"Jika tim Italia ini punya Baggio, pasti tidak akan kalah dalam pertandingan ini!"
Pada malam 3 Juli, duduk di studio siaran langsung Piala Eropa saluran Italia 1 kota Milan, sebagai tamu undangan khusus, Yang Chengzhuo terlihat menyesal karena Italia kalah di final penting. Trézéguet mencetak gol kemenangan.
"Aku tidak menyangkal, Italia juga punya momen bermain lebih aktif, namun secara menyeluruh, terutama di momen genting, tetap ingin mengandalkan pertahanan tenang mereka untuk menguras lawan. Ingat, menguras, artinya sambil menyiksa lawan, mereka juga menyiksa diri sendiri."
Di titik ini, Yang Chengzhuo dan penyiar wanita cantik Canalis tersenyum serentak.
"Lebih dulu mencetak gol, seharusnya ini menjadi pertandingan yang mudah. Tapi sayang, Zoff kurang memercayai kekuatan pemainnya di saat genting. Dia tidak yakin pemainnya bisa menerima tekanan. Setelah unggul, dia langsung ingin mempertahankan skor. Ini benar-benar menggulingkan persiapan presisi yang dia susun sebelum pertandingan!"
“Satu sorotan utama pertandingan ini adalah kesuksesan taktik pembuka Zoff yang sangat menonjol, terutama dalam meredam Prancis di area tengah. Seperti yang kukatakan sebelum pertandingan, inilah cara terbaik untuk mengalahkan tim Prancis dan menetralisir Zinedine Zidane. Mereka melaksanakannya dengan sempurna, performa Zidane memang kurang memuaskan dalam laga ini.”
“Tapi setelah unggul, Zoff mulai bersikap tradisional. Inilah alasan mengapa dia kalah dalam final ini!”
Canalis mendengar kesimpulan Yang Chengzhuo sambil tersenyum bahagia, "Tidakkah menurutmu kekalahan seperti ini terasa begitu pilu?"
Yang Cheng tertawa mengangguk, "Sepakbola selalu se-mengerikan ini. Kita hanya bisa beradaptasi dengannya!"
"Tapi menurut pengalaman kami, setiap kali kamu memimpin tim di final besar, hasilnya selalu memuaskan. Apakah ada rahasia khusus?"
"Tidak, saya juga pernah kalah, tapi lebih sering menang!" kata Yang Chengzhuo dengan sedikit kebanggaan. Orang asing tidak suka sikap terlalu rendah hati karena dianggap berpura-pura. Justru gaya seperti Yang Cheng ini lebih bisa diterima.
"Sebenarnya tidak ada rahasia khusus. Hanya saja di momen genting, sebagai pelatih kepala, saya akan mempercayai insting dan intuisi saya, mempercayai para pemain saya. Kepercayaan ini akan terwujud dalam cara bicara, pergantian pemain, dan penyesuaian taktik saya - semua ini mempengaruhi kondisi mental pemain!"
"Bisa mencapai final berarti kekuatan kedua tim seimbang. Menang atau kalah itu wajar. Kuncinya ada di kondisi mental dan semangat pertarungan!"
"Lalu kenapa menurutmu Italia kekurangan sosok Baggio?"
"Karena mereka butuh orang yang bisa menghubungkan lini depan saat menyerang!" Yang Cheng enggan menjelaskan lebih detail, tak ingin dianggap sedang membela murid andalannya.
"Canalis tahu isi hatinya, jadi tidak terus mengganggu, "Mari kita hentikan pembicaraan tentang Piala Eropa kali ini!"
"Sebelumnya banyak yang meragukan analisis saya, tapi sekarang semua membuktikan prediksi saya. Keseluruhan tim, kombinasi teknologi dan tenaga, inilah tren sepakbola masa depan yang tidak akan berubah, saya bisa menyimpulkan!"
Yang Chengzhuo berbicara dengan penuh percaya diri, bahkan memberi kesan seolah sudah dipakukan di papan besi.
"Kalian lihat saja, tim-tim berteknisi halus seperti Rumania, Yugoslavia dan Spanyol sudah pulang lebih awal karena terlalu terobsesi teknik. Sementara tim gaya kekuatan tradisional Eropa seperti Norwegia, Denmark, Swedia dan Inggris juga tampil memilukan karena terpaku pada tenaga!"
“Tim seperti Prancis dan Portugal yang mengandalkan gaya taktik teknik yang lincah dan menyeluruh, menunjukkan prestasi gemilang di Piala Eropa. Sementara Italia memperlihatkan daya tarik sepak bola menyeluruh mereka melalui pertahanan yang hampir sempurna tanpa cela. Semua ini membandingkan analisis saya sebelumnya.”
“Apakah maksudmu Inter Milan sedang memainkan sepakbola dengan konsep paling maju?”
“Tepat sekali, seperti inilah!” Yang Chengzhuo terlihat penuh kesombongan.
“Lalu, apa targetmu untuk musim baru yang akan datang?”
“Target saya adalah lolos ke 8 besar!” Setelah mengucapkan ini, Yang Chengzhuo sendiri terkekeh ringan.
Canalis bahkan tertawa terpingkal-pingkal, karena ia memahami sindiran halus terhadap tim-tim Serie A musim lalu - baik di Liga Champions maupun Piala Alliance, 8 besar ternyata tidak menyisakan satupun wakil Italia. Ironi besar bagi liga yang dijuluki "Liga Kecil Piala Dunia" ini.
Meskipun Ancelotti, Ericsson, Trappatoni dan lainnya mengemukakan berbagai alasan untuk menjelaskan - seperti kompetisi Serie A yang terlalu sengit, kelelahan pemain, dll - tetap tidak bisa menutupi fakta bahwa Serie A mengalami kemerosotan di kompetisi Eropa musim lalu.
Yang Chengzhuo sendiri justru melakukan analisis, menurutnya akar masalahnya terletak pada Juventus dan AC Milan yang tenggelam dalam masa penyesuaian.
Moratti sedang menyesuaikan struktur tim Juventus, ditambah dengan hambatan dalam rekrutmen pemain baru akibat dihadang oleh AS Roma dan Lazio, memicu penurunan signifikan dalam kekuatan menyeluruh Legiun Zebra. Kepergian Lippi dan naiknya Ancelotti semakin memperburuk kelemahan Juventus di kancah Eropa.
Mengenai AC Milan, mulai dari sekarang, tim AC Milan memiliki kecenderungan penuaan yang sangat serius secara menyeluruh, akan sulit untuk pulih dalam beberapa tahun ke depan. Ini juga merupakan masalah terbesar yang dihadapi Zaccheroni, namun Berlusconi dan Galliani tampaknya tidak memiliki kekhawatiran dalam hal ini.
Lazio dan Roma pasti memiliki daya saing yang terjamin di Serie A, tetapi selalu sulit berprestasi di Liga Champions. Ini adalah hasil dari kemerosotan yang berlangsung lama, mereka kurang dasar yang kokoh dan keteguhan. Tim Capello selalu memiliki performa buruk di Liga Champions.
Untuk Inter Milan, Yang Chengzhuo masih memiliki keyakinan untuk melewati dua babak grup secara kontinu. Setelah melalui perjalanan juara liga dengan 1. FC Kaiserslautern, ditambah kegagalan sebelumnya di depan Ferguson, ia sangat memahami cara bermain di Liga Champions. Babak grup tidak masalah besar.
Namun ketika masuk ke babak penyisihan, penyakit kemerosotan performa tim Inter Milan selama bertahun-tahun mutlak akan menjadi hambatan besar.
Jangan remehkan kekuatan spiritual seperti ini, seringkali yang paling menguji dalam babak penyisihan Liga Champions selain taktik spesifik pelatih kepala, adalah kekuatan mental tim di momen genting.
Seperti Real Madrid yang menjuarai musim lalu, siapa yang menyangka mereka akhirnya bisa merebut gelar Liga Champions saat Bosquet mengambil alih di tengah jalan? Tapi faktanya mereka berhasil!
Karena itu Yang Chengzhuo tetap menjaga sikap hati-hati terhadap perjalanan Liga Champions tim musim ini, tapi sangat ingin bersaing karena final Liga Champions musim ini akan digelar di Stadion Giuseppe Meazza.
……
……
Usai siaran langsung pertandingan dan menghentikan analisis, dengan teriakan "Cut!" dari sutradara, semua orang serentak menghela nafas lega.
"Masih mau makan malam bersama?" tanya Canalis sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, "Tidak bisa, harus buru-buru kembali ke klub!"
Beberapa hari ini, Yang Chengzhuo direkrut sebagai tamu ahli komentator siaran langsung Piala Eropa di Rai 1 Italia. Ini adalah cara dia mendukung Canalys untuk berdiri sendiri, berharap bisa meningkatkan kariernya dengan pengaruh yang dimilikinya. Namun di mata banyak wartawan, ini dianggap sebagai upaya aktif Yang Chengzhuo mengejar Canalys, tanpa menyadari bahwa keduanya sudah berkobar-kobar sejak lama.
Canalys tentu memahami maksud Yang Chengzhuo, di dalam hati rasa terima kasihnya semakin mendalam.
Di sela-sela pertandingan, hobi utama mereka berdua adalah mempermainkan para wartawan yang malang.
"Oh!" Canalys menunjukkan kekecewaan.
Saat Yang Chengzhuo melewatinya, diam-diam ia mendekatkan bibir ke telinganya: "Pulang dan mandilah untuk menungguku!" Dengan kedipan mata yang ambigu, ia lalu berbalik menyapa staf dan meninggalkan ruang siaran.
Canalys mengerutkan bibirnya nan jelita ke arah punggung yang menjauh, namun hatinya dipenuhi rasa manis bak madu.
……
……
Setelah keluar dari studio, Yang Cheng menaiki Ferrari miliknya, melesat cepat seperti angin menuju Jalan Durini.
Berhenti di pinggir jalan, langsung naik ke kantor Facchetti.
"Aku benar-benar ingin menghajarmu sekarang!" teriak Facchetti sambil menggeleng-gelengkan kepala penuh kekecewaan begitu melihat Yang Cheng.
Yang Cheng duduk di depannya dengan senyum manis, mengangguk: "Boleh, kapan-kapan kita atur waktunya!"
Facchetti menggerutu sambil tersenyum. Setelah lama bekerja sama dengan Yang Cheng, mentalnya jadi lebih muda dan bersemangat.
"Lazio benar-benar menaikkan harga, 25 juta dolar untuk Simon! Kapten Argentina itu juga sudah mulai mesra-mesraan dengan manajer mereka lewat broker. Ini sudah batas maksimal!" Facchetti tak bisa menyembunyikan kekaguman pada strategi negosiasi Yang Cheng.
"Kalau begitu setujui saja!" jawab Yang Cheng tanpa ragu.
Dia memang sudah mempersiapkan diri kehilangan Simon. Lagi pula lini tengah Inter Milan tidaklah lemah!
“Mereka sudah menyelesaikan transfer Rivaldo dan mengumpulkan dana, tinggal menunggu pihak kita. Asalkan kita membayar 15 juta dolar AS, mereka akan langsung mengumumkan kedatangan Rivaldo dan Simon. Sedangkan kita mendapatkan Nesta!”
Setiap kali transfer ini disebut-sebut, Facchetti langsung merasa gembira.
Melihat penampilan hebat Nesta di Piala Eropa yang bahkan masuk dalam pasukan terbaik turnamen, masa depannya bersama Inter Milan sungguh menggembirakan. Keharmonisan tak terucapnya dengan Buffon benar-benar menjadi jaminan di lini pertahanan Inter!
Setelah Buffon bergabung ke Inter Milan, alih-alih cedera seperti di kehidupan sebelumnya, ia berhasil menggeser Toldo yang bernasib sial sebagai kiper utama timnas Italia. Kemampuannya di Piala Eropa bahkan melampaui performa Toldo di masa lalu.
Kini Buffon telah dianggap sebagai pemain inti tak tergoyahkan di posisi kiper Inter Milan untuk sepuluh tahun ke depan, menjadi kebanggaan timnas Italia. Biaya transfer 15 juta dolar AS yang dulu dianggap mahal, sekarang justru dinilai sebagai investasi yang memberikan nilai tambah luar biasa!
Lihat saja Lazio yang ingin mendapatkan Peruzzi dari Juventus, mereka bahkan berani meneriakkan harga fantastis 20 juta dolar AS, namun tetap gagal membujuk si licik Moratti. Dibandingkan dengan itu, transfer Buffon senilai 15 juta dolar AS tahun lalu jelas jauh lebih hemat.
"Ferguson menaikkan tawaran untuk Blanc menjadi 2.5 juta dolar. Sesuai instruksimu, kami balas dengan 5 juta dolar. MU bilang butuh waktu untuk pertimbangan!" ujar Facchetti sambil tersenyum.
Blanc sendiri dulu dibeli dengan harga 1.4 juta dolar. Kini batas psikologis Yang Cheng adalah 3 juta dolar, tapi dengan strategi 'membuka mulut selebar singa', kami sengaja memberi harga selangit agar MU mau menawar mundur.
Tapi bukan berarti tanpa dasar. Brann juga masuk dalam jajaran 16 pemain terbaik Piala Eropa. Bersama Desailly, Nesta, Cannavaro, dan De Boer, mereka membentuk garis belakang bintang. Brann yang masih perkasa disebut sebagai batu penopang lini belakang tim Prancis, pahlawan krusial kesuksesan Prancis merebut gelar.
Yang Chengzhuo benar-benar memahami pola pikir Ferguson, karena dirinya sendiri juga seorang pelatih kepala.
Sejujurnya, pelatih kepala tetaplah manusia yang memiliki keinginan dan keteguhan layaknya manusia biasa.
Fakta bahwa Ferguson menyukai Brann sudah menjadi rahasia umum. Pelatih Manchester United ini memang telah memburu bek Prancis itu selama bertahun-tahun, bagai kolektor obsesif yang mengejar batu giok idamannya. Meski di kemudian hari batu itu dianggap ketinggalan zaman, Ferguson tetap berniat membelinya demi memuaskan hasrat koleksinya.
Inilah pola pikir Ferguson saat ini!
Di lini pertahanan, Brann pergi dan Nesta datang, ditambah Ferrari dan Pasquale yang masuk ke tim utama. Kekuatan pertahanan Inter Milan justru meningkat. Selama mampu menyesuaikan kombinasi Nesta dan Lúcio dengan baik di awal musim, kekuatan pertahanan tim pasti akan lebih baik dibanding musim lalu.
Di lini tengah, Simon pergi, tapi Van Bommel dan Zanetti sama-sama memiliki kemampuan bersaing untuk posisi starter. Masih ada Andrea Pirlo yang dianggap penting oleh Yang Chengzhuo, serta Perrotta yang baru direkrut, ditambah Zanetti yang serbaguna. Kekuatan lini tengah Inter Milan tidak banyak berkurang.
Baggio dan Recoba tetap bermain sebagai gelandang serang. Di garis depan, Zamorano pergi dan Batistuta direkrut. Ditambah duet striker Ronaldo-Van Nistelrooy serta Ventola, pemain muda Inter yang menunjukkan kemajuan pesat. Kekuatan serangan Inter Milan di musim baru ini mengalami peningkatan besar.
Melirik susunan tim, setelah melalui proses transfer masuk dan keluar di musim panas, kekuatan kiper dan area tengah Inter Milan secara umum sejajar dengan musim lalu. Tapi pertahanan dan garis depan justru meningkat, sehingga kemampuan tempur menyeluruh tim juga ikut terdongkrak.
Memikirkan ini, Yang Chengzhuo tak bisa menahan rasa yakin yang lebih besar terhadap musim baru Inter Milan!
"Segera finalisasi pembicaraan dengan Lazio dan Fiorentina! Aku ingin melihat Nesta dan Batistuta di hari pelatihan tim!"
Pentingnya persiapan pra-musim bagi sebuah tim tak perlu dijelaskan panjang lebar oleh Yang Chengzhuo. Facchetti paham betul di hati, "Tenang, sebelumnya aku sudah telepon Cecco? Gori. Mereka sedang mempersiapkan transfer penyerang Portugal Gomes untuk menggantikan Batistuta. Transfer ini dipastikan rampung dalam 2-3 hari!"
"Gomes adalah penyerang Portugal yang bersinar di Piala Eropa edisi ini, namun nilai pasarnya juga tidak murah. Mengingat statusnya sebagai pemain yang sedang panas di kompetisi besar, pilihan Ceccioni Gori untuk bertindak saat ini jelas akan menjadi korban pemerasan. Konon harganya mungkin mencapai 20 juta dolar AS."
Yang Chengzhuo selalu memegang sikap hati-hati terhadap pemain jenis ini yang sedang naik daun di kompetisi besar. Dia sangat memahami bahwa pemain tipe seperti ini seringkali mengandung "kadar air" yang sangat tinggi, dan dia tidak suka mengambil risiko semacam itu.
"Perundingan kontrak baru kami dengan Nike berjalan lancar, tapi saat ini mereka ingin konfirmasi lebih lanjut mengenai nomor punggung pemain tim kami di musim baru. Mereka akan segera mengurus beberapa pemain kami secara menyeluruh."
Mendengar ini, Yang Chengzhuo langsung menyadari kelengahannya sendiri - ternyata dia telah mengabaikan masalah ini.
Di tim biasa, nomor punggung memang bukan hal yang terlalu penting karena kebanyakan hanya pemain biasa atau pendatang baru yang tidak terlalu kaku dengan nomor punggung. Tapi di klub elit, situasinya sama sekali berbeda.
Nomor punggung hampir mewakili identitas dan status seorang pemain. Oleh karena itu, di manapun Baggio pergi, ia selalu ingin memakai nomor 10. Sementara Ronaldo di mana pun berada selalu berharap mendapatkan jersey nomor 9. Sedangkan Van Nistelrooy melanjutkan nomor 11 yang ia pakai saat di 1. FC Kaiserslautern.
Nomor 9, 10, dan 11 telah menjadi trio trisula paling hebat Inter Milan musim lalu, sekaligus kombinasi serangan lini depan paling ofensif di Eropa.
Namun Batistuta yang mengenakan nomor 9 di Fiorentina sebagai penyerang tengah kuat memang memiliki kegemaran khusus terhadap nomor tersebut. Tapi jelas Ronaldo enggan menyerahkan nomor kesayangannya dengan mudah.
"Sungguh pusing!" Yang Chengzhuo memukul dahinya dengan keras.
"Mana mungkin semua urusan bisa santai untukmu!" Facchetti tersenyum.
Memang hubungan Yang Chengzhuo dan Ronaldo sangat baik, tapi bukan berarti orang Brasil itu akan menurutinya tanpa syarat.
Sebenarnya, Yang Chengzhuo dan Ronaldo pernah memiliki sebuah janji, yaitu dia tidak akan menghiraukan hal-hal di luar lapangan yang dilakukan orang Brasil tersebut, dengan premis bahwa sang Brasil tidak melanggar peraturannya. Artinya, tidak boleh muncul di klub malam atau tempat hiburan pada malam sebelum pertandingan, dan pada hari biasa juga tidak boleh melebihi pukul 2 pagi. Untuk urusan lainnya, Yang Chengzhuo tidak mengurus.
Ini juga untuk lebih memastikan status Ronaldo. Awalnya sang Brasil merasa tidak nyaman, namun seiring waktu ia menyadari selama menjaga jadwal harian ini, ternyata tidak terlalu merepotkan, sehingga akhirnya terbiasa.
Terhadap gembar-gembor dunia luar tentang Ronaldo yang sering nongkrong di klub malam, Yang Chengzhuo sama sekali tidak terlibat. Selama Ronaldo bisa mencetak gol dan kondisi raganya tetap terjaga baik, dia dengan senang hati memilih untuk tutup mata.
Karena tidak bisa mengambil langkah dari sisi Ronaldo, Yang Chengzhuo terpaksa mencoba berbicara dengan Batistuta.
Mengenai Nesta, nomor punggungnya di Lazio adalah 13. Namun di Eropa, angka 13 dianggap sebagai angka sial yang melambangkan Jumat Hitam. Saat ini Inter Milan menyisakan dua nomor: satu adalah nomor 13, dan satunya lagi nomor 6 yang ditinggalkan Blanc setelah hengkang.
Jika Nesta ingin tetap mempertahankan nomor 13, maka nomor 6 akan diberikan kepada Ferrari. Namun jika ia memilih nomor 6, maka nomor 13 akan dibiarkan kosong dan Ferrari akan memilih nomor 21.
Dalam hal pemilihan nomor punggung, para pemain seperti Ferrari, Pasquale, Perrotta tidak memiliki banyak pilihan. Mereka harus menyadari fakta bahwa hak istimewa memilih nomor hanya dimiliki oleh bintang-bintang besar. Jika ingin mendapatkan nomor favorit, mereka harus berusaha menjadi pemain bintang terlebih dahulu.
……
……
Seiring berakhirnya Piala Eropa, pasar transfer kembali memanas dengan aktivitas yang sibuk.
Berita pertama yang bocor adalah Inter Milan merekrut penembak jarak jauh Argentina, Dewa Perang Batistuta dari Fiorentina dengan harga $31 juta. Rekrutan paling spektakuler musim ini langsung membuat fans Inter Milan bersorak gembira, karena mereka menyaksikan kekuatan ofensif tim yang luar biasa kuat di musim baru.
Tak ketinggalan, Lazio mengumumkan akuisisi striker andalan Barcelona, Rivaldo asal Brasil dengan harga fantastis $63 juta. Penembak jarak jauh ini akan membentuk kombinasi striker ganda Setan bersama Vieri di musim depan.
Tapi hanya sehari kemudian, Inter Milan kembali mengguncang pasar dengan membeli bek tengah Italia Alessandro Nesta yang berselisih dengan Claudio Lotito dari Lazio, menggunakan skema pertukaran Diego Simeone plus $15 juta. Langkah ini langsung mengubah euforia fans Lazio menjadi amarah yang meluap.
Meskipun telah melalui perang dingin selama setengah tahun lebih, fans Lazio sebenarnya sudah bersiap mental akan kemungkinan transfer Nesta. Namun ketika hal itu benar-benar terjadi, mereka tetap sulit menerima.
Tapi fans Inter Milan justru memuji habis-habisan transfer ini, menganggap rekrutman musim panas manajemen klub sangat bijaksana. Terutama sejak Yang Chengzhuo memimpin tim, strategi rekrutmen dua season terakhir sangat terarah dan sukses.
Hal ini membuat status Yang Chengzhuo di hati fans Inter terus meningkat pesat.
Transfer Inter Milan dan Lazio ini meledakkan pasar transfer seluruh Eropa!
