Kembali dari Liverpool, Yang Cheng segera fokus pada persiapan akhir perebutan gelar juara 2. Bundesliga. Dengan Piala Winners telah berakhir, Kaiserslautern kini menghadapi tiga pertandingan penentu untuk memperebutkan gelar dan promosi ke divisi atas.
Tantangan tandang ke Mainz, pertandingan kandang melawan Wolfsburg, dan laga tandang melawan Hertha Berlin - ketiga lawan ini merupakan pesaing langsung Kaiserslautern dalam perebutan gelar dan promosi. Dengan selisih poin yang telah menyusut menjadi 7, risiko terbalik di parit selalu mengintai sehingga tak boleh ada kecerobohan sekecil apapun.
Beruntung, kebangkitan Van Nistelrooy telah melengkapi lini depan Kaiserslautern dengan duo penyerang mematikan Scholl dan Van Nistelrooy. Ditambah bintang-bintang sayap seperti Denílson, Deisler, dan Fritz, serangan tim ini tak tertandingi di 2. Bundesliga.
Pada 23 Maret, Kaiserslautern melakukan tantangan tandang ke Mainz. Yang Cheng melakukan rotasi tim dengan menggunakan lini belakang Lúcio, Sebastian Kehl, dan Luis Huth untuk menggantikan Brehme dkk. Di sektor gelandang, Deco dipilih Yang Cheng sebagai starter menggantikan Verón yang baru saja menjalani serangkaian pertandingan intensif.
Meskipun lineup pembuka tim mengalami perubahan ekspresi wajah yang dramatis, status dan kekuatan para pemain tetap tak boleh diremehkan. Mainz yang bermain di kandang sendiri justru memilih strategi pertahanan-balik. Kaiserslautern yang berperan sebagai tamu malah mendominasi serangan, memamerkan sepakbola ofensif gemilang. Dua gol penentu dicetak pada menit ke-25 oleh Scholl dan menit ke-68 oleh Ballack.
Kemenangan 2-0 di tandang atas Mainz mengantarkan Kaiserslautern pada prestasi kemenangan beruntun kedua mereka di liga.
Seminggu kemudian, tim bertugas di kandang sendiri menyambut kedatangan Wolfsburg. Pada momen ini Yang Chengzhuo tidak lagi menahan diri, mengerahkan pasukan inti untuk bertarung. Dengan gemilang 4-0 menjungkalkan rival terberat, Wolfburg dalam pertandingan ini benar-benar kehilangan tajamnya oleh gempuran Setan Merah. Sementara Scholl melalui hat-trick di laga ini semakin mengukuhkan tahtanya sebagai Raja Pencetak Gol 2. Bundesliga.
Membawa wibawa 3 kemenangan beruntun di 2. Bundesliga, 1. FC Kaiserslautern memasuki jadwal pertandingan bulan April.
6 April, tandang melawan Hertha Berlin.
Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan tandang melawan Paris Saint-Germain pada tanggal 10, Yang Chengzhuo kembali melakukan rotasi skuat. Alhasil dengan penyesalan bermain imbang 1-1 di kandang Hertha Berlin.
Namun pada 10 April, Yang Chengzhuo memimpin pasukannya ke Paris untuk menghadapi tantangan tandang melawan Paris Saint-Germain.
Paris Saint-Germain yang bermain di kandang sendiri menunjukkan wibawa sebagai juara bertahan, dan berharap memanfaatkan keunggulan kandang untuk menghancurkan tim lemah dari divisi dua Jerman ini sekaligus. Terutama Joel Bats, yang bahkan meneriakkan slogan "akhiri pertarungan di leg pertama".
Namun dalam pertandingan, 1. FC Kaiserslautern yang terkenal dengan formasi 343 sepakbola ofensif tiba-tiba mengubah formasi menjadi 451. Garis pertahanan dari kiri ke kanan adalah Brehme, Kocian, Kehl, dan Clemens Fritz; Gattuso bermain sebagai gelandang kanan. Nedvěd, Verón, dan Ballack berjajar rapi di lini tengah. Denílson bermain lebih maju dengan peran bebas, sementara Scholl sendiri menjadi ujung tombak.
Perubahan formasi mendadak Yang Chengzhuo ini membuat Joel Bats kaget. Berdasarkan laporan intelijen yang dikumpulkannya sebelumnya, taktik Kaiserslautern selalu menggunakan formasi 343. Tapi kini mereka memodifikasi formasi 442 menjadi 451, sebuah perubahan yang benar-benar di luar perkiraan.
Di awal pertandingan, ketika daftar skuat diumumkan, dunia luar juga terkejut dengan taktik Yang Chengzhuo. Bagaimanapun, sepanjang musim ini 1. FC Kaiserslautern belum pernah menggunakan taktik seperti ini. Meski sebelumnya ada strategi mengubah formasi di kompetisi besar yang muncul, sangat sedikit yang berhasil menghasilkan efek.
Di tengah keraguan, hanya Yang Chengzhuo sendiri yang tahu. Dalam Sistem Pendukung Pelatih Super, tingkat penyesuaian formasi pertama 343 telah mencapai 74 point, sementara formasi 442 yang sering dilatih sebelumnya juga mencapai 63 point. Jadi penggunaannya di pertandingan sama sekali bukan masalah.
Lagipula, meski taktik formasi berubah, esensi 1. FC Kaiserslautern tetaplah sistem yang telah ditanamkan Yang Chengzhuo dari dalam tulang.
Seiring berjalannya pertandingan, semua orang mulai menyadari satu hal: taktik Kaiserslautern berhasil menahan diri terhadap lineup pembuka Paris Saint-Germain.
Dalam taktik ini, ancaman utama sebenarnya berasal dari gelandang serang Rai dan Leonardo di sayap. Namun, Yang Chengzhuo secara khusus menargetkan area ini. Fokus serangan diarahkan ke sisi lapangan dengan memanfaatkan Denílson untuk mengalihkan perhatian Leonardo. Mengandalkan kemampuan individu Denílson di sayap yang didukung koordinasi Brehme dan Nedvěd di belakangnya, Leonardo dipaksa untuk tidak berani melakukan serangan aktif.
Di area tengah, Gattuso, Verón, dan Ballack memperkuat pertahanan. Mereka tidak hanya berhasil membekukan Rai, tapi juga memutus hubungan antara lini belakang-tengah Paris Saint-Germain. Ditambah peran fleksibel Sebastian Kehl yang bisa maju-mundur, Kaiserslautern benar-benar menempatkan senjata berat di sektor tengah.
Di sisi kanan, Clemens? Fritz berkoordinasi dengan Gattuso mengendalikan serangan dan pertahanan di sayap kanan. Bahkan tak jarang ia tiba-tiba melakukan gerakan maju ke depan untuk menciptakan peluang berbahaya, membuat serangan PSG terlihat dilanda kekhawatiran terus-menerus.
Dalam taktik ini, serangan Paris Saint-Germain gagal membuka celah, sementara 1. FC Kaiserslautern mengandalkan Denílson yang sedang dalam performa apik di sayap. Pemain Brasil ini memberikan ancaman besar di sayap kiri dan area tengah, dengan dribbling individu yang nyaris mustahil diantisipasi.
Menit ke-62 babak kedua, 1. FC Kaiserslautern merebut bola dan melancarkan serangan balik. Verón mengirim umpan jauh ke Denílson di sayap kiri. Setelah melewati lawan dengan indah, Denílson melakukan crossing akurat ke kotak penalti. Olaf Marschall menyundul masuk dengan ungguli Paulo Le Guen, mencetak gol spektakuler! 0:1!
Skor 1:0 ini bertahan hingga peluit akhir, 1. FC Kaiserslautern berhasil mengagetkan Paris Saint-Germain di kandang lawan dengan keberanian mengubah formasi taktik penargetan. Hasil ini membuat fans Setan Merah bersorak gembira, namun kemenangan Borussia Dortmund dan Schalke 04 di Liga Champions dan Piala Alliance membuat kemenangan Kaiserslautern tak terlalu mencuri perhatian.
Kembali ke markas, tim Roten Teufel langsung menunjukkan taring dengan mengalahkan RB Leipzig 4-1 di kandang sendiri meski melakukan rotasi skuad. Penembak jarak jauh asal Belanda, Van Nistelrooy kembali mencetak dua gol, memperlihatkan performa mencetak gol yang luar biasa. Kepercayaan diri yang ditunjukkannya selama pertandingan memberi alasan kuat bagi Yang Chengzhuo untuk memproyeksikan masa depan gemilang sang striker.
Setiap striker harus mengembangkan rasa percaya diri ini melalui gol-gol yang terus-menerus. Hanya dengan memperoleh kepercayaan diri seperti ini, mereka baru berani melakukan tembakan berani di pertandingan. Saat ini Van Nistelrooy sedang Berjalan di jalan seperti ini. Semakin percaya diri dia, performanya akan semakin baik.
Namun di putaran ke-26 Liga saat tandang menghadapi Gütersloh, Yang Chengzhuo melakukan rotasi pada sebagian besar pasukan inti untuk mempersiapkan diri menghadapi Paris Saint-Germain di Piala Winners UEFA. Akhirnya pertandingan tandang berakhir imbang 1:1 melawan Gütersloh yang bermain tradisional. Deco mencetak gol kemenangan, sementara momentum gol beruntun Van Nistelrooy sementara terhenti.
Namun yang menggembirakan, 1. FC Kaiserslautern yang kembali ke kandang sendiri kembali menggunakan taktik 343 yang familiar. Berkat dua gol dari Scholl dan Verón, mereka mengalahkan Paris Saint-Germain dengan skor 2-1 di kandang sendiri. Rai sempat mencetak gol penyama kedudukan untuk Paris Saint-Germain di babak pertama, namun tak lama setelah babak kedua dimulai, tendangan langsung Verón kembali mengungguli skor.
Setelah dua putaran pertandingan berakhir, 1. FC Kaiserslautern berhasil mengeliminasi Paris Saint-Germain dengan agregat skor 3-1, secara mengejutkan melangkah ke final Piala Winners UEFA.
Di Firenze, meski Viola Ungu menunjukkan perlawanan sengit di leg pertama dengan mengandalkan gol Batistuta si Dewa Perang di menit ke-65 yang menyamakan kedudukan 1-1 di markas Barcelona yang kuat, sayangnya Batistuta menerima kartu merah di saat-saat terakhir. Ketidakhadirannya di leg kedua membuat Rui Costa kesulitan, akhirnya kalah 0-2 di kandang sendiri dan tersingkir dari Piala Winners Eropa dengan agregat 1-3 secara tragis.
Dengan demikian, dua tim final Piala Winners Eropa musim 1996/97 telah tercipta: 1. FC Kaiserslautern dari 2. Bundesliga Jerman akan melawan raksasa Spanyol Barcelona dari La Liga. Pertarungan epik ini dijadwalkan pada 14 Mei di Stadion De Kuip milik Feyenoord, Rotterdam, Belanda.
Artinya, dari leg kedua babak empat besar hingga final, total hanya tersisa 20 hari. Dari persiapan, waktu ini memang terlalu singkat, apalagi lawannya adalah Barcelona yang dipenuhi bintang-bintang top.
……
……
Duduk di sofa kantornya, layar TV di depannya terus-menerus menayangkan ulang pertandingan Barcelona vs Fiorentina.
Meski banyak pihak luar menganggap Barcelona memalukan setelah ditahan imbang Fiorentina di kandang sendiri pada leg pertama, namun mereka yang benar-benar menyaksikan pertandingan dan paham mekanisme duel dua leg tahu: keuntungan Fiorentina di leg pertama justru menjadi bumerang di leg kedua.
Barcelona yang bermain di kandang sendiri jelas kekuatan maha dahsyat. Ronaldo, Figo, Enrique, Guardiola - semua adalah bintang paling gemilang di jagad sepakbola modern. Kombinasi serangan mereka adalah mimpi buruk bagi setiap lawan.
“Jika ingatanku tidak salah, jumlah gol Barcelona di La Liga musim ini akan tembus 100, sepertinya 102!” gumam Yang Cheng dengan senyum pahit.
Bayangkan, di musim 09/10 saat Real Madrid membeli Cristiano Ronaldo, Kaká, Xabi Alonso, Karim Benzema dan sejumlah bintang lainnya, tim Pellegrini hanya mencetak 102 gol di La Liga. Itupun tingkat persaingan La Liga saat itu jauh lebih rendah dibanding sekarang.
Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya serangan tim ini.
Meski serangan Barcelona musim ini sangat kuat, pertahanan mereka punya banyak celah. Setidaknya, alasan tim Bobby Robson tertinggal 8 poin dari Real Madrid adalah karena Capello lebih paham strategi pertahanan dibanding Robson.
Namun di Spanyol, fans lebih mengapresiasi gaya sepakbola Robson dan memandang sinis gaya bermain ala Capello.
“1. FC Kaiserslautern menghadapi Barcelona, strategi pertahanan-balik mutlak diperlukan! Menyerang langsung tim sekuat Barça ini sama seperti menyalakan lilin di toilet - cari mati! Yang penting adalah bagaimana bertahan dan melancarkan serangan balik!”
Saat Yang Chengzhuo masih pusing memikirkannya, pintu kantor tiba-tiba diketuk.
“Kau benar-benar di sini!” Paulus Bayer dan Tim Hank masuk berurutan ke dalam kantor.
Mereka duduk di samping Yang Chengzhuo, menyaksikan rekaman pertandingan Barcelona yang terus diputar di TV dan wajah masam sang pelatih.
“Sudah lewat jam 7 malam, tidakkah kau mau makan sesuatu?” Tim bertanya dengan senyum penuh perhatian.
“Ah, sialan!” Yang Chengzhuo menepuk dahinya keras-keras. “Terlalu fokus menonton rekaman sampai lupa waktu.”
Ketiganya pun tertawa bersama.
Sejak mengetahui final Piala Winners akan melawan Barcelona, wajah Yang Chengzhuo selalu terlihat dipenuhi isi hati yang berat.
Sangat mudah dipahami, karena sekarang hampir tidak ada yang di alam semesta ini yang memandang 1. FC Kaiserslautern lebih unggul, kecuali tim-tim yang ingin mempertaruhkan dengan modal kecil untuk keuntungan besar, berjudi pada Kaiserslautern sebagai tim underdog yang bisa menjuarai sampai akhir.
"Meski sekarang sebagian besar media seragam menyanyikan lagu sedih untuk kita, tapi bukan berarti tidak ada yang memuji kita!" Paulus Bayer melihat kondisi hati Yang Chengzhuo tidak baik, sengaja mengalihkan topik pembicaraan.
"Oh? Memuji?" Yang Chengzhuo merasa istilah ini sangat menarik.
"Setidaknya kita kembali membela tradisi Piala Winners, menolak Paris Saint-Germain untuk mempertahankan gelar!"
Yang Chengzhuo awalnya membeku mendengar ini, tapi segera tertawa terbahak-bahak, sedikit mengurangi tekanan akibat kekuatan Barcelona yang luar biasa, tapi raksasa Barcelona tetap menjadi bayangan yang terus menghantui di hati Yang Chengzhuo.
Dalam sejarah Piala Winners, pernah terjadi 6 kali juara musim sebelumnya lolos ke final musim ini untuk mempertahankan gelar, namun tidak satu pun tim yang berhasil mempertahankan gelar. Paris Saint-Germain musim ini juga tidak terkecuali.
Sebenarnya, Yang Chengzhuo tahu, bahkan tanpa kehadiran Kaiserslautern, Paris Saint-Germain tetap tidak mungkin mengalahkan Barcelona. Ini hampir merupakan salah satu tim terkuat di dunia sepak bola saat ini. Cukup dengan membayangkan Ronaldo, Figo, dan Pep Guardiola berkumpul dalam satu tim - betapa megahnya medan gaya yang tercipta!
"Fiorentina milik Pelatih Claudio Ranieri meski kinerja buruk musim ini, tetap termasuk tim terkuat di Serie A. Koordinasi antara Batistuta dan Rui Costa hampir sempurna, tapi mereka tetap kalah oleh Barcelona. Ini tidak bisa hanya dijelaskan dengan kartu merah Batistuta saja!"
Perlu diketahui, dalam pertandingan leg kedua, sejak awal Ronaldo sudah mencetak gol terlebih dahulu, namun dianulir. Jika tidak, hasil pertandingan ini seharusnya 3-0 kemenangan mutlak. Meski kekalahan telak Fiorentina berasal dari sifat kepribadian tradisional Ranieri, keperkasaan Barcelona juga tak terbantahkan.
Selain itu, ada faktor jadwal pertandingan liga dan pengaruh dari Real Madrid.
Leg pertama kebetulan jatuh di antara pekan ke-32 dan 33 La Liga. Di pekan ke-32, Real Madrid secara mengejutkan ditahan imbang tim lemah di kandang sendiri. Bagi Barcelona yang tertinggal jauh oleh Real Madrid, ini benar-benar Kesempatan Emas Langit. Oleh karena itu dalam pertandingan tengah pekan melawan Fiorentina, Barcelona terlihat lengah - pikiran mereka semua menerjang ke pertandingan tandang melawan Atlético Madrid di akhir pekan.
Hasilnya, pertandingan leg pertama berakhir imbang, namun Barcelona berhasil mempersempit kesenjangan dengan Real Madrid dari 9 poin menjadi 7 poin. Para pendukung Barcelona mulai melihat harapan untuk membalikkan kekalahan.
Namun dalam dua pertandingan liga berikutnya, Barcelona secara mengejutkan kalah tandang melawan Valladolid, sementara Real Madrid hanya mampu bermain imbang melawan Valencia di kandang lawan. Selisih poin antara kedua tim kembali melebar menjadi 8 poin. Dengan sisa 7 pertandingan, kesenjangan ini sudah tidak dapat ditebus lagi.
Ditambah dengan jeda dua minggu di La Liga, Barcelona mulai mengonsentrasikan seluruh energi mereka pada Piala Winners. Inilah yang melatarbelakangi kemenangan mutlak atas Fiorentina Ungu di leg kedua.
“Saya melihat jadwal La Liga, pada 11 Mei, putaran ke-37 La Liga Barca akan menjamu Real Madrid di Stadion Camp Nou. Saat ini selisih poin kedua tim adalah 8. Asalkan di putaran ke-36 selisih poin tidak terus melebar, dalam pertandingan ini Barca pasti akan mengerahkan seluruh tenaga!”
Paulus Bayer menunjuk jadwal pertandingan La Liga di hadapannya, mulai menjelaskan situasi liga kepada Yang Chengzhuo.
Satu pertandingan bernilai 3 poin. Cukup dengan mengalahkan Real Madrid di kandang sendiri, selisih Barca dan Madrid akan menyusut jadi 5 poin. Masih tersisa 6 laga, segala sesuatu mungkin terjadi!
Begitu memikirkan ini, Yang Chengzhuo tak bisa tidak mulai menyetujui analisis Paulus Bayer.
“Babak ke-38, 17 Mei, Barcelona melakukan tantangan tandang melawan Celta. Asalkan situasi di babak ke-37 sedikit condong ke Barcelona, apakah Bobby? Robson tidak punya alasan untuk menyerah dalam pertandingan ini! Saat itu, final Piala Winners di pertengahan minggu pasti akan terpengaruh!” Paulus Bayer melanjutkan analisisnya.
“Tapi melihat dinamika Real Madrid musim ini, kemungkinan Barcelona mengejar ketertinggalan sangat kecil. Apakah mereka benar-benar akan membiarkan situasi tak pasti mempengaruhi final yang sudah hampir pasti menang ini?” Tim Hank merasa Bobby? Robson kecil kemungkinan bertindak seperti ini.
Tapi Yang Chengzhuo tiba-tiba tersenyum, dengan tegas berkata: “Akan! Pasti akan!”
Orang lain mungkin tidak tahu dendam kesumat antara Barcelona dan Real Madrid, tapi Yang Chengzhuo mengerti betul. Meski kebencian antar kedua tim belum sepenuhnya memanas, pentingnya El Clásico tak perlu diragukan lagi. Ditambah pengaruh poin liga, Bobby Robson pasti akan mengerahkan seluruh tenaga dalam pertandingan kandang melawan Real Madrid.
Inilah kesempatan 1. FC Kaiserslautern!
Begitu memikirkan ini, seluruh tubuh Yang Chengzhuo langsung lega. Perasaan tertekan yang hampir membuatnya sesak napas tadi, perlahan menghilang.
Menjadi pelatih kepala memang siksaan non-manusiawi, terutama dalam hal ketahanan mental dan fisik. Seandainya dia hanya fans biasa, kalah melawan Barcelona mungkin akan menyakitkan, tapi kehidupan sehari-harinya tetap bisa berjalan seperti biasa.
Tapi sebagai pelatih kepala tidak bisa, karena pertandingan ini berkaitan dengan usaha dan perjuangan setiap pemain tim selama satu musim. Mereka menaruh segala harapan pada Yang Cheng. Satu keputusan Yang Cheng kapan saja bisa membatalkan seluruh kerja keras mereka sepanjang musim.
Baru pada saat inilah Yang Cheng paham, mengapa begitu banyak pemain yang meninggalkan tim yang pernah memperlakukan mereka dengan baik, alasan utamanya hanya karena gagal meraih gelar juara. Mereka yang belum pernah mengalaminya sendiri mustahil mengerti kekecewaan semacam itu.
Sekarang Yang Cheng bertekad mencegah kekecewaan seperti itu menimpa timnya sendiri!
Di saat yang sama, dia juga harus mulai merenungkan, mulai dari sekarang, menyusun serangkaian rencana pelatihan dan pertandingan tim selama 20 hari ke depan hingga final melawan Barcelona. Bahkan dia memutuskan untuk menggunakan poin pencapaian dalam Sistem Pendukung Pelatih Super, mengerahkan segala upaya untuk menyesuaikan status dan semangat para pemain, memastikan mereka mencapai puncak legenda saat menghadapi Barcelona.
Hanya dengan cara ini 1. FC Kaiserslautern baru memiliki kekuatan untuk bertarung melawan Barcelona!
