“Silakan minum air!” Seorang staf berbaju seragam mengantarkan segelas air kepada Yang Chengzhuo dan Paulus Bayer.
Dengan kebiasaan pribadi, Yang Chengzhuo menatap staf tersebut sambil bertanya-tanya apakah Asosiasi Sepak Bola Jerman akan terjadi skandal Watergate seperti FA Inggris. Alih-alih, pandangannya justru kalah telak saat melihat penampilan sang staf.
"Sebenarnya, Tuan Beckenbauer, aku selalu punya pertanyaan!" kata Yang Chengzhuo dengan senyum pahit sambil mengalihkan tatapan dari godaan seragam, lalu membungkuk ke arah Beckenbauer di sebelahnya.
"Panggil saja Franz, jangan terlalu resmi!" Beckenbauer tersenyum mengingatkan, "Silakan tanyakan apa saja!"
"Aku selalu penasaran, apakah Asosiasi Sepak Bola Jerman sama sekali tidak mempertimbangkan citra saat merekrut staf?" Yang Chengzhuo teringat Tante berusia 40-an tahun berbaju seragam kaku tadi – Ya Tuhan, retakan parau itu!
"Citra?" Beckenbauer tampak bingung.
“Hah…” Yang Chengzhuo tampak kesulitan mencari cara menjelaskan, akhirnya menunjuk wajahnya sendiri, “Maksudku penampilan, setidaknya jangan merekrut yang terlalu menakutkan!”
Beckenbauer langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya, bahkan Paulus Bayer di sebelahnya ikut tersenyum geli.
Harus diakui, kaum jantan memang mudah akrab saat membahas wanita, Beckenbauer pun tak terkecuali.
“Yang membuatku heran, sejak masuk ke dalam gedung, tak hanya wanita tadi… bahkan di seluruh asosiasi sepakbola ini tak ada satu pun gadis muda. Klub kita juga, staf perempuan semuanya di atas tiga puluh tahun.” Yang Chengzhuo menggelengkan kepala sambil berkesedihan, seolah menyesali kehilangan keuntungan lokasi strategis.
“Apa kau tidak tahu?” Beckenbauer bertanya sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo membeku, adakah hal yang semestinya ia ketahui?
"Menurut lembaga otoritatif, jika sebuah perusahaan atau institusi merekrut gadis muda cantik, efisiensi kerja semua pria di sana akan turun lebih dari 25%! Makanya di Jerman, jarang ada wanita cantik usia muda di perusahaan besar atau institusi - sepakbola juga termasuk!"
Yang Chengzhuo terpana seperti melihat keajaiban, "Ini logika macam apa?"
Tapi setelah dipikir, agak masuk akal juga. Kalau merekrut wanita cantik, para pria pasti sibuk mengelilinginya dan efisiensi kerja turun. Tapi sampai harus tidak merekrut wanita cantik sama sekali? Orang Jerman ini terlalu 'itu' kali ya?
"Kalian memang lebih kuat!" puji Yang Chengzhuo dengan senyum pahit.
Beckenbauer dan Paulus Bayer sama-sama tak bisa menahan tawa terbahak-bahak.
“Tapi, jujur saja, Yang Chengzhuo, aku justru merasa keanehanmu masuk akal!” Beckenbauer kali ini bertindak seolah sangat dekat dengan Yang Cheng, secara aktif menepuk bahunya, “Aku juga setuju sebaiknya merekrut beberapa gadis cantik. Asal dikelola dengan tepat, ini bisa mendorong semangat kerja karyawan dan menggairahkan mereka!”
Yang Cheng juga menangkap sugesti dalam ucapan Beckenbauer. Dalam hati ia bergumam, legenda sepakbola ini ternyata juga bukan orang baik-baik.
Penantian yang menyiksa terlewati dalam canda khas pria. Saat sidang dimulai, Beckenbauer menuju kursi juri sementara Yang Cheng duduk sendirian di hadapan panel. Sepanjang periode itu, Beckenbauer tak lupa memberi isyarat menenangkan pada Yang Cheng.
Terlihat jelas, kaisar sepakbola ini ternyata sangat cocok dengan Yang Cheng yang masih muda!
……
“Kamu bilang alasanmu masuk ke lapangan karena melihat pemain lawan menginjak lutut pemainmu dan ada niat balas dendam lebih lanjut?” Seorang pria tua Jerman berambut putih mengenakan kacamata minus tinggi bertanya penuh kecurigaan.
“Benar!” Yang Chengzhuo menjawab dengan prinsip yang teguh, “Dalam bukti yang kami serahkan ke klub, semua ini tercermin jelas. Pemain kami adalah pemain muda 16 tahun bertubuh kurus lemah, tekniknya sangat halus dan menonjol, cepat sekali. Tapi di arena pertandingan, dia menerima tidak kurang dari 10 pelanggaran berat dari awal sampai akhir.”
“Silakan lihat foto-foto ini! Kaki kanannya dipenuhi luka-luka. Ini fakta yang tak terbantahkan - baik foto maupun laporan wasit utama yang bertugas, semuanya menunjukkan hal ini dengan jelas!”
Saat Yang Chengzhuo berbicara, para juri satu per satu mengeluarkan foto. Data-data ini dikumpulkan dan dikirimkan ke asosiasi sepakbola oleh 1. FC Kaiserslautern setelah pertandingan, bertujuan untuk membela Yang Chengzhuo.
“Saya seorang pelatih kepala, saya yakin para hadirin yang hadir juga paham betul tanggung jawab seorang pelatih kepala. Saya merasa memiliki alasan yang cukup, tanggung jawab, bahkan kewajiban, ketika melihat pemain saya mengalami pelanggaran serius, untuk menggunakan cara apa pun guna menghentikan terjadinya tragedi!”
“Ya, mungkin gerakan menginjaknya tidak mengenai lutut, mungkin itu hanya balas dendam biasa. Tapi semuanya terjadi dalam sekejap mata – Siapa yang tahu? Siapa yang bisa menganalisis berbagai kemungkinan dalam situasi penuh kecemasan seperti itu?”
Setelah jeda sejenak, Yang Chengzhuo sengaja memperlambat tempo bicaranya, “Benar, saya harus mengakui bahwa menerobos ke stadion dan mendorong pemain lawan merupakan pelanggaran yang pantas dihukum. Tapi saya tidak merasa salah – setidaknya pemain saya turun lapangan dengan selamat. Saya harap dewan juri merenungkan: sebenarnya sepakbola itu olahraga seperti apa?”
“Jika semua orang sepakat bahwa sepakbola seharusnya mengutamakan perlawanan fisik, menggunakan pelanggaran bahkan melukai lawan sebagai taktik pertahanan, sementara teknik dan kesadaran hanya faktor sekunder, maka menurutku tindakan lawan tidak masalah. Tapi sebaliknya, jika sepakbola harus menekankan teknik sebagai premis utama, bukankah tindakan mereka ini merupakan upaya meredupkan perkembangan teknik?”
“Para Tuan juri, pernyataanku selesai. Apapun hasil verifikasi Anda, aku akan 100% menghargai dan mematuhinya!”
Usai berbicara, Yang Chengzhuo langsung duduk di kursi yang berlawanan dengan para juri.
Beckenbauer diam-diam memuji dengan senyuman ke arah Yang Cheng, dalam hatinya berpikir: Pemuda ini benar-benar individu jenius. Bukan hanya kemampuan melatihnya yang menonjol, bahkan kemampuan retorikanya pun begitu luar biasa. Rupanya kesuksesannya bukan sekadar keberuntungan atau kebetulan!
……
……
Seluruh sidang banding selesai dalam waktu setengah jam saja. Para juri telah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka akan melanjutkan rapat untuk membahas hasil penanganan terhadap Yang Chengzhuo dan pihak Oldenburg, kemudian mengirimkan keputusan resmi via faks ke klub dan mengumumkannya ke publik.
Saat Yang Chengzhuo keluar dari ruang sidang, Paulus Bayer yang menunggu di luar langsung menghela napas lega, seolah-olah Yang Chengzhuo tadi hampir dihukum pancung. Begitu bertemu, ia langsung membanjiri pertanyaan: "Bagaimana? Apa kata para juri?"
Yang Chengzhuo tampak santai sambil mengangkat bahu, "Tidak tahu. Mereka masih harus rapat, baru bisa ada keputusan dalam waktu dekat!"
"Ya Tuhan, masih harus rapat? Jangan-jangan ada masalah?" Paulus Bayer mulai cemas.
"Tenang saja, pasti aman!" Beckenbauer berjalan keluar sambil terkekeh, "Mereka masih rapat justru membuktikan argumenmu berhasil menggugah juri. Menurut pengalaman saya, kemungkinan besar hukuman ringan seperti skors dan denda. Perkiraan saya dua atau tiga pertandingan pasti tak bisa dihindari!"
Yang Chengzhuo seketika tersenyum. Skors dua tiga pertandingan tidak terlalu berpengaruh baginya. Lagipula sanksi dari Asosiasi Sepak Bola Jerman tidak berlaku untuk kompetisi Eropa. Soal denda, Frederick sebelumnya sudah bilang klub yang akan menanggung, jadi dia sama sekali tidak perlu khawatir tentang hukuman ini.
"Bagaimana? Sudah lega? Ada minat ikut saya ke kantor ketua asosiasi? Kami para orang tua ini sangat tertarik dengan konsep akademi sepak bola yang kamu sampaikan waktu itu. Kesempatan langka kamu datang ke Frankfurt kali ini, harus dijelaskan secara detail!"
Yang Chengzhuo membeku. Bukankah akademi sepak bola Jerman baru dimulai sekitar tahun 2000? Kok tiba-tiba dipercepat?
Tapi setelah dipikir lagi, masuk akal. Banyak orang mengira rencana akademi sepak bola diajukan sekitar tahun 2000. Tapi bagi negara rigor seperti Jerman, mustahil sebuah program nasional bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Pasti melalui proses riset dan observasi yang panjang.
Orang-orang seperti Beckenbauer pasti bukan bodoh. Sebaliknya, mereka sangat cerdas, pasti mampu melihat situasi krisis regenerasi pemain Jerman saat ini, dan sudah dari dulu mencari solusi. Salah satu caranya adalah mempersiapkan reformasi akademi sepak bola. Pernyataan saya sebelumnya ternyata sesuai dengan konsep reformasi mereka.
Memikirkan ini, Yang Chengzhuo teringat konten reformasi akademi Jerman yang pernah dia baca di jaringan internet di kehidupan sebelumnya. Dalam hati, dia berpikir: "Ini kan plagiat, jika saya menyampaikan konten ini dengan bahasa sendiri, bisa menghindarkan akademi Jerman dari jalan memutar sekaligus memperkuat hubungan saya dengan bos-bos besar seperti Beckenbauer."
Meski disebut negara hukum, sebenarnya di bidang sepakbola, hubungan emosional lebih penting dari segalanya!
Setelah memahami hal ini, Yang Chengzhuo tentu tidak menolak. Ia segera mengikuti Beckenbauer ke kantor ketua asosiasi sepakbola. Di hadapan para reformis di Asosiasi Sepak Bola Jerman, tanpa ragu ia curahkan berbagai strategi reformasi yang pernah disaksikannya di jaringan internet dari kehidupan sebelumnya - mulai dari sistem akademi lapangan kecil, penekanan pada teknologi, hingga pelatihan kreativitas dan minat pemain, semuanya diungkapkan tanpa sisa.
Baik saat melatih 1. FC Kaiserslautern maupun Chemnitzer FC, Yang Chengzhuo selalu menekankan permainan menyeluruh dan detail teknik. Konsep akademi sepak bola yang diajukannya kini sangat sesuai dengan ciri khasnya sendiri. Bahkan Beckenbauer dan koleganya sepakat bahwa semua ini adalah produk hasil pemikiran dan penelitian mendalam Yang Chengzhuo, membuat mereka terkesima layaknya menyaksikan sosok jenius turun dari langit.
Terutama ketika Yang Cheng mengusulkan struktur akademi sepak bola berbentuk piramida dari tingkat daerah hingga nasional, meski uraiannya masih sangat umum, hal itu membuat semua yang hadir tertegun seperti patung. Karena banyak hal mustahil disimpulkan tanpa penelitian mendalam, sementara Yang Cheng mampu menyampaikan begitu banyak ide, jelas menunjukkan bahwa dia telah melakukan kajian profesional yang sangat serius.
Setelah Yang Cheng berbicara sampai lidahnya agak kering, para petinggi asosiasi pun mulai sadar dari keterkejutan mereka. Beckenbauer tersenyum bangga, memandang sekeliling dan mendapati bahkan Ketua Asosiasi Sepakbola pun mengangguk setuju.
Beckenbauer baru kemudian berdiri, mendekati Yang Cheng sambil terkekeh, "Presentasimu brilian! Maka kami secara bulat memutuskan: mulai sekarang, kau resmi menjadi Penasihat Teknologi untuk Rencana Reformasi Akademi Sepak Bola Asosiasi Sepak Bola Jerman!"
Sekarang giliran Yang Cheng yang terpana seperti patung!
