"Brak!" Bola menyentak di area persilangan antara mistar gawang dan tiang kanan, lalu jatuh ke tanah.
Begitu mendarat, Schmeichel langsung menengadah. Melihat bola terjatuh, tanpa ragu ia menyergap dan menindihnya erat-erat dengan tubuhnya.
"Ahem!" Erangan kecewa seketika menggema di tribun stadion Fritz Walter.
Hati Yang Chengzhuo yang sempat berdebar kini ikut mereda. Tak disangkanya, tendangan seakurat itu ternyata gagal masuk!
Apa lagi yang bisa diucapkannya?
Deni sudah meronta-ronta di rumput lapangan, menyesali tendangannya yang terlalu memaksakan sudut.
"Paulus, ganti pemain!" teriak Yang Chengzhuo ke asisten di sampingnya.
Paulus Bayer segera menuju bangku cadangan, memerintahkan Schneider yang sudah selesai pemanasan untuk segera masuk.
Kali ini 1. FC Kaiserslautern akan memasukkan Schneider sebagai pengganti Sebastian Kehl.
“Michael, nanti kamu mundur, biar Bernd yang maju!” Yang Chengzhuo memanggil Ballack ke pinggir lapangan memberi penjelasan.
Kelebihan Schneider adalah kemampuannya menguasai bola, melepaskan diri dari tekanan lawan, sekaligus memberikan umpan terakhir yang mematikan.
Tujuan pergantian pemain Yang Chengzhuo kali ini jelas: meningkatkan intensitas serangan, khususnya penguasaan bola di lini tengah-depan. Denílson, Schneider, Deisler - semua ahli mengontrol bola. Inilah yang ingin dimanfaatkannya.
Semua tahu betapa mengancamnya jika Kaiserslautern menguasai bola di depan wilayah terlarang MU!
Tapi pertahanan Setan Merah juga bukan sembarang orang, apalagi saat Ferguson menerapkan strategi pertahanan-balik.
Kaiserslautern seolah kembali ke situasi pertandingan di Old Trafford dulu: serangan terus dilancarkan, tapi gagal menembus pertahanan belakang MU.
……
……
Menit ke-76, Schneider yang tampil aktif setelah turun bermain bersama Deisler melakukan rotasi posisi di sayap kanan. Deisler berpindah ke tengah, sementara Schneider menggiring bola lalu menyusur garis lapangan untuk melakukan crossing akurat.
Umpan silang presisi itu mendarat sempurna di area tengah, namun Stam sudah antisipasi dengan menutup ruang gerak. Bek Belanda itu menolak untuk melakukan kesalahan lagi dan membersihkan bola dari kotak penalti. Tendangan jarak jauh Ballack yang menyusul dari belakang meleset tipis.
Menit ke-81, Denílson yang menerima umpan dari Schneider di sisi kiri kotak penalti mencoba melewati lawan dengan dribbling mumpuni, namun terjatuh karena dihadang Gary Neville. Wasit memberi kartu kuning untuk Gary Neville dan memberikan tendangan bebas tidak langsung di sisi kiri kotak penalti untuk Kaiserslautern.
Deisler mengeksekusi tendangan bebas ke titik belakang. Larsson menyambut dengan sundulan tajam, tapi Schmeichel bereaksi cepat dan menepis bola. Roy Keane membersihkan bola dengan tendangan keras ke luar lapangan, menghasilkan tendangan sudut untuk Kaiserslautern.
Deisler mengirimkan tendangan sudut lagi ke poin-poin penting, Lúcio yang masuk ke wilayah terlarang menyundul bola ke gawang, sedikit terlalu tinggi, melewatkan peluang emas mencetak gol.
Pemain dari kedua tim yang bertanding seperti karet gelang yang ditarik kencang, tinggal menunggu siapa yang lebih cepat kendur, atau putus.
1:2, skor di papan skor sudah lama tidak berubah, terutama ketika waktu pertandingan semakin mendekati akhir, para pemain 1. FC Kaiserslautern terlihat semakin tergesa-gesa.
Yang Chengzhuo tidak melakukan pergantian pemain lagi, sebaliknya Ferguson dua kali berturut-turut menggantikan Paul Scholes dan Dwight Yorke, jelas dia ingin mengulur waktu dengan taktik substitusi.
Setelah pergantian pemain, waktu pertandingan sudah mendekati akhir, bahkan dengan tambahan waktu hanya tersisa 6 menit.
"Terus menekan, jangan menyerah!" teriak Yang Chengzhuo tak henti-hentinya dari pinggir lapangan, bahkan dirinya sendiri terlihat tidak sabar.
Melihat sikap pria Tionghoa muda ini, Ferguson tak bisa menahan rasa kagum. Dalam hal pantang menyerah, dia memang mirip dengan dirinya di masa muda. Hanya saja, untuk menjadi pelatih kepala yang hebat, seseorang harus melewati pelatihan intensif dari kesulitan dan kegagalan.
Dulu, dirinya juga melalui fase penuh penderitaan dalam pelatihan dan siksaan yang terus-menerus.
Anggap saja musim ini sebagai pelajaran yang dibeli mahal!
Secara pribadi Ferguson sebenarnya cukup menyukai pandangan Yang Chengzhuo. Namun dia harus meraih kemenangan. Di saat yang sama, sudah terbersit dalam benaknya untuk memberikan nasihat kepada remaja ini usai pertandingan - setidaknya jangan sampai kehilangan keyakinan.
Tepat ketika niat ini baru saja muncul, pemain Manchester United melakukan kesalahan.
Akibat saraf yang tegang, operan Ronny Johnsen sedikit melenceng, jelas dipengaruhi gangguan terus-menerus dari Larsson. Sementara Butt yang hendak menyambut terpaksa berebut dengan Ballack, tak sempat berpikir, hanya bisa menusukkan bola ke Beckham sebelum dijangkau Schneider.
Nedvěd terus berkeliaran di sekitar Beckham. Begitu melihat celah, langsung menekan fisik untuk merebut bola, lalu mengoper ke Denílson di sayap kiri.
Denílson yang membopong bola dihimpit Gary Neville dari belakang, tak ada sudut tembak, terpaksa mengembalikan ke Schneider.
Garis belakang MU sedang mundur. Schneider sadar: tak boleh biarkan mereka merapat ke kotak penalti. Maka dia menusukkan umpan terobosan ke celah antara Johnsen dan Stam.
Bola meluncur menyilang, menerobos masuk area terlarang.
Van Nistelrooy dan Stam hampir bersamaan mengaktifkan gerakan, bersama-sama menyerbu gawang.
Meski Van Nistelrooy di kanan dan Stam di kiri (posisi terakhir lebih menguntungkan), namun operan Schneider ditujukan ke belakang pertahanan membuat Stam mustahil mencegah, sementara posisi Van Nistelrooy tepat sempurna. Begitu bola tiba di depannya, kecepatannya langsung dikurangi.
Striker Belanda ini sama sekali tak mungkin melewatkan kesempatan emas yang langka ini. Tanpa ragu ia melesakkan tendangan keras menyambut bola yang datang.
Saat kakinya menyentuh kulit bundar, Van Nistelrooy seolah merasakan harapan yang membebani dari bola itu - sebagian berasal dari Yang Chengzhuo di pinggir lapangan, sebagian lagi dari setiap pemain di lapangan, dari setiap suporter di tribun dan depan televisi. Mereka hampir menitipkan seluruh harapan terakhir pada satu bidikan ini.
Ini membuat bola terasa amat berat, tapi operan Schneider sungguh terlalu presisi dan indah. Yang perlu Van Nistelrooy lakukan hanyalah mendorongnya maju dengan mengubah sudut tembakan - sesuatu yang sangat sederhana.
Striker Belanda berhasil!!
Bola menyusuri kaki Schmeichel dan nyaris menggesek tiang kanan sebelum masuk ke gawang.
“GOALLLLLLLLLLLLLLLLLLLL！！！！！！”
"Kaiserslautern mencetak gol!"
"Ini adalah umpan tajam ke belakang bek yang sangat cantik! Penembak jarak jauh asal Belanda Van Nistelrooy mencetak gol penyama kedudukan untuk Kaiserslautern, benar-benar gol bernilai ribuan koin emas!"
"Dengan gol ini, Kaiserslautern imbang 2-2 melawan Manchester United dan meraih 1 poin. Meski masih di peringkat ketiga grup, mereka mempertahankan harapan lolos dari babak grup!"
"Ini adalah gol yang dipenuhi keringat dan darah, juga menjadi pengharapan terakhir bagi jutaan fans Kaiserslautern!"
Di pinggir lapangan, Yang Chengzhuo melompat kegirangan, namun segera dipeluk erat oleh para asisten yang bersemangat.
Setelah berjuang melepaskan diri dari pelukan para asisten, Yang segera berlari ke tepi lapangan.
“Terus maju ke depan, terus maju ke depan, masih ada waktu, masih 5 menit!” Yang Cheng menggerakkan lengannya dengan gerakan berlebihan.
Van Nistelrooy juga segera bangkit dari tanah, merangkul bola dari dalam gawang, langsung berlari ke sekitar lingkaran tengah, menempatkannya dan mendesak agar pertandingan segera dilanjutkan.
Dibandingkan dengan para pemain Kaiserslautern yang dilanda kecemasan, MU justru sengaja mengulur waktu.
Namun tak lama setelah bola dikeluarkan, kembali lagi ke bawah kaki Kaiserslautern.
Setan Merah Bundesliga terus mengorganisir serangan gelombang demi gelombang, menggempur gawang Setan Merah Liga Primer.
Pertahanan MU yang mengerut masih sangat kuat, bahkan ketika mereka sudah kehilangan momentum dan bersiap mempertahankan skor 2-2.
“Masih ada waktu! Thomas, Lúcio, maju, semuanya maju!” teriak Yang Cheng keras-keras.
Link dan Lúcio maju dengan agresif ke depan, bahkan 1. FC Kaiserslautern menguasai separuh lapangan MU. Penjaga gawang Inkh sampai maju hingga ke lingkaran tengah.
Bola terus dimasukkan ke kotak penalti MU. Dengan kehadiran Van Nistelrooy dan Larsson sebagai jagoan intercept di area tersebut, pertahanan MU langsung kocar-kacir menghadapi situasi yang sangat kritis.
Namun Stam menunjukkan kemampuan tidak biasa. Meski Ronny Johnsen tampil biasa saja di laga ini, kualitasnya sebagai pemain andalan Ferguson tetap menonjol. Kombinasi dua bek tengah ini terlihat stabil, berhasil menetralisir serangan demi serangan.
Menit 91, crossing akurat dari sayap kanan Kaiserslautern. Stam yang fokus sempurna berhasil menyundul bola lebih dulu dari Larsson, mengarahkannya keluar garis untuk tendangan sudut.
Semua pemain langsung ekstra hati-hati. Semua paham tendangan sudut ini adalah kesempatan terakhir Kaiserslautern.
“Semua maju, semua naik!” Yang Chengzhuo berteriak.
Link, Lúcio, Ballack, Van Nistelrooy... hampir semua pemain 1. FC Kaiserslautern membanjiri wilayah terlarang Manchester United. Area sempit itu seketika berubah menjadi perkelahian kacau. Jika bukan karena warna seragam, mustahil membedakan mana penyerang dan mana defender.
"Masih ada kesempatan!" gumam Yang Chengzhuo sambil menggigit gigi.
Schneider meletakkan bola perlahan, mengangkat kepala mengamati wilayah terlarang. Ia memberi isyarat ke rekan setim lalu mengirimkan umpan datar rendah yang cepat langsung ke titik depan.
Larsson, Ballack, Nedvěd dan lainnya sudah bersembunyi di area ini. Begitu melihat bola datang, mereka langsung bergerak maju.
Pemain Swedia itu lebih dulu merebut bola, tapi Stam menjatuhkan diri dan menggunakan kaki untuk kembali menghalau tembakan Swedia itu keluar garis.
"1. FC Kaiserslautern secara berturut-turut mendapatkan dua kesempatan tendangan sudut..."
Suasana di lapangan sangat mencekam, semua fans di TKP menegangkan saraf, mengawasi ketat wilayah terlarang Manchester United, khawatir melewatkan sedikit pun detail.
Yang Chengzhuo memberi isyarat kepada Schneider dan Deisler di lapangan, meminta berganti pemain yang mengeksekusi tendangan.
Pemain kedua segera berlari ke area titik tendangan sudut dan memposisikan bola dengan baik.
Yang mengacungkan jempol ke arahnya, memberi tanda bahwa dia bisa melakukannya.
Dengan mengangkat jari telunjuk, semua pemain Kaiserslautern langsung paham maksud Deisler: bola akan dikirim ke titik belakang. Maka Thomas Link, Ballack dan lainnya mulai sengaja menekan titik depan dan posisi tengah, sementara Lúcio berusaha mengosongkan area di depannya agar bisa melakukan serangan kilat di momen genting.
Bola melesat dari kaki Deisler dengan kecepatan tinggi dan lintasan melengkung indah, melayang melewati semua atap kepala langsung menuju titik belakang.
Saat bola terlepas, Deisler langsung merasakannya: "Ini dia, benar-benar terwujud!"
1. FC Kaiserslautern telah berlatih taktik ini. Lúcio berhasil mengidentifikasi titik jatuh bola. Lawan yang mengawasinya telah tertipu dengan gerakan tipuan ke depan sehingga melewatkan Lúcio di belakang.
Orang Brasil ini melesat dengan kecepatan tinggi. Setelah mencapai posisi, dia melompat tinggi. Semua pemain di bawahnya mengangkat kepala menyaksikannya menyambut umpan dengan header keras.
Harus diakui tendangan bebas Deisler memiliki kualitas tinggi dan penempatan sempurna. Lúcio sebenarnya tinggal menyundul bola ke gawang, namun agak ragu menghadapi Schmeichel sehingga mencoba menyesuaikan sudut pandang untuk menembak ke titik buta.
Tepat di saat itu terdengar suara Brak! Bola menghantam mistar gawang dan melambung tinggi!
Di tribun penonton, para fans seketika merasakan dorongan ingin menangis. Semua tahu pertandingan telah berakhir!
Begitu bola Lúcio menyentuh mistar, pertandingan resmi dinyatakan selesai!
orang Brasil rebah berlutut di tanah, dia ingin menangis tapi tak bisa mengeluarkan air mata, hanya bisa menonton mistar gawang dan tiang kanan.
Dalam pertandingan ini, dia punya dua peluang emas, namun dua-duanya gagal dikuasai!
Ada dorongan membunuh diri sendiri yang membara di hatinya, disertai penyesalan yang mendalam!
……
……
Wasit membunyikan peluit penutup pertandingan, pemain MU terlihat lega jelas di wajah mereka.
Jika babak pertama membuat mereka merasa kemenangan sudah di genggaman, maka performa 1. FC Kaiserslautern di babak kedua benar-benar menghancurkan mental mereka - terlebih di menit-menit akhir ketika bahkan kiper Inkh menyerbu area pertahanan MU untuk mengambil tendangan sudut, menggambarkan kegilaan tim tersebut.
Setiap pemain Setan Merah merasakan kelegaan seperti selamat dari jurang maut.
Bisa keluar dari stadion Fritz Walter dengan tubuh utuh, mereka semua pantas bersyukur pada langit dan bumi!
"Seluruh anggota 1. FC Kaiserslautern tampak tidak rela karena sebenarnya mereka bisa melakukan pembalikan arah besar, namun akhirnya hanya meraih hasil seri."
"Meski tidak bisa menang, semua orang menyaksikan bahwa Kaiserslautern telah tuntas keluar dari titik terendah sejak babak kedua."
"Kedua tim masing-masing menunjukkan permainan bagus selama satu babak, tapi secara ketat, Kaiserslautern menciptakan lebih banyak peluang di babak kedua. Bahkan pernah mencetak gol yang ditiadakan wasit, ditambah bantuan tiang gawang. Jika tidak, MU pasti kalah dalam pertandingan ini!"
"Kali ini bahkan komentator langsung mengalami perubahan kesan baik terhadap Kaiserslautern."
"Ferguson menggelengkan kepala. Saat istirahat tengah, dia benar-benar tidak melakukan estimasi ulang tentang situasi babak kedua yang akan berubah seperti ini. Tapi dia harus mengakui, penampilan Kaiserslautern di babak kedua memang lebih menonjol, lebih berani dan lebih otoriter."
Pergantian pemain oleh Yang Chengzhuo memainkan peran krusial, perubahan formasi yang sangat berani membuktikan pujian dari dunia luar padanya tidak berlebihan. Dia memang seorang pelatih kepala yang sangat berbakat dan berpotensi.
"Selamat!" Ferguson mendekat sambil mengulurkan tangan dengan tersenyum.
Bagi Manchester United, hasil imbang juga cukup bagus, apalagi di kandang lawan.
"Seharusnya saya yang memberi selamat padamu!" kata Yang Chengzhuo dengan enggan, namun tetap memaksakan senyum, "Kalian baru saja terhindar dari bencana!"
Ferguson membeku sejenak, langsung memahami maksudnya, "Babak kedua tidak bisa mewakili apa pun!"
"Benarkah?" Yang Chengzhuo juga tersenyum, "Sebaiknya kau bersiap mental, saya punya firasat buruk kita pasti akan bertemu lagi!"
"Musim depan?" tanya Ferguson sambil balik bertanya dengan nada agak mengejek, menggunakan kesempatan ini untuk memberikan pukulan psikologis pada junior muda yang terlihat belum bisa mengendalikan diri ini.
"Tidak, musim ini di Liga Champions. Tunggu saja!" kata Yang Chengzhuo dengan keyakinan yang tegas, "Saat itu tiba, saya pasti akan mengambil kembali semua yang terhutang dengan bunga!"
"Ferguson hanya mengangguk, menatap Yang Chengzuo dalam-dalam sejenak sebelum berbalik dan pergi."
"Yang Chengzuo menoleh, para pemain telah turun dari lapangan. Tak ada kegembiraan karena menyamakan skor, hanya penyesalan yang tersisa."
"Bos..."
"Jangan patah semangat! Kita masih punya kesempatan!" kata Yang dengan wajah khidmat.
"Saat menghampiri Lúcio, Yang Chengzuo memeluk orang Brasil itu erat-erat. Tangannya mencengkeram bahu pemain itu, lalu menepuk lembut pipinya. 'Jangan murung! Ini bukan kiamat, angkat kepalamu!'"
"'Nah begitu! Gagal mencetak gol tak masalah. Saat kesempatan berikutnya datang, pastikan kau mencetaknya sebagai ganti. Tapi jika kau kehilangan keyakinan diri, berarti hidupmu sudah hancur. Paham?'"
"Lúcio patuh mengangguk, matanya merah seperti darah."
“Kalian juga sama! Jika merasa tidak rela, ingatlah hari ini, ingat aib selama periode terakhir ini! Kita harus lolos dari babak grup, naik ke babak gugur, lalu mengambil kembali semua yang hilang dengan bunga berlipat!” Yang Chengzhuo mengatupkan gigi.
Para pemain satu per satu mengangguk setuju dengan mantap.
……
……
Setelah 4 putaran, Kaiserslautern meraih 1 menang 2 imbang 1 kalah (5 poin). Barcelona dengan 2 menang 2 imbang (8 poin) menyusul Manchester United, namun terdepak ke peringkat kedua grup karena selisih gol.
Artinya, Kaiserslautern harus meraih kemenangan di dua pertandingan tersisa, sekaligus mencetak selisih gol maksimal saat melawan Brondby untuk lolos.
Kegagalan mengalahkan MU membuat peluang Kaiserslautern lolos sebagai juara grup nyaris pupus. Dalam aturan nilai sama, rekor head-to-head menjadi penentu - aspek dimana Kaiserslautern kalah dari Setan Merah.
Jadi saat ini pilihan paling bijak bagi Kaiserslautern adalah memperebutkan peringkat kedua grup. Namun dengan demikian, di putaran terakhir mereka harus mengalahkan Barcelona di Camp Nou. Jika tidak, semua usaha sia-sia.
Para pemain setelah melalui analisis tenang, satu per satu mulai menyiapkan mental untuk menghadapi jadwal pertandingan krusial berikutnya.
Terutama setelah hari berikutnya ketika seluruh pertandingan putaran keempat babak grup selesai, kondisi hati mereka justru semakin membaik.
Dari 6 grup yang telah menyelesaikan putaran keempat, peringkat kedua Grup D tempat Kaiserslautern bernaung relatif ideal. Hampir semua peringkat kedua grup lain - kecuali Grup C yang dihuni Real Madrid - memiliki catatan poin yang buruk.
"Berdasarkan tren saat ini, Grup C Real Madrid kemungkinan besar akan melahirkan peringkat kedua dengan kinerja luar biasa. Tapi selama kita bisa meraih 10 poin bahkan lebih, kita sangat mungkin merebut satu slot lain sebagai dua peringkat kedua grup terbaik yang lolos ke babak gugur!"
Dua hari kemudian, saat Yang Cheng mengumumkan hasil ini di lapangan latihan, semua pemain langsung menjadi sangat bersemangat.
Melihat secercah cahaya dalam kegelapan, hal ini membuat mereka masing-masing menjadi sangat menghargai kesempatan ini.
"Tugas kita selanjutnya adalah terus mengikuti Bayern München di liga, lalu berjuang untuk lolos di babak grup Liga Champions!" kata Yang Cheng dengan penuh keyakinan.
Menurutnya, yang paling krusial tentu pertandingan tandang melawan Barcelona di Camp Nou!
