……
……
Tapi yang tak terduga oleh Li Ma sendiri adalah, niat awalnya hanya memberi semangat pada Deco. Siapa sangka barulah dua hari kemudian, Alagoas benar-benar kedatangan perwakilan klub Eropa - seorang pelatih kepala dan asisten pelatih.
Saat Yang Chengzhuo dan Paulus secara spesifik meminta Deco, bukan hanya Deco dan Li Ma yang terkejut. Hampir seluruh pemain Alagoas kaget, karena ini belum pernah terjadi dalam sejarah klub.
Dalam sekejap Deco bagai meloncat dari Neraka ke Surga. Di detik ini ia benar-benar percaya pada kata-kata Li Ma.
Rupanya, di dunia ini memang ada keajaiban!
Proses penandatanganan dengan Deco berjalan sangat lancar karena pemain tersebut berstatus bebas dan bisa langsung mengikuti Yang Chengzuo kapan saja. Ketika Lima bersemangat merekomendasikan pemain lain di tim, Yang Chengzuo dengan sopan menolak karena kualitas pemain di sini tidak memadai.
"Tapi, Lima, dalam 3-4 tahun ke depan saat anakmu sudah dewasa dan ingin merantau, suruh dia mencariku di Eropa!" Sebelum pergi, Yang Chengzuo terkekeh memberikan janji.
Lima terpaku melihat kepergian Yang Chengzuo. Ia tidak tahu kapan 1. FC Kaiserslautern memiliki pelatih kepala semuda ini. Namun kharismanya yang tenang tanpa keraguan jelas bukan palsu, apalagi dia tertarik pada anaknya sendiri.
Membayangkan hal itu, tubuh Lima mendadak berkeringat. Ia berlari ke lapangan latihan dan mengutuk habis-habisan Pepe yang malas bermain-main, lalu memberikan perintah pelatihan yang lebih keras.
Bercanda, tiga empat tahun lagi, meski harus bangkrut, tetap akan mengirim anak ke Eropa. Carilah pelatih kepala 1. FC Kaiserslautern itu. Oh, namanya apa ya?
Oh iya, sepertinya bernama Yang Chengzhuo!
Carilah dia!
Lima merasa telah menemukan harta karun, Yang Cheng juga merasa demikian. Bukankah anak Lima ini nantinya adalah Pepe, bek tengah Brasil yang bergabung ke Real Madrid dengan transfer 30 juta euro setelah mengantongi kewarganegaraan Portugal?
Deco kini sangat berharap bisa bermain di Eropa. Terutama setelah mendengar bahwa Yang Cheng melatih 1. FC Kaiserslautern di 2. Bundesliga yang bisa memberinya kontrak profesional resmi, Deco pun tak sabar menyetujui untuk ikut sang pelatih.
Tapi dia harus menjemput pacarnya, seorang gadis baik yang telah menjalin hubungan dengannya sejak SMP hingga sekarang, selalu menemani melewati berbagai rintangan. Deco juga menyebutkan bahwa paman pacarnya, Sheila, berada di Portugal, dan leluhurnya merupakan keturunan Portugis. Kemungkinan besar ia bisa mengajukan kewarganegaraan Portugal.
Mendengar persoalan ini, Yang Cheng benar-benar merasa diberkahi banyak keberuntungan. Segera ia meminjamkan sedikit uang kepada Deco agar bisa menjemput pacarnya, lalu mempersiapkan segala keperluan dan barang-barang yang perlu dibawa sebelum berangkat ke Jerman.
Setelah berhasil merekrut Deco, Yang Cheng melanjutkan perjalanan ke ibu kota Brasília. Dengan susah payah ia menemukan klub bernama Guará yang berlaga di liga amatir daerah Brasil. Di tim inilah ia menemukan Lucio, pemain bertubuh tinggi besar namun kurang dihargai.
Begitu mendengar bahwa Yang Cheng mewakili 1. FC Kaiserslautern mengajaknya bergabung, Lúcio sempat menunjukkan keraguan. Namun setelah konfirmasi dari pihak klub bahwa pelatih kepala Kaiserslautern memang Yang Cheng yang masih muda, ia langsung aktif mendatangi dan menyetujui untuk berbakti di Kaiserslautern.
Setelah melalui proses intimidasi dan tekanan psikologis dari Yang Cheng, transfer Lúcio akhirnya secara resmi disepakati.
……
……
Sehari setelah kesepakatan dengan Lúcio, Yang Cheng menerima pemberitahuan dari klub São Paulo. Pihak klub menyatakan setelah bernegosiasi dengan manajer Denílson, mereka akhirnya menyetujui tawaran senilai 1 juta dolar AS yang diajukan Yang Cheng. Hal ini memaksanya melakukan perjalanan dari Brasília ke São Paulo untuk melanjutkan negosiasi transfer.
Kini Deni telah menjadi pemain inti di klub Santo Paulo, memiliki reputasi tertentu di dalam negeri Brasil, namun belum mencapai tingkat popularitas "merah menyala" seperti nantinya. Tahun lalu, dia bermain dalam 41 pertandingan mewakili Santo Paulo, namun hanya mencetak 3 gol. Meski pernah berpartisipasi dalam Piala Dunia U-20 Qatar 1995, performanya hanya bisa dikategorikan sebagai "terlalu biasa".
Yang benar-benar membuat Deni meledak popularitasnya seharusnya dimulai dari Copa América tahun depan, kemudian dilanjutkan dengan Turnamen Empat Negara pada 1997 yang diikuti oleh tim-tim elite seperti Brasil, Prancis, Italia, dan Inggris. Secara ketat, performa Deni di periode Turnamen Empat Negara bahkan lebih menonjol dibandingkan di Piala Dunia 98. Puncaknya adalah transfer "harga langit" senilai $34 juta yang menjadi rekor dunia saat itu - angka yang benar-benar absurd untuk pemain yang bahkan bukan pasukan inti di Piala Dunia.
Dalam kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo, banyak analis yang menyoroti transfer ini dengan menekankan performa menonjol Denilson di Copa América dan Piala Dunia, serta harapan fans Brasil terhadapnya. Namun sebenarnya, poin krusial terletak pada kebutuhan Real Betis dan strategi hype agen terhadap pemain.
Saat itu Real Betis ingin bersaing dengan Real Madrid dan Barcelona melalui kekuatan finansial. Mereka sangat berhasrat memiliki bintang kelas dunia yang sepenuhnya milik mereka. Dalam situasi ini, bos agen Spanyol Fernández muncul dalam radar mereka, berkolaborasi dengan raja agen Brasil Pini Zahavi untuk mewujudkan transfer epik ini.
34 juta dolar AS - jumlah yang benar-benar diterima São Paulo tidak pernah terungkap, karena hak kepemilikan Denilson tidak sepenuhnya berada di klub. Namun setelah proses transfer selama satu musim panas, Denilson berubah menjadi bintang paling dicari di planet ini, bahkan mengalahkan popularitas Zinedine Zidane saat itu.
Keinginan Real Betis tercapai, kepentingan agen juga terpenuhi. Adapun Denilson, dia pun mendapatkan yang diinginkannya: gaji tinggi, kontrak La Liga dengan uang ganti rugi 200 juta dolar sebagai jaminan—sebuah kontrak gila yang akhirnya membuat Denilson tak diminati siapa pun setelah Real Betis terdegradasi!
Dua tahun. Dari sorotan publik saat bergabung dengan Real Betis, hingga aib degradasi dua tahun kemudian. Tim tercerai-berai. Denilson jatuh dari bakat puncak menjadi barang tiruan terbesar dalam sejarah sepakbola.
Siapapun yang punya sedikit kemampuan analisis, pasti bisa melihat komedi absurd seperti apa sebenarnya transfer ini!
Menurut Yang Chengzhuo, kemampuan Deni sebenarnya ada dan tidak perlu diragukan. Bakatnya pun luar biasa. Jika diasah dengan tepat, mungkin ia akan menjadi bintang top Brasil berikutnya setelah Ronaldo. Namun di tahun 1996 nilainya hanya 1 juta dolar - data ini didapatkan dari Sistem Pelatih Super.
Sebagai perbandingan, di tahun 1994 saat sudah masuk timnas Brasil dengan performa gemilang, membawa segudang penghargaan seperti Pencetak Gol Terbaik U19 Amerika Selatan, Pemain Terbaik Piala Brasil, hingga Pencetak Gol Terbaik Piala Super Amerika Selatan. Di liga Brasil ia mencetak 12 gol dalam 13 pertandingan dengan efisiensi mencengangkan, bahkan pernah duduk di bangku cadangan Piala Dunia. Saat pindah ke PSV Eindhoven pun harganya hanya 3.5 juta dolar.
Kini, tanpa proses transfer yang dihype dan dalam bayang-bayang sorotan dunia kepada Ronaldo, Deni sang pendatang baru yang belum terkenal ini memang pantas dihargai sekitar 1 juta dolar.
Setelah melalui putaran analisis ini, yang paling dirasakan Yang Chengzhuo dalam hati bukanlah bahwa dirinya telah menemukan harta karun, melainkan kekaguman akan kemampuan para manajer. Pantas saja semua orang menyebut mereka vampir, bahkan di Brasil, berbagai perusahaan konglomerat ramai-ramai mendirikan departemen investasi pemain, terjun dalam bisnis transaksi kepemilikan pemain.
Ini benar-benar bisnis termudah di dunia untuk menghasilkan uang!
Setelah menyepakati perjanjian transfer Denilson dengan Santo Paulo, Yang Chengzhuo sengaja membawa Paulus Bayer mengunjungi pelatih kepala Santo Paulo, legenda sepakbola Brasil Tele Santana. Kesehatan tubuhnya memang tidak pernah prima, namun di kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo sangat menghormatinya sebagai salah satu pelatih kepala terbaik, sehingga tentu harus menyempatkan kunjungan saat berada di Santo Paulo.
Setelah itu, Yang Chengzhuo dan Paulus Bayer tidak berlama-lama tinggal di Brasil. Meskipun sangat tertarik untuk melihat seperti apa rupa bintang-bintang masa depan yang dikenalnya di kehidupan sebelumnya saat ini, waktu tidak bisa ditahan.
Piala Eropa akan segera dimulai, sementara musim baru 2. Bundesliga juga akan melepaskan tembakan pertamanya pada 1 Agustus. Yang Chengzhuo selanjutnya harus menangani persiapan pra-musim yang padat, sekaligus membangun taktik tim sesuai kondisi pemain saat ini.
……
……
Seputar pengangkatan Yang Chengzhuo oleh 1. FC Kaiserslautern yang semakin tersebar luas, ditambah aksi protes beragam dari fans Setan Merah yang terus menentang kepelatihannya, membuat klub yang berlaga di 2. Bundesliga ini menjadi tim paling dihype di liga Jerman musim panas ini.
Jika transfer pemain seperti Ballack, Sebastian Kehl, Fritz, dan Luis Huth mulai membuat orang agak percaya pada kemampuan Yang Chengzhuo dalam memimpin tim profesional, maka serangkaian langkah berikutnya justru menempatkannya dalam sorotan pro dan kontra.
Nedvěd adalah bintang sepakbola Ceko, pemain paling hebat di dalam negeri Ceko yang berpartisipasi dalam Piala Eropa edisi ini. Akuisisi bek timnas Ceko seharga 1,5 juta dolar AS ini menuai afirmatif dari dunia luar, setidaknya tidak merugi!
Tapi bagaimana dengan Gattuso?
Mengapa pemain yang bahkan kesulitan bermain di Serie B Italia (Perugia) ini bisa dianggap penting oleh Yang Cheng?
Setidaknya Verón dan Denílson pernah bermain di liga domestik masing-masing. Meski menghabiskan 2 juta dolar AS yang tidak sedikit, performa kedua pemain ini diamati situasi - tinggal menunggu perubahan apa yang bisa mereka bawa untuk Kaiserslautern.
Namun transfer Deco dan Lúcio memicu keraguan terhadap Yang Cheng. Bahkan muncul kecurigaan: Apakah Yang Cheng menyembunyikan koin emas? Kalau tidak, mengapa dua pemain dengan riwayat karir hampir blank ini bisa bergabung dengan Kaiserslautern?
"Apakah saat ini 1. FC Kaiserslautern adalah tim yang bisa bergabung dan bertarung tanpa perlu uang?" Sebuah wawancara eksklusif di Bild menggunakan nada menyindir seperti ini untuk bercandaan.
Selanjutnya, Yang Chengzhuo merekrut seorang gelandang tengah depan bertubuh tinggi seharga $150.000 dari klub divisi dua Belanda, FC Den Bosch - Ruud van Nistelrooy. Transfer ini sendiri tidak perlu dituntut pertanggungjawaban karena nilainya hanya $150.000, tapi yang utama adalah pernyataan Yang Chengzhuo saat memperkenalkan van Nistelrooy.
"Pemain area tengah kami terlalu banyak? Garis depan terlalu sedikit?" Senyum Yang Chengzhuo yang oleh media ditafsirkan sebagai kurang percaya diri, padahal sebenarnya berasal dari dalam hati, "Oh tidak, kami punya tiga striker: Olaf, Pavel, dan Ruud!"
"Rudi gelandang tengah depan? 4 tahun terakhir main sebagai gelandang tengah depan? Tidak masalah! Setelah bergabung dengan Kaiserslautern, dia harus mendengarkan saya dan beradaptasi dengan posisi penyerang. Dia pasti akan menemukan bahwa dirinya terlahir untuk bersinar di posisi ini, dan akan menjadi salah satu penyerang terbaik di dunia di masa depan!"
Ketika kata-kata penyemangat Yang Chengzhuo untuk Van Nistelrooy ini diekspos media, langsung diinterpretasikan sebagai ucapan sombong dan arogan, terutama klaimnya akan mengubah Van Nistelrooy menjadi penyerang terhebat di dunia.
"Ini lelucon sinis paling konyol tahun ini! Dia mengira dirinya Tuhan yang menguasai sepakbola, padahal pemahamannya tentang sepakbola sangatlah dangkal!"
"Saya yakin dia pernah ngobrol dengan Van Nistelrooy, tahu riwayatnya mulai dari sweeper, lalu bek tengah, kemudian gelandang tengah depan. Maka Tuan Yang Chengzhuo muda yang agung dan kreatif ini pun berpikir, 'Ah, selanjutnya pasti jadi penyerang!' dengan logika yang dianggapnya wajar saja!"
"Mari kita doakan 1. FC Kaiserslautern yang luar biasa bisa menikmati season tak terlupakan berikut ini!"
Namun, keputusan Yang Cheng selanjutnya kembali membuatnya terjerumus dalam kontroversi!
