Sebuah gol menyulut stadion, membakar gairah 30 ribu penonton!
"Ivan? Gattuso, pada momen ini, dengan satu gol ini, Dia sepenuhnya menjadi pahlawan di hati fans Kaiserslautern, menjadi primadona "kota" ini, dan pasti akan tercatat dalam Bundesliga musim ini."
Teriak "Gattuso" dari tribun tak henti-hentinya, terutama ketika mereka teringat bagaimana pemain Italia ini selalu bekerja keras sebagai defender di area tengah tim dengan sikap rendah hati yang hampir tidak pernah memberi wawancara, bahkan jarang terlihat di jalanan luar.
Namun Dia adalah salah satu pemain yang tak tergantikan, orang paling dipercayai Yang Chengzhuo, sekaligus pemain dengan tingkat kehadiran tertinggi selama lebih dari satu musim - tak ada tandingannya.
Dari sosok bersikap rendah hati yang awalnya tidak mencolok, tiba-tiba berubah menjadi pahlawan tim dan calon pasangan yang diteriakkan fans - transformasi mendadak ini akan memberikan untuk mereka perubahan apa pada Gattuso?
Tampak serangan Bayern dimulai dari sayap kiri. Begitu Lizarazu mencapai area tengah, ia langsung dihadang Schneider. Kemudian Gattuso mendekat dengan pressing, memaksa Lizarazu mengembalikan operan.
Serangan Bayern melambat. Setelah beberapa kali operan, bola berpindah ke sayap kanan. Scholl mundur mengambil bola namun ditekan Chivu. Pemain Rumania itu ragu melakukan tackling karena takut akan tendangan bebas Scholl, akhirnya mengarahkannya ke garis tepi.
Scholl awalnya berhadapan dengan Chivu. Tiba-tiba ia merasakan tekanan dari belakang. Saat berusaha berbalik sambil membawa bola, tubuhnya seolah menabrak gunung. Seluruh badannya rebah di tanah.
Gattuso yang baru saja masih terlibat dalam jaga ruang di sayap kiri, tak tahu kapan sudah berpindah ke sayap kanan, mengangkat tinggi kedua tangannya dan berdiri polos di sana, sementara wasit memutuskan dengan sorot mata tajam bahwa ini bukan pelanggaran.
Pemain Italia langsung mengoper bola yang terlepas dari Scholl ke Kehl, lalu berlari ke tengah lapangan, tapi sebelum pergi sempat menunjukkan ibu jari ke wasit yang berlari cepat ke depan.
Aksinya langsung memicu sorak-sorai fans di TKP, tapi jelas memancing ketidaksenangan pemain Bayern. Jika bukan karena serangan cepat Kaiserslautern, Matthäus tak jadi starter, dan Effenberg belum bergabung ke Bayern, mungkin dia sudah celaka.
"Si anak kurang ajar yang suka cari perhatian!" gerutu Yang Chengzhuo sambil tersenyum di pinggir lapangan.
Paulus Bayer dan rekan-rekannya pun ikut tertawa terbahak-bahak.
Meski di lapangan Gattuso terlihat seperti pria tangguh, tapi secara pribadi dia adalah pemuda yang tidak bisa diam. Baru-baru ini mulai pacaran, seharian menelepon pacarnya dan selalu bersama.
Saat Yang Chengzhuo dan kawan-kawannya mengolok-olok Gattuso, si anak gila ini tiba-tiba ingin menunjukkan kemampuan dribelnya setelah sukses merebut bola. Tapi Fink langsung merebutnya kembali. Gattuso berusaha mati-matian mengejar bola untuk menebus kesalahan, sampai akhirnya melakukan tackling yang membuat bola keluar garis batas di dekat Yang Chengzhuo.
"Hei Ivan, energimu kebanyakan ya?" tanya Yang Chengzhuo dengan nada datar.
Gattuso bangkit dari tanah, menggaruk-garuk belakang kepala dengan canggung sambil tersenyum kecut, tidak berani menjawab karena tahu kesalahannya.
"Main lebih hati-hati! Kalau terulang lagi, kencan lusa kamu urus sendiri!" intimidasi Yang Chengzhuo.
“Dia baru saja mengucapkan itu, Gattuso langsung berubah khidmat, mengangguk dengan khidmat: "Jangan, Bos, aku tidak berani lagi!" Setelah berkata demikian, dia langsung berlari secepat kilat kembali ke pertandingan.
Membuat Yang Chengzhuo di belakangnya tak kuasa menahan tawa terbahak-bahak.
"Kencan? Kencan apa?" Tanya Paulus Bayer dan yang lain di samping dengan wajah penuh minat.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, tersenyum: "Keluarga pacarnya akan datang ke sini lusa untuk menemuinya. Si bocah ini ketakutan, tidak berani pergi sendirian, jadi minta tolong padaku!" Setelah berkata demikian, dia sendiri tertawa terbahak-bahak.
Paulus Bayer dan yang lain sempat membeku, lalu tertawa terbahak-bahak. Tak disangka si tua bangka Gattuso yang ceria ini ternyata bisa malu dalam hal seperti ini, siapa yang percaya kalau diceritakan?
Namun persoalan ini punya asal usul. Awalnya Gattuso ingin mengajak ayahnya menemani bertemu, tapi sang ayah justru memarahinya habis-habisan. Menurut ayahnya, seharusnya orangtua pihak wanitalah yang datang, bukan malah menyuruhnya berpindah ribuan kilometer dari Italia ke Jerman untuk menemui mereka. Ini dianggap merusak reputasinya.
Tapi ayah super ini jelas juga tak mau mengabaikan semua urusan anaknya. Akhirnya dia memberi saran agar Gattuso meminta bantuan Yang Chengzhuo.
"Sekarang kamu adalah bawahannya, wajar saja kalau kita minta dia yang tampil ke depan!" Ayah Gattuso mendesak dengan kharisma mafia khas. Gattuso yang serba salah pun akhirnya terpaksa mengikuti saran ayahnya.
……
……
Jangan terkecoh dengan sikap Gattuso yang ceria dan hiperaktif, atau penampilannya yang galak. Sebenarnya pria ini sangat menghargai perasaan orang lain.
Sejak awal, hatinya dipenuhi rasa syukur yang tak terhingga kepada Yang Chengzhuo yang telah membawanya keluar dari desa nelayan kecil di Italia dan membinanya hingga menjadi pemain timnas Italia seperti sekarang. Bahkan di usia 19 tahun, dia sudah memutuskan untuk menganggap Yang Chengzhuo sebagai orang terpenting dalam hidupnya selain keluarga.
Selain perasaannya terhadap Yang Chengzhuo, keseriusannya terhadap hubungan dengan Monica juga tak main-main. Meski keduanya masih muda, meski Monica masih bersekolah, Gattuso telah berjanji dengan penuh keyakinan bahwa seumur hidupnya dia hanya akan mencintai Monica.
Yang Chengzhuo sendiri sangat memahami murid andalannya ini. Dia tahu Gattuso bukan tipe pria playboy. Kesetiaan dan ketelitiannya membuatnya yakin - begitu Gattuso memilih Monica dan berani menemui orangtuanya, berarti dia benar-benar serius dengan hubungan ini.
Justru karena alasan inilah Yang Chengzhuo akhirnya setemu menemui orangtua Monica. Sekaligus menggunakan momen penting ini sebagai "senjata" untuk sedikit mengintimidasi sang murid.
Sungguh tak disangka, Gattuso yang diintimidasi seakan berganti kepribadian. Saat bermain bola, energinya meluap-luap, berlari penuh semangat bak angin ribut. Dibandingkan dengan sikapnya yang 'gila-gilaan' tadi, kini barulah dia benar-benar menjadi "tukang jagal lini tengah" yang dihargai dan dipercaya oleh Yang Chengzhuo.
Setelah Gattuso kembali fokus, performa 1. FC Kaiserslautern langsung membaik dan terus mendominasi Bayern Munich.
Trappatoni merasa frustasi menyadari bahwa timnya sama sekali tak mampu membendung serangan 1. FC Kaiserslautern, terlebih ketika tim tersebut sedang berada di puncak kepercayaan diri dan semangat tempur yang absolut.
Menit ke-41, melalui perebutan bola di lini belakang lagi, Lúcio mengantisipasi umpan untuk Jancker. Sebastian Kehl langsung mengalirkan bola ke sayap kanan, mendarat sempurna di kaki Schneider.
Setelah menguasai bola, Schneider langsung berhadapan dengan pertahanan Bayern. Melihat Larsson yang semula berada di sayap kanan mundur, ia segera mengoper bola ke kaki pemain Swedia itu. Namun sang pemain Swedia kembali menyodok bola miring. Ballack di sekitar area busur wilayah terlarang menggunakan tubuhnya menekan Fink, menyambut bola datang dengan sentuhan halus kaki kanan.
Bola melambung melewati kepala Helmer dan Kuffour. Van Nistel yang semula sejajar posisi dengan Helmer langsung melesat, sukses melawan offside dan lolos ke wilayah terlarang. Tanpa mengontrol bola, ia langsung menyambut kulit bundar dengan tembakan jarak menengah-jauh.
“GOALLLLLLLL！”
"Gol kedua Kaiserslautern! 2-0!"
"Gol striker Belanda Van Nistelrooy kembali membuka pintu kemenangan bagi Kaiserslautern!"
"Dua gol beruntun, unggul 2-0, Kaiserslautern telah melihat 'Fajar' kemenangan pertandingan!"
Adegan siaran langsung TV kembali menampilkan replay gerakan lambat pertandingan, "Ini adalah contoh koordinasi khas gaya 1. FC Kaiserslautern! Dari Sebastian Kehl yang berpindah ke sayap kanan, Schneider mengoper ke Larsson. Kemudian baik Larsson maupun Ballack hanya melakukan satu sentuhan bola, tanpa sedikitpun bertele-tele! Dari belakang hingga ke depan, Kaiserslautern menggunakan operan paling sederhana dan efektif untuk merobek pertahanan Bayern Munich, mencetak gol yang memegang peran penting!"
Menyaksikan Van Nistelrooy mencetak gol dengan gaya santai bagai berjalan-jalan, siapa sangka gol kedua bisa datang dengan cara yang begitu sederhana!
"Semua pihak harus mengakui: saat menilai kekuatan sebuah tim, faktor terpenting adalah melihat performa mereka dalam momen pergantian serangan dan pertahanan - terutama saat menghadapi serangan balik lawan setelah kehilangan bola. Jelas-jelas dalam aspek ini, 1. FC Kaiserslautern tampil sangat solid. Dua gol yang kemasukan Bayern Munich berturut-turut sama-sama berasal dari kegagalan menghadapi serangan balik!"
“Efisiensi, tidak bertele-tele, dan sangat menghibur, inilah sepak bola Kaiserslautern! Sepak bola ofensif yang mengalir bak Mercury tercurah!”
Tak hanya komentator yang berseru lantang, bahkan fans Kaiserslautern di tribun pun bergembira tak terkira.
2-0, di stadion Fritz Walter, Kaiserslautern belum pernah memiliki preseden kebobolan atau disamakan kedudukan setelah unggul 2 gol. Setelah mencetak gol kedua, Kaiserslautern jelas telah melihat "Fajar" kemenangan, sementara Bayern mengalami pukulan memilukan.
Seluruh stadion Fritz Walter berubah menjadi lautan kegembiraan sejati. Fans saling memeluk berkelompok, merayakan keunggulan 2 gol tim mereka. Semua merasa telah menyaksikan kemenangan pertandingan!
Fritz Walter tidak melihat dengan jelas, namun dari reaksi fans di sekelilingnya, dari teriakannya Werner Melzer yang bersemangat, dia mendengar bahwa tim yang dia setia ini berhasil unggul, bahkan unggul 2-0!
"Kakak, kamu benar, ini tim yang membangkitkan semangat, dan dia adalah pelatih kepala yang luar biasa!" puji Ottmar Walter dengan penuh antusiasme.
Mampu bertahan mati-matian menghadapi tekanan setelah tiga hari lalu tersingkir dari Piala Jerman oleh Bayern, tetap mempertahankan konsep taktik, dan menghadirkan sepakbola yang membara di kandang sendiri, Yang Chengzhuo jelas menjadi pahlawan utama pertandingan ini.
Fritz Walter pun tak kuasa menahan kegembiraannya, bahkan tak mampu mengucapkan sepatah kata pun.
Meski penglihatannya tidak begitu jelas, meski ia agak tidak sanggup menahan suasana yang membara di TKP, namun ia bisa merasakan semangat membara di hati para fans - semangat yang hanya bisa dipancarkan oleh mereka yang benar-benar terobsesi dan mencintai sepakbola.
Dalam lingkungan sepakbola saat ini, pelatih kepala yang masih mampu memimpin tim dan memainkan sepakbola yang begitu membangkitkan semangat seperti ini sudah semakin langka, setidaknya di dunia sepakbola Jerman, sudah sangat jarang ditemui.
……
……
Pada periode istirahat tengah, di Tiongkok yang jauh, siaran langsung Ibu Kota TV menyisipkan wawancara khusus produksi eksklusif di sela pertandingan, dengan narasumber termasuk fans Kaiserslautern dan beberapa praktisi sepakbola Jerman.
Adegan pertama yang muncul adalah di gerbang utama stadion Fritz Walter.
"Kalian orang Tionghoa? Semuanya datang untuk merekam Yang? Oh, selamat datang di Kaiserslautern!"
“Yang？Oh tidak, kami biasanya tidak memanggilnya seperti itu. Kami menyebutnya Sang Kaisar, karena kami adalah Kota Kaisar. Dialah Sang Kaisar yang memimpin kami meraih kemenangan dan Kecemerlangan!”
“Lebih dari satu tahun lalu, kami semua termasuk para prajurit Amerika di markas itu, ya prajurit Amerika, mereka juga tergila-gila pada sepakbola dan menonton pertandingan...” Fans yang diwawancarai ini terlihat sangat komunikatif, tetapi segera dikembalikan ke topik yang benar setelah dikoreksi, “Oh ya, saat itu kami sangat kecewa bahkan marah. Terutama ketika Frederick mengajak Yang untuk melatih, kami hampir gila! Seluruh kota dipenuhi amarah!”
“Hehe, tapi lihatlah, Sang Kaisar hanya butuh satu season untuk menghadiahkan kita tiga piala juara! Dia telah menjadi Sang Kaisar kami, pahlawan kami, orang paling populer di kota ini!” Setelah itu, fans wanita paruh baya yang komunikatif ini sengaja berpenampilan mistis sambil berkata ke kamera: “Secara rahasia, Sang Kaisar juga adalah pria impian banyak gadis remaja. Setidaknya putriku sudah berkali-kali bilang padaku, dia pasti akan berusaha keras menikahi Sang Kaisar. Aku juga setuju dengan itu!”
“Sang Kaisar! Sang Kaisar!” Narasumber wawancara berganti menjadi sekelompok remaja yang berteriak histeris ke kamera, “Bayern? Oh tidak, kurasa Bayern tidak punya kesempatan. Karena kita punya Sang Kaisar!”
Adegan kemudian dengan cepat berganti-ganti menampilkan wajah belasan fans yang semuanya meneriakkan “Sang Kaisar”. Akhirnya gambar berhenti pada Ye Wen dengan latar belakang stadion Fritz Walter.
"Ya, Sang Kaisar, ini adalah gelar yang diberikan fans Kaiserslautern kepada Yang Chengzhuo. Sekaligus bukti bahwa dia telah menaklukkan kota ini. Hanya dalam waktu satu season, dia memimpin Kaiserslautern dari 2. Bundesliga menembus Bundesliga. Kini bahkan menempati posisi puncak klasemen Bundesliga. Semua orang, termasuk praktisi sepakbola di Jerman, konsisten mengakui bahwa Yang Chengzhuo memiliki aura memikat - aura unik yang menjadi milik Sang Kaisar, milik sang pemenang!"
Ye Wen perlahan menjelaskan, sementara layar terus menampilkan rekaman performa Yang Chengzhuo selama periode memimpin Kaiserslautern. Termasuk cuplikan pertandingan dan penilaian para profesional sepakbola terhadapnya.
"Dia adalah pemenang alami!" Reiner? Holz, pemimpin redaksi Kicker, tersenyum di depan kamera di kantornya.
“Dia adalah pelatih kepala yang sulit dipahami, memiliki potensi untuk tumbuh menjadi pelatih kepala paling top di dunia ini!” Kaisar Sepakbola Beckenbauer sama sekali tidak pelit memberikan pujian kepada sahabat karibnya yang melewati batas usia.
“Bos kami adalah penyihir di lapangan sepakbola, motivasi kemenangan kami, jiwa kami, Sang Kaisar kami!” Kapten Kaiserslautern Brehme bahkan memberikan pujian dan pengakuan tertinggi.
……
Masih banyak lagi setelahnya, semua merupakan penilaian terhadap Yang Chengzhuo yang didapat Ye Wen dari berbagai praktisi sepakbola Jerman selama periode ini. Semuanya adalah penilaian bagus, bahkan lawan seperti Trappatoni pun mengakui bahwa Yang Chengzhuo adalah pelatih kepala yang hebat.
Adegan kembali ke studio siaran langsung, pembawa acara tersenyum menghadap kamera, "Ini adalah orang Tionghoa pertama yang muncul di arena liga top Eropa, sangat mengejutkan - bukan sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih kepala! Namun dialah pelatih kepala yang paling populer di dunia sepakbola Jerman, bahkan Eropa, selama dua tahun terakhir. Konon, bahkan Bayern Munich ingin merekrutnya untuk memimpin Hollywood Hijau!"
Saat mengucapkan ini, pembawa acara sengaja berhenti sejenak, "Setelah menyaksikan babak pertama pertandingan Bundesliga putaran ke-18 antara 1. FC Kaiserslautern melawan Bayern München di kandang sendiri dengan skor sementara 2-0 untuk tim tuan rumah, kita menyaksikan pertandingan dan skor yang benar-benar mengagumkan!"
“Dari pertandingan ini, kita bisa melihat transformasi Yang Chengzhuo terhadap 1. FC Kaiserslautern dan gaya taktik sepakbola yang dipegang teguhnya. Sekaligus kita harus mengakui, dia benar-benar pelatih kepala yang luar biasa dengan kompetensi tinggi, sehingga mampu membawa Kaiserslautern meraih begitu banyak gelar kehormatan dan memenangkan pengakuan dari rekan sejawat!”
“Di sini kami memberikan restu agar Kaiserslautern bisa mengalahkan Bayern München dengan mulus, mempertahankan keunggulan hingga akhir musim ini, menyelesaikan legenda tak tertandingi sebagai tim promosi yang menjuarai liga, menciptakan sebuah legenda sepakbola milik bangsa Tionghoa!”
……
……
Yang Chengzhuo tentu tidak tahu keributan yang terjadi di Tiongkok nan jauh, apalagi bahwa tayangan pendek selama beberapa menit di jeda pertandingan ini telah membuat popularitasnya melonjak drastis di tanah air. Semua orang mulai mengagung-agungkan putra bangsa pertama yang menjejakkan kaki di dunia sepakbola Eropa.
Pada saat ini, Dia berada di ruang ganti dengan tindakan preventif, menegaskan kepada para pemainnya bahwa mereka tidak boleh lengah hanya karena unggul 2-0. Karena Bayern meskipun tertinggal dan semangat rendah, tetap merupakan Bayern yang kuat dan berakibat fatal bagi tim manapun!
Para pemain kembali ke stadion membawa nasihat Yang Chengzhuo, kembali fokus pada pertandingan.
Trappatoni masih tidak berani mempertaruhkan, tidak memilih serangan balik melainkan melanjutkan pertandingan dengan pendekatan stabil.
Harapannya tertumpu pada Jancker, berharap penyerang tengah kuat ini bisa mengalahkannya Lúcio agar serangan Bayern mampu menghancurkan secara tuntas pertahanan 1. FC Kaiserslautern. Namun sayang, Lúcio menggagalkan rencananya.
Bek tengah asal Brasil yang terkenal dengan serangan maju ke depan ini, dalam pertandingan kali ini justru dikungkung Yang Chengzhuo di area belakang. Setiap kali sedikit saja menunjukkan keinginan untuk maju, langsung diteriaki untuk kembali bertahan.
Gattuso membangun zona pencegahan tak tertembus di depan pertahanan Kaiserslautern dengan gaya bermain nekad di lini tengah. Setiap pemain Bayern yang masuk area ini akan diganggu dan diserangnya, namun ia tetap bermain bersih tanpa taktik kasar atau pelanggaran berbahaya.
Setelah menggila di babak pertama, Kaiserslautern sedikit mengendur di babak kedua namun tetap mendominasi kontrol permainan. Bayern tak berdaya karena dalam hal penguasaan permainan, mereka memang tak sebanding dengan Kaiserslautern.
Terutama ketika di menit ke-71 babak kedua, Denílson melakukan dribel beruntun yang indah di sayap kiri lalu memberikan umpan silang ke tiang gawang kanan, Larsson dengan cerdik membuka ruang kosong dan dengan tenang memasukkan bola ke gawang melalui tendangan keras dalam kondisi tak terjaga, mencetak gol ketiga dalam pertandingan. Saat itulah seluruh alam semesta tahu bahwa 1. FC Kaiserslautern telah memenangkan pertandingan ini!
Bayern Munich kalah, itupun dengan skor telak 3-0 yang memalukan!
Ini jelas menjadi kekalahan paling memilukan dan paling memalukan yang dialami Bayern sepanjang musim ini!
Kekalahan inilah yang mengubah kemenangan Trappatoni di Piala Jerman tiga hari lalu menjadi sekadar keberuntungan semata, membuatnya tetap hidup dalam siksaan hinaan para fans Bayern.
