Ballack berdiri di area lingkaran tengah, menggigit gigi dengan erat, napasnya tersengal-sengal. Butiran keringat sebesar kacang mengalir dari dahinya, meresap ke matanya. Segera diusapnya dengan tangan yang basah kuyup seperti baru dicuci.
Meski lelah, meski letih, Ballack tetap bertahan. Karena setiap kali matanya menatap ke pinggir lapangan, melihat sosok pelatih kepala yang usianya tak jauh berbeda, namun selalu memberikan perhatian khusus padanya, seolah tenaga tak terbatas mengaliri tubuhnya.
Setelah mengikuti Yang Chengzhuo bergabung dengan 1. FC Kaiserslautern, ia dengan jelas merasakan tekanan yang diterima oleh Yang Chengzhuo, namun tak mampu membantunya kecuali memberikan dukungan melalui performa di stadion.
Namun lawan dalam pertandingan hari ini berbeda dari semua lawan sebelumnya, karena mereka adalah Borussia Dortmund yang kuat tak tertandingi. Hanya dalam 20 menit serangan pembuka, pemain-pemain Kaiserslautern hampir sesak napas.
Semua orang curiga: jika Dortmund terus menyerang seperti ini, Kaiserslautern pasti akan mengalami retakan parau.
Tepat di saat itu, serangan Dortmund tiba-tiba mereda.
"Apa mereka mulai terengah-engah?" Ballack dan Verón saling memandang, kilatan harapan muncul di mata mereka.
Pemain sepakbola tahu, bahkan tim paling hebat sekalipun tak mungkin menggempur habis-habisan selama 90 menit. Serangan dan pertahanan berirama cepat paling menguras kebugaran, bahkan bagi pihak yang mengendalikan irama pertandingan.
Satu pertandingan 90 menit. Meski serangan di 45 menit pertama brilian, jika terus meneror tanpa mempertimbangkan konsekuensi hingga kebugaran ambruk di akhir, bukankah kita akan jadi santapan lawan?
Karenanya setiap tim mengombinasikan irama cepat dan lambat untuk menyetel kebugaran pemain. Ini memastikan daya tahan dari awal sampai akhir, sekaligus mengelabui lawan dengan perubahan irama demi tujuan taktis yang mengejutkan.
Begitulah alasan Ballack langsung menyimpulkan "mereka mulai terengah-engah" begitu serangan Borussia Dortmund melambat.
Verón dan Nedvěd jelas sepemikiran. Lewat kontak mata di area tengah, ketiga gelandang ini saling membaca isi hati satu sama lain.
Dalam sebuah serangan Borussia Dortmund, Nedvěd memotong bola di area tengah dan langsung mengoper ke Verón yang kemudian memindahkan bola ke sisi lapangan, memberikan umpan ke Wagner di sayap kiri.
Wagner langsung menerobos di sisi kiri, sementara Ballack yang bertugas membantu di tengah lapangan ikut maju menekan.
Marschall mengikuti instruksi Yang Chengzhuo dengan terus menekan garis pertahanan lawan tanpa henti. Begitu melihat Wagner menemukan celah di sayap kiri, ia segera mengikuti pergerakan mundur lini belakang Dortmund.
Wagner mengirim umpan silang dari sudut kiri kotak penalti ke tengah. Marschall berusaha merebut bola dari Kohler di dalam kotak penalti, namun bek Dortmund itu berhasil menguasai posisi dan membersihkan bola. Ballack yang menyusup dari belakang langsung melepaskan tendangan keras ke arah gawang.
Tendangan itu meleset sedikit, namun berhasil membuat seluruh skuat Borussia Dortmund berkeringat dingin.
"1. FC Kaiserslautern pada menit ke-21 menyelesaikan tembakan pertama mereka di pertandingan ini, melalui tembakan jarak jauh penuh tenaga dari pemain muda Michael Ballack di depan wilayah terlarang, namun sulit menahan laju bola sehingga meleset sedikit!"
"Ini kesempatan yang sangat disayangkan, kecepatan serangan balik Kaiserslautern sangat cepat dan terlihat sudah dipersiapkan, Wagner maju ke depan dengan tegas setelah menemukan celah di sayap kiri, hal ini jelas di luar perkiraan Borussia Dortmund, sementara tembakan jarak jauh Michael Ballack juga sangat tegas dan pasti, sayang tidak berhasil mencetak gol!"
Setelah melakukan tembakan pertama, Kaiserslautern berhasil mengembalikan momentum permainan, tampak sangat aktif di lapangan terutama di lini tengah yang agresif maju ke depan, memanfaatkan ruang kosong saat serangan Dortmund mulai mereda, dengan baik menguasai situasi pertandingan dan mengorganisir gelombang demi gelombang serangan balik. Meski belum mencetak gol, mereka berhasil menunjukkan dinamika permainan Kaiserslautern.
Meski melihat momentum tim mulai membaik, Yang Chengzhuo di pinggir lapangan justru terlihat mengerutkan kening.
"Tidak! Borussia Dortmund pasti tak akan mundur semudah ini!" ujar Yang Chengzhuo yang merasa situasi ini tidak masuk akal.
Terutama saat ia mengamati Hitzfeld di kejauhan, pelatih keras itu tetap tenang menghadapi dinamika pertandingan, bahkan terlihat santai menyaksikan lapangan seolah semua ini tak ada hubungannya dengannya.
"Pertandingan baru berjalan kurang dari setengah jam, mustahil Dortmund mulai mengendur sekarang, kecuali..." Paulus Bayer awalnya tak menyadari, namun setelah mendengar analisis Yang Chengzhuo, alisnya segera berkerut.
"Mereka sengaja mundur untuk memancing kita menyerang!" geram Yang Chengzhuo dengan nada tajam.
"Itu bahaya!" Paulus Bayer langsung panik.
Yang Cheng juga merasa panik dalam hati. Alasan dia bisa memprediksi lebih cepat dari orang lain adalah karena dia tahu, di kehidupan sebelumnya Borussia Dortmund seharusnya memenangkan gelar juara Liga Champions musim ini. Rekrutmen pemain di musim panas telah meningkatkan kekuatan tim ini secara signifikan, ditambah lagi dengan sifat asli Hitzfeld, mustahil terjadi secara mutlak mereka malas sejak awal pertandingan.
Kecuali ini adalah strategi, strategi untuk memancing ular keluar dari sarang setelah melihat seluruh tim 1. FC Kaiserslautern bertarung mati-matian dan terus-menerus gagal menembus pertahanan!
"Ivan!" Yang Cheng melihat ke lapangan, menemukan Nedvěd, Ballack, dan Verón bertiga sudah maju menekan. Wagner dan Fritz juga sering menyisip ke depan mencari kesempatan. Di area tengah hanya tersisa Gattuso yang tidak mendapat tugas menyerang. Hatinya tahu situasi ini tidak beres.
Gattuso menoleh ke arah bangku cadangan. Dia melihat Yang Chengzhuo terus-menerus memberikan gerakan tangan untuk memperhatikan mundurnya formasi. Terutama ketika menyadari ekspresi bersemangat dan cemas pelatihnya, hatinya berdebar kencang. Saat menoleh ke depan, dia terkejut melihat pemain Kaiserslautern yang awalnya menyerang tiba-tiba mundur bagai air pasang. Namun yang berada di garis terdepan justru pemain berbaju Borussia Dortmund!
"Itu Andy Müller! Serangan balik setelah merebut bola di wilayah pertahanan sendiri!" teriak komentator hingga suaranya pecah.
Situasi di lapangan berubah drastis, membuat para fans di tribun tertegun sejenak lalu histeris.
"Kaiserslautern dalam masalah! Kecepatan serangan balik Andy Müller luar biasa. Ricken di sayap kanan dan dua striker sudah maju. Pertahanan-balik ala Hitzfeld adalah senjata pamungkas Dortmund. Lihat saja situasi 4 lawan 4 yang tercipta dengan mudah ini!"
Yang Chengzhuo di pinggir lapangan melihat dengan jantung berdebar-debar. Dia tahu betul kemampuan Andy Müller. Melihat serangan balik Borussia Dortmund, hatinya mengeras, "Mengalahkannya, Ivan!"
Gattuso tidak tahu apakah mendengar perkataan Yang Chengzhuo. Di lapangan yang berubah cepat ini, dia hanya bisa mengandalkan intuisinya. Saat mundur cepat tiba-tiba menstabilkan postur, aktif mendekati Andy Müller.
Tapi Andy Müller sebagai bintang Eropa sepertinya sudah mengantisipasi keputusan Gattuso. Sebelum lawan mendekat, bola dibagi ke sektor kanan.
Pembagian bola ini tepat waktu. Ricken yang melesat cepat di sayap kanan langsung membawa bola masuk wilayah terlarang begitu menyentuhnya. Brehme segera menempel rapat, menggunakan pengalamannya menutup sudut tembak, menguasai posisi untuk menghalangi pergerakan ke gawang.
Ridle yang memiliki teknik menonjol, setelah menggiring bola cepat dengan perubahan arah kontinu, menyadari tak bisa mengelabui Brehme yang berpengalaman, akhirnya mengirim umpan silang dari area batas ke tengah kotak penalti.
Kehl mengawasi Chapuisat sambil memantau Ridle di sekitarnya. Keraguannya muncul terutama saat melihat Andy Müller yang pressing masuk ke kotak penalti - maju berarti meninggalkan dua striker tanpa penjagaan di belakang, bagaimana jika...
