Saat Deisler melakukan crossing akurat, seluruh wilayah terlarang Dortmund berantakan seperti bubur mendidih, sama sekali tak bisa membedakan siapa lawan dan kawan, hanya bisa mengandalkan warna nomor punggung untuk mengidentifikasi rekan setim.
Kiper Dortmund Klose memusatkan seluruh perhatiannya pada Lúcio, yakin bahwa orang Brasil yang langsung berhadapan dengan gawang pasti tak akan menyia-nyiakan peluang emas ini.
Tapi siapa sangka, Lúcio justru mengoper bola.
Ke kiri!
Kemudian semua orang – Yang Chengzhuo di pinggir lapangan, fans di tribun, hingga penonton di depan TV – hanya melihat kilatan merah menyala menyusup dari sisi kiri ke wilayah terlarang, licin seperti belut lumpur, menyelinap di celah pertahanan hingga mencapai area tiang kiri. Badannya memutar ke kanan, dada mengontrol bola dengan sempurna.
Kaki kanannya mengayun, menyapu bola yang jatuh dari dada bagai menyapu daun gugur, melesakkan kulit bundar ke dalam gawang Dortmund!
Semua orang membeku! Termasuk Yang Chengzhuo! Termasuk fans! Termasuk penonton! Termasuk komentator di TKP!
Semua membeku!
Membeku selama beberapa 3 detik, kemudian...
"Ya Tuhan!" Komentator langsung merespons pertama kali, menjerit histeris.
Yang Cheng juga menyadari, segera meningkatkan ke pinggir lapangan, mengayunkan lengan, membentak marah ke para pemain di lapangan.
"Gol! Gol!! Gol!!!" Komentator terlihat sangat bersemangat.
Yang Cheng juga sama bersemangatnya, meski di momen ini ia masih belum bisa melihat jelas siapa sebenarnya pencetak gol, tapi ia yakin, warna merah itu pasti 1. FC Kaiserslautern!
"1. FC Kaiserslautern mencetak gol! Di menit ke-87, akhirnya 1. FC Kaiserslautern meraih gol!"
"Denílson, performa orang Brasil ini benar-benar terlalu menonjol! Di musim ini ia telah berkali-kali menyelamatkan 1. FC Kaiserslautern dengan gol di momen genting, ia adalah Juru Selamat nyaris sempurna bagi tim ini!"
Denílson yang gembira meluncur keluar dari wilayah terlarang Borussia Dortmund, meninggalkan jauh semua gangguan pemain 1. FC Kaiserslautern, tak peduli apapun yang lain, langsung menuju pinggir lapangan dan melompat ke tubuh Yang Chengzhuo.
"Bos, kita menang! Kita menang!!" Denílson memeluk kepala Yang Chengzhuo sambil tertawa terbahak-bahak.
Yang Chengzhuo juga bersemangat, memeluk erat Denílson dan berputar-putar di pinggir lapangan, namun tak lama keduanya tumbang di rumput stadion, Denílson bahkan sampai makan tai.
Segera, pemain-pemain 1. FC Kaiserslautern mengejar, mengurung Yang Chengzhuo dan Denílson di bagian tengah kerumunan.
"Sungguh mengejutkan! Luar biasa terkejutnya!"
"Ketahanan 1. FC Kaiserslautern sangat mengagumkan, terutama tekad baja mereka yang takkan berhenti sebelum memenangkan pertandingan!"
“Mulai dari keberanian Yang Chengzhuo menempatkan bek tengah Lúcio sebagai striker, kilatan ide Sebastian Deisler di momen genting, hingga gol tendangan sapuan Denílson yang dingin bagai angin musim gugur menyapu daun - semua bermain dengan semangat pantang menyerah!”
“Melihat performa sepanjang pertandingan maupun musim ini, 1. FC Kaiserslautern benar-benar mengagumkan, membuat kita tak bisa tidak berdecak kagum dalam hati: Sungguh luar biasa!”
“Pertandingan hanya tersisa 4 menit, namun tak diragukan lagi gol di momen genting ini telah membawa kemenangan bagi 1. FC Kaiserslautern. Kini kita tunggu kabar dari Stadion Olimpiade München.”
Tapi komentator lapangan jelas segera menerima informasi.
“Ya Tuhan, astaga!” Teriaknya lagi histeris.
“Saudara sekalian, para fans, kami baru saja menerima kabar bahwa di Stadion Olimpiade München, dalam pertandingan Bayern München melawan Hertha Berlin, pada momen krusial laga, Hertha Berlin berhasil mencetak gol penentu yang menyamakan kedudukan 1-1 di kandang lawan melawan Bayern München yang kuat!”
“Astaga, ini benar-benar keajaiban yang sulit dipahami!”
“Dari tertinggal 9 poin saat liburan musim dingin, terus mengejar tanpa henti, hingga kini 1. FC Kaiserslautern akhirnya menyelesaikan pembalikan dramatis mereka dengan keunggulan 2 poin, mengalahkan Bayern München untuk meraih gelar juara Bundesliga musim ini!”
“Mari kita ucapkan Selamat kepada Yang Chengzhuo, dan tim 1. FC Kaiserslautern-nya!”
Paulus Bayer juga segera menerima SMS, lalu terlihat hanya melirik sebentar sebelum bergegas masuk ke lapangan sambil mengacung-acungkan ponsel di tangannya.
“Yang Chengzhuo, Yang Chengzhuo!”
Yang Chengzhuo menoleh ke arah Paulus Bayer yang sedang menekan-nekan ponselnya, "Bayern... imbang!"
Satu kalimat itu membuat semua yang hadir membeku.
Di detik itu, kepala Yang Chengzhuo kosong melompong. Telinganya terus mendengar gema ucapan Paulus Bayer: "Bayern... imbang!"
Tiba-tiba, dorongan kuat untuk menangis sejadi-jadinya menyergapnya. Ia ingin meledakkan tangisan yang mengguncang langit.
Tanpa alasan jelas, tanpa bisa dijelaskan sebabnya - ia hanya ingin mencurahkan air mata sampai dada terasa hancur berkeping.
Karena ia tahu: dialah pemenangnya!
Tapi akhirnya tak setetes air mata pun jatuh.
Terlihat ia mengangkat kepala tegak, mengedip-ngedipkan mata merah sembari mengusap rembesan air mata, lalu menyungging senyum lebar.
Para pemain yang mendapat kabar itu pun berjatuhan duduk di pinggir lapangan, wajah mereka membeku bagai patung.
"Bos... kita menang, kan?" Ballack duduk di tanah, mengangkat kepala, sepasang mata merah menatap Yang Chengzhuo.
Begitu sang pelatih mengangguk, air matanya langsung tak tertahan lagi.
Deisler di sampingnya malah langsung merebahkan diri di punggung Ballack, menangis tersedu-sedu.
"Teman-teman, kita menang! Kita menang!"
Yang Chengzhuo menggenggam tinju erat, berteriak sambil mengatupkan gigi, tapi air mata yang selama ini ditahannya akhirnya juga meleleh.
Sungguh perjuangan berat! Sungguh tak mudah!
Baik di Liga Champions maupun di Liga, 1. FC Kaiserslautern benar-benar melewati cobaan berat!
Siapa sangka tim ini bisa melakukan kemenangan comeback setelah tertinggal 9 poin dari Bayern?
Di tengah situasi seperti ini, bahkan fans Borussia Dortmund yang duduk di tribun pun banyak yang terharu, tak sedikit yang terpukau oleh aura tak terkalahkan yang memancar dari tubuh para pemain.
Wasit berdiri di kejauhan mengawasi dengan hening, seolah tak ingin merusak suasana perayaan 1. FC Kaiserslautern. Bahkan banyak wasit sendiri yang merupakan fans tim ini, karena mereka mutlak menjadi klub Bundesliga yang bermain paling bersih, paling lincah, dan paling disukai wasit.
Setelah merayakan bersama para pemain, Yang Chengzhuo menghampiri wasit utama. Keduanya saling memeluk dengan terlalu formal, sang wasit kemudian memberi selamat atas keberhasilan tim Yang membalikkan arah perlombaan melawan Bayern Munich.
"Bangkit, lanjutkan pertandingan!"
Baru saja tak sengaja mengekspresikan perasaan asli, Yang Chengzhuo segera waras kembali. Dia memulihkan ketenangan dan rasionalitas, menekan kegembiraan dan semangat berlebihan di hatinya. Bagaimanapun, secara nominal pertandingan ini belum berakhir, sementara Bundesliga masih menyisakan 3 laga.
Tapi sebenarnya, apakah ini bermakna?
Tiga pertandingan terakhir, lawan 1. FC Kaiserslautern adalah tantangan tandang ke Schalke 04, menghadapi Duisburg di kandang sendiri, dan tantangan tandang ke Frankfurt. Di antara laga melawan Duisburg dan Frankfurt, 1. FC Kaiserslautern harus mengikuti final Liga Champions. Setelah putaran ke-34, tim akan bertanding di final Piala Jerman melawan Werder Bremen.
Yang Chengzhuo sangat yakin dengan ketiga pertandingan ini karena kekuatan lawan tidak terlalu kuat dan semuanya merupakan tim kelas menengah. Mereka tidak seperti Borussia Dortmund yang perlu memperebutkan kualifikasi Liga Champions, juga tidak menghadapi bahaya degradasi - bisa dikatakan contoh tim tanpa ambisi khusus.
Sebaliknya, Bayern München akan menghadapi tiga lawan terakhir: tantangan tandang ke Nürnberg, menghadapi Bochum di kandang sendiri, dan tandang ke Bayer Leverkusen. Ketiga tim ini adalah karakter yang sangat sulit ditaklukkan.
Pertama-tama, Nürnberg dan Bochum sama-sama terperosok di zona degradasi. Bayer Leverkusen meski tidak punya tekad memperebutkan Liga Champions, tapi sebagai tuan rumah pasti tidak mau kalah karena mereka harus mempertahankan kursi kualifikasi Liga Champions.
Mulai musim depan, Liga Champions kembali melakukan ekspansi. Untuk liga seperti Bundesliga, 3 tim teratas bisa langsung lolos ke babak utama, sementara peringkat ke-4 harus melalui babak kualifikasi penyisihan - mengingat Bundesliga saat ini adalah liga kedua terkuat di Eropa.
Ini juga merupakan hasil tekanan G14 terhadap UEFA.
Karena alasan inilah Bayer Leverkusen, Borussia Dortmund, dan Hertha Berlin sama-sama bertekad bulat meraih kualifikasi Liga Champions. Tidak ada satu pun dari tiga tim ini yang mau kalah.
Di tiga laga terakhir Bundesliga, baik dari segi lawan maupun inisiatif pertandingan, Kaiserslautern jelas lebih unggul dibanding Bayern München. Dalam situasi seperti ini, selama Kaiserslautern sendiri tidak melakukan kesalahan, tidak ada yang bisa menghentikan mereka.
……
……
Usai pertandingan, kembali ke ruang ganti, para pemain duduk dengan sikap tegas di kursi empuk depan loker mereka, mengeluarkan napas berat, namun ekspresi mereka dipenuhi kepuasan dan kegembiraan.
Bayern Munich 1-1 disamakan oleh Hertha Berlin, sementara 1. FC Kaiserslautern mengalahkan Borussia Dortmund 1-0. Kedua gol penentu terjadi di menit-menit akhir, seolah Dewi Keberuntungan masih memihak Kaiserslautern.
Tapi Yang Chengzhuo tidak percaya dengan hal itu!
"Jika kalian mengira keberhasilan kita membalikkan keadaan dari Bayern Munich semata-mata karena perhatian Dewi Keberuntungan, maka aku akan sangat kecewa!" tegas Yang Chengzhuo mengingatkan para pemainnya.
"Lapangan sepakbola adalah arena pertarungan yang adil dimana kekuatan di atas segalanya. Tanpa kemampuan memadai, sekalipun hoki berpihak, mustahil memenangkan gelar juara dalam kompetisi panjang. Kuinginkan kalian semua memahami dan mengingat baik-baik: Tak ada yang bisa menolongmu kecuali dirimu sendiri!"
"Jika kita benar-benar menjadi juara musim ini, pahlawan terbesar bukanlah aku, bukan manajemen klub, tapi kalian! Kalianlah yang menciptakan pembalikan epik klasik musim ini, kalianlah yang meraih dua gelar juara liga berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya di Kaiserslautern! Bahkan, kita berpeluang meraih prestasi tiga gelar juara pertama dalam sejarah Bundesliga!"
Ucapan Yang Chengzhuo membuat udara di ruang ganti mendadak memanas. Mata semua yang hadir menyala-nyala bagai menyemburkan api keinginan. Mereka adalah sekumpulan pemain yang haus akan kesuksesan dan pengakuan dunia.
"Tapi aku harus mengingatkan! Liga belum berakhir. Masih ada 3 pertandingan sulit melawan lawan-lawan yang sulit ditaklukkan. Sedikit kecerobohan akan membuat kita kehilangan poin. Jika itu terjadi, di akhir musim kita hanya bisa gigit jari menyaksikan Bayern Munich naik podium juara!"
Yang Chengzhuo berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam lalu menggelengkan kepala, "Aku sangat tidak menyukai perasaan itu, aku yakin kalian juga sama. Karena kalian adalah pemain yang kubina, jadi cara bertindak yang seharusnya kalian pasti lebih paham daripadaku, tidak benar?"
"Benar!" serentak para pemain menjawab.
Yang Chengzhuo lebih dulu bertepuk tangan beberapa kali memberikan dorongan dan afirmasi, lalu menyerahkan ruang ganti kepada Brehme dan Paulus Bayer, sementara dirinya pergi menghadapi para wartawan.
Sebenarnya pertanyaan para wartawan sangat konsisten: ingin mengetahui pandangan Yang Chengzhuo tentang situasi perebutan gelar ke depan.
Jika sebelumnya semua orang masih menganggap Bayern lebih unggul, maka setelah pembalikan arah di putaran ini, 1. FC Kaiserslautern memiliki keunggulan 2 poin. Selama mereka tidak melakukan kesalahan, Bayern tidak punya kesempatan sama sekali.
"Menurutku kita belum pasti juara liga, ini bukan kebenaran!" kata Yang Chengzhuo sambil menggelengkan kepala menyangkal tanpa ragu.
Seorang wartawan berdiri, "Tapi Tuan Yang Cheng, saat ini 1. FC Kaiserslautern memimpin Bayern Munich dengan selisih 2 poin di papan poin liga, apakah ini berarti..."
Yang Chengzhuo langsung menyela dengan melambaikan tangan tanpa ragu, "Aku tahu apa yang ingin kau katakan, Tuan Wartawan. Percayalah, aku benar-benar mengerti maksudmu - dan semua orang di sini!"
Ucapan ini membuat semua wartawan yang hadir tersenyum pahit.
Ini adalah pelatih kepala yang selalu ingin menguasai inisiatif permainan, bahkan di konferensi pers sekalipun. Para wartawan Jerman yang telah berinteraksi dengannya selama 3 tahun ini lebih memahami hal tersebut daripada siapapun.
"Selisih 2 poin tidak bisa menjamin apapun. Kalian semua tahu satu pertandingan bernilai 3 poin. Artinya, 2 poin bahkan belum setara satu laga. Tapi masih tersisa 3 pertandingan - apa yang bisa disimpulkan dari ini?"
Meskipun dalam hati Yang Chengzhuo sangat percaya diri dengan tiga laga liga berikutnya, ia tidak boleh membiarkan timnya mengembangkan mentalitas "kemenangan pasti" atau "gelar juara sudah di tangan", karena hal ini benar-benar sangat berakibat fatal bagi sebuah tim!
Contoh kasus kesalahan di laga terakhir liga, melakukan kesalahan di langkah penentu, hingga menyebabkan gelar juara direbut klub lain begitu banyak. Yang Chengzhuo mutlak tidak ingin hal seperti ini terjadi pada dirinya maupun timnya.
Oleh karena itu, ucapan yang baru saja ia sampaikan di ruang ganti, serta strategi menghadapi wartawan saat ini, semuanya bertujuan meredupkan kemungkinan ini sejak dalam buaian.
Persoalan seperti ini tidak boleh dibiarkan muncul ke permukaan, karena jika sudah muncul baru diblokir, itu sudah terlambat!
"Di sini, melalui Saudara sekalian, kuharap bisa menyampaikan kepada para pemainku dan semua fans Kaiserslautern: Kita belum menjadi juara! Sekarang bersukacita dan merayakan masih terlalu dini! Sebaiknya kita simpan perayaan kita sampai musim berakhir!"
……
……
Meski begitu, para analis Bundesliga tetap berpendapat bahwa 1. FC Kaiserslautern jelas telah meraih keunggulan besar dalam pertarungan merebut gelar juara liga, terutama mengingat tiga pertandingan berikutnya Bayern Munich akan menghadapi Pertempuran Sengit.
Namun Yang Chengzhuo tetap enggan melunak. Baik saat menghadapi para pemain di ruang ganti maupun ketika berhadapan dengan wartawan di luar, ia kokoh mempertahankan posisinya. Tidak sepatah kata pun terucap tentang keunggulan timnya dalam perburuan gelar. Bahkan, ia menggunakan kekuatan klub untuk melarang para pemain menerima wawancara diam-diam dengan wartawan.
Tindakan yang terlihat otoriter ini justru membuahkan efek nyata. Setidaknya, dalam seminggu ke depan, para pemain tetap menunjukkan kedisiplinan sempurna dan keterlibatan penuh selama sesi pelatihan.
Di periode ini, Yang Chengzhuo semakin memperketat manajemen klub. Sekecil apapun tanda kelalaian, kesombongan, atau anggapan bisa mudah juara yang terlihat dari pemain - siapapun itu - pasti langsung dikritiknya.
Lewat proses tiga tahun, Yang telah mencetak cap yang sangat dalam di tubuh tim Kaiserslautern. Meski tak berani klaim telah membentuk jiwa klub, setidaknya dia berhasil memodifikasi jiwa Kaiserslautern sekaligus menjadi tulang punggung yang membuat klub ini bisa berdiri tegak di Bundesliga dan panggung sepakbola Eropa.
Hal seperti ini mustahil terbayangkan tiga tahun lalu saat Kaiserslautern baru saja terdegradasi.
Otoritas dan statusnya yang tak terbantahkan di tim membuat setiap ucapannya menjadi hukum mutlak. Para pemain hanya bisa menerima, bahkan saat terkena hukuman sekalipun, tanpa berani melanggar sedikitpun.
Jangan lihat Yang Chengzhuo biasa-biasa saja sebagai pria baik hati, begitu tiba di momen krusial yang genting, sisi kerasnya langsung terekspos tanpa ampun.
Di balik sikap keras itu, efektivitasnya juga sangat terlihat.
5. 15 Mei, Pekan ke-32 Bundesliga, 1. FC Kaiserslautern menghadapi tantangan tandang melawan Schalke 04.
Sehari sebelumnya di Bundesliga, Bayern München meraih kemenangan kandang lawan 2-0 atas Nürnberg. Meski proses pertandingan berlangsung sangat sengit, raksasa Bundesliga ini tetap tidak ingin menyerah lebih awal. Mereka terus bertahan dengan gigi terkatup, berharap dapat memberikan tekanan kepada 1. FC Kaiserslautern dan membuat tim lawan melakukan kesalahan.
Namun gol yang dicetak Denílson dan Van Nistelrooy di babak pertama telah meredupkan suspense lebih awal. Di babak kedua, dua gol tambahan dari Ballack membuat 1. FC Kaiserslautern pulang dari kandang lawan dengan membawa kemenangan mutlak 4-0.
Baik proses pertandingan maupun hasil akhirnya, 1. FC Kaiserslautern tampil lebih unggul dibanding Bayern München. Yang Chengzhuo dan timnya seolah sengaja menggunakan kemenangan ini untuk membalas Bayern, sekaligus mengalihkan seluruh tekanan ke sang raksasa.
Ini adalah psikologi yang sangat halus, tetapi mampu memengaruhi tren perebutan gelar juara.
Di hari yang sama, di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, Manchester United yang unggul satu poin dari Arsenal berhasil membalikkan keadaan. Setelah kebobolan oleh Tottenham Hotspur, mereka bertahan mati-matian lewat gol David Beckham dan Andy? Cole untuk menang 2-1, sekaligus dinobatkan sebagai juara Liga Primer musim ini.
Bersamaan dengan itu, mereka juga lolos ke final Piala FA dan Liga Champions Eropa. Final Piala FA akan digelar pada 22 Mei melawan Newcastle United, sedangkan final Liga Champions jatuh pada 26 Mei.
Saat Yang Chengzhuo menerima kabar dari Liga Primer Inggris, reaksi pertamanya adalah: "Final akan lebih sulit dikalahkan."
Manchester United berjuang untuk treble, begitu pula 1. FC Kaiserslautern. Namun liga MU sudah berakhir. Meski ada final Piala FA, Newcastle United jelas bukan lawan MU. Ferguson pasti akan menyimpan pasukan intinya untuk Stadion Camp Nou pada tanggal 26.
Selain itu, dalam kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo, baik Roy Keane maupun Paul Scholes terkena skorsing di final Camp Nou. Tapi di pertandingan ini tidak ada skorsing. Artinya kedua tim akan bertarung dengan pasukan dalam kondisi prima.
Siapa yang menang? Benar-benar sulit diprediksi!
Ini membuat Yang Cheng merasa gembira. Setiap kali memikirkannya, seluruh sel tubuhnya seolah terbakar. Karena dia selalu menunggu kesempatan ini - kesempatan untuk membalas dendam pada Manchester United!
Mengalahkan raksasa seperti Bayern Munich dan MU, lalu meraih treble. Apa lagi yang lebih membuat Yang Cheng bersemangat dan bergairah daripada ini?
Namun sebelum itu, Yang Chengzhuo punya satu persoalan sulit yang harus diselesaikan!
