Stadion Fritz Walter bergemuruh oleh sorak fans Setan Merah. Semangat mereka tak surut meski skor masih 0:0, bahkan semakin fanatik dan terlibat dalam pertandingan.
"Hancurkan mereka! Hidup Kaiserslautern!"
Tony Violetto kini telah menjadi pengikut setia Kaiserslautern yang stereotipikal. Hampir tiap pertandingan ia melukis wajahnya dengan cat warna, lalu naik ke tribun untuk memberi semangat untuk tim.
Ekspresi wajahnya yang mengerikan sambil meneriakkan yel-yel telah menjadi pemandangan unik di tribun Kaiserslautern, sementara statusnya di hati fans terus melonjak bak air pasang.
Suporter di tribun bersifat gila, tidak rasional, mereka akan bersorak gegap gempita karena pemain timnya berhasil melakukan dribel cantik, juga akan menyambut pelanggaran pemain lawan dengan siulan menyelimuti langit dan bumi, terutama ketika wasit memberikan keputusan yang merugikan tim mereka, mereka tanpa ragu akan mengkritik habis-habisan bahkan menggeram penuh amarah.
Yang Chengzhuo suka berdiri di depan bangku pelatih, ini memberinya perasaan seolah ada kekuatan pendorong tak terbatas di belakangnya yang memberikan dukungan dan dorongan, kapan saja di mana saja bisa memberinya tenaga.
Saat wasit membunyikan peluit akhir babak pertama, dari tribun langsung mengalir deras siulan membahana, aura tekanan psikologisnya seakan ingin menenggelamkan dan mengubur semua musuh di seluruh Stadion Fritz Walter.
Yang Chengzhuo mendatangi pinggir lapangan, memeluk satu per satu pemain yang turun dari lapangan, lalu mengantar mereka masuk ke saluran pemain.
Seluruh 45 menit babak pertama, keunggulan 1. FC Kaiserslautern sangat mencolok. Masalah utamanya adalah pertahanan Schalke 04 yang sangat solid, terutama Link. Performa pemain ini benar-benar kelas dunia, pantas saja dia kemudian menjadi penyangga utama Bayern Munich.
Hanya dengan melihat performa dalam pertandingan ini, jangan salah, Yang Chengzhuo pun tergoda padanya!
Setelah semua pemain kembali ke ruang ganti, barulah Yang Chengzhuo memberi salam pada para asisten, lalu ikut masuk ke dalam.
Suasana di ruang ganti terlihat ramai. Para pemain sedang berdiskusi tentang hasil babak pertama, ada yang mengeluh ada yang protes. Semua ini sangat normal. Yang Chengzhuo justru senang melihat pemain-pemainnya mengekspresikan pendapat secara terbuka daripada dipendam dalam hati.
Menurutnya, selama tidak merusak atmosfer internal tim, keluhan dan perdebatan yang proporsional mutlak menguntungkan persatuan tim dan keakraban antar pemain. Kunci utamanya adalah bagaimana pelatih kepala menguasai "itu".
Memperhatikan suasana di ruang ganti sudah cukup matang, Yang Chengzhuo berjalan ke tengah, menepuk-nepuk tangannya dengan keras menarik perhatian semua orang, lalu tersenyum santai.
"Aku hanya ingin bilang, kalian berprestasi bagus. Seluruh babak pertama kita sukses mengendalikan situasi. Deco menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengontrol dan mengolah bola di lini tengah, aku puas. Tapi serangan balik kita kurang agresif, harus diperhatikan!"
Deco mengerutkan alisnya, "Tapi Bos, pertahanan-balik tim lawan sangat mumpuni!"
Yang Chengzhuo tersenyum puas, "Poin bagus, Deco! Ini membuktikan kamu sudah mempelajari tim ini dengan serius. Tapi ingat, kunci pertahanan-balik terletak pada pertahanannya, baru kemudian serangan balik."
Sambil mondar-mandir perlahan di ruang ganti, senyum penuh keyakinan Yang Chengzhuo menular ke setiap orang, membuat semua anggota tim menyimak ucapannya dengan saksama.
"Apa maksud pernyataan ini? Sederhana saja, Schalke 04 akan mengumpulkan tenaga untuk memprioritaskan pertahanan dulu. Barulah ketika mereka merasa pertahanan aman, mereka akan memikirkan serangan balik. Tapi bagaimana jika, saat kita menyerang, kita berikan tekanan besar pada pertahanan mereka, memaksa mereka mengerahkan seluruh tenaga untuk bertahan sampai tak sempat memikirkan serangan balik? Coba tebak apa yang terjadi?"
Yang Cheng mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi "kalian pasti paham lah" sambil memandangi para pemainnya.
"Mereka akan tak berdaya untuk membalas!" ujar Deco sambil melirik ke sekeliling, menemukan tak ada rekan tim yang menjawab, akhirnya dia yang berbicara.
"Bagus!" puji Yang Cheng kembali.
Dua kali berturut-turut mendapat pujian dari pelatih kepala, Deco pun tak bisa menahan senyumnya.
Setelah tiba di 1. FC Kaiserslautern, Dia berhasil mendapatkan kontrak profesional dan mendapat perhatian Yang Chengzhuo. Kemajuannya sangat besar. Meski masih menjadi pengganti di bawah Verón, Deco jelas di hati bahwa kekuatan Verón lebih menonjol darinya. Masih banyak yang perlu dipelajarinya, karena itu sama sekali tidak merasa pesimis dengan status penggantinya.
Pemain cerdas seharusnya seperti Deco ini - berusaha keras mempelajari keunggulan orang lain, menebus kelemahan diri sendiri, dan berjuang untuk memancarkan kilatannya sendiri setiap kali menunjukkan performa, sehingga mengalihkan perhatian orang lain.
"Jadi yang harus kalian lakukan di babak kedua adalah memperbaiki bagian yang kurang bagus di babak pertama!" Yang Chengzhuo sengaja berhenti sejenak, lalu berbicara kata demi kata dengan artikulasi jelas, "Aku ingin kalian mengurung Schalke 04 di area pertahanan mereka, dan menaklukkan mereka secara tuntas!"
"Bisa dilakukan?"
"Bisa!" Para pemain serentak berdiri, berteriak bersama-sama.
Yang Chengzhuo tersenyum dengan penuh apresiasi.
……
……
Setelah pertandingan kembali dibuka di babak kedua, semangat 1. FC Kaiserslautern terlihat lebih menggebu dibanding babak pertama.
Seluruh operasi lini tengah Kaiserslautern berjalan mulus. Deco yang menerima instruksi dari Yang Chengzhuo saat jeda pertandingan, menggeser cakupan aktivitasnya lebih ke depan setelah babak kedua dimulai. Hal ini memicu Ballack, Van Nistelrooy dan lainnya untuk ikut maju, dengan Van Nistelrooy bahkan sering masuk-keluar wilayah terlarang Schalke 04.
Di belakang Deco, Frings memikul tanggung jawab pertahanan lini tengah tim. Namun posisinya sedikit berbeda dengan Gattuso, lebih fokus pada perlindungan di sekitar area operasi Deco.
Gelandang Jerman ini telah dimodifikasi oleh Yang Chengzhuo menjadi defender musim ini. Tapi mengingat latar belakangnya sebagai pemain sayap, kemampuan teknis dan kecepatannya cukup bagus meski raga tak terlalu kuat. Meski stamina lari luar biasa dan usaha keras ditunjukkan, banyak aspek masih kalah dibanding Gattuso.
Untungnya ketekunannya dapat menebus kesenjangan kekuatan, dan kesadaran ofensifnya memungkinkannya membantu Deco dengan lebih baik. Oleh karena itu, Yang Chengzhuo memposisikannya lebih dekat dengan Deco, berharap keduanya dapat bekerja sama merapikan aliran permainan di area tengah.
Untuk posisi gelandang bertahan, ada Lúcio yang memiliki mobilitas tinggi. Kemampuan distribusi bola dan dribel maju orang Brasil ini sangat menonjol, selalu mampu membawa perubahan dalam pertandingan. Meski terkadang melakukan kesalahan, di belakangnya ada Luis Huth yang stabil ditambah lemahnya serangan balik Schalke 04, membuat Yang Chengzhuo sama sekali tidak khawatir.
Dua bek sayap bergantian melakukan overlapping secara drastis, ditambah penyerang sayap seperti Salihamidžić dan Deisler, serangan sayap Kaiserslautern menjadi sangat aktif. Saat sayap sudah maju, koordinasi sayap dan tengah berjalan mulus, terus-menerus menciptakan ancaman.
Tepat seperti yang diperkirakan Yang Chengzhuo, ketika tekanan serangan Kaiserslautern semakin galak, Schalke 04 segera mengencangkan pertahanan. Serangan balik mereka menjadi tidak signifikan dengan intensitas rendah, sehingga efeknya pun biasa saja.
Di sisi lain, Kaiserslautern yang terus aktif menyerang berhasil menguasai situasi pertandingan, dan dengan cepat mengubah dinamika permainan.
……
……
"Lúcio sukses merebut bola... Orang Brasil ini tiba-tiba menggiring bola melewati area tengah... Oper ke sayap kanan, Deisler menguasai bola, sebuah gerakan melepaskan diri yang cantik! Teknik Deisler benar-benar menakjubkan! Setelah melewati lawan, dia secepat kilat menggiring bola menyusur sisi kanan..."
"Kaiserslautern melancarkan serangan balik cepat yang brilian! Deisler mengirim umpan silang dari sisi kanan kotak penalti... Umpan datar rendah yang sempurna! Bola melesat ke depan gawang. Pertahanan Schalke 04 kewalahan! Link berusaha membuang bola, tapi Van Nistelrooy... Van Nistelrooy menyambar lebih dulu dengan tendangan voli pendek! Gol!"
"Menit ke-63, setelah serangan berkepanjangan, 1. FC Kaiserslautern akhirnya memecah kebuntuan skor. Striker Belanda Van Nistelrooy mencetak gol pembuka lewat penyambutan dingin di depan gawang!"
"Link memukul tiang kanan dengan frustasi. Ternyata ia mengabaikan Van Nistelrooy yang berada satu jarak karakter di belakangnya. Insting finisher striker Belanda yang luar biasa ini berhasil mendahului bek untuk mencetak gol spektakuler lewat penyambutan di kotak penalti!"
Seluruh stadion Fritz Walter berubah menjadi lautan kegembiraan. Sorak sorai memuncak ketika Van Nistelrooy merayakan gol di bawah tribun. Para fans di tribun tak segan-segan memberikan tepuk tangan meriah, mengingat performa penyemprotan gol eksplosif striker Belanda musim ini hampir membuat mereka melupakan Olaf Marschall - pencetak gol terbanyak tim di musim lalu.
Van Nistelrooy juga semakin tinggi desakan untuk masuk timnas Belanda berkat rentetan gol dan performa yang nyaris membara. Semua orang berharap Hiddink membawa striker Belanda ini ke Piala Dunia Prancis 1998.
"Terus maju ke depan, jangan malas, Teman-teman!" Yang Chengzhuo terus melakukan gerakan mempertahankan tekanan, memberi isyarat agar para pemain mengerahkan tenaga. Terutama saat formasi Schalke 04 kacau setelah kebobolan, harus kejar gol tambahan.
Seringkali kepanikan setelah kehilangan bola langsung menyebabkan kebobolan kedua!
Schalke 04 jelas menjadi contoh sempurna dari teori ini.
Baru saja kehilangan bola berasal dari crossing akurat di sayap kanan oleh Deisler. Pemuda Jerman yang musim ini tertekan di bangku cadangan oleh Schneider dan gagal menjadi starter ini jelas menyimpan banyak amarah. Setelah mendapat kesempatan starter di pertandingan ini, performanya sangat aktif. Ketika tim maju ke depan di babak kedua, aksinya seperti ikan di air.
Hanya 3 menit setelah gol sebelumnya, Deisler kembali menunjukkan kemampuan dribbling mumpuni dengan gerakan tipuan beruntun di sayap kanan, kemudian mengirimkan umpan tajam ke belakang bek yang membelah pertahanan dua bek tengah Schalke 04.
Van Nistelrooy sangat yakin dengan ciri khas teknik rekan setimnya. Begitu melihat Deisler mengoper, striker Belanda ini langsung menyambar ke depan. Meski bek tengah Schalke 04 menyadari dan berbalik merebut, sayangnya terlambat selangkah.
Selanjutnya, segalanya benar-benar berubah menjadi pertunjukan Van Nistelrooy. Terlihat dia menguasai bola lalu menerjang maju. Pada saat ini kecepatan Van Nistelrooy tidaklah lambat. Meski Link berhasil mengejar, Van Nistelrooy langsung mempercepat dan melewati Link yang melakukan sliding tackle terjatuh. Saat memasuki wilayah terlarang, dia melakukan gerakan tipuan lagi untuk mengelabui Lehmann yang maju menyongsong.
Kiper yang membungkuk ingin menangkap bola itu hanya bisa menyaksikan Van Nistelrooy menggunakan punggung kaki untuk mengangkat bola keluar dari jangkauan kendali telapak tangannya. Teknik striker Belanda ini terlihat sederhana namun sangat praktis, memaksa Lehmann hanya bisa menoleh dan melihatnya dengan tenang mendorong bola masuk ke gawang.
2：0！
Setelah mencetak dua gol beruntun, Van Nistelrooy melompat tinggi di dekat bendera sudut dalam kegembiraan, merayakan bersama fans di tribun.
Performa striker Belanda ini hampir tak masuk akal, terutama di musim ini. Setelah kepergian Scholl, melalui pelatihan intensif musim lalu, dibimbing oleh Yang Chengzhuo dan dibantu percepatan tumbuh dari Sistem Pendukung Pelatih Super, akhirnya dia sepenuhnya terbuka potensinya.
“Kamu benar, Yang Chengzhuo, dia benar-benar mesin gol!”
Menyaksikan Van Nistelrooy yang merayakan dengan gegap gempita di sudut lapangan, Paulus Bayer dalam hati merasa sepenuhnya tunduk pada kebijakan Yang Chengzhuo.
Di saat-saat seperti ini, tak diragukan lagi media yang menyaksikan pertandingan pasti memuji visi awal Yang Chengzhuo - siapa sangka pemain yang tak pernah bermain sebagai striker ini ternyata dinilainya memiliki potensi sebagai striker kelas dunia.
Namun kini, dengan torehan gol beruntun Van Nistelrooy di musim ini yang menduduki puncak daftar pencetak gol, semua itu membuktikan betapa akurat dan luar biasanya penilaian awal Yang Chengzhuo.
“Anak muda ini memang sedang dalam performa puncak, tapi masih perlu ditempa lebih lanjut!” ujar Yang Chengzhuo sambil tersenyum tipis.
Paulus Bayer terkesiap, “Kamu mau menggantikannya?”
Yang Cheng segera mengangguk. Meski performa Van Nistelrooy cukup baik dan keinginan mencetak golnya dalam pertandingan sangat kuat, namun 1. FC Kaiserslautern sudah memegang kemenangan pasti. Berkat dua gol yang dicetaknya, semangat Schalke 04 sudah tak bisa dipulihkan. Menggantikannya saat ini tentu tanpa risiko.
Selain itu, dengan menggantikannya dan membuatnya merasa penyesalan serta tidak puas, keinginan mencetak golnya di pertandingan berikutnya akan semakin kuat, sehingga status mencetak golnya bisa diperpanjang semaksimal mungkin.
Sebaliknya, jika membiarkan Van Nistelrooy terus mencetak gol, mungkin dalam pertandingan ini dia bisa mencetak tiga bahkan empat gol. Tapi begitu dia merasa puas dan terpuaskan, performanya pasti akan menjadi malas dan tidak disiplin.
Oleh karena itu, setelah tim mencetak dua gol, pada menit ke-72 Yang Cheng menggantikan Van Nistelrooy yang enggan turun dengan Klose.
“Belanda itu jelas masih merasa tidak puas, status terkini-nya sangat menonjol, hampir semua yang dipikirkannya berhasil. Karena itu, dia ingin tetap di lapangan untuk memanfaatkan periode ini sebanyak mungkin, mencetak lebih banyak gol penalti.”
Yang Chengzhuo juga menyadari hal ini, lalu memanggilnya mendekat.
“Apa kamu merasa tersinggung karena kubawa turun?” tanya Yang Chengzhuo dengan wajah masam.
Van Nistelrooy melihat ekspresi keras sang Bos, seketika tak berani berkata-kata. Hanya mengernyitkan bibir, “Tidak, Bos. Aku tidak akan melanggar permintaan dan perintahmu. Kau tahu itu. Hanya saja... statusku belakangan bagus, ingin mencetak lebih banyak gol.”
Tak disangka, Yang Chengzhuo justru menggelengkan kepala setelah mendengarnya. “Jika benar begitu pikiranmu, maka harus kukatakan: Aku kecewa padamu, Rudi. Karena yang kumau bukan sekadar striker tipe ledakan yang bisa cetak 3-4 gol dalam satu pertandingan, tapi penyerang tipe berkelanjutan dengan stabilitas mencetak gol!”
Ucapan Yang Chengzhuo membuat Van Nistelrooy membeku, dia benar-benar belum memahami perbedaan antara kedua peristiwa ini.
"Sebagai contoh, dalam tiga pertandingan yang sama: Pemain A mencetak hattrick di pertandingan pertama dan ketiga masing-masing 3 gol, namun gagal mencetak gol di pertandingan kedua dengan berkali-kali melewatkan peluang emas, menyebabkan tim akhirnya kalah. Sementara Pemain B dalam tiga laga ini secara berturut-turut mencetak 1 gol per pertandingan, memimpin tim meraih tiga kemenangan beruntun. Menurutmu mana yang lebih besar kontribusinya bagi tim?"
Van Nistelrooy segera tenggelam dalam perenungan. Sekilas tampaknya Pemain A lebih produktif dengan 6 gol dalam 3 laga (rata-rata mencetak gol bagus), namun timnya hanya meraih 6 poin. Sedangkan Pemain B meski hanya 3 gol, distribusinya merata dengan 1 gol per laga yang membantu tim meraih kemenangan beruntun sempurna dengan 9 poin.
Tiba-tiba, Van Nistelrooy memahami maksud Yang Chengzhuo, sekaligus mengerti alasan pelatih kepala menggantikan dirinya.
Melihat ekspresi Van Nistelrooy yang tiba-tiba tersadar, Yang Chengzhuo dalam hati memuji. "Rudi, kamu harus paham. Striker juga bagian dari tim. Tanggung jawab striker bukan hanya mencetak gol. Dalam taktikku, tanggung jawab striker jauh lebih berat."
"Striker yang bisa mencetak gol ada banyak. Tapi striker yang tetap bisa menaklukkan fans dan memimpin tim meraih kemenangan meski sedang tidak mencetak gol, itu langka. Tapi Rudi, ingatlah: striker juga manusia. Performa pasti ada pasang surutnya. Ada saatnya tidak bisa mencetak gol. Jadi penilaian striker top bukan terletak saat dia mencetak gol, tapi saat dia TIDAK mencetak gol!"
Ucapan Yang Chengzhuo yang penuh makna langsung membuat Van Nistelrooy tersadar. Kekecewaan dan perasaan tersinggung saat dia diganti sebelumnya langsung lenyap. Sekarang dia paham, penggantian itu justru bentuk perhatian pelatih padanya.
"Aku mengerti, Bos!" Van Nistelrooy mengangguk dengan mantap.
Yang Cheng tersenyum sambil menepuk bahu striker Belanda muda ini. Dia tahu, Van Nistelrooy yang telah memahami prinsip ini akan perlahan memasuki jajaran striker top.
Klose yang turun ke lapangan menunjukkan ketekunan dan usaha keras. Meski masih muda dan berpotensi, kemampuannya masih tertinggal dibanding Van Nistelrooy. Namun kemampuan heading-nya tetap brilian seperti biasa. Ditambah latar belakang tumbuh dalam atmosfer sepakbola Jerman, dia memiliki semangat kerja tim layaknya sekrup yang tak tergantikan.
Menit ke-81, Deco mengirim umpan jauh. Klose mengayuh bola dengan sundulan, Salihamidžić merobek pertahanan Schalke 04 dengan kecepatan kilat, langsung menerobos wilayah terlarang dan berhasil mengalahkan Lehmann untuk ketiga kalinya, mencetak gol spektakuler ke gawang Schalke 04.
Tim bertahan yang hanya kebobolan 1 gol dalam 3 laga sebelumnya, tiba-tiba porak-poranda dihujani tiga gol oleh Kaiserslautern dalam pertandingan ini. Yang mengejutkan, ini terjadi saat Setan Merah Bundesliga justru menurunkan skuad cadangan. Fakta ini memaksa dunia luar mulai serius mengkaji ulang klaim sepak bola ofensif yang diusung tim ini.
Namun putaran Bundesliga kali ini penuh kejutan. Meski ada jeda pertandingan timnas yang diduga akan mempengaruhi tim kuat (karena banyak andalkan pemain timnas), nyatanya para raksasa justru merajai:
Borussia Dortmund menang 5-2 atas Bochum di kandang, Stuttgart menaklukkan Duisburg 3-0 di tandang, Borussia Mönchengladbach menggasak Köln 4-1 di rumah, Bayer Leverkusen menghajar Karlsruhe 6-1 di basecamp, sementara Bayern München sukses menundukkan Hamburg 2-0 di away game.
"Dengan demikian tim-tim kuat hampir semuanya menang, sementara tim-tim lemah justru mengalami kekalahan telak. Hal ini membuat banyak media profesional yang mengira tim-tim kuat akan mendapat tantangan dari tim lain karena imbas hari pertandingan timnas, semuanya tercengang tak percaya."
"Tapi hanya Yang Cheng yang tahu dalam hati, hari pertandingan timnas memang sangat berpengaruh pada tim kuat. Seperti kasus Kaiserslautern yang bahkan tak bisa menyusun pasukan inti. Namun beruntung ketebalan skuad Kaiserslautern memadai, pemain seperti Deco dan Salihamidžić juga menunjukkan performa gemilang."
"Karena itu tim kuat bisa mengandalkan ketebalan skuad untuk mengatasi krisis personel akibat pekan timnas. Tapi bagi klub seperti Hamburg dan Köln, absennya satu dua pemain timnas saja sudah berakibat fatal, membuat kemampuan bertarung mereka berkurang drastis."
"'Makanya aku bilang, ketebalan skuad-lah yang menentukan segalanya!'" desah Yang Cheng dengan nada penuh penyesalan, namun dalam hatinya ia berbangga diri atas kebijaksanaannya dalam transfer musim panas."
