1 Agustus 1997, Stadion Olimpiade München
Pertandingan pembuka Bundesliga musim 97/98: 1. FC Kaiserslautern menghadapi tantangan tandang melawan Bayern München.
Waktu di papan skor kembali melonjak ke 0, namun angka di kedua sisi papan merah menyala itu tak berubah: angka 0 di kotak kiri yang mewakili tim tuan rumah, dan angka 2 di kotak kanan untuk tim tamu.
Seluruh Stadion Olimpiade bergemuruh siulan. Banyak fans yang bahkan berdiri sambil melemparkan tisu, kantong plastik, dan berbagai sampah tak berguna ke arah para pemain Kaiserslautern yang sedang merayakan kemenangan di bawah tribun, meluapkan kekecewaan mereka.
0:2，Bayern München yang musim ini berambisi menjuarai liga kalah!
Slogan "berjuang merebut beberapa gelar juara" yang baru diteriakkan tim di masa persiapan musim masih menggema, namun dua pertandingan ini membuat semua orang mempertanyakan rencana tersebut!
Pertandingan pertama gagal meraih piala liga perdana dalam sejarah, pertandingan kedua kalah dalam pertandingan pembuka Bundesliga musim ini dengan permulaan buruk - keduanya dikalahkan oleh lawan yang sama.
2-0! 1. FC Kaiserslautern mengandalkan gol Van Nistelrooy dan Ballack untuk mengalahkan Bayern yang perkasa!
Tiga gol dicetak dalam dua pertandingan tanpa kebobolan satu gol pun - performa Kaiserslautern sungguh mengagumkan, kemenangan mereka tak terbantahkan.
Penyerang Belanda Van Nistelrooy menunjukkan performa luar biasa di awal musim: mencetak brace melawan Stuttgart, menyumbang satu-satunya gol di final, dan di pertandingan ini lagi-lagi golnya yang memecah kebuntuan.
Seperti yang diantisipasi Yang Chengzhuo, selama area tengah 1. FC Kaiserslautern bisa menciptakan kesempatan, Van Nistelrooy akan mengubah peluang itu menjadi gol! Dia adalah penembak jarak jauh yang hidup untuk mencetak gol!
Trappatoni benar-benar putus asa. Ini sudah kali ketiga dia berturut-turut dikalahkan oleh Yang Chengzhuo. Terutama dalam pertandingan ini, timnya jelas tertekan habis-habisan oleh 1. FC Kaiserslautern - semangat juang, moral, hingga taktik semuanya kalah total. Kalau bukan karena pertahanan yang solid, skor mungkin bukan hanya 0:2.
Memalingkan wajahnya dari Yang Chengzhuo yang sedang berseri-seri usai kemenangan, Trappatoni ingin memberikan ucapan selamat kepada pelatih kepala yang masih muda itu. Tapi dia tidak sanggup - dua pertandingan berturut-turut dia kalah tanpa bisa membalas.
Tetapi apakah dia bisa menyalahkan para pemainnya?
Di hati, dia sangat paham bahwa dia tidak bisa, bukan hanya tidak boleh menyalahkan, tapi juga harus segera memulihkan semangat tim. Karena tiga laga awal Liga harus diselesaikan dalam 8 hari, waktu sama sekali tidak mengizinkan timnya terus hancur lebih lama.
Setelah menyelesaikan tiga laga, Liga akan memasuki masa persiapan untuk pertandingan timnas. Akan ada jeda dua minggu, lalu dua laga lagi, disusul jeda dua minggu lagi untuk memungkinkan timnas bertanding dalam dua laga kualifikasi Zona Eropa Piala Dunia Prancis 1998.
Oleh karena itu dalam konferensi pers pasca pertandingan, Trappatoni tidak meledak seperti terakhir kali. Sebaliknya, dia memberikan penilaian yang agak positif terhadap performa tim, menganggap para pemain telah menunjukkan usaha yang baik, hanya saja 1. FC Kaiserslautern lebih baik dalam menyetel status permainan.
"Pertandingan sepakbola memang seperti ini, laga-laga di awal liga selalu berjalan sangat sulit. Setiap musim kami kehilangan beberapa pemain dan merekrut beberapa pemain baru, harus melakukan penyesuaian formasi. Setelah liburan panjang, kondisi fisik pemain juga perlu disetel ulang. Jadi kekalahan dari 1. FC Kaiserslautern sama sekali tidak mengejutkan saya!"
"Menilai 1. FC Kaiserslautern?" Trappatoni memaksa tersenyum tipis menghadapi pertanyaan wartawan, "Ini tim muda dengan Van Nistelrooy, Denílson, Deisler, Ballack dll yang semuanya menonjol. Tim ini memainkan sepakbola yang sangat berbeda, pressing ganas di lini depan dan tekanan di area tengah memberi kami banyak masalah. Pergerakan fleksibel mereka selama pertandingan benar-benar membuat pertahanan kami menghadapi kesulitan besar!"
“Jika harus menilai 1. FC Kaiserslautern ini, aku akan mengatakan ini bukan tim promosi, melainkan tim elite dengan kekuatan puncak Liga! Bahkan mereka bisa merebut gelar juara liga!”
Tiba-tiba mengubah topik, Trappatoni melanjutkan,〝Tentu saja, liga adalah proses panjang. Sebagian besar pemain mereka tak punya pengalaman liga top. Pelatih kepalanya pun belum pernah membawa tim ke liga top. Jadi aku tetap tidak memprediksi kemenangan tim ini!〞
“Lalu menurut Anda tim seperti apa yang paling berpeluang menjuarai liga?” Seorang wartawan bertanya sambil tersenyum.
Trappatoni terkekeh, "Pertama, tim ini harus memiliki kekuatan yang hebat. Kedua, menurut saya untuk menjadi juara, mustahil hanya mengandalkan satu set pasukan saja. Jadi ketebalan bangku cadangan tim harus cukup, sehingga dampak cedera bisa diminimalkan. Ketiga, seluruh anggota tim termasuk manajemen harus memiliki target yang konsisten, mendukung pekerjaan pelatih kepala. Terakhir, yang paling krusial, memiliki pelatih kepala yang familiar dengan Bundesliga dan paham menangani berbagai kejadian mendesak!"
"Semua syarat ini sangat penting. Hanya tim yang memenuhi kriteria ini yang mungkin menjuarai liga!"
Begitu Trappatoni selesai bicara, para wartawan di TKP langsung gempar.
"Apa yang Bapak jelaskan seperti menggambarkan Bayern München, Tuan Trappatoni?" tanya seorang wartawan sambil tersenyum.
Trappatoni mengangkat bahu tanpa konfirmasi, memberi isyarat agar wartawan boleh berasumsi bebas.
Jika melihat persyaratannya, memang Bayern adalah satu-satunya tim yang sesuai dengan semua kriteria tersebut.
Sebenarnya Borussia Dortmund juga termasuk favorit kuat, namun seiring dengan turunnya Hitzfeld dan keputusan Niebaum merekrut Scaloni sebagai pelatih kepala yang tidak familiar dengan klub Bundesliga, prospek juara Dortmund tidak diunggulkan. Minimal banyak yang khawatir tim ini akan mengalami konflik internal, karena Scaloni mungkin sulit menahan bintang-bintang besar dalam tim.
Sedangkan favorit lainnya Bayer Leverkusen, meski memenuhi semua persyaratan, penggunaan bangku cadangan oleh Daum buruk. Meskipun pasukan inti Leverkusen kuat, namun rotasi tim sangat buruk. Musim lalu Leverkusen justru karena ini mengalami kekalahan di beberapa sesi krusial, menyebabkan gelar juara akhirnya direbut oleh klub lain.
Adapun Stuttgart, tim Löw meski tampil gemilang di Bundesliga, namun kelemahan "menyerang kuat bertahan lemah" membuat prospek juara mereka tipis. Ditambah fluktuasi status yang terlalu besar, membuat mereka tidak bisa stabil.
Melihat semua tim yang pernah menjadi juara liga, hampir semuanya adalah tim yang stabil, jarang ada fluktuasi performa besar. Meskipun pemain mungkin mengalami pasang surut formasi, pasti ada pemain pengganti yang cepat bangkit, memikul tanggung jawab, dan menjamin kemampuan tempur tim.
Stuttgart justru buruk dalam aspek ini. Di musim ini, kepergian Élber sangat mempengaruhi Stuttgart. Jadi untuk menjadi juara, hambatan bernama Bayern Munich saja mungkin sudah terlalu tinggi untuk dilewati tim ini.
Karena alasan inilah semua media secara konsisten mengakui bahwa deklarasi Trappatoni adalah upaya membangun momentum kemenangan Bayern.
Adapun Yang Chengzhuo yang duduk di samping Trappatoni, bersama 1. FC Kaiserslautern di belakangnya, tak seorang pun menganggap tim promosi ini memiliki kekuatan atau kesempatan untuk ikut campur dalam persaingan gelar juara!
“Tuan Yang Cheng, bagaimana pendapat Anda tentang pernyataan Tuan Trappatoni?” Seorang wartawan segera mengalihkan topik ke Yang Cheng, karena menurutnya orang Tionghoa yang terlihat sopan ini meski selalu menjaga perhatian secara kesopanan, sebenarnya sama sekali tidak peduli dengan topik Trappatoni.
“Sepenuhnya setuju!” Yang Cheng menjawab tanpa ragu, dengan senyum tulus.
Para wartawan terkejut dengan jawabannya, yang sebelumnya masih berharap Yang Cheng bisa membantah ucapan Trappatoni.
“Musim ini Kaiserslautern kembali ke Bundesliga membawa kejayaan gelar juara empat gelar musim lalu. Banyak yang merasa Kaiserslautern bisa mencapai sesuatu di Bundesliga musim ini. Bagaimana pendapat Anda?”
“Saya juga berharap begitu, tapi menurut saya kami kembali ke Bundesliga dengan hati yang tenang. Karena kami tim yang masih muda, kami masih perlu belajar, tumbuh dan berkembang!”
“Tapi kalian berhasil mengalahkan Bayern Munich yang kuat dua kali di masa persiapan musim, dan merebut gelar juara piala liga pertama!” Seorang wartawan dengan licik mengingatkan.
Begitu kalimat ini keluar, ekspresi Trappatoni di sebelah langsung masam. Jelas-jelas masih menyimpan dendam akan kekalahan Bayern dari Kaiserslautern. Bekas luka ini dibuka wartawan, di hatinya ada api.
“Jika mengalahkan Bayern berarti bisa menjuarai liga, maka terlalu banyak juara Bundesliga! Karena Bayern sulit bertahan tak terkalahkan sepanjang season. Lagipula, aku tak pernah menyamakan kemenangan atas Bayern dengan kekuatan yang melebihi mereka. Menurutku, Bayern tetap tim terkuat Bundesliga musim ini, tak ada tandingannya!”
Ucapan Yang Chengzhuo membuat ekspresi Trappatoni membaik. Pandangannya pada remaja ini mulai mengandung emosi. Jelas ia menganggap Chengzhuo mengerti situasi - setidaknya masih menjaga muka lawan di kondisi seperti ini.
“Bagaimana dengan 1. FC Kaiserslautern?”
Yang Cheng tersenyum, "Kami adalah tim dengan usia rata-rata termuda di Bundesliga, sebuah tim muda. Saya tidak akan membuat prediksi tentang hasil kami, juga tidak akan memberikan tekanan pada pemain. Saya hanya akan menyemangati mereka untuk menunjukkan performa terbaik sesuai kemampuan masing-masing. Itu sudah cukup!"
Menghadapi jawaban ambigu seperti ini, para wartawan tampak kebingungan namun tak berdaya.
"Banyak pemain yang memujimu setelah pertandingan. Kabarnya di ruang ganti sebelum laga, kau menayangkan rekaman pertarungan degradasi season 95/96 di Stadion Haberland. Taktik memotivasi semacam ini juga pernah kau gunakan saat melawan Borussia Dortmund. Apakah ini termasuk metode psikologismu? Tidakkah kau khawatir berakibat sebaliknya?"
Yang Cheng hanya tersenyum membentangkan kedua tangannya tanpa memberi jawaban.
Namun makna tersirat dalam senyumannya jelas: Lihatlah, kami yang akhirnya merebut gelar juara!
Para wartawan langsung terhibur oleh aksi lucu Yang Chengzhuo, tertawa terbahak-bahak.
"Kalau begitu Tuan Yang Cheng, adakah pesan yang ingin disampaikan untuk fans Kaiserslautern?" Grant Neck akhirnya mendapat kesempatan, di wilayah Bayern ini dia tidak memiliki hak istimewa seperti di stadion Fritz Walter.
Yang Chengzhuo tersenyum pada teman lamanya, lampu kamera terus berkilauan. Dengan suara tegas ia berbicara ke mikrofon: "Saya ingin menyampaikan kepada semua fans Kaiserslautern, saya bisa memastikan kalian akan menyaksikan Kaiserslautern yang terus berkembang dan semakin kuat! Kereta Perang Setan Merah kita baru saja mulai berjalan!"
……
……
Entah karena liga baru saja dimulai, di putaran pertama 9 pertandingan Bundesliga ternyata ada 4 hasil imbang. Skor tertinggi adalah Karlsruhe yang mengalahkan Werder Bremen 3-1 di kandang sendiri. Pertandingan dengan gol terbanyak adalah Köln mengalahkan Duisburg 3-2 di rumah, disusul 1. FC Kaiserslautern yang menang telak 2-0 atas Bayern Munich di kandang lawan - menjadi kejutan besar putaran ini. Dua pertandingan lainnya adalah Bayer Leverkusen kalah 1-2 dari Schalke 04 di tandang, dan Bochum menang 1-0 atas Bielefeld di kandang sendiri.
Dengan demikian, 1. FC Kaiserslautern menempati peringkat kedua liga, hanya di bawah Karlsruhe. Tapi semua tahu bahwa peringkat di putaran pertama liga belum cukup menjelaskan apapun.
Empat hari kemudian, 1. FC Kaiserslautern kembali ke Fritz-Walter-Stadion untuk menjamu tim promosi Hertha Berlin.
Musim ini kedua tim sama-sama merupakan tim promosi. Keduanya telah memperkuat kekuatan dengan merekrut banyak pemain di musim panas. Berlin Hertha bahkan berhasil mengimbangi Borussia Dortmund di kandang sendiri pada putaran pertama liga, membuat mereka semakin ambisius untuk menginjak bahu saudara sesama tim promosi dan naik ke lapisan berikutnya dengan mengalahkan Kaiserslautern.
Bermain di Stadion Fritz Walter namun nekat menggunakan strategi ofensif sebagai pertahanan, jelas keputusan yang kelabakan dari Berlin Hertha.
Yang Chengzhuo yang bertugas di kandang sendiri juga menerapkan taktik serang aktif. Van Nistelrooy langsung membobol gawang Berlin Hertha hanya dalam 1 menit setengah setelah kick-off. Di babak pertama skor sudah 3-0 dengan Van Nistelrooy mencetak brace dan Nedvěd menyelesaikan tembakan kerasnya.
Setelah bertukar sisi di babak kedua, Kaiserslautern terus menciptakan peluang. Berlin Hertha ingin melakukan serangan balik, tetapi justru kebobolan lagi di menit ke-55 oleh gol Sebastian Deisler, 4-0!
Setelah itu, Yang Cheng menggantikan striker Belanda Van Nistelrooy yang menonjol dengan Klose. Sang striker Belanda bahkan mendapat sorak-sorai gegap gempita dari seluruh penonton di stadion Fritz Walter, menikmati perlakuan bak pahlawan.
Klose yang masuk kemudian menunjukkan usaha keras, namun seolah tak mampu menyamai ritme rekan setim. Meski pola pergerakan dan kesadaran posisi sudah baik, ia gagal mencetak gol dan menyia-nyiakan setidaknya dua peluang emas. Bahkan satu operan baliknya hampir dimanfaatkan Hertha Berlin untuk serangan balik, namun Kocian melanjutkan performa gemilangnya dengan tackling tepat waktu yang menyelamatkan tim dari kebobolan.
Skor 4:0 bertahan hingga peluit akhir. 1. FC Kaiserslautern meraih kemenangan beruntun kedua di liga!
Namun kejutan sesungguhnya datang keesokan harinya. Setelah 9 pertandingan babak kedua Bundesliga rampung, 1. FC Kaiserslautern justru menduduki puncak klasemen sendirian dengan keunggulan 2 poin dari rival terdekat.
Bayer Leverkusen mengalahkan Bochum 3:2, Karlsruhe bermain imbang 2:2 di kandang München 1860, Borussia Dortmund mengalahkan Köln 3-0 di rumah, Duisburg mengalahkan Schalke 04 1-0 di kandang sendiri, sementara pertandingan menarik lainnya adalah Bayern München yang bermain imbang 1-1 di kandang Borussia Mönchengladbach.
Hasil ini membuat setelah 2 putaran, tim-tim dengan 4 poin berkumpul banyak, namun hanya 1. FC Kaiserslautern yang dengan 2 kemenangan beruntun mengumpulkan 6 poin, menduduki puncak klasemen Bundesliga. Rekor mereka dengan 6 gol dicetak dan 0 kebobolan juga yang terbaik di liga.
Situasi ini langsung membuat seluruh anggota Kaiserslautern agak sombong. Bahkan Yang Chengzhuo mulai bertanya-tanya: Apakah timnya sendiri benar-benar layak menjadi juara?
Setelah secara berturut-turut mengalahkan tim-tim elite Bundesliga seperti Stuttgart dan Bayern München, ditambah motivasi dari sejarah kehidupan sebelumnya Kaiserslautern sebagai tim promosi yang menjuarai liga, Yang Chengzhuo pun ikut terseret arus kepanasan otak.
Namun 3 hari kemudian, tim mengalami momen memalukan dengan hasil imbang 0:0 saat bertandang ke Köln. Larsson yang menggantikan Van Nistelrooy sebagai starter tampil buruk, hanya melakukan 1 tembakan sepanjang pertandingan. Garis depan yang tak berdaya menyebabkan garis tengah Kaiserslautern menjadi sumber utama gaya api serangan.
Ballack dan Nedvěd sendiri masing-masing menyumbang 6 dan 4 tembakan, sebagian besar berupa tembakan jarak jauh. Namun Kaiserslautern yang kelelahan akibat jadwal padat kehilangan akurasi tendangan, menghasilkan tembakan-tembakan melambung tinggi.
Meski unggul jelas dalam pertandingan, Kaiserslautern akhirnya harus menerima hasil imbang 0:0.
Setelah 90 menit pertandingan berakhir, Yang Chengzhuo kembali ke ruang ganti dan langsung melontarkan gerutu sambil tersenyum.
"Lihat, aku sudah bilang kan? Bundesliga bukan kompetisi sederhana! Sekarang kalian percaya?"
Para pemain sempat membeku sejenak, lalu satu per satu menggelengkan kepala sambil tertawa getir.
"Kegagalan menaklukkan pertandingan ini utamanya menjadi tanggung jawabku, tapi kalian semua juga jangan berpikir bisa kabur! Kalian harus ikut memikul tanggung jawab. Selama dua minggu jeda liga ini, kalian harus tetap waspada - jangan sampai cedera. Jika tidak... tunggu konsekuensinya saat kembali! Paham?"
"Paham, Bos!" seru para pemain serentak.
Ruang ganti langsung bergemuruh ledakan tawa, mengusir jauh-jauh frustasi akibat hasil imbang yang dipaksakan.
Yang paling mengejutkan di laga ketiga Bundesliga adalah letusan kekuatan Bayern München.
Sebagai tim promosi, sama-sama bermain di Stadion Olimpiade sebagai tim tamu, namun nasib Wolfsburg sangat berbeda dengan 1. FC Kaiserslautern. Yang terakhir berhasil mengalahkan Bayern dengan skor 2-0 berkat kegigihan dan darah bersaing, lalu berhasil melarikan diri. Tapi Wolfburg tidak seberuntung itu.
5:0, setiap gol terlihat berdarah-darah dan membuat penonton merasa ngeri. Terutama dua gol Élber yang membuat Trappatoni tak bisa menahan kegembiraan. Diyakini kombinasi garis depan Élber dan Jancker akan menjadi senjata legendaris Bayern untuk menyerang pertahanan lawan.
Meski ditahan imbang 0-0 oleh Köln di kandang lawan, 1. FC Kaiserslautern tetap bertengger di puncak klasemen dengan 7 poin yang disetarakan, namun unggul selisih gol. Dengan demikian, mereka menyambut masa jeda Liga selama dua minggu sebagai pemuncak klasemen.
Saat ini di dalam tim terdapat sejumlah pemain timnas seperti Nedvěd, Salihamidžić, Larsson. Ballack dan Kehl juga berhasil masuk daftar skuat pelatihan Jerman berkat performa menonjol mereka di Kaiserslautern. Selain itu, Verón dan Denílson juga masing-masing masuk timnas Argentina dan Brasil yang akan bertanding di Amerika Selatan.
Karena jeda liga, latihan tim ikut dihentikan. Yang Chengzhuo langsung berangkat ke Paris, Prancis keesokan hari setelah menyelesaikan pertandingan liga ke-3 dan membubarkan tim.
Pemilihan pelatih terbaik oleh majalah France Football telah memasuki tahap akhir. Untuk menjaga kesan mistis, sebelumnya tidak diumumkan publik namun akan diungkap pertama kali dalam program acara televisi pada malam tanggal 9 September. Semua pelatih kepala ternama Eropa diundang sebagai saksi untuk ritual pemberian penghargaan sederhana, sebelum dimuat khusus di edisi berikutnya majalah tersebut.
Di era ini adalah zaman yang menghargai bintang bola basket namun mengabaikan fungsi pelatih, sehingga upacara penganugerahan pelatih terbaik dibandingkan dengan penganugerahan Ballon d'Or Eropa bagaikan langit dan bumi. Untungnya Yang Chengzhuo tidak terlalu tergiur oleh penghargaan ini.
Orang lain mungkin belum tentu, tetapi Hitzfeld yang memimpin Borussia Dortmund merebut gelar Liga Champions benar-benar pantas mendapat penghargaan ini!
Jadi kali ini, Yang Chengzhuo datang ke Paris dengan kondisi mental berfokus pada partisipasi!
