lagi, jadi aku harus pergi!"
“Ingatkah sebelum pergi, aku mengunjungi Bos sehari sebelumnya. Dia juga mendukung keputusanku. Terkadang dia sangat realistis - berani melawan arus sepak bola Jerman Timur dengan memberikan bonus kepada tim. Semua menentang, termasuk ketua klub. Tapi dia mengeluarkan uang dari kantong sendiri, bilang pemain main bola demi uang, jadi pantas diberi hadiah.”
Nedvěd sedikit memahami situasi Jerman Timur. Sistem pemberian hadiah seperti itu pasti ditolak banyak pihak. Namun justru kekurangan kecil Yang Chengzhuo ini membuatnya terkesan melindungi kepentingan pemain, sehingga orang semakin percaya padanya.
Saat mereka berdua sedang mengobrol tentang Yang Chengzhuo, staf timnas Ceko mendekat dan memberitahu ada tamu yang berkunjung ke basis pelatihan untuk menemui Nedvěd.
“Katanya dia pelatih kepala Kaiserslautern, ingin berdiskusi denganmu!”
Nedvěd terdiam sejenak, sementara Jan Koller berteriak penuh kejutan, "Bos datang!"
……
……
Pertemuan pertama Yang Chengzhuo dengan Nedvěd terjadi di sebuah kafe tepi Danau Garda, berdekatan dengan pusat pelatihan. Dari sini terpapar pemandangan indah Danau Garda.
Pada pandangan pertama, kesan Yang Cheng adalah "Manusia Besi", disusul perasaan bersemangat layak penggemar melihat idola. Nedvěd mutlak termasuk pemain paling dihormatinya, terutama etika profesinya. Menurutnya, banyak yang mahir bermain bola, namun langka yang sekaligus berintegritas moral.
Kesan pertama Nedvěd terhadap Yang Cheng adalah keramahan tanpa kesombongan khas remaja. Senyum khas Yang Cheng saat menyapanya menghapus kekhawatiran Nedvěd akan sikap arogan pelatih muda itu.
"Bos, kenapa Anda dan Tim datang?" tanya Jan Koller yang menemani, tersenyum.
Yang Cheng tersenyum, "Aku sengaja datang untuk melihat Pavel. Aku yakin kamu seharusnya sudah menerima pemberitahuan dari klub?" Pertanyaan terakhir ini secara alamat ditujukan kepada Nedvěd.
Nedvěd mengangguk.
Tawaran Yang Cheng ke Sparta Praha ditujukan untuk Nedvěd dan Rosický. Namun tawaran untuk mantan disetujui, sedangkan yang terakhir tidak mendapat respons. Sparta Praha hanya menyatakan bahwa Rosický adalah bintang masa depan yang sangat diunggulkan klub, dan klub tidak mempertimbangkan untuk menjualnya.
Tentu saja, ini hanyalah sikap negosiasi. Tapi setelah mendengarnya, Yang Cheng kehilangan minrat untuk bertindak. Soalnya Rosický saat ini baru 16 tahun. Bahkan jika dibeli, bantuannya bagi Yang Cheng tidak terlalu besar. Belum lagi harus mengeluarkan banyak uang, tidak strategis.
"Piala Eropa akan segera dimulai. Aku sangat mengagumi kekuatan Ceko. Ini tim yang bisa mencerahkan pandangan, pasti akan bersinar di Piala Eropa. Karena itu, aku tidak ingin urusan transfer mempengaruhi performamu di tim nasional!"
Begitu katanya, sebenarnya Yang Chengzhuo berharap bisa menyelesaikan transfer Nedvěd sebelum Euro untuk menghindari kenaikan harga akibat performa menonjolnya di turnamen itu yang bisa memicu masalah tambahan.
Tak disangka, Nedvěd malah mempercayai Yang Chengzhuo setelah mendengarnya, mungkin karena tutur katanya yang tulus dan kesan baik yang telah tertanam kuat dalam diri Nedvěd.
"Kedatanganku hari ini hanya ingin memastikan satu hal: timku tidak akan puas hanya dengan promosi ke divisi atas. Aku ingin merekrut pemain-pemain hebat sepertimu, Pav. Meskipun rencanaku benar-benar menyertakan posisi penting untukmu, hari ini aku belum bisa menjanjikan apapun - termasuk posisi di pasukan inti!"
Ekspresi Yang Chengzhuo tetap memancarkan ketulusan saat menyampaikan pernyataan jujur ini.
“Di tim saya, tidak ada yang bisa menjamin posisi starter. Semua pemain yang ingin mendapatkan posisi starter harus membuktikan diri dengan kekuatan, meraihnya melalui status selama pelatihan. Saya hanya bisa menjamin bahwa Anda akan berdiri di garis start yang sama dengan semua orang. Saya akan memperlakukan semua dengan setara!”
Nedvěd mengawasi Yang Chengzhuo dari awal hingga akhir sambil mendengarkannya. Meski sebaya, sifat asli mereka sangat berbeda. Nedvěd lebih rendah hati dan tidak banyak bicara, sementara Yang Chengzhuo lebih banyak bicara dan terlihat lebih mencolok.
Tentu saja, ini juga syarat minimal yang harus dimiliki seorang pelatih kepala. Bagaimana mungkin seorang pelatih yang terus-menerus diam bisa menanamkan pemikiran taktisnya kepada pemain atau memberikan dorongan?
Dalam hati, Nedvěd mencerna jaminan Yang Chengzhuo. Meski tidak memiliki makna substantif, hal ini justru sangat bermakna. Setidaknya Nedvěd yakin: selama dirinya memiliki kekuatan yang cukup dan mau berusaha, dia pasti akan mendapat kesempatan tanpa perlu khawatir akan hal lain.
"Tentu saja, aku tidak meminta kamu memutuskan sekarang. Tapi karena kompetisi besar sudah di depan mata, kuharap kamu bisa mempertimbangkan baik-baik dalam beberapa hari ini!" kata Yang Chengzhuo dengan nada berdiskusi yang sangat mempertimbangkan Nedvěd.
Meski tidak berkata apa-apa, pria itu mengangguk tanda setuju.
Keempatnya berbincang lebih lanjut. Yang Chengzhuo aktif menanyakan kondisi terkini Jan Koller, lalu situasi timnas Ceko, sekaligus menyatakan lagi keyakinannya akan performa timnas Ceko di Piala Eropa.
Percakapan berlangsung hingga lewat tengah hari. Setelah makan siang bersama, barulah Yang Chengzhuo dan Tim Hank berpamit pergi.
Di sore hari itu juga ia langsung kembali ke Milan dan melanjutkan perjalanan ke selatan.
……
……
Corigliano adalah sebuah pelabuhan kecil di Italia Selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Mediterania.
Di tengah cuaca panas musim panas, di pantai terlihat sekelompok turis yang datang dari jauh. Tidak seperti Sisilia, pengunjung di sini kebanyakan penduduk sekitar Korelliano dan anak-anak yang bermain dengan riang di pasir.
Di kejauhan terlihat kapal kargo yang sedang bongkar muat di pelabuhan. Sesekali terdengar suara peluit kapal yang membelah udara.
Meski semua orang di sini pasti bisa berbahasa Italia, dalam percakapan sehari-hari mereka menggunakan dialek Calabria setempat - bahasa yang bahkan membingungkan Yang Chengzhuo yang menguasai Italia.
Namun keramahan penduduk lokal tak terbendung. Meski Yang Chengzhuo bukan orang Italia dan gaya bicaranya tidak selaras dengan lingkungan, mereka tetap menyambutnya dengan hangat. Pemilik warung makan dekat pantai ini bahkan memberikan payung pantai besar secara gratis, selain makanan dan minuman yang dipesannya.
Pelayan wanita itu adalah seorang gadis remaja kurus lemah berusia sekitar 16-17 tahun. Wajahnya dipenuhi bintik-bintik, penampilannya masih terlihat kekanakan. Payung pantai itu jelas terlalu berat baginya. Karena tidak kuat memeluk, dia terpaksa membopongnya di punggung sambil terengah-engah.
Yang Chengzhuo dan Tim yang duduk di pasir pantai mengawasi dari kejauhan. Merasa tidak tega, mereka segera berlari mendekat.
"Biarkan aku yang bantu!" kata Yang Cheng sambil terkekeh, mengambil alih payung pantai dari tangan gadis itu.
Payung yang terasa berat bagi pelayan itu sama sekali tidak menyulitkan Yang Cheng. Gadis itu mengikuti di belakangnya dengan patuh.
Sesampainya di lokasi, pelayan itu dengan cekatan membuka payung lalu membantu mempersiapkan kursi dan meja pantai untuk mereka berdua.
"Tambah dua set lagi, kami ada janji!" seru Yang Cheng tetap dengan senyum khasnya.
Gadis itu menoleh ke atas. Senyum lebar Yang Cheng di bawah terik matahari tampak menyilaukan. Pipinya memerah saat mengangguk cepat, lalu kabur secepat kilat kembali ke restoran.
“Ada apa?” Yang Chengzhuo merasa bingung.
Tim Hank yang sudah lama berdiri di samping terkikik hampir sesak nafas, "Mungkin daya tarikmu terlalu kuat, cewek-cewek itu nggak tahan!"
Yang Chengzhuo duduk kesal sambil menyeruput minuman dingin, menanti target yang entah kapan datang.
Dari kejauhan terlihat pelayan wanita itu tak henti melayani tamu pantai, sementara bosnya malah duduk nyaman di dalam toko. Memperbandingkan kemalangan gadis kurus lemah itu dengan kemalasan sang bos, hatinya pun ikut iba.
"Bosmu benar-benar keterlaluan!" protes Yang Chengzhuo dengan geram saat pelayan itu datang menata kursi pantai.
Gadis remaja berbintik-bintik itu kembali menatapnya dalam-dalam, wajahnya kembali memerah sebelum buru-buru menunduk.
"Apakah kamu orang sini?" tanya Yang Chengzhuo mencoba mengorek informasi.
Gadis remaja itu sibuk mengatur kursi dan meja, menggelengkan kepala: "Tidak, aku berasal dari Pulau Sisilia dekat sini!"
"Sisilia? Tempat yang sempurna! Konon khusus melahirkan wanita cantik!" Yang Chengzhuo teringat film terkenal berjudul 【Legenda Cantik Sisilia】, di mana bintang utamanya Monica Bellucci yang juga orang Italia, katanya lahir di Perugia.
Tak disangka, gadis itu gemetar seluruh tubuh setelah mendengarnya, memandangi Yang Chengzhuo dengan wajah tak percaya. Yang Chengzhuo sendiri merasa gadis ini aneh, kenapa sepertinya sangat tertarik padanya?
Jangan-jangan ini penggemarku?
Semakin dipikir semakin masuk akal. Melihat gadis itu berkeringat dingin karena sibuk, Yang Chengzhuo merasa kasihan. Ia merogoh kantongnya, mengambil dua lembar uang 5.000 lira, lalu menyelipkannya ke tangan gadis itu.
"Ini untukmu!" Kata Yang Chengzhuo sambil tersenyum lebar mengamati gadis yang tertegun seperti patung itu.
1 juta lira setara dengan sekitar 15 dolar, bagi Yang Chengzhuo sekarang memang bukan masalah. Lagi pula bisa dengan mudah mencari alasan untuk direimburse klub, dia senang bisa memberikan utang budi yang mudah diberikan.
Gadis remaja itu menatap dalam-dalam ke arah Yang Chengzhuo, menggenggam erat dua lembar uang 1 juta lira itu, lalu pergi secepat kilat.
"Wah, masak sih? Nggak bilang terima kasih sama sekali, penggemarmu ini benar-benar tidak adil!" Tim mengeluh sambil tertawa.
Yang Chengzhuo tidak mempermasalahkan, tapi dia juga merasa bertemu penggemar di luar memang bikin sensasi!
Setelah mengobrol sebentar, orang yang mereka tunggu akhirnya datang.
