Setelah mencapai perjanjian dengan Yang Chengzhuo, Frank sepertinya takut Gattuso akan mengubah pendirian. Hari itu juga ia memaksa Gattuso ke sisi Yang Chengzhuo, lalu asal menyiapkan dua set pakaian, menyelipkannya ke dalam tas, sambil berkata barang bawaan lainnya akan dikirim ke Kaiserslautern oleh orang yang disiapkannya.
Justru ibu Gattuso, seorang wanita paruh baya yang baik hati, sebelum keberangkatan terus-menerus berpesan agar Gattuso bermain bagus dan patuh, membuat Frank kesal dan memarahinya karena cerewet.
Keluar dari rumah, Gattuso membawa tas di punggungnya, sama sekali tidak menunjukkan rasa kehilangan seperti anak yang merantau, malah terlihat sudah terbiasa.
"Jangan tersinggung, ayahku memang blak-blakan, tapi semua itu untuk kebaikanku!" Setelah agak menjauh, barulah Gattuso menjelaskan sambil berjalan kepada Yang Chengzhuo dan Tim.
"Saat pertama kali akan pergi ke Perugia, mereka juga berjanji akan memberiku kontrak profesional, tapi sampai sekarang belum terealisasi. Ayah selalu mendukungku di sisiku, kalau tidak, hanya mengandalkan subsidi sedikit dari klub setiap bulan, aku sudah pasti mati kelaparan!"
"Dia sendiri karir sepakbolanya tidak bagus, jadi mati-matian memaksaku bermain. Selalu menganggap aku bahan bakat sepakbola. Bahkan saat aku tidak mendapat kesempatan di Perugia, keyakinannya padaku tidak pernah berubah. Aku bisa bermain semua karena dia, dia idolaku!"
Yang Cheng dan Tim mendengar dalam diam. Kesan mereka terhadap hubungan ayah-anak ini berubah tuntas. Setidaknya hubungan keluarga Gattuso tidak seperti yang mereka duga sebelumnya. Bahkan, ikatan emosional mereka jauh lebih kuat daripada kebanyakan hubungan. Ini terlihat dari Gattuso yang langsung pulang begitu liburan tiba.
Kalau benar-benar tidak menyukai ayah, dia sama sekali tidak akan kembali, bukan?
“Tenang saja, Ivan. Kamu bisa menjadi pemain hebat. Kamu punya potensi dan kekuatan itu. Percayalah padaku, aku tidak akan salah menilai. Kamu memiliki kemampuan untuk menjadi pemain top!” Yang Chengzhuo menepuk bahu Gattuso sambil tersenyum, memberikan dorongan.
“Benarkah?” Gattuso masih memiliki sedikit kecurigaan.
“Aku pastikan!” kata Yang Chengzhuo dengan penuh percaya diri.
Meski Gattuso masih meragukan perkataan pelatih kepala yang baru dikenalnya ini, setidaknya ia tahu Yang Chengzhuo tidak berbohong. Hal ini membuatnya merasa berterima kasih - untuk pertama kalinya ada yang memujinya secara tulus dan memberikan afirmasi seperti ini.
Orang lain, paling-paling hanya memuji kebugarannya saja!
……
……
1. FC Kaiserslautern berarti "Sungai Laut Kaisar". Kota ini juga dijuluki Kota Barbarossa karena pada tahun 1152, Kaisar Frederick I Barbarossa membangun istana kerajaan di sini selama masa pemerintahannya, sehingga dikenal pula sebagai Kota Kaisar.
Sungai Lauter telah mengering, perang juga menghancurkan istana hingga rata. Kini yang tersisa hanyalah beberapa balok batu dan sebuah saluran darurat. Saat ini Kaiserslautern hampir sepenuhnya berubah menjadi "kota" orang Amerika, terutama setelah Amerika mengumumkan rencana perluasan markas udara Ramstein di sekitar kota. Pasukan garnisun Amerika di sini terus mempertahankan jumlah lebih dari 40.000 personel.
Populasi Kaiserslautern saat ini kurang dari 100.000 jiwa, di mana prajurit Amerika menyumbang hampir setengahnya.
Tapi atmosfer sepakbola di sini benar-benar membara, terutama tingkat kehadiran penonton. Konon setiap pertandingan kandang sendiri bisa mempertahankan kehadiran sekitar 30.000 penonton. Bagi stadion Fritz Walter yang kapasitas saat ini hanya sedikit di atas 30.000, ini jelas termasuk kategori penuh sesak.
Namun justru karena alasan inilah fans lokal merasa tidak puas dengan keputusan klub Kaiserslautern mengajak Yang Chengzhuo menjadi pelatih. Menurut mereka, meski pria Tionghoa ini menorehkan rekam jejak gemilang bersama Chemnitzer FC di musim lalu, itu hanyalah di Jerman Timur yang sudah tidak ada. Dia dianggap tidak sepadan untuk memimpin 1. FC Kaiserslautern.
Saat Yang Cheng melangkah masuk ke area klub, pandangannya langsung tertumbuk pada spanduk protes yang dipasang fans di luar Lapangan Latihan Tillingen. Senyum pahit pun mengembang di wajahnya.
"Apa yang tertulis di situ?" tanya Gattuso yang tidak paham bahasa Jerman.
Yang Cheng dan Tim hanya saling memandang tanpa menjawab. Spanduk itu bertuliskan: Pergi sejauh mungkin dari Kaiserslautern! Kami ingin Rehhagel, bukan Yang!
Jelas terlihat, fans sengaja menggunakan cara ini untuk memprotes keputusan manajemen klub!
Wajar saja, Rehhagel memang cukup terkenal di Jerman, terutama rekam jejaknya saat menangani Werder Bremen di periode 1980-an. Saat mengambil alih Werder Bremen yang terdegradasi ke 2. Bundesliga tahun 1980, di season pertama ia langsung membawa tim promosi, season kedua meraih peringkat 5 Bundesliga, dan selama 15 tahun berikutnya Werder Bremen konsisten berada di papan atas Bundesliga.
Bisa dikatakan, Rehhagel-lah yang meletakkan pondasi kecemerlangan Werder Bremen. Ia mengubah tim kelas dua ini menjadi tim elite Bundesliga, sekaligus membuat namanya tersohor di Jerman. Berkat rekam jejak gemilang di Werder Bremen inilah Rehhagel akhirnya ditunjuk sebagai pelatih Bayern München, dengan ambisi besar untuk melakukan transformasi dalam karier kepelatihannya.
Namun tak disangka, di Bayern München justru ia mengalami pukulan memilukan. Ia tersandung kegagalan yang membuatnya harus turun jabatan dengan malu, meninggalkan rasa patah semangat yang dalam.
Di kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo, 1. FC Kaiserslautern beberapa kali menyarankan Rehhagel, akhirnya melakukan persuasi agar dia memimpin 1. FC Kaiserslautern yang terdegradasi. Tapi kini, kemunculan Yang Chengzhuo membawa transformasi, Frederick akhirnya memilih Yang Chengzhuo.
Namun hal ini memancing kemarahan fans 1. FC Kaiserslautern. Menurut mereka, jika dibandingkan dengan Rehhagel, Yang Chengzhuo tidak ada apa-apanya!
Terhadap semua ini, Yang Chengzhuo udah dari dulu mengantisipasi. Dia tidak merasa ketakutan, sebaliknya menganggap ini sebagai tantangan pribadi.
Hanya dengan berhasil melatih 1. FC Kaiserslautern, barulah dia layak mewujudkan targetnya. Sebaliknya, jika gagal melatih 1. FC Kaiserslautern, ngapain lagi bicara soal melatih keluarga elit?
Basis Pelatihan Thüringen terletak di belakang Stadion Fritz Walter, berdekatan dengan kampus Universitas Kaiserslautern yang tidak jauh dari sana. Para mahasiswa di kampus tersebut juga termasuk dalam kelompok fans 1. FC Kaiserslautern, menikmati keuntungan lokasi strategis seperti "bulan yang lebih dulu terlihat dari paviliun dekat air".
Mengetahui kedatangan Yang Chengzhuo ke klub, Frederick segera menyambut dan mengajaknya masuk ke kantor pribadinya.
"Jangan hiraukan para fans itu, yang penting aku percaya padamu!" Kalimat pertama yang diucapkan Frederick begitu masuk adalah untuk menenangkan Yang Chengzhuo.
Siapapun yang memasuki kantor ini pasti melihat protes para fans di luar. Frederick khawatir sifat muda Yang Chengzhuo yang masih kurang pengalaman, karena itu berusaha menstabilkan situasi terlebih dahulu.
Tak disangka Yang Cheng tersenyum, "Tenang saja, Tuan Ketua, saya tidak akan jadi orang yang percuma! Protes mereka sudah saya perkirakan. Tapi saya ini orangnya keras kepala. Saya justru bersemangat untuk menaklukkan mereka dengan performa saya dan tim saya di lapangan, persis seperti yang saya lakukan di Chemnitzer FC musim lalu!"
Frederick akhirnya merasa lega setelah mendengarnya!
Musim lalu di Chemnitzer, Yang Cheng juga menuai kontroversi. Ia mengusir orangtua pemain dan fans dari area pelatihan. Masalah ini sempat memanas hingga fans bahkan membuat siulan keras saat pertandingan. Namun seiring hasil kepelatihannya yang semakin menonjol, siulan fans berubah perlahan menjadi tepuk tangan dan sorak-sorai. Bahkan saat akan meninggalkan tim, mereka menangis membujuknya untuk tetap tinggal.
"Pemuda bernama Gattuso itu, apakah hasil rekrutanmu?" tanya Frederick penuh perhatian.
Yang Chengzhuo melihat kecemasan di mata Frederick, "Masih ada beberapa prosedur yang belum selesai, perlu klub untuk mengikuti perkembangannya. Dia adalah pemain dengan potensi dan kekuatan yang luar biasa, kalian pasti akan tercengang di musim baru ini!"
Frederick juga tidak bisa banyak berkomentar. Masak baru saja Yang Chengzhuo menjabat, dia sendiri yang melanggar janji sebelumnya dan mencampuri rencana rekrutmen pemain barunya?
"Manajer Nedved sudah memberi kabar ke tim, pemain setuju untuk menandatangani kontrak dengan klub. Chris Schmidt secara aktif mengajukan proposal untuk melakukan pemeriksaan fisik ke Italia, aku setuju!" kata Frederick.
Mendengar ini, Yang Chengzhuo dalam kondisi hati yang baik. Berhasil menutupi Nedved, ditambah Gattuso, Ballack, Kehl dan lainnya, rencana modifikasi 1. FC Kaiserslautern-nya berjalan dengan kelancaran.
Di matanya, saat ini seluruh tim 1. FC Kaiserslautern terdiri dari pemain senior dan junior. Selain beberapa veteran di lini tengah-belakang seperti Brehme, hanya striker Olaf Marschall yang memiliki kemampuan menonjol di garis depan. Striker Kroasia Pavel Kuca memang memiliki kemampuan bagus sebagai pencetak gol terbanyak musim lalu, namun performanya kurang stabil. Dalam pandangan Yang Chengzhuo, Kuca bahkan lebih rendah dari Marschall.
Dengan demikian, merekrut seorang striker menjadi hal yang wajar saja. Bagaimanapun dia tak bisa hanya mengandalkan dua striker, apalagi di tahun 1996 ketika formasi dua striker sedang dominan.
Untuk lini tengah, pemain seperti Greiner dan Wagner masih bisa diandalkan dengan keterbatasan. Greiner yang sudah berusia 30 tahun adalah pemain sayap, sedangkan Wagner memiliki kemampuan menyerang dan bertahan yang seimbang dengan stamina prima. Dia bisa mengisi berbagai posisi dan akan menjadi andalan di musim baru. Dengan tambahan pemain seperti Nedvěd, Gattuso, dan Ballack, lini tengah sebenarnya sudah cukup memadai, hanya masih kurang seorang organisator yang bertanggung jawab merapikan alur permainan.
Melihat ke seluruh kamp pelatihan, Ridle yang berusia 20 tahun dan pemuda Nigeria Ojigwe yang berusia 18 tahun masih belum bisa diandalkan sementara. Jadi, merekrut seorang organisator yang tepat menjadi keharusan. Mengenai hal ini, Yang Chengzhuo dalam hati sudah memiliki kandidat yang cocok.
