Saat bus tim perlahan memasuki jalan utama Kaiserslautern dari jalan raya E50, banyak kendaraan yang semula parkir di sisi jalan mulai keluar dari jalur parkir, mengikuti dari belakang bus Kaiserslautern.
"Ada apa ini?" Para pemain di dalam bus awalnya terkejut.
Semua pemain mulai menjulurkan kepala dari jendela belakang dan samping bus, namun justru menemukan semakin banyak kendaraan yang mengikuti di belakang bus tim, bagaikan barisan panjang naga yang bergerak di jalan raya utama.
"Itu fans! Fans yang datang menyambut kita!" teriak Brehme yang langsung mengenali.
Begitu melihat pemain-pemain menjulurkan kepala, puluhan penggemar di kendaraan belakang pun ikut menggapai dari jendela mereka. Teriakan gegap gempita membahana, bahkan sopir-sopir nekat mengulurkan tangan berbahaya sambil melambaikan tangan ke arah para pemain.
Secara bertahap, nyanyian lagu tim 1. FC Kaiserslautern 【SUPERFCK】 mulai bergema dari Jalan Mainz. Awalnya hanya sopir bus tim yang terpengaruh suasana TKP lalu menyalakan lagu tersebut. Lambat laun, para pemain senior seperti Brehme, Kocian, dan Lutz pun ikut menyanyikannya. Bahkan pemain baru seperti Verón yang belum hapal lagu tim pun ikut bersenandung, hingga akhirnya fans yang mengikuti dari belakang turut serta bernyanyi.
Bus tim memasuki kota Kaiserslautern. Semakin banyak fans yang secara aktif mengikuti dari belakang - sebagian menggunakan mobil pribadi, namun lebih banyak lagi yang berjalan kaki mengikuti rombongan menuju Stadion Fritz Walter yang berdiri megah di atas bukit kecil di kejauhan.
Saat bus tim tiba di perimeter stadion, area parkir sudah dipadati fans yang telah menerima kabar. Mereka secara sukarela membuka jalur untuk membiarkan bus tim melewati kerumunan dengan perlahan.
Fans yang gembira di luar bus berteriak menyebut nama-nama pemain 1. FC Kaiserslautern satu per satu, menyanyikan lagu tim dengan lantang, bahkan banyak yang tidak tahan lagi hingga air mata mengalir deras.
Sejak meraih gelar juara Bundesliga di musim 90/91, fans 1. FC Kaiserslautern tak pernah lagi merasakan kemenangan besar, bahkan untuk gelar minor piala sekalipun.
Musim lalu tim berhasil memenangkan Piala Jerman, namun sebelum final Piala Jerman tersebut, di putaran terakhir liga mereka kalah telak dari Bayer Leverkusen dalam pertarungan terakhir, gagal bertahan dari degradasi dan terdegradasi ke 2. Bundesliga. Meski akhirnya meraih Piala Jerman, bagi fans Kaiserslautern piala ini diperoleh dengan darah dan aib, sama sekali tidak sebanding dengan kebahagiaan.
Memang benar inilah alasan Krautzun yang mengambil alih di tengah jalan dan membawa pulang satu Piala Jerman untuk tim, tetap dipecat tanpa ragu!
Tapi kini situasi berbeda, tim terdegradasi ke 2. Bundesliga, kondisi hati fans jatuh ke titik terendah. Ditambah sebelumnya klub merekrut Yang Chengzhuo sebagai pelatih kepala, lalu merekrut pemain-pemain yang sama sekali tak terkenal - banyak dari mereka sudah tidak percaya lagi pada klub.
Tapi siapa sangka, tim seperti ini ternyata di bawah kondisi yang tidak diunggulkan semua orang, berhasil merebut Piala Super.
Ya, mungkin Piala Super tidak cukup mumpuni, mungkin para peragu bisa menemukan satu juta alasan untuk meragukan. Tapi yang tak bisa diragukan adalah: Borussia Dortmund mutlak merupakan tim terkuat di Jerman saat ini, salah satu tim top Eropa.
Apakah 1. FC Kaiserslautern yang mampu mengalahkan Dortmund yang sudah mengerahkan sepenuhnya ini, bukanlah bentuk pengakuan terhadap Kaiserslautern?
Di bawah, perasaan para fans semakin memanas. Mereka memang membutuhkan sebuah jalur distribusi untuk letusan, dan tim yang meraih Super Cup telah memberikan mereka jalur tersebut.
Yang Chengzhuo berdiri di dalam bus, hening menyaksikan fans di luar yang merayakan dengan euforia, serta para satpam yang sibuk menjaga keteraturan agar para pemain bisa lewat. Kebanggaan membanjiri hatinya.
Dia merasa kesombongan dan Kebanggaan karena mampu menghadiahkan gelar juara bagi kota ini dan orang-orang ini!
"Tuan!" Brehme tiba-tiba muncul di depan bus tanpa diketahui kapan datangnya.
Sebagai pelatih kepala tim, Yang Chengzhuo dan asisten pelatih Paulus Bayer duduk di baris pertama bus. Mendengar suara itu dan melihat Brehme, ia pun berdiri.
Saat itu, semua pemain dalam bus, bahkan sopir di depan, memutar kepala untuk melihat kedua orang ini. Beberapa mulai membuat hipotesis: sebenarnya apa yang ingin Brehme lakukan?
"Tunggu sebentar, kamu yang akan mengangkat piala dan memimpin kami turun!" Brehme berkata dengan khidmat.
Yang Chengzhuo membeku, segera paham maksud Brehme. Melihat para veteran di bus seperti Lutz, Kadlec yang tidak memprotes, apalagi pemain rekrutan yang diusulkannya sendiri seperti Verón yang langsung mengangguk setuju.
"Meski masih ada keraguan padamu, setidaknya kau berhasil membawa gelar juara untuk kami. Kita semua berharap di musim ini, di bawah kepemimpinanmu, bisa kembali ke Bundesliga, mengalahkan Borussia Dortmund - meraih Piala Super hanyalah permulaan!"
"Tentu saja! Aku sangat yakin, terutama setelah mengalahkan Borussia Dortmund!" Yang Chengzhuo tersenyum percaya diri.
Brehme juga menunjukkan senyum tipis yang langka, lalu berusaha menyerahkan piala di tangannya ke Yang Chengzhuo.
Tapi tiba-tiba Yang Chengzhuo menghentikannya.
"Lebih baik kamu yang pegang!" Yang Chengzhuo menyapu pandangannya ke para pemain, menunjukkan kematangan yang tak sesuai dengan usianya. "Piala ini adalah hasil kemenangan kita. Bukan prestasiku, bukan juga kalian secara individu, melainkan trofi yang diperoleh berkat usaha bersama kita semua. Andreas, sebagai Kapten tim, wajar saja jika kamu yang mewakili pemain untuk mengangkatnya!"
"Kalau aku..." Yang Cheng mengangkat bahu, "Sepertinya belum pernah ada preseden pelatih kepala yang mengangkat piala!"
Para pemain tertawa mendengar candaan Yang Cheng. Setelah pertempuran Super Cup, jarak antara pelatih dan pemain, maupun anggota senior dan baru, semakin dekat. Setidaknya mereka pernah berjuang bersama di satu lapangan untuk meraih target yang sama.
Persekutuan yang terbangun dalam situasi seperti itu selalu meninggalkan aftertaste khusus, sekaligus kokoh dan layak dihargai.
"Jangan berdebat lagi!" Yang Cheng menyela Brehme yang hendak berbicara, "Nanti kita turun bersama!"
Para pemain serentak menambahkan suara setuju.
Tepat saat itu staf klub telah menyiapkan segalanya, Yang Cheng dan Brehme berjalan berdampingan menuju pintu keluar bus, lalu turun satu di depan satu di belakang. Akhirnya Yang Cheng tetap di depan, Brehme mati-matian berjalan di belakangnya.
Saat Yang Cheng memimpin para pemain turun, sorak-sorai fans tiba-tiba menyelimuti langit dan bumi bagai gelombang pasang.
Tak diragukan lagi, malam ini akan menjadi malam paling meriah dan paling tak terlupakan bagi Kaiserslautern dalam beberapa tahun terakhir.
Di depan Stadion Fritz Walter, para fans bersama-sama menyaksikan piala pertama klub di musim baru. Percayalah, ini juga pertama kalinya dalam beberapa tahun mereka merasakan kegembiraan menjadi juara.
Memang benar, bagi 1. FC Kaiserslautern dalam beberapa tahun terakhir, selalu diiringi penyesalan, kekecewaan, bahkan mimpi buruk. Namun kini dengan meraih Piala Super ini, para fans mulai dipenuhi keyakinan, mulai percaya bahwa Yang Chengzhuo bisa membawa sinar matahari yang telah lama hilang bagi mereka.
Yang Chengzhuo berada di tengah kerumunan fans, ini pertama kalinya ia merasakan kasih sayang dari fans 1. FC Kaiserslautern.
Mungkin terkesan terlalu realitas, tapi emosi fans memang sesederhana dan selangsung ini!
……
……
