Boom~ Boom, Sang Kaisar!
Boom~~ Boom~~, Sang Kaisar!!
Di atas tribun utama Stadion Giuseppe Meazza, Andrea memimpin Guild Santo Roh sambil memukul genderang penyemangat dan meneriakkan slogan yang membuat darah berdesir panas, mendukung pelatih kepala Inter Milan Yang Chengzhuo yang berada di pinggir lapangan.
Aura yang mengalir deras dari langit itu bahkan membuat Ericsson di bangku pelatih tim tamu merasa tidak nyaman.
Memandang sosok Yang Chengzhuo yang tegak berdiri di sebelah, hatinya dipenuhi iri dan dengki yang tak tertahankan.
Sama-sama pelatih kepala, bertahun-tahun melatih tapi tak pernah mendapat perlakuan spesial dari fans. Tapi pelatih asal Tiongkok ini hanya dalam beberapa tahun sudah memenangkan hati banyak pendukung. Apakah perbedaan antar manusia bisa sebesar ini?
Soal penampilan, aku tak kalah dari Yang Chengzhuo. Kalau pakai kacamata, kharismaku juga lumayan. Tapi mengapa kontrasnya begitu mencolok?
Yang Chengzhuo tak menyadari dendam Ericsson. Seluruh kesadarannya fokus pada pertandingan yang sedang berlangsung.
Pertandingan ini Inter Milan tetap mengerahkan pasukan inti. Kiper Buffon, lini belakang dari kiri ke kanan: Zambrotta, Bergomi, Lúcio, dan Panucci. Gelandang Nedvěd, Emerson, dan Simeone. Trisula penyerang tetap Baggio, Ronaldo, dan Van Nistelrooy.
Menyesuaikan karakteristik taktik Lazio, Yang Chengzhuo melakukan penyesuaian taktis spesifik pada pertahanan tim. Khususnya memerintahkan Lúcio untuk memperhatikan khusus pada Vieri. Dalam laga ini, beban pertahanan lebih banyak ditanggung lini tengah terutama Nedvěd dan Simeone, sementara Lúcio bertugas mengawal Vieri.
Logikanya sederhana: Jika kau adalah tank Apennine, maka aku harus menggunakan bek tengah level binatang buas untuk membekukanmu!
Dalam peta taktik serang-pertahanan Yang Chengzhuo vs Eriksson, duel antara Vieri dan Lúcio memainkan peran krusial.
……
……
Bicara soal Lúcio si bek tengah, sebagian besar fans pasti teringat tendangan sudut spektakulernya saat masih di 1. FC Kaiserslautern, perannya dalam set-piece tim, serta serangan mendadaknya menggiring bola maju ke depan.
Di musim ini, semua orang menambahkan satu kesan baru tentang Lúcio: tekanan mendadaknya ke depan dan kemampuan jaga ruang yang presisi.
Jangan remehkan kemampuan vertikal ala Lúcio ini, karena justru inilah senjata pamungkas yang bisa mengubah situasi pertandingan.
Dari sudut pandang analisis taktik pelatih, semua sistem pertahanan tanpa kecuali mengizinkan perpindahan bola horizontal dan operan lateral - kecuali di area 32 meter depan gawang. Karena itu bagi tim manapun, rotasi horizontal memang mudah. Yang sulit justru penetrasi vertikal, atau dalam bahasa taktis biasa disebut: pergerakan eksplosif menembus kedalaman taktis!
Tepat, Lúcio memiliki kemampuan mendorong kedalaman taktis ini. Serangan dadakannya dapat tiba-tiba memajukan bola sejauh 10 meter, yang memberikan dampak besar bagi tim mana pun.
Tentu saja, serangan bek tengah pasti mengandung risiko. Oleh karena itu, Yang Chengzhuo menugaskan Emerson dan Panucci untuk menutupi posisinya.
Namun banyak orang sering menganggap Lúcio sebagai bek tengah yang tidak tenang karena posisinya dalam sistem taktik Yang Chengzhuo. Padahal, dia pertama-tama harus menjadi bek tengah yang kompeten sebelum dipercayakan posisi tersebut!
Jelas terlihat, Vieri juga menganggap Lúcio mudah diintimidasi. Begitu pertandingan dimulai dan Lazio melakukan kick-off, dia langsung menyerang gawang Inter Milan.
Umpan Stanković segera mencapai Vieri. Penyerang tengah Italia ini dengan santai menghalangi Lúcio menggunakan tubuhnya, mengontrol bola dengan dada tepat di bawah kakinya, sengaja berhenti sejenak.
“Kamu tamat, orang Brasil!”
Vieri mengerahkan tenaga di punggungnya, berusaha mendesak Lúcio, namun bek Brasil itu kokoh mempertahankan posisinya. Dengan pra-penilaian yang jitu, ia menyodok bola tepat sebelum Vieri sempat berputar melepaskan tendangan voli.
“Waaah～～～～”
Seluruh fans Inter Milan langsung riuh rendah, ini adalah perebutan bola yang bersih dan presisi!
Lúcio dengan cepat mengoper bola ke Emerson yang segera mengkoordinasi serangan balik.
“F……K!” Vieri berbalik sambil meludah, mundur perlahan dengan perhatian mulai tertuju pada Lúcio.
Tak lama, Lazio kembali menyusun tekanan efektif. Salas yang mundur mengambil bola segera mengoper ke Vieri, mempersiapkan koordinasi tembok satu-dua.
Vieri juga sudah bersiap untuk mengembalikan operan, tapi tiba-tiba Lúcio menyambar dari samping, langsung menyapu bola dengan Kaki Besar sebelum Vieri sempat bereaksi, memulai serangan balik Inter Milan.
"Apa kau benar-benar Vieri?" Lúcio melewati sisi Vieri sambil terengah-engah meludah, bertanya dengan senyum dingin, nada bicaranya penuh ironi dan provokasi.
Vieri mulai marah. Saat ia menoleh dan melihat Yang Chengzhuo di pinggir lapangan mengacungkan jempol ke arah Lúcio di dalam lapangan, wajah masam yang sangat menyebalkan itu membuat amarahnya meledak.
"Akan kubuat kau mati mengenaskan, dasar payah!"
……
……
Di awal pertandingan, Lazio melancarkan serangan, sementara Inter Milan memilih pendekatan stabil dengan mengatur serangan dan pertahanan sambil bersiap melakukan serangan balik.
Vieri mengalami tiga kali konfrontasi dengan Lúcio di awal pertandingan, namun setiap kali berakhir dengan kegagalan. Salah satunya bahkan pada duel udara yang menjadi keahlian utama Vieri, namun tetap kalah di bawah kaki Lúcio.
Dalam pertandingan ini, Yang Chengzhuo secara khusus menyusun persiapan defensif yang terfokus. Dengan bantuan Bergomi, Emerson, dan Panucci di sampingnya, Lúcio bisa lebih memusatkan perhatian pada Vieri, membekukan sepenuhnya "tank Apennine" yang terkenal dengan gaya bermain menyerbu seperti tank.
Setelah melewati fase awal, Inter Milan segera membalikkan situasi permainan.
Kombinasi trisula lini depan Ronaldo, Van Nistelrooy, dan Baggio semakin menunjukkan keharmonisan. Ketiganya bagai satu kesatuan utuh dengan koordinasi gerak yang selaras, terutama Ronaldo yang mulai lebih aktif berlari dan mengganggu, sering terlihat berkeliaran di sekitar bek tengah bahkan bek sayap lawan.
Setelah kembali membalikkan situasi, Inter Milan langsung melancarkan satu gelombang serangan.
Pada menit ke-27, Nedvěd dan Zambrotta melakukan koordinasi tembok satu-dua di sayap kiri. Nedvěd menggiring bola maju sebelum mengoper ke Ronaldo yang mundur. Orang Brasil ini meminjam momentum melepaskan diri dari Almeyda, lalu langsung mempercepat dribel ke depan.
Van Nistelrooy dan Baggio seperti memiliki Keselarasan Batin dengan Ronaldo. Yang satu mundur, yang lain maju, keduanya sekaligus mengganggu pertahanan Lazio.
Ronaldo menerobos hingga depan wilayah terlarang. Menghadapi Mihajlović, dengan tenang ia menyilangkan operan. Baggio yang menyusup dari belakang langsung mendorong bola ke depan. Ronaldo yang telah memanfaatkan kecepatannya melesat melewati Mihajlović, menyambar sebelum kiper yang maju, lalu menusuk bola ke dalam gawang.
1：0！
Fans Inter Milan di tribun langsung melompat kegirangan, menerjang ke depan pagar, meneriakkan nama Ronaldo dengan suara serak. Pemain Brasil ini terus mencetak gol sejak comeback, kembali menaklukkan hati fans Nerazzurri.
Lúcio langsung menyambar maju setelah gol Ronaldo. Saat melewati Vieri, ia menyorotkan senyum sinis ke striker Italia itu sebelum akhirnya memeluk Ronaldo dengan semangat.
Seluruh skuad Inter Milan berhamburan merayakan. Ronaldo bahkan langsung melesat ke bawah tribun, matanya berbinar menatap lautan fans yang sedang menyanyikan lagu spesial untuk Sang Raja Meazza!
Di detik ini, ia benar-benar merasakan cinta tak terbatas dari pendukungnya!
……
……
"Melihat gol Ronaldo, kita harus mengakui satu hal: di planet ini memang tak ada yang bisa menghentikan alien serba bisa ini!"
"Yang Chengzhuo adalah pelatih kepala yang sangat mahir dalam melatih pemain sekaligus membangun taktik tim sesuai karakteristik pemain. Saat baru menahkodai Inter Milan, ia berani menahan Ronaldo di bangku cadangan selama lebih dari 2 bulan. Tapi justru ketika semua orang mengira Ronaldo akan kabur dari Inter Milan, tiba-tiba ia kembali mendapat posisi starter dan menunjukkan performa menonjol dalam dua pertandingan berturut-turut!"
Komentator yang menyaksikan pemain Inter Milan merayakan gol itu berkata dengan penuh penyesalan di dalam hati.
"Penampilan Ronaldo saat ini sama sekali berbeda dengan sebelumnya. Ia terlihat lebih aktif menyatu ke dalam sistem serangan-pertahanan tim. Bahkan saat tidak menguasai bola, ia akan bekerja keras melakukan gangguan dan tekanan di area depan seperti Van Nistelrooy atau Baggio - sesuatu yang tak pernah kita lihat di masa lalu."
"Lihat bagaimana setelah Ronaldo mencetak gol, Van Nistelrooy, Baggio, dan pemain Inter Milan langsung menyerbu bersamaan merayakan bersamanya. Kita punya alasan untuk percaya pada pernyataan Yang Cheng sebelumnya - Ronaldo kini memang telah siap sepenuhnya, akan menyambut momen paling mempesona dalam karier profesionalnya!"
……
……
Berbanding terbalik dengan semangat Inter Milan, kegilaan fans di tribun, dan antusiasme komentator, pemain Lazio justru tampak penuh penyesalan dan frustasi. Terutama sang kapten Nesta yang sudah mengingatkan Mihajlovic saat hendak maju: "Jangan nekat!"
Namun hasilnya jelas: Mihajlovic melakukan kesalahan!
Tapi ini bukan salah siapa-siapa. Jika harus disalahkan, itu karena serangan Inter Milan terlalu variatif. Bahkan Van Nistelrooy yang tidak terlibat langsung dalam serangan pun aktif melakukan tugas interferensi.
Berbeda dengan frustasi Nesta, Vieri justru meluapkan amarah. Dia belum mencetak gol, sementara Inter Milan sudah!
Ini adalah hal yang paling tidak bisa ia toleransi!
Maka selanjutnya ia mulai berusaha mati-matian melalui performanya sendiri untuk mencetak gol bagi Lazio.
Setelah Inter Milan mencetak gol, situasi pertandingan Lazio berada dalam status tertekan, serangan mulai mengandalkan fungsi Vieri di lini depan sehingga dialog langsung antara Vieri dan Lúcio semakin intens.
Pertama, dua kali pertarungan tatap muka langsung: Setelah Vieri menyambar bola, ia berniat menaklukkan Lúcio sendirian seperti Ronaldo melahap garis pertahanan Lazio, namun kedua upaya tersebut gagal total.
Satu kali bola langsung dihancurkan oleh Lúcio, sedangkan kali lainnya Vieri dipaksa hingga ke garis batas dan membawa bola keluar lapangan, berubah menjadi tendangan gawang untuk Inter Milan.
Hal ini membuat Vieri semakin terlihat gegabah, terutama ketika menyaksikan semangat Inter Milan yang semakin membara, ia pun gelisah ingin mengubah situasi ini.
……
……
"Lazio melakukan serangan balik, Conceição menguasai bola di sayap kanan, cepat maju ke depan, Zambrotta mengejar dari samping, seluruh garis pertahanan Inter Milan mulai condong ke kiri."
"Di bawah interferensi Zambrotta, Conceição melakukan perubahan kecepatan cantik yang langsung menerobos pertahanan Inter Milan, turun ke garis batas dan melakukan crossing akurat..."
Crossing Conceição ini mendarat tepat di gerbang belakang. Vieri sudah menemukan titik ini sejak awal, menguasai posisi dengan sempurna, menilai arah datangnya bola dan titik jatuh, melonjak pada timing yang hampir optimal.
Pada momen ini, Lúcio dan Panucci jelas sudah terlambat dalam lompatan untuk mengancam Vieri. Dalam aksi header, timing melonjak sangat krusial - ketertinggalan dalam lompatan hampir menjadi vonis kegagalan.
Namun Lúcio tetap melompat tinggi, meski hanya bisa mendekati Vieri untuk memberikan interferensi tingkat tertentu.
Vieri memang seorang penyerang tengah kuat yang menonjol. Dalam hal pra-penilaian bola lambung dan penguasaan timing lompatan, dia benar-benar sangat ahli. Gerakan melompatnya penuh tenaga, ketinggian lompatan yang ekstrim, waktu melayang di udara yang panjang, memungkinkannya melakukan gerakan menggelengkan kepala dengan tenang. Ditambah lagi titik jatuh bola yang bagus dan serangan frontal langsung Vieri, tembakan sudut dekat ini seharusnya sudah 90% pasti masuk.
Namun anehnya, sundulan Vieri justru meleset sedikit ke atas. Bagian kepala yang menyentuh bola mengalami penyimpangan, bola nyaris menggeser mistar gawang sebelum keluar garis lapangan.
Saat mendarat, Vieri langsung menggeram marah sambil membelalakkan mata ke arah Lúcio.
Menurut perasaannya, tembakan tadi seharusnya sempurna karena punya waktu cukup untuk menyesuaikan sudut pandang. Dia ingin menembak titik buta yang membuat Buffon tak berdaya. Tapi tak disangka, Lúcio yang melompat justru menempel rapat di tubuhnya, menyebabkan Interferensi pada sundulannya yang seharusnya tidak terjadi!
Lúcio juga menyadari amarah Vieri, mengangkat kepala, tanpa ragu membalas tatapannya.
"Kamu harus lebih berhati-hati, brengsek!" Vieri mengatupkan gigi mengintimidasi.
"Aku tunggu, buah zakar lembek besar!" Lúcio tak menunjukkan ketakutan.
Baru pada detik ini fans Inter Milan bisa menarik napas lega, karena pengalaman tadi benar-benar terlalu galak.
Bergomi mendekat, memberikan tepukan persahabatan di bahu Lúcio sebelum kembali ke pos penjagaannya.
……
……
Yang Chengzhuo di pinggir lapangan juga merasakan jantung berdebar-debar. Sebagai pelatih kepala, jantungnya harus sanggup menahan tekanan seperti ini kapan saja di mana saja.
"Anggota Vieri ini benar-benar lebih kuat!"
Meski sebagai lawan, dan di depan orang luar Yang Chengzhuo akan terus memanfaatkan situasi untuk memukulnya, tapi dari sudut pandang praktisi sepakbola, Yang harus mengakui bahwa Vieri memang penyerang tengah kuat yang menonjol.
Di Serie A saat ini ada dua penyerang tengah kuat paling mematikan, satu adalah Batistuta dari Fiorentina, satunya lagi Vieri. Meski Bierhoff juga cukup bagus, tapi hanya unggul di header saja, apalagi belakangan ini di AC Milan ia mulai kehilangan tempat.
"Saat ini tim kita masih kurang dalam variasi permainan!" Paulus Bayer menyuarakan penyesalan Yang Chengzhuo.
Yang terakhir tak henti-hentinya mengangguk.
Pasukan Inter Milan memang kuat. Nyatanya bahkan gelandang seperti Simon, Zanetti, dan Van Bommel sekalipun, jika pindah ke tim lain pasti masuk level starter. Ini menunjukkan betapa kuatnya lini tengah Inter Milan.
Tapi kurang variasi!
Sebuah lini tengah yang luar biasa harus memiliki variasi tak terduga yang membuat musuh kewalahan, baik itu umpan jauh maupun pendek, kombinasi umpan cepat nan presisi maupun pengolahan bola yang perlahan - semua variasi ini mutlak harus dimiliki lini tengah.
Saat ini lini tengah Inter Milan memiliki keberanian berlebih tetapi kurang halus, setidaknya masih kekurangan pemain hebat yang ahli dalam umpan jauh, sekaligus juga kurang pemain yang bisa melakukan umpan pendek halus dan mematikan di momen genting.
Situasi serupa terjadi di garis depan. Baik Zamorano maupun Ventola tidak cocok memerankan peran target man. Yang pertama perlahan beralih menjadi playmaker, sementara yang terakhir masih terkesan hijau. Jika ada striker udara yang bisa menerobos pertahanan lawan, variasi serangan Inter akan semakin kaya.
Karena itu Yang Cheng sangat menyadari: transformasi yang dilakukannya terhadap Inter baru saja dimulai!
……
……
Babak pertama berakhir dengan skor 1-0. Meski kebobolan 1 gol, pertahanan Lazio yang dipimpin Nesta secara keseluruhan layak diapresiasi. Terutama Nesta yang sangat diandalkan Yang Cheng, tampil gemilang sebagai penyangga utama pertahanan Lazio, memainkan peran krusial.
Setelah istirahat tengah, taktik Inter Milan tidak banyak berubah, Lazio juga demikian. Kedua tim tidak melakukan penyesuaian pergantian pemain, sementara serangan Lazio tetap fokus memanfaatkan Vieri sebagai titik utama.
Namun jelas terlihat, Vieri bukanlah sosok besar polos yang hanya mengandalkan tenaga. Ia juga memiliki kecerdasan dalam permainan.
Pada menit ke-49 babak kedua, setelah Dejan Stanković membawa bola maju di area tengah, Vieri awalnya mundur dari kotak penalti seakan ingin menyambut umpan. Tiba-tiba ia melakukan pemberhentian mendadak, lalu berbalik dan menyerbu ke depan tepat saat Stanković mengoper bola.
Perhatian Lúcio sepenuhnya tertuju pada Vieri. Namun setelah penyerang itu mundur, matanya mulai mengamati Stanković. Bek Brasil itu mempertimbangkan: gelandang Lazio tersebut masih berada dalam jangkauannya - haruskah ia maju untuk mengganggu setelah Vieri mundur?
Tapi justru karena keraguan satu detik ini, Vieri tiba-tiba berbalik dan menerobos ke depan, langsung merobek pertahanan Inter Milan sepenuhnya.
Lúcio yang tampil sangat stabil sepanjang babak pertama, melakukan kesalahan yang tak seharusnya terjadi di momen krusial ini.
Ini adalah counter-offside yang brilian dan sukses, Vieri mengubah taktik tenaga langsungnya menjadi pola pergerakan lincah, berhasil membelah pertahanan Nerazzurri.
Setelah menerima bola, dia langsung menggiringnya ke wilayah terlarang tanpa mengalami gangguan sedikit pun selama prosesnya.
Bergomi dan Panucci berusaha mati-matian mengejar, tapi saat Vieri masuk area terlarang, yang tersisa di hadapannya hanyalah penjaga gerbang Buffon!
Pada detik ini, bukan hanya fans Inter Milan di tribun yang mengeluarkan rintihan tertekan, bahkan Yang Chengzhuo di pinggir lapangan juga terkejut memandang ke wilayah terlarang. Otaknya seketika menjadi blank, satu-satunya niat yang ada adalah: apakah tembakan Vieri ini akan masuk?
Vieri tampaknya bertekad membongkar secara konsisten. Setelah menguasai bola, dia tidak menunjukkan tembakan keras bertenaga seperti biasanya, melainkan ingin mencoba tembakan yang lebih halus. Melihat Buffon maju menyongsong, dia malah menggesek bola lambung.
Cara mencetak gol seperti ini jarang terlihat dalam karier profesional Vieri, tapi bukan berarti dia tidak akan!
Tepat seperti pepatah: Seperti jenderal garang yang menyulam, kekasaran menyimpan kehalusan!
