“Kiper, Buffon; Garis pertahanan dari kiri ke kanan: Zambrotta, Nesta, Lúcio, dan Zanetti; Tiga gelandang: Pirlo, Emerson, Van Bommel; Gelandang serang: Nedvěd; Dua striker: Ronaldo dan Van Nistelrooy!”
Ini adalah lineup pasukan inti Inter Milan yang saat ini memiliki penyesuaian terbaik, sesuai penilaian semua media Italia sebelum pertandingan yang meyakini Yang Chengzhuo pasti akan menampilkan kekuatan terkuatnya di hadapan Manchester United.
Tapi di Stadion Giuseppe Meazza, di dalam ruang ganti Inter Milan, Yang Chengzhuo justru melukiskan lineup pembukanya di papan taktik.
“Kiper Buffon, garis pertahanan dari kiri ke kanan: Zambrotta, Nesta, Lúcio, dan Cordoba; Gelandang dari kiri ke kanan: Nedvěd, Pirlo, Emerson, dan Recoba; Dua striker: Ronaldo dan Van Nistelrooy.”
Sungguh mengejutkan dengan formasi 442 yang tidak terduga semua pihak, namun jelas terlihat tidak sepenuhnya murni 442.
“Dalam pertandingan ini Manchester United bertarung di kandang lawan, tim ini sepanjang musim Liga Champions hingga saat ini, catatan tandang mereka sangat buruk!”
Yang Chengzhuo sambil bicara menunjuk Paulus Bayer di sampingnya, si orang Jerman itu segera mengeluarkan sebuah buku catatan.
“Dari putaran pertama babak grup sampai sekarang, MU belum menang sama sekali di tandang, catatannya 2 hasil imbang dan 2 kekalahan!”
Kedua tangan Yang Chengzhuo terbuka lebar, “Lihatlah! MU di kandang lawan tidak bisa berputar, tim Ferguson hanya galak di Stadion Old Trafford, tapi begitu keluar, keluar dari Inggris, mereka tuntas!”
Semua orang menengadah, mengawasi ketat Yang Chengzhuo, memandang papan taktik di belakangnya, mengamati Paulus Bayer.
“Situasi kita saat ini memang tidak ideal, tapi...” Yang Chengzhuo membuat wajah lucu, “bagi saya ini bukan masalah serius, kalian bisa selidiki rekam jejak saya saat memimpin 1. FC Kaiserslautern dulu, kondisi kita saat itu jauh lebih memilukan daripada sekarang, tapi akhirnya lolos juga!”
“Apa andalannya?”
Sampai di sini, Yang Chengzhuo tiba-tiba menggelengkan kepala sambil tertawa, "Seharian aku di luar bilang kita mengandalkan darah bersaing, semangat juang. Sialan, ucapan itu cuma bisa nakutin anak-anak! Kita mengandalkan kekuatan sebenarnya!"
Para pemain langsung tertawa riang.
"Lihatlah pemain-pemain di skuad kita waktu itu! Verón di Manchester United. Setelah David Beckham cedera, sangat mungkin Verón akan dimainkan sebagai gelandang kanan di pertandingan ini. Masih ada Nedvěd, Van Nistelrooy, Lúcio, Denílson... Sekarang masing-masing jadi bintang paling dicari di dunia sepakbola saat ini. Dari sini terlihat betapa hebatnya tim kita waktu itu."
Para pemain serempak mengangguk setuju. Kini semua orang memuji tim 1. FC Kaiserslautern yang pernah dilatih Yang Chengzhuo, menganggap mereka sebagai tim terkuat dalam beberapa tahun terakhir di Liga Champions - bahkan tak ada tandingannya sama sekali.
“Tapi sungguh, sungguh…” Yang Chengzhuo menekan jantungnya, “Aku benar-benar merasa, tim kita saat ini lebih kuat dibanding Kaiserslautern dulu. Di setiap lini pertahanan kita punya bintang kelas dunia: di garis depan ada Ronaldo, Van Nistelrooy, Batistuta; lini tengang ada Emerson, Nedvěd, sementara Pirlo dan Van Bommel juga punya potensi menjadi bintang top.”
“Di lini belakang kita punya inti pertahanan Nesta, Zanetti, Zambrotta, dengan kiper nomor satu dunia Buffon…”
Saat Yang Chengzhuo menjabarkannya detail-demi-detail, para pemain tak bisa menahan tawa. Tapi jelas terlihat, mereka tersanjung dengan pujian pelatih – lagipula siapa yang akan menolak pujian dari atasan?
“Menurutku, satu-satunya kekurangan kita – ya, satu-satunya – adalah kepercayaan diri!”
Yang Chengzhuo mengangkat jari telunjuk tangan kanannya ke langit, “Kepercayaan diri sebagai tim elite kelas dunia!”
Para pemain mulai terdiam, karena mereka tahu, yang dikatakan Yang Cheng semuanya benar.
Inter Milan bisa tampil menonjol di Serie A karena mereka memang tim papan atas Italia. Meski merosot bertahun-tahun, melawan tim rakyat biasa seperti Parma masih punya keunggulan psikologis. Tapi di Eropa, keunggulan tersebut tidak ada lagi.
"Ferguson pasti sangat yakin dalam hatinya. Untuk pertandingan ini kita akan main ofensif, dia akan perlahan-lahan mengorganisir pertahanan lalu serangan balik. Pasti strategi seperti ini yang dia ambil, karena dia memang licik berpengalaman. Tapi justru aku sengaja memenuhi keinginannya!"
Yang Cheng berkata dengan nada afirmatif, tegas, tanpa celah keraguan.
"Sejak awal pertandingan aku memang berniat menyerang, menyerang dengan gila-gilaan. Kenapa?"
Setelah jeda sejenak, barulah dia melanjutkan: "Karena aku ingin melihat, aku ingin memahami, apakah timku benar-benar mungkin menjadi tim paling top di Eropa? Apakah timku benar-benar bisa menerima tekanan yang cukup untuk mengalahkan seseorang?"
"Aku nekat, aku mau serang! Jika kalian ingin membuktikan padaku bahwa kalian bukan satu gumpal lumpur darah, serang dan kalahkan Manchester United, babak pertama harus mengakhiri pertempuran! Tapi, jika kalian sama seperti Inter Milan masa lalu, masih sekumpulan lumpur darah yang tak terbantu, lebih baik jangan bertarung. Sekalipun kita lolos dari babak grup, kita hanya akan jadi bahan lelucon kosong di babak penyisihan, untuk apa?"
Yang Chengzhuo menarik napas perlahan, mendekati papan taktik, lalu menepuknya dengan mantap.
"Saya ulangi lagi, setelah kick-off, saya mau serangan ofensif terus-menerus. Andrea Pirlo dan Emerson bertanggung jawab mengatur aliran permainan di area tengah. Pavel Nedvěd dan Álvaro Recoba fokus serang kedua sayap MU, terutama Recoba! Sayap kiri MU adalah titik terlemah mereka, awasi ketat sayap itu!"
"Sayap kanan yang dijaga Gary Neville juga masalah besar. Kemampuan umpan silangnya sangat menonjol. Pavel, jaga dia ketat, tekan terus maju! Kita akan gunakan strategi ofensif sebagai pertahanan, bikin dia tidak bisa mengembangkan serangan!"
Nedvěd dan Recoba mengangguk berkali-kali mendengar instruksi tersebut.
"Waspadai lini tengah! Jika ada Roy Keane dan Juan Sebastián Verón, pisahkan mereka! Jangan biarkan Keane dan Verón bekerja sama. Perhatikan baik-baik koneksi antara mereka, paham?!"
"Dan Ivan, tugasmu adalah menjaga Ryan Giggs!"
"Percayalah, MU main pertahanan-balik pasti menarget sayap kanan kita, yaitu sayap kiri mereka. Kecepatan Giggs dalam serangan balik sangat mengerikan, jadi kamu harus awasi ketat dia. Tak perlu ikut menyerang, tapi harus mati-matian jaga Giggs, paham maksudku?"
Cordoba mengangguk setuju dengan mantap.
Sebagai bek, kelebihan Cordoba ada di pertahanan dengan kecepatan sangat tinggi. Meski kemampuan serang Zanetti lebih baik, tapi dalam hal pertahanan, dia memang kurang baik dibanding Cordoba.
"Dua sayap maju ke depan, tekan sayap MU, paksa mereka bertahan. Van Nistelrooy dan Ronaldo di tengah harus aktif bergerak dan berkoordinasi. Jangan diam di kotak penalti, buka ruang, banyak berlari, cari celah. Pisahkan Blanc dengan Stam, hadapi satu-satu, kalahkan mereka!"
Kedua striker itu mengangguk antusias. Mereka sudah paham cara memecah pertahanan macam ini, soalnya sudah berlatih berkali-kali sebelum pertandingan.
“Saya harap kalian semua bisa memahami satu hal, dalam pertempuran pertandingan krusial seperti ini, yang sering menentukan kemenangan pertandingan bukan hanya taktik, bukan hanya performa di lapangan, tapi juga Kehendak kalian, semangat juang kalian!”
“Inter Milan sudah terlalu lama terpuruk, kita sudah lama sekali tidak merasakan rasa berdiri di puncak Eropa, menikmati sampanye juara. Jika menggunakan pepatah paling klise di bidang sepakbola tentang Roda Keberuntungan Berputar, bukankah seharusnya roda itu berputar ke pintu rumah kami?”
“Saya sangat yakin, bahkan bisa bilang, selama kita mengalahkan pertandingan ini, mengalahkan Manchester United, lolos dari babak grup, kita akan bisa muncul di Stadion Giuseppe Meazza tanggal 24 Mei!”
“Jika bahkan ini tidak bisa membuat kalian bertarung mati-matian untuk merebut pertandingan ini, maka saya tidak ada lagi yang perlu dikatakan!”
“Kalian renungkan baik-baik, tinjau kembali karier profesional kalian! Apa yang telah kalian peroleh, apa yang hilang dari genggaman. Mengapa bisa mendapatkan, dan mengapa harus kehilangan!”
Setelah kalimat terakhir terucap, ruang ganti pun senyap membisu.
Bel tanda masuk lapangan dari wasit pun bergema nyaring menusuk telinga dalam keheningan itu.
Seluruh pemain Inter Milan serentak berdiri. Dengan langkah tenang mereka mendekati pintu ruang ganti, memeluk Yang Chengzhuo satu per satu dalam diam sebelum berjalan keluar melewati gerbang ruangan.
Usai mengantar pergi pemain terakhir, Yang Chengzhuo pun menyusul keluar sambil menutup pintu dengan gerakan santai.
Kebetulan Ferguson juga baru keluar dari ruang ganti tim tamu. Kedua pelatih itu berpapasan tepat di koridor.
“Halo, Sir!” sapa Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
“Salve, Sang Kaisar!” sambut Ferguson dengan wajah bersinar kilau merah, senyum lebar merekah saat mendekat. “Kubawa koleksi anggur merah terbaikku!”
“Oh ya?” Yang Chengzhuo pura-pura membeku. “Bukankah sudah kukatakan? Di Milan, akulah yang traktir!”
“Anggur koleksiku ini kualitasnya bagus!” Ferguson terkekeh.
“Aku jarang minum alkohol, tapi kalau minum pasti pilih koleksiku sendiri!” Yang Chengzhuo balas tidak mau kalah.
Keduanya berjalan berurutan keluar, para pemain sudah keluar.
“Ingat, Sir, jangan buka segel anggurmu, nanti terbuang percuma!” Setelah mengingatkan, Yang Chengzhuo dan Ferguson berjabat tangan di pintu keluar saluran pemain lalu berbalik menuju bangku pelatih tim tuan rumah.
……
……
Saat Ferguson tiba di area pelatih tim tamu, asistennya Steve McClaren langsung menghampiri.
“Lineup pembakarnya agak aneh!” McClaren terlihat gugup.
“Tenanglah!” Ferguson mengingatkan dengan nada tegas.
Lalu dia menengadah melihat para pemain Inter Milan yang sedang menanti tendangan dimulai MU berbaris sesuai formasi.
Dari sudut pandang Ferguson, garis depan sesuai prediksinya, masalah utamanya ada di area tengah lapangan dan posisi bek kanan di garis pertahanan.
Kebangkitan Cordoba sebagai starter bisa dibilang jurus Yang Cheng untuk menghadapi Giggs, itu wajar. Tapi perubahan formasi di lini tengah memang agak membingungkan.
"Sepertinya formasi 442, apa dia berniat melakukan serangan gencar di sayap?" Alis McClaren berkerut.
Ambisinya bukan sekadar jadi asisten pelatih. Setiap ada kesempatan, dia selalu berpikir: Bagaimana cara pelatih top memecahkan masalah? Belajar metodologi kepelatihan mereka.
Bagi orang sepertinya, bisa belajar di samping Ferguson benar-benar sangat terbantu.
Begitu peluit pertandingan berbunyi, pertahanan Inter langsung maju sangat jauh. Terutama Nedvěd dan Recoba di kedua sayap yang langsung menekan Gary Neville dan Wes Brown.
Di lini tengah, David Beckham absen karena cedera, Ferguson memainkan Verón sebagai gelandang kanan, posisi gelandang serang tetap diisi Paul Scholes. Namun Inter Milan tampak sama sekali tidak terpengaruh, langsung maju ke depan dan melakukan pressing agresif di area serang.
Bola segera direbut Inter Milan dari kaki pemain MU, berawal dari gangguan Van Nistelrooy di lini depan, disusul perebutan sukses oleh Nedvěd.
Pemain asal Ceko itu merebut bola di area agak kiri tengah lapangan, lalu langsung mengoper balik ke Andrea Pirlo. Gelandang Italia itu langsung melepaskan umpan lambung jauh.
Tapi kali ini strategi anti-offside Ronaldo gagal, wasit garis mengangkat bendera offside setinggi-tingginya.
"Meski terlihat seperti bermain di sayap kiri, sebenarnya area aktivitas Nedvěd masih sangat luas..." ujar McClaren menyampaikan kesannya.
Ferguson mengangguk, "Suruh mereka stabilkan permainan dulu, pertahankan pertahanan sekarang juga!"
Di sini kan kandang Inter Milan, segalanya mau galak atau beringas, tetap saja mereka harus pertimbangkan faktor pertarungan kandang lawan.
……
……
"Masih belum cukup!" Yang Cheng menggeleng, "Masih belum cukup!"
Dia langsung menuju pinggir lapangan, membuat gerakan meningkatkan tekanan serangan ke para pemain, memberi isyarat agar mereka harus menyerang lebih tegas dan tuntas, terutama di kedua sayap lapangan, harus berani menghantam habis-habisan!
"MU mulai sengaja ingin stabilkan formasi!" Paulus Bayer yang sedang mengamati situasi dengan serius menganalisis.
Yang Cheng mengangguk, "Wajar, Ferguson juga tahu kemampuan tandang MU musim ini payah!"
Justru karena itulah dia harus terus menyerang!
"Aku yakin, garis belakang MU pasti akan melakukan kesalahan, baik Gary Neville maupun Wes Brown!"
Soal muridnya sendiri Verón, tak ada yang lebih Yang Cheng pahami darinya.
Pemain Argentina itu memang menonjol dan berbakat, namun setelah meninggalkan Kaiserslautern, kondisi mentalnya sudah berubah. Performanya di MU tak sebaik di Kaiserslautern. Alasan utamanya adalah keinginannya menjadi inti pasukan utama dan tokoh sentral tim.
Tapi tim ini punya Roy Keane yang tidak akan membiarkan Verón bertindak demikian!
Seandainya sayap kanan MU di pertandingan ini adalah David Beckham, mungkin Yang Chengzhuo akan ragu. Tapi Verón sama sekali tak bisa memberikan perlindungan seperti Beckham kepada Gary Neville.
"Hm, kalau kita kalah di laga ini, besok seluruh Italia mungkin jadi musuhmu!" Paulus Bayer tersenyum.
Dengan wajah penuh percaya diri, Yang Chengzhuo bersikeras, "Tidak, pasti bisa menang!"
……
……
Entah karena keyakinan Yang Chengzhuo yang membawa hoki, atau Serangan Inter Milan yang memicu semangat Pantang Menyerah MU, tim Setan Merah mulai menunjukkan darah bersaing dan merencanakan serangan balik.
Gary Neville, setelah memotong bola di area pertahanan sendiri, membawa bola dan menyerang dari sayap kanan. Nedvěd mengejarnya dengan ketat, namun bek Inggris ini memilih untuk tidak memberikan operan ke Verón yang berdiri meminta bola, melainkan terus menggiring di sisi kanan.
Zambrotta dengan kokoh mempertahankan posisinya, tiba-tiba maju dan bersama Nedvěd menjepit Gary Neville dari depan dan kiri. Sebuah tusukan kaki berhasil merebut bola dari Neville.
Nedvěd langsung memberikan bola ke Pirlo yang mendekat. Pemain Italia itu tanpa ragu langsung mengirimkan umpan terobosan diagonal jauh.
Bola melayang melewati area Roy Keane dan mendarap sempurna di ruang kosong yang ditinggalkan Gary Neville setelah maju.
Ronaldo muncul seperti kilat di area ini...
"Luar biasa! Umpan diagonal presisi ini menunjukkan visi sepakbola Pirlo yang luas, seolah sudah direncanakan matang tanpa perlu pertimbangan rumit!"
Ronaldo menguasai bola, di sisi kiri langsung berhadapan dengan Stam. Orang Brasil melakukan dribel cepat, tiba-tiba berhenti mendadak, mengganti kaki, lalu mengirim umpan silang. Bola langsung dikirimkannya ke titik depan area penalti.
Barthez menghadapi umpan jarak dekat ini dengan ragu-ragu untuk maju. Van Nistelrooy menggunakan tubuhnya untuk mendesak Blanc, menyapu bola dengan kaki panjangnya di depan bek Prancis itu, menyundul ke sudut kanan bawah. Tapi ia pun ikut terjatuh.
Saat Barthez menyadari dan melakukan penyelamatan, bola sudah menyentuh garis gawang dan menyangkut di jaring samping!
"Gol!!!"
"Menit ke-7 babak pertama, Inter Milan lebih dulu memecah kebuntuan skor!"
"Ini serangan balik yang sangat mendadak! Inter Milan menggelontor serangan bergelombang sejak awal pertandingan, dan sukses memanfaatkan kesalahan positioning Gary Neville untuk mencetak gol lewat serangan balik!"
“Gary Neville terlalu gegabah, seharusnya dia tidak meninggalkan posisinya secara gegabah ketika tekanan serangan lawan begitu kuat. Tapi area tengah Manchester United memang tidak memberikan penghargaan yang cukup kepada area tengah Inter Milan, terutama terhadap Andrea Pirlo yang akhir-akhir ini menonjol. Saat pemain Italia itu mengirim umpan terobosan, ternyata tidak ada satu pun yang maju untuk melakukan interferensi.”
Setelah gol tercipta, seluruh Stadion Giuseppe Meazza langsung menjadi gila. Semua fans serempak meneriakkan pekikan kemenangan.
“Van Nistelrooy, penembak jarak jauh asal Belanda yang pernah menarik perhatian Ferguson, menunjukkan performa semakin hebat sejak bergabung dengan Inter Milan. Baik di Liga, Piala, maupun kompetisi Eropa, dia selalu menunjukkan rasio gol yang stabil. Meski kemasyhurannya kalah dari Ronaldo, sikap rendah hati dan kesederhanaan adalah labelnya!”
“Yang Chengzhuo terlihat sangat gembira. Dia tertawa terbahak-bahak di pinggir lapangan, seolah menunjukkan persiapan matangnya untuk pertandingan ini!”
“Gol ini memang datang terlalu mendadak! Meski sebelumnya Inter Milan terus menggebrak dengan tekanan seperti gelombang, pertahanan Manchester United sebenarnya cukup kokoh dan terlihat stabil. Tapi satu kesalahan langsung berujung gol kebobolan. Pertarungan antar tim kuat seringkali sesederhana ini!”
Di pinggir lapangan, Ferguson dengan geram memuntahkan permen karet dari mulutnya sambil menggeram kepada pemain di lapangan. Jelas-jelas dia sudah mengingatkan berkali-kali sebelum pertandingan, tapi tetap ada yang melakukan kesalahan.
Kebetulan yang ironis, sasaran amukannya bukan Gary Neville, melainkan Verón.
Pemain Argentina yang malang ini tidak segera melakukan pressing setelah kehilangan bola, sehingga Pirlo bisa dengan leluasa mengoper. Akibatnya, sistem pertahanan Manchester United runtuh seketika.
Berbeda dengan kemarahan Ferguson, Yang Chengzhuo justru terlihat khidmat. Dia mendekati pinggir lapangan dan melambaikan tangan memberi instruksi kepada pemain Inter Milan.
“Jangan malas, terus maju ke depan dan serang, terus kejar gol, aku mau lebih banyak gol, terus serang!”
Keunggulan 1 gol adalah yang paling tidak aman, terutama saat melawan tim seperti Manchester United. Kadang bahkan keunggulan 2 gol pun masih membuat gemetaran, jadi Yang Chengzhuo pasti tidak akan puas.
Dia ingin memanfaatkan aura babak pertama ini untuk langsung menghancurkan MU, sekaligus mengukuhkan keunggulan dalam sekali pukul!
