Malam sebelum pelatihan, banyak anggota senior tim berkumpul di rumah Brehme yang terletak di kompleks perumahan mewah Kaiserslautern. Tampaknya setiap orang terlihat kesal, karena pada sore harinya mereka semua menerima sebuah pemberitahuan.
"Katakanlah, Andreas, bukankah ini sebuah peringatan awal?" Rutz menggeram dengan pertanyaan keras.
Sebagai kapten tim, Brehme duduk di tengah kerumunan tanpa berbicara, hanya mendengarkan dengan hening.
“Menurutku dia hanya ingin menggunakan jurus-jurus seperti ini untuk menakuti-nakuti kita. Kalau kita menyerah, dia akan lebih mudah mengatur kita ke depannya. Sebaliknya, kalau kita melanggar peraturan, dia bisa meminjam kesempatan ini untuk memberikan hukuman pada kita!” Köpfe juga menunjukkan wajah masam penuh kemarahan.
Keempat lima pemain senior ini masing-masing terlihat sangat tidak senang, tidak benar-benar menerima keputusan Yang Chengzhuo sebagai pelatih kepala yang mengambil alih jabatan. Saling menyahut satu sama lain, semakin dibicarakan semakin memanas amarah mereka.
“Lebih baik, besok kita semua tidak mendengarkannya. Tetap jalankan jadwal latihan seperti biasa, bagaimana menurut kalian?” Rutz memimpin pertanyaan.
Seketika semua orang tampak tersirat keinginan untuk setuju.
“Bagaimana pendapatmu, Andreas?” Rutz menoleh bertanya pada Brehme yang diam tak bersuara di samping.
Sang kapten hanya menyapu pandangannya datar pada rekan-rekan satu tim yang telah bertahun-tahun bekerja sama ini, menggelengkan kepala sambil menghela napas.
“Ada apa?” Rutz bertanya penuh perhatian.
Brehme menggelengkan kepala dengan senyum pahit, “Aku tiba-tiba merasa, harapan upgrade kita musim ini sangatlah suram!”
Mendengar ini, semua orang serta merta tercekat dalam kesunyian.
Mereka bertahan di 1. FC Kaiserslautern justru untuk menyaksikan tim kembali ke Bundesliga. Sebelumnya mereka sangat yakin, namun kini setelah mendengar pernyataan Brehme, wajah mereka dipenuhi isi hati.
"Semua karena brengsek 24 tahun itu! Dia sama sekali tidak punya pengalaman! Tidak layak memegang kepelatihan 1. FC Kaiserslautern!" Koch berteriak dengan wajah masam.
Para pelaku lainnya ikut meneriakkan tuntutan. Dari gerak-gerik mereka, seandainya memungkinkan, mereka bahkan siap melakukan tindakan militer untuk memaksa klub mengganti pelatih kepala.
Tapi Brehme justru menggelengkan kepala dan berdiri, "Tahu apa yang Frederick katakan padaku beberapa hari lalu?"
Nada bicaranya yang menyebut langsung nama Frederick tanpa sedikitpun rasa hormat pada Ketua, justru dianggap biasa oleh orang-orang sekeliling.
"Dia sama sekali tidak merasa nyaman dengan Yang Chengzhuo! Karena itu dia menunjuk Mei Er Ce sebagai penasihat teknologi tim, sekaligus menyuruhku untuk selalu siap siaga. Begitu performa Yang Cheng buruk, aku harus segera menggantikannya menjadi pelatih kepala tim!" Setelah mengucapkan ini, Brehme mengangkat kedua tangan sambil memandang rekan satu timnya, ekspresinya seolah bertanya: Lihat, ini bagaimana ini?
"Saat itu langsung kutanyakan padanya, kalau memang tidak punya keyakinan pada Yang Cheng, kenapa dulu memilih dia?" Brehme juga mulai bersemangat, "Frederick tidak langsung menjawab, hanya menyuruhku fokus pada urusanku sendiri."
"Kalian tahu apa yang kupikirkan saat keluar dari kantornya?" Brehme bertanya pada rekan satu tim. "Kupikir, dasar bajingan-bajingan ini mulai mengulangi kesalahan yang sama lagi! Mereka mulai ikut campur urusan tim lagi! Mereka semua merasa paham sepakbola, tapi sebenarnya cuma tahu cara mengeruk keuntungan dari klub. Dulu begini, sekarang tetap begini! Bahkan saat tim terdegradasi ke 2. Bundesliga, mereka tetap tidak mau bertobat!"
Ucapan Brehme membuat semua pemain yang hadir diam seribu bahasa. Mereka sudah bertahun-tahun di tim ini, tentu paham betul mengapa 1. FC Kaiserslautern tiba-tiba jatuh dari tim elite Bundesliga menjadi tim degradasi.
"Mengapa aku pesimis? Karena selain dewan direksi, kita para pemain juga mulai lancang! Apa? Melihat dia baru 24 tahun, kalian semua merasa layak menduduki posisi pelatih kepala?"
Tak satu pun pemain berani menjawab tuduhan Brehme. Dialah bos besar di tim ini.
“Pada hari pertama tiba di tim, Yang Chengzhuo langsung mengajakku berbicara berdua. Sungguh, aku merasa perkataannya sangat masuk akal. Meski dia belum memahami masalah yang dihadapi 1. FC Kaiserslautern, ada satu kalimatnya yang benar-benar tepat: kita dan dia sama-sama berada di kapal bernama 1. FC Kaiserslautern. Ini sudah menjadi fakta yang tak bisa diubah!”
“Jika kita bisa berkoordinasi dengannya, mengerahkan gaya ke arah yang sama, kapal bernama 1. FC Kaiserslautern ini pasti akan melaju kencang. Tapi jika arah kita berlawanan, kapal ini tak hanya berhenti bergerak maju - bahkan bisa mundur! Kerugian terbesar nanti bukanlah klub?”
Brehme menyapu pandangan ke rekan satu tim yang diam-diam merenung di hadapannya, lalu menghela napas. “Intinya, aku secara pribadi memutuskan untuk berkoordinasi dengan Yang Chengzhuo. Bukan karena aku mengaku kalah padanya, tapi karena dia adalah pelatih kepala tim! Kalian yang lain... terserah kalian!”
Usai bicara, Brehme mengambil pemberitahuan yang menjadi bagiannya di atas meja, lalu meninggalkan ruang tamu.
Notifikasi ini merekam serangkaian permintaan disiplin yang ketat dari Yang Chengzuo untuk tim, mencakup peraturan di ruang ganti, lapangan latihan, stadion, serta penjadwalan pelatihan untuk para pemain.
Yang paling kontroversial adalah persiapan musim kompetisi di mana Yang Cheng menerapkan sistem tiga sesi latihan harian.
Kumpul tim pukul 6.30 pagi, sarapan bersama pukul 7, kemudian memulai proyek latihan pertama pukul 8 berupa persiapan fisik seperti lari bolak-balik, dengan durasi total 90 menit.
Setelah istirahat, latihan intens dengan bola dan permainan seperti "lari kabur dari monyet" dimulai pukul 11 selama 90 menit, dilanjutkan makan siang pukul 1.30 siang; Tidur siang 2 jam kemudian istirahat sampai pukul 6.30 sore untuk sesi ketiga yang berisi pertandingan melawan dan simulasi taktik.
Setelah sesi pelatihan berakhir, Yang Chengzhuo ingin mengadakan kelas diskusi taktik pertama tim pada hari pertama, waktu dijadwalkan setelah makan malam. Ini akan menjadi kali pertama dia menguraikan penjadwalan taktiknya kepada semua pemain.
Setelah latihan seharian penuh, semua pemain wajib makan dan tinggal bersama di basis pelatihan. Bagi skuad 1. FC Kaiserslautern ini merupakan pengalaman pertama, terlebih tim baru saja kembali dari liburan langsung menjalani latihan intensitas tinggi seperti ini - ini juga pertama kalinya.
Sistem tiga sesi latihan harian akan dipertahankan selama 10 hari. Dalam periode ini Yang Chengzhuo akan melatih tim hingga mencapai bentuk awal, kemudian melanjutkan dengan empat pertandingan pemanasan berturut-turut melawan tim-tim sekitar Kaiserslautern. Setelah itu tim akan memulai pertandingan perdana musim baru: Piala Super Jerman di Mannheim pada 3 Agustus melawan Borussia Dortmund, juara Bundesliga musim lalu.
Bagi 1. FC Kaiserslautern yang kini terpuruk di 2. Bundesliga, Borussia Dortmund yang bercahaya bintang terlihat sangat perkasa, sampai-sampai semua orang menganggap mustahil bagi Kaiserslautern untuk menang.
Inilah yang disebut permulaan buruk!
"Apakah kamu benar-benar bisa menangani tim dengan baik?" Pikiran Brehme langsung dipenuhi kecemasan begitu mengingat pertandingan ini.
Sejujurnya, Brehme sendiri tidak memiliki banyak keyakinan pada Yang Chengzhuo.
