"Van Nistelrooy mengayuh bola dengan sundulan di depan gawang, Nedvěd menerobos wilayah terlarang, langsung melepaskan tendangan..."
"Aduh, Kahn tampil menonjol! Seolah dituntun Tuhan, tembakan Inter Milan berhasil dihalau ke batas tendangan sudut!"
“Andrea Pirlo mengambil tendangan sudut, Alessandro Nesta menyundul di titik belakang, sedikit melebar, sayangnya!!”
“Setelah babak kedua dimulai kembali, Inter Milan terus memegang inisiatif pertandingan. Meski unggul satu gol, mereka tidak bermain tradisional seperti yang diduga pihak luar, malah tetap aktif memanfaatkan keunggulan teknis sambil berusaha mencari celah!”
Tayangan TV memperlihatkan Yang Chengzho turun ke pinggir lapangan untuk menyesuaikan tim. “Jelas pelatih kepala masih merasa tekanan serangan tim kurang. Hampir 10 menit babak kedua berjalan, meski gelombang serangan Inter Milan dahsyat, belum ada hasil nyata. Formasi kontraksi pertahanan Bayern München terlihat sangat stabil!”
“Hitzfeld memang pelatih kepala yang hebat. Meski pertahanan Bayern München agak teracak, mereka selalu bisa bertahan di momen genting.”
Komentator memberikan penilaian positif terhadap performa kedua tim di awal babak kedua.
“Serang dan bertahan, Inter Milan aktif, Bayern München pasif, namun tak satu pun berhasil menciptakan keunggulan mutlak.”
“Tapi Hitzfeld pasti tidak akan rela menyerah begitu saja, dia juga aktif mencari kesempatan.”
“Namun karena sulit melewati area tengah, mereka sering terpaksa mengirim umpan lambung langsung yang melompati lini tengah Inter Milan, mencoba mencapai belakang pertahanan Nerazzurri.”
“Terhadap cara serangan seperti ini, Yang Cheng sebenarnya sudah mempersiapkan antisipasi.”
“Dalam pertandingan ini dia melarang Lúcio maju ke depan, untuk itu dia menekankan permintaan khusus agar Van Bommel fokus pada intercept di area tengah dan perlindungan. Gelandang Belanda ini memang yang paling low profile di antara pemain tengah, namun fungsinya sama sekali tidak bisa diremehkan.”
“Fakta seringkali seperti ini - mereka yang tidak mencolok justru memainkan peran penting.”
……
……
“Mungkin... pertandingan ini akan berakhir seperti ini!” Di sekitar tribun fans Inter Milan, ada kru dokumenter dari Tiongkok yang sedang merekam.
Kru dokumenter ini semua adalah wartawan dari Ibu Kota TV. Ketua kelompoknya adalah Ye Wen. Selain datang dari dalam negeri untuk menyaksikan langsung pertandingan ini, mereka juga punya urusan lain.
Yang berbicara adalah seorang pemuda berhidung besar dengan wajah yang agak memelas. Karena ukuran hidungnya yang luar biasa besar, fitur wajahnya yang sebenarnya proporsional jadi terlihat tidak seimbang. Banyak orang suka menjadikan hidungnya sebagai bahan candaan.
"Hitzfeld mungkin tidak berani main menyerang lagi. Yang Chengzhuo juga pasti senang mengakhiri pertandingan seperti ini. Jadi tebakanku benar, skor akhir mungkin 1-0!" ujarnya dengan nada berbangga.
"Sang Kaisar bukan tipe orang seperti yang kamu bayangkan!" Seorang gadis berambut panjang yang duduk di sebelah Ye Wen menyanggah.
"Tim-tim Italia memang tradisional. Lagipula ini final Liga Champions, yang terpenting adalah memastikan kemenangan!" Si pemuda berhidung besar bersikukuh pada pendapatnya.
"Dia pasti akan terus berusaha mencetak gol!" Sang gadis justru menunjukkan wajah penuh keyakinan.
“Hah, Lin Mo, kenapa kamu begitu yakin?”
Gadis itu memalingkan wajah, melirik si hidung besar, “Justru karena kamu Zhong Dajun, Si Hidung Besar Zhong bukan Sang Kaisar, makanya kamu sama sekali tidak akan mengerti niatnya!”
“Jangan sok akrab dengannya!” Zhong Dahpi membalas.
“Setidaknya, aku anggota Guild Santo Roh!” si gadis kecil menengadah, wajah penuh kesombongan.
Ye Wen yang berstatus kakak senior hanya terkekeh melihat dua bawahan ini berdebat, tapi setelah mereka berhenti, barulah berkomentar: “Dia tidak akan puas dengan 1:0. Yang Chengzhuo yang kukenal bukanlah orang dengan sifat asli seperti itu!”
Sang bos sudah berbicara, Zhong Dahpi pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Si cantik Lin Mo melotot ke arah hidung besar itu, ekspresinya seolah berkata: Lihat, bahkan bos juga bilang begitu!
Zhong Dahpi tuntas. Dalam hati ia hanya bisa merintih: Wanita cantik memang punya hak istimewa!
……
……
Yang Chengzhuo berdiri di pinggir lapangan mengawasi, saat ini serangan Inter Milan sangat galak, namun efektivitasnya minim.
Bayangkan: Ketika sebuah tim menempatkan 4 gelandang bertahan level Eropa di depan wilayah terlarang, kedua sayap aktif mundur bertahan, sementara di depan hanya menyisakan Élber untuk serangan balik, siapa yang bisa menerobos dengan mudah?
"Apakah dia benar-benar rela kalah seperti ini?" Paulus Bayer terlihat sangat bingung.
Hitzfeld sama sekali tidak terlihat seperti tipe orang yang menyerah dengan mudah.
"Tentu tidak, Paul. Jika Ottmar benar-benar seperti itu, dia bukan lagi Ottmar!" Yang Chengzhuo sangat memahami teman lamanya, analisisnya sangat tajam.
"Dia sedang menunggu kesempatan!" Paulus Bayer ikut tersenyum.
"Benar! Dia pasti akan melancarkan serangan balik!" Yang Chengzhuo menegaskan dengan keyakinan penuh.
"Lalu bagaimana strategi kita? Terus menyerang?" Paulus Bayer menatap Yang Chengzhuo, kembali menanti keputusannya.
Yang Chengzhuo menyapu pandangan ke belakang, mengangguk, "Tentu saja harus menyerang, dan sebelum mereka melakukan serangan balik, sebaiknya kita bisa mencetak satu gol lagi, begitu mereka akan hancur total!"
Keunggulan satu gol adalah yang paling tidak aman, ini akan membuat serangan balik Bayern München datang lebih ganas dari biasanya, mereka akan mengamuk seperti orang gila. Inter Milan mungkin tidak akan bisa bertahan dengan aman saat itu.
Intinya, pertandingan sepakbola sama seperti menjadi manusia - kalau benar-benar bermain mati-matian, yang tak beralas kaki belum tentu takut melawan yang bersepatu!
"Robert!" Paulus Bayer berjalan ke depan bangku cadangan, berteriak.
Baggio langsung berdiri.
"Pemanasan!" teriak Paulus Bayer.
Baggio segera tersenyum, keluar sendiri dari bangku cadangan menuju area pemanasan.
Fans Inter Milan di TKP yang melihat Baggio sedang pemanasan langsung bersorak gegap gempita.
"Wuuuh, sepertinya Yang Cheng tidak puas dengan serangan saat ini dan bersiap melakukan penyesuaian pergantian pemain, bahkan memanggil pemain serang Robert Baggio!"
"Ini sinyal penguatan serangan! Meski Baggio belum bisa merebut kembali posisi inti setelah cedera parah, penampilannya sebagai pengganti selalu menonjol. Kebalikan arah dramatis di Bernabeu berasal dari kaki legenda ini!"
Hitzfeld mengerutkan alis melihat Baggio pemanasan. Ia sangat waspada pada pemain ini, tapi sudah mengantisipasi: "Ini rintangan yang harus ditaklukkan Bayern München untuk bisa mengalahkan Inter Milan di akhir!"
3 menit kemudian, Baggio selesai pemanasan dan mendekati Yang Cheng.
"Main sebagai gelandang serang, gantikan Mark van Bommel. Suruh Nedvěd turun ke gelandang tengah. Ingat, eksploitasi sisi lapangan. Paham?"
Yang Chengzhuo berbicara sambil melihat orang. Untuk pemain level seperti Baggio, Anda sama sekali tidak perlu memberikan terlalu banyak penjelasan. Cukup beri tahu apa permintaan dan harapan Anda padanya, maka secara alamiah dia akan membantu melalui caranya sendiri.
Tapi beberapa pemain lain tidak bisa seperti itu. Anda harus menjelaskan semuanya secara detail.
Jelas-jelas lebih nyiko melatih tipe pertama!
Menit ke-61, Inter Milan memanfaatkan situasi bola mati untuk menggantikan Van Bommel yang performanya biasa saja dengan Robert Baggio. Striker Belanda itu tampil bagus di bawah komando Yang Chengzhuo, dan sorak-sorai gegap gempita serta tepuk tangan fans menyambutnya saat turun lapangan.
"Bagus, Mark!" Yang Chengzhuo menghampiri dan memeluk Van Bommel.
"Saya akan mengawasi dari bangku cadangan, Bos!" Van Bommel paham penggantian ini murni kebutuhan taktik, jadi tidak banyak komentar.
"Baik, pergilah!" Yang Chengzhuo menepuk bahunya, "Sisanya serahkan pada rekan setimmu!"
Yang terakhir mengangguk setuju lalu segera meninggalkan lapangan.
……
……
Saat Baggio duduk di bangku cadangan tadi, dia sudah memperhatikan kondisi pertandingan. Bahkan di dalam otaknya terus-menerus mempertimbangkan, seandainya dia berada di lapangan, apa yang harus dilakukan.
Hal ini membuatnya sama sekali tidak kehilangan rasa pertandingan. Begitu turun ke lapangan, dia langsung melebur dengan rekan satu tim di sekelilingnya.
Inilah alasan mengapa setiap kali menjadi pemain pengganti, dia selalu bisa menunjukkan prestasi bagus!
Lagipula dia sangat menyadari masalahnya: usia lebih tua, sudah veteran, ditambah cedera parah yang membuat fungsi raganya menurun drastis. Fakta ini tak bisa diubah, maka dia menebusnya dengan ketekunan dan usaha keras.
Hampir setiap beberapa waktu, ketika merasakan raganya mulai dingin, tanpa perlu diingatkan asisten pelatih, dia sendiri kabur dari bangku cadangan dan dengan sadar melakukan pemanasan sampai tubuhnya benar-benar panas sebelum kembali duduk.
Bukan hanya di pertandingan ini, setiap laga selalu seperti ini selama dia berada di bangku cadangan.
Ini juga alasan Yang Cheng merasa nyaman terhadapnya. Dia tahu, begitu Baggio turun ke lapangan, langsung bisa membawa transformasi yang diinginkannya.
Kali ini pun tak terkecuali!
Menit ke-63, dalam gerakan lincahnya Baggio menerobos ke belakang Scholl. Umpan lambung Pirlo langsung menyambutnya, tapi saat menguasai bola, Baggio dihantam bahu Sagnol hingga rebah di tanah, membuahkan tendangan bebas tidak langsung di posisi bagus untuk Inter Milan.
Sayangnya tendangan bebas Pirlo kali ini berhasil diantisipasi Kahn yang maju menyongsong dengan sigap, menangkap bola di udara.
Performa Sang Singa Jerman dalam laga ini memang yang paling hebat di Bayern Munich. Tanpanya, Inter Milan mungkin sudah kebobolan lebih banyak gol, dan pertandingan ini pasti sudah tak ada suspense lagi.
Tapi hanya 3 menit kemudian, Baggio tiba-tiba menarik diri ke sayap kanan. Setelah melakukan koordinasi dengan Nedvĕd, dia mengirim crossing akurat dari depan garis akhir.
Di kotak penalti, Ronaldo berbalik dan mengontrol bola dengan dada, namun bola menyentuh sendi bahunya. Wasit langsung memberi isyarat handball, serangan Inter Milan kembali dibatalkan.
Menit ke-69, lagi-lagi kerja sama Baggio dan Zanetti. Pemain Argentina menerobos sayap kanan lalu memberikan crossing, Van Nistelrooy sedikit kehilangan kendali saat menghentikan bola, berhasil dibersihkan oleh Anderson dengan tendangan keras.
Menit ke-72, Pirlo tiba-tiba mentransfer bola dari sisi kiri ke kanan. Nedvěd menyusur garis lapangan kanan, crossing pemain Ceko itu dihalau Kuffour dengan badan keluar garis. Tendangan sudut.
Pirlo mengambil tendangan sudut. Lúcio dengan kokoh menguasai posisi di titik depan, melompat tinggi dan mengoper bola ke titik belakang dengan sundulan. Nesta menyundul keras di depan gawang.
Tapi Kahn yang tampil gemilang sepanjang pertandingan, dengan gerakan terbang yang sulit dipercaya, menyentak bola keluar mistar gawang menggunakan ujung jari. Dengan heroik menggagalkan serangan pasti Inter Milan.
Tendangan sudut berikutnya kembali berhasil diatasi oleh Bayern München.
"Setelah Baggio turun ke lapangan, serangan Inter Milan semakin galak, terutama di kedua sayap, terus-menerus menciptakan peluang. Pertahanan Bayern juga dalam kondisi sangat kritis, namun Inter Milan tetap gagal menambah gol!"
"Hitzfeld terlihat belum memiliki niat untuk menyesuaikan strategi. Apakah dia benar-benar akan membiarkan Inter Milan terus menyerang seperti ini? Apakah dia sungguh berniat menyerah dalam pertandingan ini?"
Kini yang membingungkan komentator di TKP justru adalah Hitzfeld.
Hanya Hitzfeld dan Yang Chengzhuo yang tahu di hati - kedua pihak sedang menunggu!
Menunggu satu kesempatan!
Jika Inter Milan mencetak gol lagi, pertandingan ini praktis sudah dimenangkan!
Tapi jika sampai saat-saat terakhir belum ada gol tercipta, kemungkinan akan memasuki zona bahaya!
Jika Hitzfeld melakukan pergantian pemain lagi, pasti untuk memperkuat serangan dan akan melakukan penyesuaian pergantian pemain secara berturut-turut, berusaha keras untuk menyeimbangkan skor di menit-menit akhir. Karena lineup pembuka adalah formasi pertahanan terkuat yang bisa dia susun, pergantian pemain hanya akan melemahkan kontribusi defensif Bayern München yang justru merugikan.
Yang Chengzhuo sedang menunggu gol. Jika tidak bisa mendapatkan gol, kondisi mental pemain pasti akan berubah. Dia akan tanpa ragu memilih strategi pertahanan-balik bahkan bertahan mati-matian saat Bayern melakukan penyesuaian, berjuang mempertahankan skor 1-0.
Bisa dikatakan, saat ini yang bisa dilakukan kedua pelatih kepala benar-benar sangat terbatas. Mereka hanya bisa mempercayai pasukan yang telah mereka susun, yakin bahwa para pemain ini bisa membawakan mereka kemenangan.
……
……
Sejak turun di menit 61 hingga sekarang, dalam waktu kurang dari 20 menit, kebugaran Baggio sudah hampir terkuras habis.
Ini membuatnya merasa semangat turun dan frustasi, karena sebenarnya performanya tidak seburuk ini, tidak separah yang terlihat.
Tapi inilah fakta!
Bayern München memasang senjata berat di area kunci mereka. Dia hanya bisa mengandalkan lari tiada henti, sprint terus-menerus, perubahan kecepatan dan arah yang tak terduga untuk melepaskan diri dari bek lawan. Semua ini menguras energinya dengan sangat parah.
Seandainya dia tidak terluka; seandainya usianya lebih muda 10 tahun; seandainya raganya tidak begitu rapuh - pasti dia bisa tampil lebih baik. Pasti dia bisa memamerkan keterampilan sepakbola terhebatnya di panggung megah yang menjadi sorotan publik ini, memperlihatkan seni sepakbolanya untuk dinikmati fans dari seluruh alam semesta.
Tapi sayangnya, realitas memang kejam!
Kata-kata seperti "dulu", "seandainya", "jika" terasa terlalu mengerikan baginya - mengerikan sampai dia tak berani menyentuhnya; juga terlalu berat - berat sampai fondasi jiwanya tak sanggup menanggung.
Hanya... di dasar hatinya yang paling dalam, masih tersisa secercah... keengganan untuk menyerah!
"Saat aku memutuskan untuk mengelola Inter Milan, di dalam hatiku aku berkata pada diri sendiri, Robert Baggio akan terlahir kembali di tanganku. Dia bisa menampilkan sepakbola yang lebih menonjol dibanding karier profesionalnya di masa lalu, memamerkan teknik sepakbola yang tak tertandingi, dan menjadi lebih hebat dari siapapun kapanpun!"
"Tim favoritmu adalah Inter Milan, pemain favoritku adalah kamu. Sungguh, aku merasa kita adalah pasangan sempurna. Selalu percaya bahwa jika kita berdua bertindak bersama, pasti bisa membawa Inter Milan keluar dari lumpur menuju kecemerlangan. Bagaimana menurutmu?"
"Aku selamanya percaya bahwa seseorang hidup untuk bernapas. Menghembus untuk mempertahankan gengsi, menarik napas untuk memperjuangkan harga diri. Jadi jika kamu menyerah sekarang, apa bedanya dengan mayat berjalan yang tak berguna? Masihkah itu Robert Baggio yang kita semua cintai?"
“Kita hidup, harus berjuang, harus bertempur, bahkan jika kita menghadapi kesulitan sebesar apapun, musuh sekuat apapun, kita harus maju tanpa rasa takut, mengalahkannya, mengalahkannya, menghancurkannya! Barulah hidup kita bermakna, bernilai!”
Entah mengapa, dalam otak Baggio tiba-tiba muncul rangkaian ucapan ini.
Dia penganut Buddha, dia percaya hidup adalah penderitaan, dia percaya hidup harus diperjuangkan, harus dilawan!
Oleh karena itu, pidato Yang Cheng ini sangat menyentuhnya.
Dan saat ini, ketika dia mengingat kembali ucapan ini dalam pikirannya, rasa lelah yang dibawa raganya tiba-tiba terasa ringan, langkahnya yang semula berat menjadi ringan. Tapi napasnya yang tersengal mengingatkannya - ini bukan karena kebugarannya pulih seketika, itu hal yang hanya bisa dilakukan manusia super.
Dia hanyalah orang biasa. Hanya kehendaknya, tekadnya yang tidak mau mengakui kekalahan, tidak mau menerima takdir, tidak mau tunduk pada penjadwalan nasib - hati yang penuh perlawanan itu akhirnya kembali padanya.
Lawan lebih kuat, tapi Dia tidak takut, karena Dia percaya diri bisa menang; kedua kaki sudah lumpuh separuh, Dia tetap tak gentar, sebab bahkan jika kedua kaki lumpuh total, merangkak pun Dia akan terus maju, Dia ingin membuktikan, meski jadi pincang, sekalipun takdir menghujani diri-Nya dengan cedera dan penderitaan, Dia tetaplah Robert Baggio.
"Itu" Robert Baggio yang tak bisa dibunuh, tak tergoyahkan!
Karenanya, saat melihat Zickler dan Tarnat yang diam-diam telah dirotasi Hitzfeld ke lapangan sedang berkoordinasi, saat menyaksikan Zambrotta yang performanya payah sepanjang laga, namun dengan gigi terkatip maju menghadang, sebuah sliding tackle berbahaya yang langsung merebut bola, Dia pun tahu langkah yang harus diambil.
Pirlo menguasai bola, berbalik, seluruh proses seolah melambat seperti adegan slow-motion dalam film. Tapi di mata Pirlo, dia melihat Baggio telah melewati garis gelandang bertahan Bayern München dalam sebuah sprint.
Perasaan pertama yang muncul di hatinya saat itu: "Orang tua ini gila!"
Perasaan kedua adalah kekaguman - pria ini sudah sprint 20 menit lebih tapi masih punya gaya!
Perasaan ketiga: Kesempatan! Ini benar-benar peluang emas!!
"Jangan pikirkan apakah operanmu akan menghasilkan gol. Bukan itu tanggung jawabmu. Tugasmu adalah mengoper ke celah!" Kalimat Yang Chengzhuo itu masih jelas terekam dalam ingatannya, dan dia menjalankannya dengan keseriusan.
Maka setelah berbalik, tanpa ragu dia melepas tendangan umpan jauh!
Effenberg dan Hargreaves bergegas mendekat untuk mengepung Pirlo dan merebut bolanya. Tapi gerakan kecil ayunan kaki Pirlo yang melepaskan umpan jauh itu benar-benar di luar perkiraan mereka.
Di sudut kiri kotak penalti Bayern München, Baggio menoleh dan mengontrol bola dengan kokoh menggunakan dada. Sagnol maju menyongsong, tapi pemain Italia itu justru tiba-tiba menggiring bola ke samping alih-alih menyusur garis lapangan.
Ronaldo dan Van Nistelrooy yang telah lama berkoordinasi dengan Baggio langsung memahami maksud rekannya. Mereka segera membuka ruang dengan menarik perhatian bek.
Kuffour mengawasi Van Nistelrooy, Anderson menjaga Ronaldo. Sementara itu, Baggio mengangkat kepalanya dan melihat Kahn!
Pada momen ini, setiap gerakan kiper Jerman itu terlihat jelas di matanya. Ia yakin Kahn juga mengamatinya dengan saksama. Dengan lihai, Baggio melakukan gerakan tipuan seolah akan mengoper ke Ronaldo di kotak penalti.
Sagnol tertipu. Kahn pun langsung mengalihkan pandangan ke Ronaldo. Namun Baggio tiba-tiba menggesek bola dengan kaki kanannya, melayangkan tendangan melengkung.
Lintasan bola itu indah, persis seperti tendangan bebasnya yang legendaris. Sungguh memesona!!
