24 Mei, Stadion Fritz Walter milik 1. FC Kaiserslautern
Begitu wasit membunyikan peluit akhir pertandingan, pemain cadangan 1. FC Kaiserslautern berhamburan masuk ke lapangan. Fans di tribun spontan berdiri, bertepuk tangan dan sorak-sorai gegap gempita.
Papan skor merah menyala menampilkan angka 7-0 yang mengerikan!
Di kandang sendiri, Yang Chengzhuo menyambut mantan klubnya Chemnitzer FC. Pelatih berkebangsaan Tiongkok yang kejam dan dingin ini sama sekali tak berniat mengalah. Meski timnya sudah mengamankan gelar juara liga lebih awal, meski musim ini sudah penuh kecemerlangan, lelaki ini tetap menghantam habis dengan kemenangan besar yang menghancurkan segala rintangan, menginjak Chemnitzer FC ke jurang degradasi.
Meski pertandingan ini tidak mengubah fondasi utama apa pun, meski Chemnitzer FC pernah menatap harapan bertahan dari degradasi di musim ini, namun setelah kehilangan Yang Chengzhuo dan tercerai-berainya bintang-bintang tim, klub Jerman Timur ini terpaksa menerima realitas mengerikan degradasi.
Tiga hari sebelumnya, fans Chemnitzer FC masih membicarakan dengan gembira kemenangan 4-0 Yang Chengzhuo atas Zwickau di kandang lawan, bahkan mereka menyindir bahwa ini adalah balas dendam Yang Chengzhuo untuk Chemnitzer FC.
Namun hanya dalam tiga hari, tim mereka justru mengalami anjlok terbesar musim ini.
Skor 7-0 memaksa Chemnitzer FC menyadari kesenjangan mereka dengan 1. FC Kaiserslautern - tanpa alasan, tanpa dalih, bahkan sepanjang pertandingan mereka tertekan hingga sesak napas oleh serangan lawan.
Van Nistelrooy kembali menorehkan hat-trick, yang langsung melahirkan anekdot menarik lain yang menjadi buah bibir media: Setelah meraih Piala Winners, kembali ke 2. Bundesliga, 1. FC Kaiserslautern secara beruntun mencatatkan pemain yang mencetak hat-trick dalam tiga laga liga berturut-turut. Pada pertandingan melawan Zwickau, gelar tersebut diraih oleh Scholl.
Ini bukan sekadar letusan performa individu pemain, melainkan kondisi berpijar merah tim Kaiserslautern secara menyeluruh. Tak boleh diabaikan, kegagalan Hertha Berlin, Wolfsburg, dan Mainz di langkah terakhir justru membuat kondisi luar biasa tim merah ini semakin menggemparkan dan memukau.
Begitu pertandingan berakhir, para pecundang dari Chemnitzer FC serempak menundukkan kepala, malu tak karuan seolah tak pantas menatap publik.
Justru Yang Chengzhuo, sepanjang pertandingan dia menunjukkan kewibawaannya. Ketika 1. FC Kaiserslautern mencetak gol, dia sama sekali tidak ikut merayakan. Ekspresinya tetap datar di pinggir lapangan, membuat orang tidak bisa menebak apa yang sebenarnya ada dalam hatinya.
Namun setelah pertandingan berakhir, tindakan pertama yang dilakukannya bukanlah merayakan kemenangan dengan para pemain, melainkan mendatangi pemain Chemnitzer FC. Di sana masih ada beberapa mantan anak buahnya, dia memeluk mereka satu per satu sambil memberikan semangat.
Aksi Yang Cheng ini sempat membuat fans 1. FC Kaiserslautern di tribun terkejut. Tapi segera, mereka membalas dengan tepuk tangan yang menggema di seluruh stadion, mengapresiasi sikap pelatih kepala mereka yang tegas namun penuh kesetiaan dalam memisahkan urusan pribadi dan profesional.
Dan Thomas serta pemain lainnya juga menyatakan pujian dan ucapan selamat kepada Yang Chengzuo. Setelah meninggalkan Chemnitzer FC, karirnya langsung melesat tinggi. Kini ia telah menjadi pelatih muda berbakat yang sangat terkenal di dunia sepakbola Jerman, bahkan mulai dikenal di kancah sepakbola Eropa.
Selama ia tetap mempertahankan momentum perkembangan saat ini, dan selama performa 1. FC Kaiserslautern di Bundesliga tidak terlalu buruk, Yang Chengzuo dipastikan akan semakin mengukuhkan reputasinya. Seiring waktu, bahkan mungkin ia akan masuk dalam jajaran pelatih legendaris tingkat Eropa.
Adapun Chemnitzer FC, semua orang tahu bahwa tim dengan kondisi keuangan yang sudah amburadul ini akan sangat sulit untuk kembali ke 2. Bundesliga. Bahkan para pemain seperti Thomas pun sudah mulai mempersiapkan rencana untuk meninggalkan klub.
Setelah pertandingan berakhir, piala 2. Bundesliga yang telah lama dinanti-nanti akhirnya dibawa oleh Asosiasi Sepak Bola Jerman ke stadion Fritz Walter. Usai laga ini, digelar ritual pemberian penghargaan singkat dimana Kapten Kaiserslautern Brehme mewakili tim menerima piala berbentuk roda dari tangan Ketua Asosiasi Sepak Bola Jerman.
Saat piala berpindah ke tangan Brehme, seluruh 30.000 lebih fans di stadion Fritz Walter langsung meledak dalam riuh rendah sorak-sorai.
Karena piala telah dipersiapkan sebelumnya, tim menyediakan bus terbuka di luar stadion. Usai pertandingan, seluruh personel tim kembali naik ke bus ini. Diiringi barisan fans Kaiserslautern yang mengikuti dari belakang dan disambut meriah oleh warga sepanjang jalan, mereka memulai parade kemenangan juara liga kedua kalinya.
……
……
Satu minggu kemudian, 1 Juni - Hari Anak Internasional
Kaiserslautern melakukan tandang ke Frankfurt untuk pertandingan berikutnya.
1. FC Kaiserslautern yang mengerahkan pasukan inti berhasil mengalahkan Frankfurt 3-0 di kandang lawan berkat gol dari Denílson, Scholl, dan Verón.
Pada 8 Juni, Kaiserslautern yang kembali ke kandang sendiri menjamu Meppen.
Meski pertandingan ini tidak mengubah perkembangan liga, Kaiserslautern tetap mengerahkan pasukan inti. Yang Chengzhuo ingin menggunakan laga ini untuk menghangatkan persiapan menuju final Piala Jerman seminggu kemudian. Dalam pertandingan ini, Scholl mencetak dua gol di babak pertama sebelum menyelesaikan hat-trick di babak kedua. Pemain pengganti Klose, Ballack, Nedvěd, serta bek Lúcio menambahkan satu gol masing-masing, mengantarkan kemenangan besar 7-1 di kandang sendiri atas Meppen.
Menutup musim 2. Bundesliga ini, Kaiserslautern menunjukkan keunggulan yang mencolok, khususnya di paruh kedua kompetisi dimana tim ini memamerkan kemampuan teknik dan taktis yang lebih unggul dibanding klub Bundesliga 2 lainnya.
Untuk berbagai penghargaan 2. Bundesliga musim ini, 1. FC Kaiserslautern juga benar-benar pemenang besar yang sesuai reputasinya.
Dari informasi yang diterima, selain Scholl yang mencetak 31 gol layak menjadi pencetak gol terbanyak 2. Bundesliga, gelar pemain terbaik tak lain adalah Verón. Bintang Argentina ini menunjukkan performa stabil sebagai inti lini tengah Kaiserslautern. Meski hanya mencetak 5 gol, ia menyumbang 16 assist - namun ini bukan kontribusi terbesarnya.
Nilai utama Verón bagi Kaiserslautern saat ini terletak pada kemampuan penjadwalan dan komandonya sebagai dirigen. Gerakan maju-mundur strategisnya di area tengah yang menghubungkan lini, menjadi kunci kelancaran operasional lini tengah Kaiserslautern.
Selain itu, beberapa pemain tim juga masuk dalam pasukan sekuat ini, termasuk striker Scholl dan Denílson, gelandang Ballack, Nedvěd, Verón, dan Gattuso. Empat posisi gelandang dalam pasukan sekuat ini sepenuhnya didominasi oleh 1. FC Kaiserslautern.
Di lini pertahanan justru ada celah. Meski pertahanan 1. FC Kaiserslautern adalah yang terbaik di 2. Bundesliga musim ini, dalam pasukan sekuat ini hanya Brehme yang terpilih. Ini terkait strategi rotasi pemain yang sering dilakukan Yang Chengzhuo selama liga.
Penghargaan kiper terbaik tetap jatuh ke tangan Inkh dari 1. FC Kaiserslautern. Kiper ini memiliki kecepatan respons tinggi, teknik di garis gawang yang kokoh, dan merupakan penjaga gawang menonjol yang layak dipercaya. Meski mungkin bukan yang top-level, tapi sangat cocok dengan level 1. FC Kaiserslautern saat ini.
Awalnya saat baru mulai melatih, Yang Cheng juga sempat mempertimbangkan untuk mengganti kiper. Namun pertama, kiper kelas atas sulit ditemukan; kedua, Inkh telah lama berbakti di klub dan kemampuannya diakui para pemain. Ditambah koordinasi yang harmonis dengan garis pertahanan, akhirnya Yang Cheng tidak berniat gegabah menggantikannya demi menghindari gangguan pada tim.
Usai menyelesaikan 2. Bundesliga, tim beristirahat libur satu hari, kemudian mulai mempersiapkan diri untuk final Piala Jerman.
Tim Chemnitzer FC telah dipelajari khusus oleh Yang Cheng. Paulus Bayer juga spesial pergi untuk mengikuti tim ini setelah lawan final ditentukan. Menurut analisisnya, tim ini mengandalkan strategi pertahanan-balik. Pertahanan solid mereka adalah kunci kesuksesan sebagai Kuda Hitam yang kerap menciptakan kejutan dan mengalahkan lawan.
Namun jika dibandingkan dengan pertahanan mereka, serangan Chemnitzer FC terlihat agak lemah.
Analisis Paulus Bayer hampir sama dengan hasil yang dianalisis Yang Chengzhuo melalui Sistem Pelatih Super dan rekaman video. Yang Chengzhuo bertekad untuk menerapkan sepak bola ofensif secara besar-besaran di final Piala Jerman, menggunakan serangan tim untuk menghancurkan pertahanan Chemnitzer FC.
Untuk tujuan ini, dalam beberapa hari berikutnya dia memulai pelatihan serangan yang sangat terfokus.
Namun bersamaan dengan itu, muncul sebuah tugas tersembunyi yang sangat aneh dalam Sistem Pendukung Pelatih Super.
……
……
Tugas Tersembunyi: Selesaikan Pencapaian Epik Grand Slam Tahunan, Hadiah Tugas...
Ketika Yang Chengzhuo menutup matanya dan memusatkan perhatian pada tugas ini, dia tidak mendapatkan catatan atau penjelasan apapun yang terkait dengan tugas tersembunyi ini, juga tidak ada penjelasan tentang hadiah tugas. Semuanya terasa seperti teka-teki bisu.
Konsep tugas tersembunyi sendiri sebenarnya cukup mudah dipahami - karakter telah memicu beberapa mata rantai tertentu yang mengaktifkan misi ini.
Sampai saat ini, Yang Chengzhuo masih belum sepenuhnya memahami fungsi dan peran Sistem Pendukung Pelatih Super ini. Tiba-tiba muncul tugas tersembunyi seperti ini benar-benar membuatnya bingung.
Fokus pada tingkat penyelesaian tugas tersembunyi, tiba-tiba muncul kotak kecil yang menampilkan piala juara Piala Winners UEFA dan piringan juara 2. Bundesliga – kedua piala ini menyala terang. Di belakangnya, piala ketiga yang samar-samar terlihat adalah piala juara Piala Jerman, keempat Piala Super Eropa, kelima Piala Super Jerman, namun semuanya masih redup.
Ini sudah merupakan petunjuk khusus yang sangat jelas: hanya dengan memenangkan Piala Jerman, Piala Super Jerman, dan Piala Super Eropa, Yang Chengzhuo akan secara alami menyelesaikan tugas dan mendapatkan skill pasif "peringatan dini" yang disebutkan.
"Tampaknya untuk mengaktivasi dan menyelesaikan tugas tersembunyi, harus memenuhi syarat yang sangat kritis!" ujar Yang Chengzhuo sambil menganalisis dengan suara pelan.
Musim ini, 1. FC Kaiserslautern merebut Piala Super, namun jelas tidak dihitung oleh Sistem karena itu diraih tahun lalu. Sistem secara otomatis menghitung semua piala yang diraih pada tahun 1997, artinya tiga piala tersisa harus ditaklukkan untuk memenuhi permintaan tugas ini.
Final Piala Jerman relatif lebih mudah karena kekuatan Chemnitzer FC jelas kalah dibandingkan 1. FC Kaiserslautern. Namun Piala Super Eropa memiliki tingkat kesulitan tinggi - dalam final Liga Champions Eropa sebelumnya, Borussia Dortmund pimpinan Hitzfeld mengalahkan Juventus 3-1 dan meraih gelar juara Liga Champions.
Tim ini kini telah menjadi klub paling tersohor di Jerman, bahkan mengalahkan popularitas Bayern München selaku juara Bundesliga dan 1. FC Kaiserslautern yang sebelumnya digoreng media. Hitzfeld sendiri masuk dalam daftar kandidat Pelatih Terbaik Eropa.
"Kebetulan, Yang Chengzhuo juga termasuk dalam daftar kandidat, karena berhasil membawa 1. FC Kaiserslautern meraih Piala Winners."
Penghargaan ini memiliki pengaruh lebih kecil dibandingkan Pelatih Terbaik tahunan versi UEFA. Ini hanyalah pemilihan internal oleh majalah Prancis France Football, sementara Pelatih Terbaik Eropa resmi merupakan bagian dari penghargaan Tim Terbaik UEFA yang dipilih melalui voting online fans. Sifat kedua penghargaan ini berbeda.
"Untuk menyelesaikan tugas tersembunyi, syarat utamanya harus memenangkan Piala Jerman. Sebelum musim depan, kita HARUS mengalahkan Bayern München di Piala Super Jerman dan mengalahkan Borussia Dortmund di Piala Super Eropa. Ya Tuhan, apa Sistem ini menganggap kedua tim terkuat di dunia sepakbola saat ini sebagai monyet sirkus?" ujar Yang Chengzhuo dengan senyum pahit.
Tapi setelah dipikir lagi, kalau mudah diselesaikan, tentu tidak pantas disebut tugas tersembunyi.
Sambil bersantai, Yang Chengzhuo mulai menelusuri antarmuka pemain di Sistem Super. Satu per satu ia memeriksa data dan pengalaman setiap anggota tim utama.
Secara keseluruhan tim 1. FC Kaiserslautern saat ini memiliki sejumlah pemain berkualitas di semua lini. Kekuatan ini sudah cukup untuk bersaing di Bundesliga, meskipun sisi kiri masih agak lemah. Namun Yang Chengzhuo sedang merencanakan rekrutan seorang bek kiri dan pemain pengganti untuk Denílson.
Di posisi bek tengah, Sebastian Kehl, Kocian, dan Lúcio semuanya memiliki kemampuan untuk menjadi starter. Seiring dengan menurunnya performa Brehme dan Lutz yang sudah berusia, regenerasi pemain ini memang logis. Namun Kocian memiliki kelemahan signifikan dalam hal kecepatan dan kelincahan saat berbalik arah - karakteristik tipikal bek bertubuh tinggi dan kuat namun kurang lincah.
Taktik 343 menuntut persyaratan tinggi dari ketiga bek tengah. Kelemahan Kocian ini menimbulkan perasaan ambivalensi bagi Yang Chengzhuo. Di satu sisi, kemampuan defensif frontal dan permainan udara pemain ini sangat menonjol. Di sisi lain, kehadiran lawan dengan striker cepat bisa dengan mudah mengubahnya menjadi titik kerentanan yang berbahaya.
Luis Huth bisa dianggap sebagai pemain lain yang mirip dengan Kocian, namun selama satu musim ini, meski sudah banyak bermain dalam pertandingan, kemajuannya belum signifikan. Musim depan, dia paling hanya akan menjadi cadangan bek tengah yang lulus.
Dengan demikian, terlepas dari hasil apakah Lutz dan Kadlec dkk bisa bertahan atau tidak, jika memungkinkan, Yang Chengzhuo masih berharap bisa merekrut seorang bek tengah baru.
Memikirkan hal ini, tiba-tiba Yang Cheng ingin mencari pemain untuk melihat apakah ada yang cocok. Namun tepat saat itu, dia tiba-tiba menemukan suatu masalah.
Di antarmuka pemain, beberapa nama pemain seperti Kadlec, Lutz, Brehme, Kehl, Ballack, Verón, Gattuso, Scholl, Van Nistelrooy... tiba-tiba memiliki prefiks kuning atau hijau di depan namanya.
Yang Cheng langsung terkejut, buru-buru mengklik untuk melihat, dan segera menyadari status transfer para pemain ini telah berubah dibanding sebelumnya.
"Sistem Pendukung Pelatih Super diperbarui sesuai perkembangan realitas, apakah..." Yang Chengzhuo merasakan firasat buruk, terutama setelah melihat status Olaf Marschall.
【Olaf Marschall】Status transfer: 1. FC Kaiserslautern telah menerima tawaran transfer 1,5 juta dolar AS dari RB Leipzig, pemain sedang mempertimbangkan kontrak dari Leipzig...
【Miroslav Kadlec】Status transfer: Pemain sedang mempertimbangkan kontrak dari Dukla Praha dan FC Zbrojovka Brno...
Begitu membaca dua kabar ini, Yang Chengzhuo langsung membeku. Dalam hatinya, ia sangat paham implikasi dari hal ini.
Marschall adalah lulusan akademi Leipzig. Performa gemilangnya di 2. Bundesliga membuat klub yang gagal promosi musim ini ingin memulangkan mantan lulusan akademi. Usia 31 tahun membuat nilai pasarnya tak mungkin tinggi lagi - 1,5 juta dolar AS sudah termasuk wajar.
Mengenai Kadlec, jelas bahwa klub telah memberitahunya sebelumnya bahwa mereka tidak akan memperpanjang kontraknya. Dia akan pergi setelah musim ini berakhir, sehingga saat ini manajernya sedang membantu menghubungi tim-tim Liga Ceko.
Selain itu, banyak klub lain juga mengajukan tawaran untuk pemain-pemain Kaiserslautern. Daftar pemain yang digoda termasuk bintang inti seperti Verón, Ballack, Gattuso, sementara klub-klub yang meluncurkan tawaran bahkan mencakup raksasa seperti Bayern Munich dan Borussia Dortmund.
Memikirkan semua ini, Yang Chengzhuo yang pusing itu menepuk dahinya berkali-kali. Dia harus segera mencari tahu solusi terbaik untuk situasi ini.
Tiba-tiba terdengar suara "Brak!" Paul Bayer dan Tim Hank yang terburu-buru menerobos masuk ke kantornya, membuatnya hampir melompat dari kursi kerjanya.
"Ada masalah besar!" Paulus Bayer langsung berteriak panik begitu masuk.
Reaksi pertama Yang Chengzhuo adalah melihat koran yang masih tergenggam erat di tangannya - koran Kicker Jerman. Paulus segera membuka salah satu halaman, tertulis jelas 【1. FC Kaiserslautern Memutuskan Jual Habis Bintang Tim untuk Perbaiki Keuangan Klub!】.
"Scholl sudah menerima kontrak dari Leipzig, pindah dengan nilai transfer 1,5 juta dolar AS. Kedua pihak telah mencapai kesepakatan."
Wajah Yang Chengzhuo memerah marah. Kedua tangannya mengepal, tubuhnya berpaling agar tak ada yang melihat ekspresinya saat ini.
"Kamu harus berkonfrontasi dengan mereka! Jika tidak, tim yang kau bangun susah payah ini akan tercerai-berai!" Tim Hank membuka suara.
"Benar, Yang Chengzhuo, kamu harus bersuara! Saat ini banyak pemain seperti Verón, Ballack yang sedang ditawar klub lain. Jika tidak kamu hentikan, kita jangan berharap bisa melihat mereka lagi musim depan!" Paulus Bayer juga merasa Yang Chengzhuo perlu ditangani langsung.
Yang Chengzhuo berdiri membisu. Dia tahu kondisi keuangan 1. FC Kaiserslautern memang tidak ideal, namun bukan karena pengeluaran 5 juta dolar AS untuknya musim ini, melainkan masalah kronis. Dewan direksi klub ini penuh kontradiksi internal, contohnya di awal musim ada yang menuduh Frederick pernah menerima suap saat transfer pemain hingga menyebabkan kerugian dan degradasi ke 2. Bundesliga.
Tapi Yang Chengzhuo sengaja mengabaikan semua ini. Selama klub tetap mempercayainya dan memberi wewenang, dia bisa memberikan imbalan setimpal. Ini menguntungkan baik bagi 1. FC Kaiserslautern maupun bagi dirinya sendiri.
Tapi sudah jelas, sekarang mulai ada yang mengulurkan tentakel ke wilayah terlarang Yang Chengzhuo!
"Apakah Frederick ada di kantor?" Yang Chengzhuo bertanya dengan suara berat.
Paulus Bayer dan Tim Hank saling pandang, segera mengangguk, "Ya, dia di kantor seharian penuh hari ini!"
Setelah mendengar itu, Yang Chengzhuo berbalik keluar dari area meja kerjanya. Saat melewati dua asistennya, teringat sesuatu lalu berhenti, "Kalian fokus menghibur para pemain, urusan lain serahkan padaku!"
Usai bicara, dia langsung meninggalkan kantornya!
