Bus tim dengan logo 1. FC Kaiserslautern melaju perlahan di jalan menuju Stadion Camp Nou.
Melihat keluar dari jendela, terlihat kerumunan fans di sepanjang jalan yang semuanya adalah fans yang menuju ke Stadion Camp Nou di kejauhan. Kabarnya stadion tersebut telah dipadati ribuan fans, termasuk 26000 pendukung Kaiserslautern yang datang ke kandang lawan.
Suara bising di luar tidak bisa menembus bus tim, di dalamnya tetap diam-diam.
Yang Chengzhuo duduk di kursinya, memainkan liontin berbentuk ikan barakuda dengan tekstur detail namun terkesan kuno. Yang menarik, di leher ikan terdapat gelang logam bertuliskan nama bahasa Jerman yang artistik: Sang Kaisar!
"Hadiah dari Tuan Fritz Walter?" Brehme yang telah lama memperhatikan liontin di tangan pelatih itu akhir bertanya.
Yang Chengzhuo mengangguk, tetap diam.
Sehari sebelum berangkat ke Barcelona, Yang Cheng khusus mengunjungi Fritz Walter dan istrinya di Enkenbach-Alsenborn. Dengan tangannya sendiri, dia menyerahkan tiket pertandingan, berharap Fritz Walter bisa datang ke Barcelona untuk menyaksikan laga ini secara langsung di TKP.
Tapi anggota senior yang baik hati ini menggelengkan kepala menolak.
"Sudah tua, tidak kuat lagi dengan suasana stadion seperti itu!" ujar Fritz Walter penuh penyesalan kala itu.
Kemudian dia mengeluarkan kalung ini dari saku, menyerahkannya ke tangan Yang Cheng dengan penuh khidmat, "Kau sudah melakukan yang terbaik. Jadi untuk pertandingan, kau sama sekali tidak perlu merasa tekanan. Cukup lakukan semua yang kau bisa."
"Meski aku tidak bisa menonton langsung di TKP, tapi aku akan nonton dari rumah. Semangat!"
Kemudian topik pembicaraan mereka beralih dari sepakbola ke kehidupan.
Setiap mengingat pagi hari itu di Alsenborn, dalam hati Yang Cheng terasa hangat seperti disinari mentari.
"Kondisi tubuh Tuan Walter semakin hari semakin memburuk!" kata Brehme dengan dilanda kekhawatiran. Bagaimanapun juga di usia 79 tahun, tak mungkin lagi sekuat masa muda. Seluruh raganya dipenuhi penyakit.
Begitu teringat senior yang pernah memberi pertolongan dan kepercayaan itu, rasa hormat mengalir dalam hati Yang Chengzhuo. Meletakkan liontin, ia membuka gembok kalung dan langsung mengenakannya di leher. Ikan barracuda yang mewakili kota 1. FC Kaiserslautern itu kini berhimpitan di tulang selangka di bawah jakunnya.
Awalnya terasa dingin, tapi segera menghangat oleh suhu tubuh Yang.
Persis seperti karakter kota ini!
……
……
"Brengseknya Kaiserslautern, pergi sejauh mungkin dari Barcelona, enyah dari Camp Nou!"
"Kami tidak menyambut kalian!"
"Jangan halangi aku! Biarkan aku mengalahkannya si brengsek yang dijuluki Sang Kaisar itu!"
“Apa kalian ini benar-benar warga Barcelona? Kok malah membantu orang luar menghalangi rekan sendiri?”
Saat Yang Chengzhuo membawa tim Kaiserslautern turun dari bus tim, pintu masuk Stadion Camp Nou langsung riuh rendah. Ratusan fans Barcelona mengalir dengan liar, teriak-teriak menghujani Kaiserslautern dengan cacian.
Untungnya pihak Barcelona sudah mengantisipasi hal ini. Mereka menyiagakan penjaga dan satpam dalam jumlah cukup untuk mencegah fans yang impulsif ini, sehingga tidak terjadi kerusuhan besar.
Tapi suasana panas ini berhasil direkam oleh banyak stasiun TV dan wartawan. Orang-orang yang tak paham konteksnya bertanya-tanya: Bukannya final ini antara Manchester United dan Kaiserslautern? Kenapa fans Barcelona justru terlihat lebih membenci Kaiserslautern dan Yang Cheng daripada fans MU?
Yang Chengzhuo mengamati sekilas fans Barcelona, tanpa gerakan berlebihan, langsung membawa para pemain masuk ke saluran.
Pertandingan ini 1. FC Kaiserslautern ditempatkan di ruang ganti kandang lawan, sementara Manchester United mendominasi ruang ganti kandang sendiri yang lebih mewah, sehingga jersey putih dipakai 1. FC Kaiserslautern sebagai tim tamu, mengalah pada jersey merah kandang Manchester United.
Setelah berganti baju, para pemain dipimpin Yang Chengzhuo dan tim pelatih melewati saluran pemain yang agak sempit, memasuki Stadion Camp Nou untuk persiapan pemanasan.
Namun saat Yang Chengzhuo dan rombongan tiba di area terbuka, dari sudut tribun tiba-tiba terdengar teriakan hinaan yang memekakkan telinga, semuanya ditujukan pada Yang Chengzhuo dan 1. FC Kaiserslautern-nya.
"Sepertinya malam ini fans Barcelona ingin berpihak pada garis pertahanan yang sama dengan Manchester United!" Yang Chengzhuo menggelengkan kepala sambil tersenyum getir.
Dari babak grup terlihat, Barcelona dan Manchester United kedua-duanya bermain imbang, namun penyebab sebenarnya Barcelona tersingkir dari babak grup adalah kekalahan mereka dari Kaiserslautern di pertandingan itu.
"Percaya kamu takkan melupakan instruksi untuk mengakhiri percakapan mereka malam itu!" Paulus Bayer menggelengkan kepala dengan senyum pahit.
Perilaku fans itu kemudian dipilih media sebagai tindakan paling kurang kewibawaan kandang, namun tak diragukan lagi fans Barcelona kembali menyalahkan semua tanggung jawab pada Yang Chengzhuo - setidaknya mereka marah karena kekalahan sehingga melakukan aksi seperti ini, bisa dimaklumi!
Saat Yang Chengzhuo keluar dari saluran pemain, tim pelatih segera mengatur para pemain untuk pemanasan sekaligus mengenal Stadion Camp Nou, sementara Yang sendiri melangkah keluar dari bayangan tribun sambil menengadah, matanya menyapu deretan kursi penonton mencari wajah yang dikenalnya.
Tak lama, dia melihat orang tuanya. Segera tangan kanannya melambai-lambai penuh semangat ke arah mereka.
"Ah, Ah Cheng melihat kita!" Orang tua Yang Cheng sebenarnya udah dari dulu melihatnya di tribun, begitu melihat dia melambaikan tangan, langsung berdiri dengan gembira.
Di sebelah mereka duduk keluarga Yang Zhong, bersama Ye Wen, Liu Tianhong, Chen Xi, Yang Chen dan lainnya - teman-teman yang diundang khusus oleh Yang Cheng untuk menyaksikan final. Mereka semua ikut melambaikan tangan sambil menyapa.
Tak jauh dari situ, Haiti Krume, Sienna Miller dan rombongan juga sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Yang Cheng. Terutama saat melihatnya menyapa sekelompok orang Tionghoa di sekitarnya, sementara sepasang suami-istri paruh baya itu menangis dan tertawa bergantian, mereka seperti sudah menebak sesuatu. Tatapan mereka ke arah itu terlihat agak aneh.
Seolah gerakan melambaikan tangan Yang Cheng dianggap sebagai provokasi, fans Barcelona malah meledakkan siulan dan kutukan yang menyelimuti langit dan bumi, bagai ingin menenggelamkan sosok Yang Cheng yang berdiri di tengah-tengahnya.
“Bos, apa yang mereka katakan?” Yang Zhong mendekati Liu Tianhong dan bertanya.
Liu Tianhong sendiri juga tidak paham, sebenarnya dia bahkan tidak bisa berbahasa Inggris, hanya bisa menoleh ke Ye Wen.
“Mereka sedang memaki Yang Chengzhuo, menyuruhnya pergi sejauh mungkin kembali ke 1. FC Kaiserslautern, bahkan mengintimidasi bahwa mereka tidak akan membiarkannya meninggalkan Stadion Camp Nou dengan selamat!” Ye Wen yang sudah terbiasa justru terkekeh.
“Apa?” Ekspresi Yang Zhong langsung pucat.
Tidak hanya dia, orang tua Yang Chengzhuo juga panik, “Lalu harus bagaimana?”
“Tenang, Bu, hal seperti ini normal-normal saja. Dulu tim mereka bertarung dengan 1. FC Kaiserslautern pimpinan Yang Chengzhuo, hasilnya kalah sehingga perayaan 100 tahun klub mereka disabotase. Mereka masih menyimpan iri hati, tapi UEFA pasti sudah menyiapkan penjadwalan yang baik, setelah pertandingan akan mengawal mereka pergi dengan aman.”
“Bagaimana kalau saat di pertandingan mereka menyerbu ke bawah?” Ayah Yang Chengzhuo masih agak khawatir.
"Lihat tribun penonton, ada begitu banyak satpam dan penjaga, tidak perlu takut!" Ye Wen tersenyum.
"Jangan sekali-kali mengira Yang Cheng melakukan kejahatan. Sebenarnya, bisa dibenci fans klub ini sampai seperti ini adalah impian bagi pelatih kepala mana pun di dunia. Bayangkan, seorang individu dibenci oleh tim elit bergengsi berusia seabad dengan puluhan juta fans di seluruh alam semesta - itu adalah kejayaan yang luar biasa!"
Ucapan Ye Wen seketika menenangkan orang tua dan paman Yang Cheng. Mereka tidak paham seluk-beluk sepakbola, tapi selama Ye Wen bilang aman, pasti tidak masalah!
Melihat ke bawah, Yang Chengzhuo berdiri di luar lapangan, merangkul kedua tangan di depan dada, memandang sunyi ke arah para pemain yang sedang pemanasan dan latihan. Mereka bahkan bermain game menjauhi monyet, terlihat kondisi hatinya baik-baik saja tanpa tekanan berlebihan.
“Keluarga Yang Chengzhuo melihat sikapnya ini, dalam hati dipenuhi kebanggaan yang tak terkira. Terutama setelah Ye Wen mengatakan bahwa seluruh dunia akan menyaksikan momen ini - betapa mulianya membanggakan keluarga!”
“Adapun Liu Tianhong, orang terkaya di Jinjiang ini justru merasakan iri dari lubuk hati, bahkan cemburu. Karena pada detik ini, ia tiba-tiba agak memahami niat Yang Chengzhuo.”
“Uang yang dihasilkan sebanyak apapun percuma. Tak bisa seperti Yang Chengzhuo sekarang: dicintai oleh jutaan orang, dibenci oleh jutaan orang, dicintai sekaligus dibenci, namun sekaligus menjadi pusat perhatian alam semesta. Ini benar-benar impian setiap jantan!”
“Seolah benar-benar memutuskan untuk melawan Yang Chengzhuo sampai akhir, ketika pemain MU keluar, fans Barcelona ternyata bersorak gegap gempita. Kawan-kawan yang menggemaskan sekaligus memuakkan ini menggunakan taktik balas dendam seperti ini.”
“Rupanya Camp Nou malam ini benar-benar kandang kita!” Ferguson terkekeh sambil mendekati Yang Chengzhuo.
Yang menengok ke arah tribun fans Barcelona, "Lalu apa? Cuma sekelompok fans, berani apa mereka?"
Ferguson tersenyum lalu berpaling, berdiri sejajar dengan Yang Chengzhuo sambil memandang lapangan, "Sepakbola memang mengerikan. Malam ini hanya satu dari kita yang bisa keluar stadion dengan kejayaan!"
Harus diakui, Ferguson sangat mengagumi Yang Chengzhuo. Ia melihat bayangan masa mudanya pada diri Yang, bahkan Yang lebih menonjol daripada dirinya dulu. Tapi ia pasrah, karena di final ini siapa pun pasti ingin menang.
"Tenang, kalian akan kalah dengan bersenang-senang, sama sekali tidak sakit!" kata Yang Chengzhuo dengan keyakinan.
"Oh? Kamu yakin?" Ferguson masih tersenyum misterius.
Yang mengangguk mantap, "Tentu!"
Kali ini berbeda dengan sebelumnya. Ia mutlak tidak akan kalah lagi!
"Aku juga yakin, kamu yang akan kalah!" Ferguson menyeringai penuh keyakinan.
Yang Chengzhuo mengangkat bahu, "Kalau begitu kita lihat saja nanti!"
Ferguson tersenyum sambil menepuk bahu Yang Cheng, berbalik menuju bangku pelatihnya.
……
……
Usai pemanasan, para pemain kembali ke ruang ganti memulai persiapan akhir sebelum pertandingan.
Ada yang sibuk merapikan baju, ada yang mondar-mandir hanya mengenakan celana dalam sambil melanjutkan pemanasan, bahkan ada yang menyesuaikan posisi cucu kesayangan di selangkangan sambil bergumam: "Andai bagian bawah kita seperti tim putri, pasti lebih praktis!"
Yang Cheng hanya diam mengawasi pemandangan ini dengan tenang.
Tak perlu banyak bicara. Melawan Manchester United, Kaiserslautern lebih bersemangat dari siapapun!
Semua taktik telah dipersiapkan matang, poin-poin penting pun telah ditekankan berulang kali selama latihan. Di detik-detik terakhir ini, Yang Cheng justru merasa tak ada lagi yang perlu diucapkan.
“Seperti biasa, mengadakan pidato mobilisasi yang membangkitkan semangat?”
Sama sekali tidak perlu! Setiap pemain 1. FC Kaiserslautern saat ini sudah seperti disuntik darah!
Waktu berlalu sedetik demi sedetik, para pemain perlahan menyelesaikan persiapan terakhir dan mulai duduk, menyesuaikan napas dan kondisi mental sambil menunggu bel penanda waktu tampil.
Sesekali para pemain mengangkat kepala, memandang bel penanda di dinding ruang ganti itu, menanti bunyinya.
Tiba-tiba, bel nyaring yang menusuk telinga menggema dalam keheningan ruang ganti. Para pemain langsung bergerak gesit membentuk barisan rapi untuk persiapan masuk lapangan.
Tim Hank membuka pintu ruang ganti, melirik ke arah ruang ganti tim tuan rumah di ujung koridor. "Tidak ada aktivitas sama sekali di sana!"
"Ada apa ini?" Tim Hank menarik kembali kepalanya, "Ruang ganti tim tuan rumah sepi!"
"Kenapa?" Paulus Bayer merasa aneh.
Brehme di sampingnya mengerutkan kening, "Jangan-jangan mereka tidak mendengar bel?"
“Seharusnya tidak!” Paulus Bayer menggelengkan kepala, “Sistem petunjuk satu set ini baru saja diperbarui tahun ini, dan sebelum pertandingan Barcelona pasti sudah memastikan, tidak mungkin tidak mendengar.”
Semua orang seketika memandang ke Yang Chengzhuo, yang tersenyum tipis.
“Mungkin ini trik kecil Ferguson?”
“Apa maksudnya?” Paulus Bayer melontarkan kebingungan semua orang.
Yang Chengzhuo berjalan di antara para pemain, melambaikan tangan menyuruh mereka duduk kembali, jangan cemas.
“Ferguson sengaja mengulur waktu untuk keluar, biarkan kita lebih dulu menunggu di saluran pemain, memberi stimulasi psikologis!”
Seketika semua tersadar, dalam hati mengutuk: Orang tua itu sampai menggunakan taktik seperti ini!
Tak lama, bel kedua kembali berbunyi.
“Masih sepi!” Tim Hank seperti mata-mata yang kembali melapor.
Yang Chengzhuo mengangguk sambil tersenyum, “Kalau begitu kita tunggu saja!”
“Wasit utama datang!” Brehme mulai menunjukkan kecemasan.
"Collina adalah wasit yang sangat berpengaruh. Kehadirannya langsung, jika tidak ditangani dengan hati-hati, bisa membuat kita berselisih dengan wasit ternama ini. Bagaimana jika dia memberlakukan peraturan ketat pada 1. FC Kaiserslautern selama pertandingan? Ini bukan main-main."
Yang Chengzhuo berdiri, kebetulan saat itu Collina mengetuk pintu dan masuk.
"Selamat siang, Tuan Yang Cheng!" Wasit botak itu tersenyum menyapa remaja ini. Di Italia, ia terus-mendengar tentang pemuda yang menjadi musuh banyak pria Italia ini.
"Selamat siang, Tuan Collina!" Yang Chengzhuo menjabat tangan sambil tersenyum.
"Waktunya hampir tiba, tolong pimpin para pemain keluar!" Collina berkata sopan.
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Maaf Tuan Collina, kita perlu menunggu sebentar. Pav baru saja menemukan celana dalamnya yang hilang tadi!"
Alasan ini benar-benar konyol. Collina bergumam dalam hati, tapi tetap tertawa.
"Nedvěd di samping wajahnya memerah padam seperti darah, dalam hati berteriak, kapan aku pernah kehilangan celana dalam?!"
"Bagaimana jika Anda lebih dulu mendesak ruang ganti tim tuan rumah, toh mereka tuan rumah!" usul Yang Chengzhuo dengan sopan.
Collina tahu, kalau benar-benar bersaing, selama tim tuan rumah tidak keluar, tim tamu Yang juga bisa bertahan.
Tadinya dia mengira Yang yang masih muda lebih mudah dipengaruhi, tak disangka pria ini paham betul detail internal seperti veteran.
"Baiklah, suruh pemainmu... segera pakai celana dalam!" Collina menggeleng sambil tersenyum, lalu pergi.
Usai mengantar Collina, ruang ganti bergemuruh tawa. Para pemain beramai-ramai ingin menarik celana pendek Nedvěd untuk memastikan apakah dia benar-benar tidak pakai dalaman.
Yang menyusul Collina keluar pintu ruang ganti. Pandangannya bertemu Ferguson yang kebetulan juga baru keluar dari ruang ganti tim tuan rumah. Kedua pelatih itu saling memandang, lalu tertawa serentak.
Tak lama kemudian, pemain tim tuan rumah mulai berjalan berurutan keluar dari ruang ganti. Yang Chengzhuo pun menarik para pemainnya keluar. Kedua tim tiba di area pintu keluar, berdiri dalam dua barisan yang menjadi jelas perbedaannya.
Kawan-kawan pemain ini tidak memiliki hubungan erat satu sama lain, jadi tidak ada yang saling memberi salam.
Yang Chengzhuo dan Ferguson menyamai keluar dari saluran pemain, lalu belok ke arah berlawanan menuju bangku pelatih dengan formasi kiri-kanan.
Di tribun, fans Barcelona, fans MU, dan fans Kaiserslautern langsung berhamburan membuat keributan. Ada yang bersorak gegap gempita, ada yang menyiulkan kutukan, tentu tak ketinggalan sampah tak berguna khas mereka.
Hanya tinggal kepala babi yang belum ada!
Yang Chengzhuo tiba di posisi kebiasaannya. Saat menatap ke seberang, Ferguson kebetulan juga sedang melihat ke arahnya. Di antara mereka hanya terpisah oleh piala Liga Champions, seolah sedang tarik tambang memperebutkan gaya siapa yang lebih kuat untuk menarik piala itu mendekat ke diri mereka.
……
……
“Kami telah mendapatkan daftar lineup starter kedua tim. Pertama-tama yang akan diperkenalkan adalah lineup starter Setan Merah Manchester United.”
“Kiper adalah Schmeichel. Lini pertahanan dari kiri ke kanan masing-masing Wes Brown, Stam, Ronny Johnsen, dan Gary Neville. Lini tengah tetap menampilkan kombinasi emas Giggs, Beckham, Keane, dan Scholes. Di posisi striker ada duo hitam angin Andy Cole dan Dwight Yorke.”
“Lineup starter Kaiserslautern juga tidak mengalami perubahan berarti. Mereka tetap menggunakan taktik tiga bek yang paling sering dipakai. Kiper adalah Inkh, lini pertahanan terdiri dari Thomas Link, Kehl, dan Lúcio. Tiga gelandang adalah Nedvěd, Verón, dan Gattuso. Di lini serang terdapat Denílson, Ballack, dan Deisler. Striker tunggalnya adalah penembak jarak jauh Belanda, Van Nistelrooy.”
"Kedua tim tidak melakukan perubahan besar pada lineup. Yang mengejutkan di Manchester United adalah penggunaan Wes Brown menggantikan El sebagai bek kiri starter. Ini kemungkinan sinyal kuat Ferguson untuk memperkuat pertahanan sayap kiri. Wes Brown telah tampil beberapa kali musim ini dengan performa bagus. Pertandingan ini akan menguji kemampuannya membatasi pergerakan Deisler dari Kaiserslautern!"
"Lineup starter Kaiserslautern juga tidak terlalu mengejutkan. Penggunaan Deisler di sayap kanan alih-alih Schneider menunjukkan strategi Yang Chengzhuo untuk fokuskan serangan di sayap kanan, yang berhadapan dengan sayap kiri MU - titik lemah yang telah diakui. Pertanyaannya, mampukah Deisler menembus pertahanan Wes Brown dalam laga ini?"
Seiring penjelasan komentator, para pemain telah menyelesaikan proses masuk lapangan, foto bersama, dan undian tepi dimana Kaiserslautern mendapatkan hak tendangan pertama. Kedua tim kini berbaris rapi di area pertahanan masing-masing.
Wasit Collina menjepit peluit di mulut, mengawasi arloji tangan, memperhatikan waktu. Peluit final bisa dibunyikan kapan saja. Suasana di stadion tegang seperti pedang terhunus, final siap dimulai.
Namun Yang Chengzhuo menemukan hal agak aneh: formasi rekombinasi Manchester United di lini tengah.
"Ternyata orang tua ini masih melakukan penyesuaian yang ditargetkan!"
