Dua minggu hari pertandingan timnas, pemain yang tidak ikut pertandingan timnas hanya bisa beristirahat dua hari pertama, sisa waktu harus kembali berlatih. Yang Chengzhuo secara khusus mengerahkan banyak pemain muda yang biasa menonjol dari tim muda untuk masuk ke tim utama.
Kebetulan, Schweinsteiger dan Podolski dikerahkan ke Tim Satu oleh Mullenstein.
Kini Schweinsteiger bermain di posisi gelandang kanan, memiliki kecepatan tinggi dan Guncangan yang menonjol. Ditambah pelatihan teknik selama lebih setahun di tim muda yang membuat pondasi tekniknya kokoh, serta kebugaran fisik luar biasa membuat performanya bagus.
Awalnya Yang Chengzhuo berniat melatihnya di posisi tengah medan dalam latihan, mengingat di posisi inilah dia mencapai puncak legenda. Tapi di tim sudah ada Thomas Riedle dan Ojigwe yang kompeten, ditambah Florian Frings dan Deco. Akhirnya dia menahan niat menarik ini, hanya memberi lebih banyak bimbingan kepada dua pemain muda ini selama latihan.
Dua sesi latihan sehari, setiap sesi pelatihan selama 90 menit membuat Schweinsteiger dan Podolski hampir kehabisan napas.
"Intensitasnya terlalu besar!" Babi kecil itu terengah-engah sambil minum air, terus-menerus menggelengkan kepala.
Meski baru berusia 14 tahun dan menonjol di tim muda, di tim utama dia justru menjadi pemain dengan performa terburuk. Itu baru latihan, apalagi nanti di pertandingan resmi...
"Pantas saja Ridle dan Ojigwe selalu terlihat penuh kendali saat bertanding melawan Tim Dua!" Podolski yang lebih muda namun sudah setinggi Schweinsteiger juga mengangguk, terlihat seperti orang dewasa kecil.
Berlatih bersama tim utama, yang benar-benar melelahkan bukanlah kekurangan teknis. Di usia mereka, teknik dasar sudah mulai terbentuk dengan baik. Mampu menonjol dari akademi 1. FC Kaiserslautern yang termasyhur, kemampuan teknis mereka jelas tergolong unggul. Yang membuat performa mereka buruk justru kemampuan menerima tekanan psikologis tersebut.
Setiap pemain tim utama bahkan dalam latihan selalu menegangkan saraf, konsentrasi penuh. Setiap bola harus diperebutkan, setiap jengkal lapangan diperebutkan. Terutama aura mengintimidasi yang mereka pancarkan, mengumpulkan tekanan kolektif yang hampir membuat kedua pemain muda ini sesak napas.
"Teknik dasar yang sama, bola datang yang sama, tapi cara menghadapi mereka jauh lebih sederhana dan efektif!" Schweinsteiger yang cerdas langsung memahami kekurangan teknisnya.
"Pemain profesional yang benar-benar hebat selalu menggunakan teknik paling sederhana dan langsung untuk mengalahkannya!"
Suara Yang Chengzhuo terdengar di samping mereka, jelas dia mendengar dialog kedua pemain itu.
"Bos!" Schweinsteiger dan Podolski segera berdiri.
Yang Cheng memberi isyarat agar mereka duduk beristirahat, lalu berjongkok di hadapan mereka sambil menyodorkan dua botol air.
Kedua pemain muda ini dulunya hasil penggaliannya. Dalam satu tahun lebih, kemajuan mereka signifikan. Meski Yang Cheng tak lagi merekrut banyak pemain untuk kamp pelatihan Kaiserslautern, dia sangat mengapresiasi kedua pemain ini beserta Thomas Müller.
"Teknik yang rumit tidak praktis. Di lapangan sepakbola, efisiensi yang terpenting! Ingatlah, teknik paling praktis justru yang menghasilkan efek terbaik!"
Petuah bos yang dihormati itu langsung terpatri dalam hati kedua pemain muda.
“Dulu banyak pemain yang sama seperti kalian, merasa latihan hanyalah persiapan untuk pertandingan, tidak perlu seketat saat bertanding. Tapi mereka cepat paham manfaatnya. Latihan juga medan pertempuran, karena dalam season yang panjang, jumlah pertandingan jauh lebih sedikit daripada latihan. Latihanlah kunci peningkatan pemain.”
“Aku selalu menuntut tim bermain sebagai satu kesatuan. Bagaimana caranya? Baru dituntut saat jelang pertandingan?” Yang Chengzhuo terkekeh sambil balik bertanya.
Kedua pemain muda itu menunjukkan ekspresi tersadar. Mereka bukan anak bodoh.
“Ya! Dengan menuntut dan memotivasi mereka selama latihan, secara alamiah mereka akan meneruskan tuntutan dan rasa kesatuan ini ke lapangan. Inilah cara pelatihan tim utama!”
Latihan tim muda lebih fokus pada pengembangan pemain, sedangkan latihan tim utama bertujuan untuk meraih hasil. Karena itu Yang Chengzhuo sangat menghargai latihan tim utama - setiap sesi latihan diatur ketat sesuai durasi 90 menit pertandingan, dengan intensitas yang sangat tinggi.
Legiun Baja Darah ditempa di lapangan latihan, bukan di arena pertandingan!
Tentu saja, pelatihan intensif dalam pertandingan juga merupakan poin penting.
"Bos, bisakah kami sering ikut latihan tim utama di masa depan?" tanya Schweinsteiger dengan wajah penuh harapan.
Yang Chengzhuo mengerutkan kening, "Tidak bisa!"
Kedua pemain muda itu langsung terlihat kecewa. Jelas mereka menyadari bahwa mengikuti latihan intensif tim utama akan memberikan pertolongan besar bagi peningkatan kemampuan mereka.
"Tapi jika kalian berprestasi di tim muda, aku bisa pertimbangkan!" Kata Yang sambil terkekeh, tangan kiri-kanannya menggaruk-garuk kepala dua pemain muda itu. Dia memang sangat haus untuk menyaksikan sejauh apa dua binaannya ini bisa berkembang di masa depan.
"Yes!" Kedua pemain muda itu melonjak gembira bukan kepalang.
Dalam hati Yang Chengzhuo juga bersemangat. Mengawasi mereka, seolah ia sedang menyaksikan masa depan sepakbola.
……
……
Pada hari Sabtu, Yang Cheng sengaja mengatur pertandingan internal melawan tim utama. Sama seperti pertandingan resmi, durasinya 90 menit dengan dua babak. Hanya saja Yang Cheng mengacaukan formasi pemain tim utama dengan menyisipkan beberapa pemain dari tim muda dan Tim Dua.
Yang paling mendapat perhatian Yang Cheng tentu kombinasi bek tengah Thomas Link, Luis? Huth dan Lúcio. Tim mereka meraih kemenangan karena memang lebih kuat, namun pertahanan masih menunjukkan beberapa celah.
Sebelumnya Yang Cheng meminta Chris Schmidt merekam pertandingan internal ini. Rekaman tersebut digabung dengan rekaman beberapa pertandingan sebelumnya untuk dibuatkan kompilasi. Thomas Link dipanggil ke kantornya sendiri untuk menonton rekaman miliknya.
"Ada niat?" baru setelah Thomas Link selesai menonton, Yang Cheng bertanya.
Dia menggunakan nada mengobrol saat berbicara dengan pemain, karena tidak merasa pemain melakukan kesalahan. Bagaimanapun, setiap pemain perlu waktu untuk mengubah kebiasaan yang sudah terbentuk dengan susah payah dan menyatu ke dalam sistem pertahanan baru.
Ini seperti ketika Cannavaro, Samuel dan bek Serie A lainnya bergabung ke Real Madrid, tapi tidak kunjung bisa beradaptasi - prinsipnya sama.
Thomas Link tidak bisa menjelaskan dengan jelas, hanya terus-menerus mengangguk. Tapi ada sesuatu yang tertangkap matanya, meski tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
Jika sebelumnya ia selalu mengamati rekan setim di lapangan, kali ini ia memandang pertandingan dengan pandangan yang lebih luas, melihat koordinasi antara dirinya dan rekan-rekan.
"Masalahmu bukan hanya kurang harmonis dengan rekan setim, tapi pemahamanmu tentang sistem pertahanan tim masih dangkal. Inilah yang menyebabkan perbedaan penilaian dengan rekan dalam situasi tertentu, benar?"
Thomas Link mengangguk. Semua yang dikatakan Yang Chengzhuo benar.
“Taktik tim kami terutama dibangun di atas prinsip besar, yaitu kumpulkan, perhatian harus dijaga secara mutlak. Baik saat menyerang maupun bertahan, aku akan meminta setiap pemain untuk memasuki pertandingan dengan 100% fokus. Setiap pemain, bahkan yang bertahan, harus mempertimbangkan terlebih dahulu bagaimana membantu dan menyambut rekan setim.”
Dalam aspek ini, Thomas Link tampil terlalu biasa, namun masih kurang berani. Sebab ia menganggap diri sebagai bek tengah ala Jerman tradisional yang bahkan di waktu normal tak berani asal maju ke depan.
“Untuk pertahanan, kami memanifestasikannya dalam tiga aspek. Pertama, memperlambat!” Yang Chengzhuo mengeluarkan selembar kertas kosong, dengan santai melukiskan bentuk lapangan di atasnya. Di area yang kebetulan berada di separuh lapangan lawan, tepat di zona tengah-depan tim kami, ia menuliskan kata "MEMPERLAMBAT" dengan mantap.
"Tekanan dan pressing lini tengah-depan tim kita, pressing lokal setelah kehilangan bola, terlihat seolah bertujuan merebut bola secepat mungkin atau langsung melakukan serangan balik setelah merebut bola. Tapi coba kamu pikir, berapa banyak contoh gol dari serangan balik setelah pressing lini tengah-depan? Sangat sedikit!"
"Tujuan pressing lokal dan tekanan lini tengah-depan kita adalah untuk memperlambat, memperlambat serangan balik lawan!" Inilah alasan mengapa Yang Chengzhuo sangat mengandalkan Gattuso - dia benar-benar tongkat pengaduk tinja terbaik yang bisa memperlambat serangan lawan!
Lalu Yang Chengzhuo melukiskan area lain di belakang, "Dengan perlambatan efektif di depan, rekan di belakang punya waktu cukup untuk mengorganisir sistem pertahanan. Pemain yang kehilangan posisi saat menyerang bisa kembali ke posisi masing-masing, saling melindungi secara regional. Ini kita sebut sebagai reposisi!"
"Setelah reposisi, kendalikan area, saling terhubung, membentuk sabuk pertahanan yang kuat dan solid. Pastikan keamanan gawang, hindari lawan berhadapan langsung dengan gawang sebisa mungkin. Inilah yang disebut kontrol!"
Thomas Link mendengarkan penjelasan Yang Chengzhuo ini, melihat gambaran kasar yang memang buruk namun jelas ini, dikombinasikan dengan highlight rekam pertandingan tadi, akhirnya mulai memahami di mana letak kesalahannya.
Pertama, perbedaan konsepnya dengan rekan setim. Saat tim menyerang, dukungan yang diberikannya kurang maksimal, tidak berani maju ke depan seperti Lúcio dan Sebastian Kehl karena sebelumnya dia hanya bek tengah yang hanya menjalankan kewajiban.
Kedua, pada momen transisi serang-bertahan, pertimbangan utamanya adalah mundur membantu pertahanan alih-alih menstabilkan diri dan menyusun sistem pertahanan. Hal ini membuat area yang dijaganya mudah ditembus lawan, sebab mundurnya dia saat formasi tim masih maju justru memicu retakan parau pada sistem pertahanan.
Terakhir, kepercayaannya pada rekan setim kurang. Padahal 1. FC Kaiserslautern baik dalam menyerang maupun bertahan selalu menuntut pemain saling mempercayai dan berkoordinasi.
“Aku tahu, sulit bagimu menerima semua ini dalam waktu singkat. Pelan-pelan saja, aku percaya pada kemampuanmu. Kamu pasti bisa!” kata Yang Chengzhuo sambil menepuk bahu Link dengan penuh dorongan.
Meski kekuatan bek tengah Jerman ini tidak termasuk top, kesadaran posisi dan pra-penilaiannya benar-benar kelas satu. Ditambah usia, pengalaman, dan stabilitasnya, begitu dia menyatu dengan tim, pertahanan 1. FC Kaiserslautern pasti akan langsung naik satu tangga.
Bakat muda memang bagus, tapi realitas bukan main FM. Pemain bukan sekumpulan data yang bisa dihitung. Karena itu tetap dibutuhkan sosok matang dan stabil untuk memimpin!
……
……
Sejak 2 September, setelah Chivu menyelesaikan kualifikasi timnas Rumania, dialah yang pertama kembali. Pemain lain seperti Verón, Denílson dari Amerika Selatan, serta yang ikut pertandingan timnas pada 5-6 September, baru bisa bergabung menjelang pertandingan.
Untuk itu dalam pertandingan tandang melawan Stuttgart pada tanggal 8, Yang Chengzhuo terpaksa mengerahkan formasi yang relatif cacat. Terutama di lini tengah-depan, dia harus menggunakan trio gelandang Deco, Frings, dan Ridle. Sayap kiri ditempati Ojigwe, sayap kanan oleh Deisler, posisi gelandang serang diisi Schneider, dengan striker tunggal Klose.
Meski Stuttgart juga terdampak pemain timnas, namun mereka bertarung di wilayah kekuasaan-Nya. Kedua tim melalui 90 menit pertandingan sengit, akhirnya bermain imbang 1-1. Schneider sukses mencetak gol pertama untuk Kaiserslautern, tetapi Stuttgart bermain lebih menonjol di babak kedua dan berhasil menyamakan skor.
Hasil imbang di tandang sebenarnya cukup bagus, namun sayangnya Bayern München menghancurkan Rostock 6-1 di kandang sendiri. Pasukan Hitzfeld dengan 3 kemenangan beruntun di awal liga, kokoh mendominasi puncak klasemen.
"Pantas disebut Hitzfeld!" ujar Yang Chengzhuo sambil tersenyum penuh pujian setelah mengetahui hasil tersebut.
Kekuatan Hitzfeld tidak perlu diragukan, keperkasaan Bayern München juga tak perlu dicurigai. Situasi juara liga untuk Kaiserslautern musim ini memang tidak optimis, tapi semakin kuat musuh yang dihadapi Yang Cheng, semakin bersemangat dirinya.
Tiga hari kemudian, Kaiserslautern kembali ke stadion Fritz Walter untuk menjamu Hertha Berlin.
Dalam pertandingan ini Yang Cheng mengerahkan pasukan inti, meraih kemenangan mutlak 4-1 di kandang sendiri atas Hertha Berlin. Namun Bayern München juga mempertahankan puncak klasemen setelah mengalahkan Freiburg 2-0 di tandang lewat dua gol Élber.
Dalam dua putaran liga setelah hari pertandingan timnas ini, rekam Bayer Leverkusen dan Borussia Dortmund sama-sama 1 imbang 1 kalah, mulai tertinggal jarak dari Kaiserslautern dan Bayern München. Stuttgart sedikit lebih baik dengan 2 kali imbang, tapi juga mulai tertinggal dari persaingan gelar juara. Ini membuat semua orang berhipotesis bahwa gelar juara Bundesliga musim ini tetap akan diperebutkan antara Bayern dan Kaiserslautern.
15 September, Kaiserslautern bertugas di Fritz-Walter-Stadion menjamu tim Denmark Brøndby.
Yang Chengzhuo tetap mengirim pasukan sekuat ini: Kiper Inkh, garis belakang Thomas Link/Luis? Huth-Lúcio, dua gelandang bertahan Verón-Frings, sayap kiri-kanan Denílson-Deisler, gelandang serang Ballack, serta duo striker Van Nistelrooy-Larsson.
Meski ini adalah pertandingan Liga Champions pertama Yang Chengzhuo, dia tetap tidak memilih pendekatan yang aman dan tradisional. Mengingat pertandingan ini digelar di stadion Fritz Walter, sejak awal dia memutuskan untuk terus menyerang habis-habisan.
Baru 2 menit pertandingan berjalan, Van Nistelrooy memanfaatkan crossing akurat Deisler dari sayap kanan, menyambut di depan gawang untuk membobol gawang Brøndby dan membuka keunggulan bagi Kaiserslautern.
Kaiserslautern terus mendominasi alur permainan, dan di menit ke-23, Ballack menambah gol menjadi 2-0.
Serangan bertubi-tubi Kaiserslautern membuat pertahanan Brøndby kewalahan, situasi di depan gawang mereka sangat kacau.
Lewat gol Larsson di menit 35 dan Van Nistelrooy di menit 38, skor akhir ditetapkan di angka 4-0!
Seluruh stadion Fritz Walter seketika riuh rendah, Kaiserslautern yang kembali ke Liga Champions menunjukkan serangan ofensif yang luar biasa kuat, terutama dalam kemampuan menciptakan peluang dan memanfaatkannya untuk mencetak gol, tim hampir melakukan segalanya dengan sempurna.
Di babak kedua, dengan formasi kontraksi pertahanan Brøndby dan penyesuaian dari Kaiserslautern, pertandingan mulai melambat, tetapi Klose berhasil menyundul masuk di menit ke-78 yang mengunci skor 5:0.
Kemenangan besar ini menjadi kemenangan terbesar di putaran pertama babak grup Liga Champions musim baru, terutama daya serang ekstrim yang ditunjukkan Kaiserslautern, ditambah kelemahan Brøndby yang semakin memperkuat aura tim tuan rumah.
Membawa momentum kemenangan besar di Liga Champions, 1. FC Kaiserslautern kembali ke liga domestik dan berhasil mengalahkan Nürnberg 2-0 di kandang lawan pada Putaran ke-5. Selanjutnya di Piala Jerman dan Liga ke-6, mereka kembali menang dengan skor 1-0 melawan Bochum dalam dua pertandingan berturut-turut.
Di babak grup kedua Liga Champions, 1. FC Kaiserslautern menjamu lawan yang lebih kuat yaitu Barcelona di kandang sendiri.
Yang Chengzhuo tetap menerapkan taktik serangan gencar di kandang sendiri. Berbekal pengalaman melawan Brøndby sebelumnya, dia sangat yakin ingin mengalahkan Barcelona di kandang sendiri. Namun Louis van Gaal juga menunjukkan tekad tidak mau kalah.
Meski gol Van Nistelrooy di babak pertama memberi keunggulan bagi Kaiserslautern, Figo melakukan mumpuni di sayap kanan pada babak kedua dan memberikan assist ke Kluivert yang menyamakan kedudukan. Hasil ini mengubah kemenangan tiga bagian Kaiserslautern menjadi hanya satu bagian.
Kembali ke Bundesliga, 1. FC Kaiserslautern kembali bertandang ke Stadion Haberland menghadapi rival tangguh Bayer Leverkusen. Setan Merah Bundesliga yang baru saja melewati jadwal padat harus berhadapan dengan tembok tembaga dan dinding besi Leverkusen.
Daum meningkatkan intensitas pertahanan pada momen ini, berhasil membuat Kaiserslautern tak berkutik. Akhirnya kedua tim harus puas dengan skor 0:0 yang canggung, masing-masing mendapatkan 1 poin.
Namun sebagai pesaing utama, Bayern München justru meraih kemenangan 3:1 atas Schalke 04 di kandang lawan. Keunggulan mereka atas Kaiserslautern kini melebar menjadi 4 poin.
Dari 2 hingga 16 Oktober, kembali hari pertandingan timnas selama dua minggu. Banyak pemain Kaiserslautern ikut kompetisi timnas, termasuk Verón yang cedera saat membela Argentina. Pulang dengan luka ditambah kelelahan raga banyak pemain, Kaiserslautern terpaksa mainkan pasukan sekuat ini melawan Wolfsburg. Hasilnya bertahan mati-matian diimbangi 1-1 di kandang Wolfburg. Gattuso juga turun lapangan karena cedera meski tidak parah, namun pasti akan melewatkan laga ketiga babak grup Liga Champions melawan Manchester United.
Untungnya, Bayern München di kandang sendiri bermain imbang 2-2 dengan Borussia Dortmund. Kesenjangan poin kedua tim tetap di angka 4.
Namun dalam kondisi kekurangan prajurit ini, Kaiserslautern harus menghadapi Manchester United yang kuat di tandang, lalu melanjutkan dengan tantangan tandang melawan Bayern München pada putaran ke-9 liga.
Menghadapi dua pertandingan krusial berturut-turut, Yang Chengzhuo terpaksa menerima realitas kehilangan dua pejuang tengah Verón dan Gattuso. Namun semangatnya tetap membara. Meski bermain imbang di kandang melawan Barcelona, keunggulan 1. FC Kaiserslautern tetap mencolok.
Saat ini di Grup D baik 1. FC Kaiserslautern maupun Manchester United sama-sama mengumpulkan 4 poin. Pertandingan di Old Trafford ini akan menjadi laga penentu peringkat teratas grup.
Untuk itu, Yang Chengzhuo memutuskan untuk terus menerapkan strategi ofensif sebagai pertahanan di kandang lawan. Dengan absennya Verón dan Gattuso, dia memilih serangan total, berperan sebagai tamu yang menguasai permainan, menyergap MU dengan tak terduga!
"Kali ini kita tidak hanya akan membawa pulang 3 poin dari Manchester, tapi juga posisi puncak grup! Lalu di Stadion Olimpiade, kita akan mengalahkan Bayern Munich dan membalikkan situasi!" seru Yang Chengzhuo dengan penuh keyakinan dalam rapat mobilisasi tim sebelum berangkat ke Manchester.
