"Tidak diragukan lagi, peluit wasit Pierluigi Collina telah menyelamatkan Inter Milan!"
Komentator di TKP berkata dengan nada candaan saat mendengar peluit babak pertama.
Jika dilihat secara polos dari situasi babak pertama, Inter Milan memang benar-benar diredam. Situasi pertandingan sangat pasif. Para pemain penuh semangat juang membara, namun selalu terasa seperti ada tenaga yang tak tersalurkan.
Sebaliknya, serangan menyeluruh Real Madrid terlihat lincah dan mumpuni, terutama di kedua area sayap.
Pada pertandingan ini, Bosque menggunakan taktik 4222. Kiper adalah Casillas, lini belakang terdiri dari Carlos, Hierro, Karanka, dan Salgado. Di lini tengah ada Makelele dan Helguera, dua pemain sayap Denílson dan Figo, dengan duo striker Raul dan Morientes.
Lineup pembuka memang tidak mengejutkan Yang Chengzhuo, mengingat stok pemain Real Madrid yang terbatas. Tapi yang benar-benar membuatnya kaget adalah taktik pembuka yang digunakan Bosque.
"Dari babak pertama terlihat posisi Makelele lebih maju. Sebagian besar area berkutatnya bahkan melebihi gelandang tengah depan."
Paulus Bayer membuka data yang diinginkan Yang Chengzhuo dari buku catatan, menganalisis penggunaan Makelele oleh Bosque.
"Orang tua itu benar-benar cerdas!" ujar Yang sambil menggelengkan kepala dengan senyum pahit. Di permulaan pertandingan, dia benar-benar terkalahkan.
Jika sekarang masih ada yang bilang Bosque jago menyatukan tim tapi taktiknya lemah, Yang Chengzhuo pasti mati-matian melawan karena kekalahannya diakui dengan lapang dada.
Dalam pertemuan tim-tim tangguh seperti ini, sekali kalah di fase pembukaan, pasti akan menyebabkan babak pertama yang buruk.
"Penyesuaianmu juga tepat, kalau tidak kita mungkin sudah runtuh di babak pertama!" Paulus Bayer mencoba menenangkan.
"Kalah ya sudah, kita masih punya babak kedua!" Yang Chengzhuo justru bersikap legawa.
Makin banyak sesi kepelatihan, kita harus makin tenang menghadapi kemenangan/kekalahan. Terlalu ngotot pada hasil justru akan mengaburkan pandangan terhadap situasi saat ini.
Inilah pemahaman yang selalu dipegang Yang Chengzhuo!
"Makelele memajukan posisi, tapi fungsi tetap diulangi lagi. Dia masih bertahan, membeku Emersón dan Pirlo yang mundur, sementara El di belakang bertugas melindungi pertahanan dan merapikan aliran permainan di area tengah. Raul mundur menyambut, menyisakan Morientes di depan, ditambah Denílson dan Figo di kedua sayap. Kita pantas kalah!"
Makelele memiliki agresivitas tinggi dalam pertahanan. Setelah posisinya dimajukan, ruang serang Emersón dan Pirlo terkompresi. Ini menyebabkan organisasi lini tengah Inter Milan melemah dan akhirnya ditekan oleh Real Madrid.
El mungkin tidak terlalu terkenal. Bahkan beberapa tahun kemudian banyak fans Real Madrid mengutuknya. Tapi sebenarnya, dia mutlak termasuk salah satu pemain dengan performa paling menonjol di Real Madrid selama dua season terakhir.
Musim lalu saat Real Madrid merebut gelar juara Liga Champions, Hierro absen, Bosque menggunakan Elguerra sebagai 5 bek. Salgado dan Carlos sebagai bek sayap, tiga bek tengah adalah Karanka, Elgurera, dan Campo. Elguerra berperan sebagai komandan pertahanan, bahkan saat memimpin lini belakang dia masih bisa menerobos ke depan untuk membantu lini tengah.
Pertahanan Real Madrid akhirnya menemukan stabilitas seperti ini.
Musim ini, Hierro kembali, posisi Elguerra dimajukan untuk membentuk duo gelandang bertahan bersama Makelele. Performanya tetap menonjol, menunjukkan kemampuan organisasi sebagai gelandang bertahan. Meski tidak tergolong top-tier namun praktis, ditambah kemampuan menerobos masuk yang cukup bagus serta pertahanan solidnya yang memastikan stabilitas lini belakang Los Blancos.
Bosque memang benar cerdas. Ketika Inter Milan mengorganisir serangan dari belakang, dia memajukan posisi gelandang bertahan. Dengan konfigurasi dua gelandang bertahan, Elguera juga bisa berdiri sendiri. Fondasi utama pertahanan belakang sama sekali tidak perlu dikhawatirkan. Ditambah kebugaran fisik Makelele yang prima memastikan taktik tekanan area tengah Real Madrid terhadap Inter Milan bisa dijalankan dengan lancar.
Inilah alasan mengapa Inter Milan diredam dan kebobolan dua gol di babak pertama!
Tapi semangat juang pemain Inter Milan sama sekali tidak perlu diragukan. Data menunjukkan usaha keras mereka: selama seluruh babak pertama, Inter Milan berhasil merebut bola dalam 4 kali perebutan 50-50, secara total mendominasi lawan.
Artinya, Inter Milan tidak kurang semangat juang, tidak kurang kegigihan. Murni taktik mereka yang tertekan.
"Kita harus segera memecahkan penindasan lini tengah Real Madrid! Tanpa mematahkan strategi ini, pertandingan ini akan berakhir lebih tragis!" Paulus Bayer berkata dengan wajah khidmat.
Dalam sebuah pertandingan, kedua tim saling menyesuaikan taktik untuk mengalahkan lawan, mencari keunggulan melalui penjadwalan dan modifikasi strategi.
Di babak pertama, Real Madrid berhasil menekan lini tengah Inter Milan dengan taktik mereka. Tanpa solusi untuk gerakan ini, Inter akan sulit melancarkan serangan balik, apalagi mengejar ketertinggalan skor.
Yang Chengzhuo terus mengamati deretan data pemain dan statistik kedua tim, mulai mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam hatinya.
……
……
Baggio terus berlari bolak-balik di pinggir lapangan untuk pemanasan. Ia melihat situasi tim, tapi tak tahu bagaimana sang Bos akan mengatur strategi.
Setelah pulih dari luka berat, performanya memang bagus saat melawan Perugia di pertandingan perdana - masuk sebagai pemain pengganti langsung memberi kontribusi. Tapi ia sadar betul: dirinya tak lagi layak menjadi pasukan inti.
"Dia sekarang, dua kakinya sudah setengah rusak, kalau terus jadi pasukan inti, bisa-bisa kapan saja di mana saja rusak total."
Makanya sejak awal Yang Cheng sudah bilang ke dia, dia akan jadi pengganti tim.
Tapi meski begitu, dia tetap menjalankan tugas dengan baik menunggu kesempatan, karena dia tahu, Yang Cheng bisa kapan saja memakainya.
"Robert!" Tim Hank keluar dari saluran pemain, berteriak.
Baggio langsung mendekat, "Ada apa, Tim?" Napasnya agak tersengal.
Tim Hank menaruh alat deteksi detak jantung di pergelangan tangannya, menguji nadinya, "Lawan Perugia kemarin, rasanya gimana?" tanyanya sambil terus memeriksa.
"Lumayan, agak capek!" Baggio tersenyum menjawab.
"30 menit, bisa bertarung?" tanya Tim Hank.
"Sekarang?" Baggio terlihat agak heran.
Tim Hank mengangguk, "Ya, sekarang, babak kedua!"
Baggio membeku sejenak, lalu muncul kegembiraan, "Bos mau mengorbankan segalanya untuk serangan balik?"
"Kita memang harus serang balik dan mengorbankan segalanya, tapi sepertinya dia sudah menemukan cara!" Tim Hank tertawa.
Baggio langsung mengangguk, "Tidak masalah, bertahan sampai akhir babak kedua pun bisa!"
Tapi Tim Hank menggelengkan kepala, "Tidak, maksimal 30 menit. Apapun skornya, kamu harus turun. Tapi jika pertandingan sudah masuk orbit Yang Chengzhuo lebih cepat, kamu harus turun lebih awal."
"Kira-kira aku ini apa?" Baggio menggerutu sambil tersenyum.
Tim Hank menepuk bahunya dengan mantap, "Kebugaranmu bagus. Ayo, dia menunggumu di ruang ganti!"
Baggio mengangguk, lalu masuk ke saluran pemain.
……
……
"2-0, ini bukan skor yang luar biasa. Setidaknya menurutku, ini bukan apa-apa!"
Yang Chengzhuo berdiri di depan papan taktik dengan mantap, berkata dengan wajah penuh percaya diri.
“Saya percaya, dengan daya serang kita, selama bisa menunjukkan kemampuan, di babak kedua kita bisa mengalahkan lawan! Dan saya beri tahu kalian, di ruang ganti tim tuan rumah sekarang, anggota-anggota Real Madrid pasti sedang merayakan. Mereka pasti mengira bisa dengan mudah mengalahkan kita di pertandingan ini lalu menyisihkan kita di leg kedua. Tapi, saya bilang: itu cuma mimpi!”
Para pemain kali ini tidak tersenyum, tapi satu per satu mengangkat kepala, menatap Yang Cheng.
“Di babak pertama kita bermain frustasi, performa seluruh tim buruk. Alasan utamanya adalah posisi gelandang bertahan Real Madrid, Makelele, yang ditarik maju ke titik vital kami!” Yang Cheng menandai posisi Makelele di papan taktik.
Ini terlihat jelas dari area pergerakannya di babak pertama.
"Ini defender terkenal di era modern. Aku tidak melebih-lebihkan, tapi dia benar-benar mencegah terbaik saat ini. Dasar penindihan lini tengah Real Madrid dibangun di atasnya. Jadi untuk merusak penindihan Madrid, kita harus sabotase fungsi Makelele!"
Sambil berkata demikian, Yang Chengzhuo berbalik menghadap Van Bommel. Striker Belanda itu performanya merintih pilu di babak pertama, bahkan bisa dibilang nol kontribusi.
Tentu, seluruh tim bermain buruk. Dia hanya terkungkung taktik menyeluruh tim.
"Mark, di babak kedua aku mau kamu dipertahankan!" seru Yang tegas.
Sang Belanda mengangguk patuh.
"Robert, kamu yang naik!" Yang menunjuk Baggio.
Semua orang terkejut memandangi legenda Italia itu. Baru pulih dari luka berat, sudah main di laga krusial sebelumnya. Kini bertarung lagi, bisakah raganya bertahan?
“Kita harus langsung menyerang begitu babak kedua dimulai, begitu peluit dibunyikan! Poin utamanya adalah menempatkan titik sambutan di belakang Makelele dan di depan Helguera!”
Yang Chengzhuo menekankan area antara Makelele dan Helguera dengan jarinya.
Area ini relatif sempit, jadi pemain harus memiliki daya pikir spasial yang tinggi untuk terus-menerus mengukur celah antara dua pemain lawan di lapangan dan memanfaatkannya.
Selain itu, posisi ini seringkali membutuhkan kemampuan menguasai bola dengan posisi membopong lalu melakukan putaran melepaskan diri. Robert Baggio jelas sangat cocok, karena inilah yang sering dilakukannya saat bermain dalam formasi trisula sebelumnya.
“Pemain tengah harus ingat: jangan terlibat duel fisik, langsung oper bola dengan satu sentuhan untuk menghindari Makelele. Gunakan operan untuk menggerakkan pertahanan Real Madrid dan merobek celah pertahanan mereka. Jadi harus saling membantu dengan banyak pergerakan dan menciptakan titik sambutan, hindari terkunci oleh Makelele!”
Emerson dan Pirlo saling memandang, lalu sama-sama mengangguk setuju.
"Begitu bola melewati area Makelele, harus segera dikontrol sambil menunggu dukungan rekan dan keterlibatan dalam serangan. Bila ada kesempatan, langsung operkan bola penetrasi untuk merobek pertahanan lawan. Jika tidak memungkinkan, kembalikan operan dan atur ulang. Nedvěd harus memperluas jangkauan pergerakan dan bantuannya, terutama saat melakukan serangan menyusup dari belakang. Kamu bisa langsung menerobos ke belakang striker untuk menyerang, paham?"
Dengan turunnya Baggio, Yang Chengzhuo memanfaatkan kecerdasan dan kecerdasan bolanya alih-alih mobilitas fisik. Strateginya adalah menempatkan sebuah titik sambutan di antara Makelele dan Helguera, menghubungkan kembali lini tengah-depan yang sebelumnya terpisah.
"Serangan babak kedua harus fokus pada kecepatan. Hindari perang statis melawan Real Madrid. Dari detik pertama, kita harus mengambil alih kendali irama pertandingan!"
“Lupakan 2 di babak pertama, kesampingkan hasil pertandingan, kita fokus ke babak kedua. Kita akan serang selama 45 menit, paham?” Yang Chengzhuo bertanya dengan suara berat.
Posisi Makelele dari Real Madrid yang maju meninggalkan ruang kosong besar di belakangnya. Penyerang pembuka Inter Milan adalah Ronaldo dan Van Nistelrooy. Selama Baggio bisa menguasai bola lalu mengoper keluar, pertahanan Real Madrid terhadap formasi dua striker Inter akan sekadar kertas tipis.
Setelah menyusun taktik, Yang Chengzhuo meninggalkan papan taktik sambil memandang sekeliling para pemain.
“Teman-teman, meski ini baru leg pertama babak penyisihan 8 besar, meski masih ada leg kedua di kandang sendiri, aku harap kalian semua paham satu hal – dalam babak penyisihan Liga Champions, setiap pertandingan memiliki urgensi setara final!”
“Hanya dengan memperlakukan setiap pertandingan seperti final Liga Champions, barulah kita mungkin bisa memasuki Stadion Giuseppe Meazza pada 24 Mei, barulah kita punya kesempatan merebut kembali kehormatan yang telah terlepas dari genggaman kita selama puluhan tahun, barulah kita bisa berdiri di puncak Eropa!”
“Babak pertama sudah lewat, kita sudah tertinggal, jadi kita harus bertarung lebih mati-matian di babak kedua, lebih pantang menyerah. Kalian harus percaya satu hal: dalam babak penyisihan, tim dengan kehendak lebih teguh pasti menang. Kenapa?”
“Kebugaran pemain Real Madrid pasti akan terpengaruh di babak kedua, ditambah mereka hampir menghancurkan kita dengan mudah di babak pertama. Aku bisa memastikan mereka pasti akan melakukan kesalahan di babak kedua, dan kesalahan lawan itu adalah peluang kita!”
“Tugas kalian semua di lapangan adalah mengubah kesalahan lawan menjadi gol kita! Kita harus mencetak gol! Menyamakan skor! Bahkan aku berharap kita bisa meraih kemenangan comeback! Tunjukkan darah bersaing dan ketangguhan yang menjadi ciri khas Inter Milan!”
"Hanya dengan cara ini, kita baru mungkin merebut gelar Liga Champions! Dan hanya dengan cara ini pula, kita layak meneriakkan tekad untuk merekonstruksi cahaya kejayaan era keemasan Inter Milan!"
"Aku yakin, sekarang seluruh alam semesta menganggap kita sudah pasti kalah. Mereka semua menganggap ini pertandingan yang sudah berakhir lebih dulu – karena kita tertinggal 2 gol, karena kita bertarung di kandang lawan. Tapi apa artinya itu? Apa kita harus menyerah? Bertekuk lutut memohon ampun?"
"Itu bukan gaya khas Inter Milan! Kita harus melancarkan serangan balik! Mereka boleh meragukan kita, tapi kita tak boleh meragukan diri sendiri! Sekalipun seluruh dunia yakin kita kalah, justru kita TIDAK BOLEH kalah! Kita harus menentang semua orang, melawan seluruh alam semesta – membuat mereka malu atas ucapan dan prasangka picik mereka setelah 90 menit!"
"Kita bukan hanya harus menyerang balik, bukan hanya menyamakan skor – kita harus mengalahkan lawan dengan comeback! Kita akan membawa kemenangan ini kembali ke Stadion Giuseppe Meazza! Dengan kepala tegak penuh kebanggaan, kita akan meninggalkan Stadion Santiago Bernabéu!"
“Kami ingin semua fans Real Madrid dan penonton di seluruh dunia yang menyaksikan pertandingan ini benar-benar menyadari satu hal: seberapa banyak pun lawan mencetak gol, mereka takkan bisa mengalahkan Inter Milan, karena kami pasti bisa mengejar skor, membalikkan keadaan, bahkan menyusul!”
“Saya sangat menantikan 45 menit legendaris di babak kedua ini!” ujar Yang Chengzhuo dengan senyum penuh keyakinan.
……
……
“Para pemain dari kedua tim telah kembali ke lapangan. Kita bisa melihat wasit Pierluigi Collina memimpin kedua regu keluar dari saluran pemain.”
“Setelah istirahat tengah, Real Madrid terlihat sudah memegang kemenangan pasti tanpa melakukan penyesuaian apa pun. Para pemainnya tampak sangat percaya diri. Inter Milan juga...” Awalnya komentator hendak mengatakan tim tamu juga tidak melakukan perubahan, tapi tiba-tiba ia melihat sosok tertentu.
Seorang pemain yang membuat banyak fans Bernabeu ikut bersorak.
"Oh, kita melihat Yang Chengzhuo jelas tidak puas dengan performa tim di babak pertama. Dia melakukan penyesuaian pergantian pemain, menggantikan Van Bommel asal Belanda yang bermain seperti tidur berjalan di babak pertama, dengan memasukkan pemain nomor 10 mereka, bintang top Italia Robert Baggio!"
"Ini merupakan pertama kalinya Baggio kembali ke kancah Eropa setelah mengalami cedera parah!"
"Dua hari lalu, dia bermain sebagai pengganti di Serie A selama beberapa waktu dengan performa bagus, membantu tim menyelesaikan pembalikan situasi. Kini Yang Chengzhuo jelas ingin terus memanfaatkan kekuatannya untuk berusaha memulihkan situasi di babak kedua!"
"Dari kondisi saat ini, Inter Milan ingin mengejar ketertinggalan sudah sangat sulit. Saya perkirakan, strategi Yang Chengzhuo sekarang adalah bertahan dari serangan Real Madrid di babak kedua, lalu berusaha mencetak 1 gol tandang agar bisa kembali ke Stadion Giuseppe Meazza dengan skor 2-1. Dengan demikian, pertandingan kandang mereka masih berpeluang!"
Jelas terlihat, komentator di TKP juga merasa, saat ini Inter Milan sama sekali tidak perlu mempertimbangkan pembalikan arah, melainkan fokus pada gol tandang untuk mempertahankan harapan kelulusan—inilah jalan yang benar.
Jika dia mengetahui rencana dan ambisi Yang Chengzhuo saat ini, pasti akan menganggapnya sudah menjadi gila.
Benar, performa Inter di babak pertama memang menunjukkan ketangguhan dan usaha keras, namun mereka sepenuhnya pasif, sama sekali tidak mampu membangun tekanan efektif. Jangan lupa, ini adalah Bernabeu—kandang setan paling mengerikan di seluruh Eropa!
Tapi Yang Chengzhuo terlihat sangat percaya diri. Begitu keluar dari saluran pemain, ia langsung menyambut jabat tangan dengan Bosque. Setelah berbincang singkat, ia kembali berdiri tegas di depan bangku pelatih tim tamu.
Paulus Bayer menyerahkan buku catatan kepada Tim Hank, urusan pengawasan data juga dikonsultasikan padanya, sementara dirinya sendiri berdiri di samping Yang Chengzhuo, sesekali berbincang dengannya, menunggu Pierluigi Collina membunyikan peluit tanda dimulainya pertandingan.
"Aku benar-benar merasa kau sudah keterlaluan gila!" Paulus Bayer tersenyum sambil berkata.
Tertinggal 2 gol, menggantikan Van Bommel, area tengah hanya menyisakan Emerson dan Andrea Pirlo, pertahanan lini tengah Inter Milan langsung menjadi rapuh. Meski performa Van Bommel buruk, setidaknya kehadirannya memberikan ketebalan pada lini tengah Inter.
"Tidak, sama sekali tidak gila!" Wajah Yang Chengzhuo sama sekali tak menunjukkan senyuman. "Kau harus paham, Paulus, bagiku dalam pertandingan ini yang sudah berjalan sampai sekarang, kalah 2 gol sama saja dengan kalah 5 gol. Jika tak bermain seperti ini, saat kembali ke Stadion Giuseppe Meazza kita tetap akan kalah - apa bedanya kalah banyak atau sedikit?"
“Karena sudah pasti kalah, aku lebih memilih bertarung habis-habisan dalam satu pertandingan, setidaknya kalah pun kita harus kalah tanpa penyesalan!”
Berhenti sejenak, Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Seandainya benar-benar harus mati, aku lebih memilih mati dengan gemuruh heroik daripada hidup mengendap-endap dalam ketakutan. Hidup seperti itu baru bermakna!"
Paulus Bayer membeku, konsep nilai-nilai dan filosofi Yang Chengzhuo benar-benar berbeda dengannya.
Mungkin inilah alasan mengapa dirinya selamanya hanya bisa menjadi asisten pelatih, sementara Yang Chengzhuo adalah pelatih kepala yang sukses.
