12 November, Serie A putaran ke-6, Inter Milan menghadapi Lecce di kandang sendiri.
Karena dalam pertandingan melawan Leeds United, Yang Cheng membekukan pasukan inti, maka saat melawan Lecce dia mengerahkan skuat terkuat. Hasilnya Van Nistelrooy dan Ronaldo tampil menonjol, masing-masing mencetak dua gol, Baggio menambah keunggulan untuk Inter Milan. Pertandingan berakhir dengan kemenangan mutlak 5-0 di kandang sendiri, meraih 6 kemenangan beruntun.
Satu minggu kemudian, Inter Milan kembali menyambut Perugia di markas mereka.
Sebelum pertandingan, Ye Wen datang ke Italia, mengundang Yang Chengzhuo dan Ma Mingyu yang membela Perugia untuk berkumpul bersama.
Pemain Tiongkok ini setelah pindah ke Perugia, sama sekali tidak mendapat kesempatan tampil. Kali ini hanya masuk dalam daftar pertandingan, murni sebagai sensasi untuk menarik perhatian media dan fans dalam negeri.
Menghadapi pelatih juara paling berpengaruh di Eropa saat ini, Ma Mingyu dengan tulus bertanya pada Yang Chengzhuo tentang berbagai masalah yang dihadapi di Serie A dan kehidupan sehari-hari. Yang Chengzhuo pun memberikan jawaban dan bantuan satu per satu.
Namun di hari kedua, Ma Mingyu tetap gagal mendapatkan kesempatan bermain. Inter Milan mengandalkan hat-trick Batistuta untuk mengalahkan Perugia 3-1 di kandang sendiri. Meski Baggio tidak mencetak gol, tetap memberikan 2 assist dan menjadi salah satu pemain dengan performa terbaik Inter.
Setelah memukul mundur Perugia, Inter Milan melanjutkan perjalanan ke Manchester.
……
……
Baru saja hujan turun, Stadion Old Trafford masih ada genangan air, sangat lembab!
Yang Cheng mengenakan jas hujan hitam besar dengan syal putih melilit lehernya, kombinasi hitam-putih ini membuatnya mencolok di keramaian. Sejak di-"kostumisasi" oleh Sienna, pria ini selalu menjadi objek bidikan kamera siaran langsung.
Tapi saat ini dia sedang mengernyitkan alis sambil menatap lapangan, terlihat sangat tertekan.
Karena timnya sedang tertinggal!
"Mungkin dengan melihat Sang Kaisar yang dipenuhi kegelisahan dan kesedihan ini, kita bisa memahami mengapa dia menjadi pria yang paling diidamkan mahasiswi di seluruh Inggris untuk one-night stand!" canda komentator di TKP.
Beberapa hari sebelum pertandingan ini, surat kabar Inggris The Sun melakukan sebuah penyelidikan terhadap 5000 mahasiswi berusia 19 hingga 25 tahun. Hasilnya, Yang Chengzhuo meraih 47% suara sebagai pria yang paling mereka dambakan untuk one night stand. David Beckham kalah dari Yang Chengzhuo dengan hanya 32% suara. Peringkat ketiga ditempati oleh bintang rock berusia 28 tahun Eminem, sementara peringkat keempat adalah sound engineer terkenal Chris Evans.
Kebetulan, dalam survei terhadap mahasiswa pria, Sienna Miller meraih 64% suara dan menduduki posisi pertama. Cantik Nomor Satu Britania ini benar-benar mengalahkan Laura Croft di peringkat kedua dan Victoria Beckham di posisi ketiga.
Tapi semua ini pasti tidak terlintas dalam benak Yang Chengzhuo saat ini. Sekarang kepalanya hanya dipenuhi oleh pertandingan dan sepakbola.
Di awal pertandingan ini, Yang Chengzhuo sudah mengingatkan timnya: Di Stadion Old Trafford, permulaan harus berhati-hati, harus hati-hati! Bahkan dia menyimpulkan Manchester United akan langsung menekan dengan serangan besar-besaran di awal pertandingan - ini adalah gaya khas Ferguson dan Setan Merah.
Menjelang pertandingan, baik Ferguson maupun Yang Chengzhuo secara serentak menyatakan mereka tidak akan mengubah taktik tim, tidak akan bermain tradisional!
Lihatlah! Semuanya terwujud!
Tapi Inter Milan tetap melakukan kesalahan!
Zanetti yang menggantikan Emerson di pertandingan ini gagal mengisi posisi Lúcio yang maju ke depan, langsung menyebabkan kehilangan bola. Ryan Giggs dari sayap kiri langsung menerjang, mengirim umpan terobosan ke belakang pertahanan untuk Cole. Di bawah tekanan Nesta, Cole dengan tenang mengembalikan operan. Paul Scholes menyusup dari belakang dan melepaskan tembakan keras yang spektakuler!
Gol ini terjadi pada menit ke-12!
Sebelumnya, Manchester United sudah beberapa kali melakukan tembakan mengancam, semuanya tanpa kecuali berasal dari serangan balik setelah merebut bola di area tengah.
Tapi bagi Inter Milan, cedera Ryan Giggs juga merupakan kabar baik. Di menit ke-36, dia terpaksa turun lebih awal setelah mengalami cedera tendon Achilles kiri akibat pemberhentian mendadak.
"Kita kalah di babak pertama!" kata Yang Chengzhuo sambil mengerutkan dahi, matanya tak lepas dari pertandingan, namun dengan tegas mengakui kekalahan.
Serangan Inter memang mumpuni, tapi Laurent Blanc dan Jaap Stam bermain sangat stabil, mengendalikan situasi pertandingan untuk MU. Terutama sang striker Belanda, performanya dalam laga ini hampir menjadi personifikasi bek tengah sempurna.
Tentu, performa Alessandro Nesta juga tak kalah gemilang!
"Kita sama sekali tidak menyangka Ferguson berani mengambil risiko menggunakan Giggs!" Paulus Bayer tersenyum getir.
Sebelum pertandingan sudah ada desas-desus tentang cedera Giggs. Semua orang mengira di tengah persaingan sengit Liga Primer, Ferguson tak mungkin nekat. Apalagi bermain dengan suntikan penghilang rasa sakit berisiko membuat Giggs absen berkepanjangan. Tapi nyatanya, pelatih Skotlandia itu tetap mengambil risiko.
"Giggs menjadi prajurit tak terduga Manchester United, sekaligus menciptakan satu gol, tapi dia harus keluar karena cedera."
"Apakah ini berkah atau musibah? Bahkan Ferguson sendiri tak bisa menyimpulkan!"
Setelah Giggs keluar, Inter Milan mulai menemukan kembali irama permainan. Kedua tim mulai memasuki fase kebuntuan.
"Sial! Baggio juga tidak bisa turun, kalau tidak kita tak akan dirugikan seperti ini!" Yang Chengzhuo menggeleng sambil menghela nafas.
Dalam laga ini baik Baggio maupun Emerson mengalami cedera ringan. Yang pertama menderita penyakit lama, sehingga Yang Cheng tidak memainkannya. Yang terakhir baru pulih setelah istirahat satu laga, tetap disimpan sebagai cadangan.
Gelandang starter Inter Milan: Nedvěd sebagai gelandang serang, didukung oleh Pirlo, Zanetti, dan Van Bommel di belakangnya.
"Kerugian kita ada di lini tengah!" Paulus Bayer menghela nafas panjang.
Andrea Pirlo, pemain yang mendapat perhatian khusus dari Yang Chengzhuo musim ini, hampir sepenuhnya menghilang di lapangan di bawah tekanan lini tengah kuat Manchester United terutama Roy Keane. Bahkan ia gagal mengorganisir satu serangan pun secara efektif.
Pemain muda ini mendapatkan banyak kesempatan musim ini dengan performa fluktuatif - saat bagus memberi harapan, saat buruk sangat menyebalkan. Seperti dalam pertandingan ini, ia gagal membantu Zanetti dengan baik sehingga yang terakhir terlambat kembali ke posisi.
Pertandingan sepakbola memang seperti ini: satu mata rantai mengunci mata rantai berikutnya. Masalah di satu bagian langsung mempengaruhi area sekitarnya.
Tapi Paulus Bayer tidak akan lagi mempertanyakan kecocokan Pirlo di lini tengah. Ia paham betul tekad baja Yang Chengzhuo yang mati-matian mempertahankan Pirlo di posisi tengah, bahkan berteriak lantang bahwa Pirlo akan menjadi gelandang terhebat di dunia di masa depan ketika menghadapi keraguan.
"Meski tak tahu dari mana keyakinan Yang Chengzhuo berasal, tapi tak diragukan lagi, Paulus Bayer dan tim pelatih memberikan dukungan penuh!"
"Masalah utamanya adalah tim kita masih kurang keberanian dan semangat juang untuk melakukan Serangan Balik di Ujung Tanduk!" Yang Chengzhuo menggelengkan kepala.
Setelah Ryan Giggs turun lapangan, Yang Chengzhuo meminta timnya menekan dengan serangan besar-besaran. Namun jelas terlihat, para pemain gagal menunjukkan ketegasan dan Tindakan Tegas untuk membalikkan keadaan seperti yang diharapkan - mereka terlalu banyak keraguan, terutama saat menghadapi Manchester United yang kuat.
Ini bukan salah mereka, sebab Inter Milan memang telah terpuruk selama bertahun-tahun seperti ini!
Wasit membunyikan peluit tanda pertandingan berakhir. Yang Chengzhuo tetap mendatangi pinggir lapangan, memeluk para pemain satu per satu, lalu membawa mereka kembali ke ruang ganti.
……
……
Di depan papan taktik ruang ganti, Yang Chengzhuo membelakangi para pemain. Tangannya gesar melukiskan taktik dan formasi pertahanan Manchester United.
"Setelah Ryan Giggs turun, Ferguson memasukkan Nicky Butt, ini harus dianggap sebagai sinyal untuk memperkuat pertahanan sayap kiri tim, karena Wes Brown di sayap kiri Manchester United tidak terlalu andal dan sering melakukan kesalahan di liga."
Para pemain di bawah tidak berbicara, tim tertinggal, suasana hati mereka juga terlihat frustasi.
Setelah selesai menulis, Yang Chengzhuo berbalik dan bertepuk tangan ke arah para pemain, menarik perhatian mereka semua.
"Hal-hal di babak pertama, aku tidak ingin membahasnya lagi, juga tidak perlu membahasnya lagi!" Kali ini Yang Chengzhuo berbicara dengan khidmat, "Semuanya sudah berlalu, biarkan berlalu. Masih ada 45 menit pertandingan, aku hanya ingin tahu satu hal: Apakah kalian masih punya keyakinan untuk bermain baik di 45 menit ini?"
Beberapa pemain mulai menunjukkan keraguan, tapi Pavel Nedvěd dan Lúcio berteriak keras, "Ada!"
Kemudian, beberapa pemain lain juga mulai berteriak.
"Lebih keras! Aku tidak mendengar!" teriak Yang Chengzhuo.
"Ada! Ada!!" Kali ini para pemain bersuara kompak.
“Bagus! Aku benci pemain yang menyerah sebelum detik terakhir. Orang seperti itu tak layak ada di timku. Kalian harus tahu, performa babak pertama tak akan kuhiraukan. Tapi mulai sekarang - perhatikan baik-baik - dari babak kedua, setiap gerak-gerik kalian akan kuperhatikan!”
Yang Chengzhuo memberi isyarat dengan kedua tangannya membentuk lingkaran di sekitar mata, menegaskan pengawasan ketatnya. Setiap performa buruk akan berujung sanksi: mulai dari diturunkan dari pasukan inti hingga dikirim ke pasar transfer. Konsekuensi kemarahan pelatih kepala ini sudah menjadi rahasia umum.
Mereka sama sekali tak meragukan tekad Yang Chengzhuo melaksanakan ancamannya!
"Andrea!" seru Yang sambil berdiri kaku di depan Pirlo.
Remaja Italia itu menundukkan kepala, enggan menatap mata pelatihnya.
"Tak tahu apa yang kautakuti, tapi kuharap saat berbicara dengan pelatih kepala, setidaknya berdiri atau angkat kepalamu! Baru dengan begitu kurasakan kau benar-benar mendengarkan dan menghormati posisiku!"
Setelah mendengar itu, Andrea Pirlo langsung menjaga harga diri, tubuhnya langsung berdiri, "Maaf, Bos!"
"Jangan minta maaf padaku, kamu tidak bersalah!" Yang Chengzhuo menyela ucapannya, namun tersenyum, "Aku puas dengan performamu!"
Begitu kata-katanya keluar, tak hanya Pirlo yang terkejut, seluruh penghuni ruang ganti ikut tercengang.
Performa buruk Pirlo di babak pertama masih memuaskan bagi Yang?
"Ya, aku serius. Meski dari sudut pandang pelatih kepala, permainanmu benar-benar sampah! Bahkan aku yakin, kamulah pemain terburuk di lapangan. Tapi aku tetap puas karena setidaknya kamu berusaha maksimal mengejar permintaan saya."
Memang benar, Pirlo sebagai pemain muda menjalankan taktik dengan penuh keseriusan tanpa sedikit pun kelalaian.
“Penampilanmu sangat buruk, tapi ini bukan salahmu. Aku bisa memastikan satu hal - kau akan tetap muncul dalam pasukan sekuat ini, tidak akan menerima hukuman apapun. Jadi tak perlu menghiraukan pandangan orang luar, kau hanya bertanggung jawab padaku. Jika kubilang kau mampu, maka kau pasti bisa!”
“Paham?” Yang Chengzhuo menepuk bahu Pirlo sambil bertanya dengan khidmat.
Pirlo terlihat tersentuh, mengangguk terus-menerus.
“Tapi sayangnya, Andrea, di babak kedua kau tak boleh lagi muncul di lapangan. Karena kita harus melancarkan serangan balik, kita harus membalikkan arah pertandingan ini. Jadi kau harus turun!”
Pirlo mengerti maksud Yang Chengzhuo, terus-menerus mengangguk.
“Kuberikan tugas untukmu - duduklah di tribun penonton. Lihatlah bagaimana cara orang lain bermain. Amati Roy Keane, perhatikan David Beckham, saksikan rekan setimmu Pavel Nedvěd dan Mark van Bommel. Saat mereka menghadapi situasi tertentu, bandingkan cara mereka membereskan masalah dengan caramu. Gunakan otakmu, tentukan mana cara menghadapi yang lebih baik!”
Yang terakhir mendengarkan, terus mengangguk.
Yang Chengzhuo menunjuknya, "Jangan buat aku kecewa, anak muda!"
Lalu menoleh ke depan, menunjuk Recoba, "Alvaro!"
Yang terakhir langsung berdiri, "Bos!"
"Babak kedua kamu masuk, main sebagai gelandang serang!"
"Paham!" Recoba mengangguk tanpa ragu.
"Pav mundur jadi gelandang tengah. Lúcio, awasi ketat Zanetti, jangan nekat!" peringat Yang Chengzhuo dengan khidmat.
Pemain yang disebut nama semuanya mengangguk setuju.
"Titik serang utama kita di sayap kiri Manchester United!" Yang Chengzhuo menggariskan sisi kiri MU dengan tegas.
"Ferguson pasang Butt karena tak punya pemain kiri. Setelah Giggs turun, dia pakai Butt untuk mengurus pertahanan sayap kiri. Dia tahu betul: Wes Brown di sisi itu adalah bahaya - ini kesempatan kita!"
"Aku mau beri tahu kalian semua, anak-anak: SAYAP KIRI! Sialan sayap kiri!!"
"Hampir dengan raungan," Yang Chengzhuo berseru, "Begitu peluit babak kedua berbunyi, kalian jangan pedulikan hal-hal tak jelas lainnya! Pokoknya fokus serang sayap kiri Manchester United! Alvaro, dalam pertandingan ini kau tidak perlu bertahan. Kejar terus-menerus Wes Brown, hantam habis-habisan! Aku mau kau jadikan sayap kiri MU bagai dadu bolong!"
"Siap, Bos!" Recoba berdiri tegas sambil berteriak.
"Kalau gagal, kau akan jadi penghuni bangku cadangan selamanya!"
"Christian (Panucci), kau harus lebih sering menyambut Alvaro. Jangan terus-terusan dilanda kekhawatiran seolah pertahanan kita akan jebol setiap saat. Percayalah pada rekan setimmu! Van Bommel, kalian semua harus lebih mendukung Alvaro. Titik sambungan di tengah perlu lebih tersebar, jangan berkerumun!"
Para pemain serentak mengangguk penuh kesungguhan.
“Kuberitahukan, ini adalah laga pertama babak kedua grup. Tak peduli siapa lawannya, kandang atau tandang, aku harus menang! Aku pasti menang!”
“Tugas kalian hanya satu: patuhi perintahku. Aku suruh serang - serang! Aku suruh bertahan - bertahan! Jika sampai kalah telak dari MU, tanggung jawabku. Tapi kalian tidak menjalankan strategiku dengan baik, atau eksekusinya setengah-setengah...”
Yang Chengzhuo tak melanjutkan, namun seluruh pemain paham: sang pelatih kepala benar-benar naik pitam kali ini.
……
……
Memasuki babak kedua, Inter Milan yang memulai tendangan.
Usai kick-off, Inter langsung menggempur wilayah pertahanan MU. Situasi memaksa Setan Merah mengadopsi formasi kontraksi pertahanan demi menstabilkan permainan.
Substitusi taktis Yang: Recoba menggantikan Pirlo. Gelandang Uruguay ini aktif berkeliaran di sektor tengah dan sayap kanan, terus mencari celah untuk menerjang pertahanan kiri MU yang dijaga Wes Brown.
“Tampaknya, setelah istirahat tengah, Inter Milan mulai menyesuaikan strategi permainan. Yang Chengzhuo dengan tegas menggantikan Andrea Pirlo yang performanya buruk di babak pertama, memasukkan pemain muda Uruguay Recoba untuk menekan sayap kiri Manchester United.”
Menit ke-49, Nedvěd melakukan pressing besar-besaran, merebut bola yang ditujukan untuk Roy Keane di tengah lapangan, lalu langsung mengumpan diagonal ke Recoba di sayap kanan. Pemain Uruguay ini menunjukkan kepercayaan diri tinggi, Bertarung Sendiri melewati Wes Brown, sebelum mengirimkan umpan datar rendah dari depan garis akhir.
Batistuta tiba-tiba menerobos dari belakang, menyundul dengan lompatan seperti ikan! Sayangnya meleset sedikit!
Tak lama kemudian, Recoba di sayap kanan kembali memamerkan teknik kaki luar biasa. Dengan teknik "melewati lawan dengan memisahkan bola dan diri" di area sempit, ia berhasil melewati Brown dan mengirimkan bola ke kotak penalti.
Kali ini kiper Prancis Barthez bereaksi cepat, melonjak kokoh untuk menangkap bola. Tapi siapa sangka kecepatan bola sangat tinggi dan permukaannya licin, membuatnya kehilangan genggaman.
Penyergapan di sekitarnya Van Nistelrooy langsung melakukan tendangan menusuk, namun mengenai Stam yang sedang kembali bertahan, bola keluar garis lapangan.
Recoba berlari ke sana dan mengambil tendangan sudut, Lúcio melakukan sundulan jarak dekat ke gawang yang menghantam mistar.
Sesaat, tekanan serangan Inter Milan seperti gelombang, area depan gawang Manchester United berada dalam kondisi kacau balau.
Meskipun serangan Inter Milan sangat menggemparkan dan menciptakan ancaman besar, namun dalam hal memanfaatkan peluang, masih terdapat kekurangan.
Yang Chengzhuo mengawasi dari pinggir lapangan. Pada menit ke-62, menyaksikan serangan Inter Milan kembali gagal, ia langsung menggelengkan kepala dan berbalik meneriaki Zanetti di bangku cadangan untuk melakukan pemanasan.
"Aku beri tahu, Javier, setelah turun kau ambil posisi Christian. Tugasmu adalah mendukung Álvaro dan Van Bommel. Kita harus menghancurkan sayap kiri Manchester United, paham maksudku?" Kata Yang dengan penuh ketegasan.
"Pada momen ini dia terus menyerang sayap kiri Manchester United, dia tidak percaya Inter Milan tidak bisa menembus pertahanan sayap kiri MU!"
Zanetti mengangguk, tak lama kemudian dia menggantikan Panucci.
Pemain Italia itu buru-buru berjabat tangan dan memeluk Yang Chengzhuo sebelum menuju ruang ganti. Dukungannya di sektor serangan pada babak kedua memang kurang memuaskan, pergantian ini juga merupakan peringatan bagi pemain lain di lapangan.
"Inter Milan menunjukkan serangan bertubi-tubi sejak kedatangan Recoba. Pemain Uruguay ini memamerkan kelincahan dan kecepatan tradisional pemain Amerika Selatan, dengan umpan-umpan silang dan crossing yang presisi. Beberapa kali dribel indahnya sukses mempermalukan Wes Brown, sayang koordinasi di area tengah dan faktor hoki kurang mendukung - dua kali tembakannya mengenai tiang gawang."
"Wes Brown yang malang, setelah babak pertama yang biasa-besaja, tiba-tiba harus berhadapan dengan Recoba yang ganas seperti serigala di babak kedua. Performa pemain Inggris ini di babak kedua hanya bisa digambarkan sebagai tragedi, dia bahkan hanya bisa menonton Recoba pergi dengan angkuh sekali demi sekali."
Meski situasi Manchester United terlihat sangat kritis, Ferguson tetap sekuat gunung Tai tanpa sedikitpun niat melakukan penyesuaian pergantian pemain. Sebenarnya dia juga tidak punya cara substitusi yang bagus, begitu pula dengan Yang Chengzhuo yang sama-sama tidak melakukan pergantian.
Waktu semakin menipis, tapi Yang Chengzhuo masih belum bergerak. Semua orang mengawasi ketat langkah selanjutnya yang akan diambilnya.
"Dua kali pergantian pemain di babak kedua berhasil membalikkan situasi di lapangan. Target Yang Chengzhuo sangat jelas: menyerang sayap kiri Manchester United. Hasilnya sangat memuaskan, tapi jelas hanya dengan ini mungkin belum cukup untuk mengalahkan MU!"
