22 November, Inter Milan menghadapi tantangan tandang melawan Nantes Prancis.
Menjadi sosok paling populer di dunia sepakbola Eropa, Platini kembali menampakkan diri di depan media, menyatakan harapannya untuk menyaksikan suasana tim Prancis mengalahkan tim-tim Italia.
"Akan sangat menarik jika Inter Milan yang disebut-sebut sebagai yang terkuat di Eropa mengalami kekalahan telak di Prancis!"
Tapi Yang Cheng tidak terlibat dalam hal ini, karena dia berusaha menghindari agar dirinya dan timnya menjadi sasaran kemarahan bersama.
Ini bukan tanpa dasar, setidaknya ketika menghadapi Inter Milan, banyak tim akan menunjukkan keinginan bertarung yang lebih kuat dari biasanya. Mereka haus untuk mengekspos diri melalui performa menonjol, dan Nantes adalah salah satunya.
Ada juga Platini. Setiap serangan balik Yang Cheng mungkin akan dihype dan dipromosikan olehnya. Dengan mengabaikannya sepenuhnya dan menganggapnya seperti udara, dia justru kehilangan momentum untuk memanfaatkan situasi.
Pada akhirnya, Inter Milan membawa pulang kemenangan 2-1 dari kandang lawan.
Di pertandingan ini, Emerson kembali sebagai starter, namun Deco yang terus bermain justru ditahan Yang Cheng di Milan. Kombinasi area tengah dengan 4 nomor 10 yang diandalkan Yang Cheng, tetap belum bisa tampil bersama sebagai starter.
Tanggal 25, Inter Milan menjamu Fiorentina di kandang sendiri.
Yang Chengzhuo awalnya ingin mengatur kombinasi Van Nistelrooy dan Ronaldo di garis depan, tapi Ronaldo mengalami sedikit ketidaknyamanan fisik sebelum pertandingan, akhirnya terpaksa menurunkan Batistuta sebagai starter.
Dewa Perang Argentina mencetak dua gol dalam pertandingan, mengukuhkan kemenangan 2-0 untuk Inter Milan, terutama di menit ke-78 babak kedua saat serangan balik Fiorentina sangat ganas, bahkan Inter sempat kesulitan mengendalikan situasi. Batistuta yang akhirnya tampil dengan tembakan keras di kotak penalti, menjadi penentu kemenangan.
Gol Batistuta! Sementara fans Fiorentina yang ikut ke kandang lawan terisak di tribun!
Air mata mengaburkan cat warna di wajah, isak tangis melayang dari tribun penonton.
Sorak-sorai fans Inter hanya bertahan sesaat, karena semua menyaksikan Batistuta merangkak di kotak penalti sambil menangis, lama tak mampu berdiri.
"Dia mencintai Fiorentina! Dia mencintai fans-fans menggemaskan ini!"
Namun sebagai pemain profesional, setiap kali bertanding melawan Fiorentina, dia harus mengerahkan seluruh tenaga bahkan lebih dari biasanya, karena ini cara membuktikan etika profesinya.
Setelah berjuang maksimal, barulah dia menjilati luka robekan di hatinya dengan rasa asam-pahit, sakit yang tak tertahankan!
Setiap menyaksikan adegan ini, Yang Chengzhuo selalu merasakan perasaan asam di dada.
Terlalu sentimental?
Mungkin. Tapi jika sepakbola punya lebih banyak drama seperti Batistuta, pasti akan semakin memikat!
"Laga berikutnya melawan Fiorentina, dia tak akan turun!" gumam Yang Cheng pelan.
Dia tak suka melihat situasi ini. Bukan karena Batistuta berpura-pura - ini ekspresi tulus, tapi... terasa agak asam!
“Kalau bertemu Fiorentina lagi, dia tetap akan aktif meminta untuk tampil!” Paulus Bayer tersenyum pahit.
Batistuta adalah pemain profesional, dia sama sekali tidak ingin menjadikan diri mereka istimewa hanya karena lawannya adalah Fiorentina.
Yang Cheng melambaikan tangan ke pemain di lapangan, sambil mengencangkan mantelnya. Cuaca Italia mulai dingin, tapi di dalam hatinya terasa hangat dan nyaman.
"Laporan cuaca mengatakan di Jepang sedang hujan!" Paulus Bayer melihat situasi pertandingan sudah terkendali, lalu mulai membahas rencana jadwal selanjutnya dengan Yang Cheng.
"Sialan!" Sang Kaisar mengutuk dengan geram.
Menempuh perjalanan panjang ribuan kilometer ke Jepang hanya untuk bertanding di Piala Toyota, Yang Cheng sebenarnya sudah tidak terlalu puas dengan kompetisi ini. Jika bukan karena pertimbangan bahwa piala ini mewakili kejayaan juara Eropa, dia pasti akan menolak ikut.
Tapi ternyata malah hujan!!
“Boca Junior sudah tiba di Jepang selama 5 hari! Dalam persiapan pertandingan, mereka jauh lebih siap dibanding kita!”
Yang Chengzhuo menyimak dengan diam. Boca Junior adalah lawan Inter Milan di Piala Toyota yang tak boleh diremehkan. Di skuad mereka ada pemain top seperti Riquelme, sementara lini belakang dijaga bintang-bintang seperti Burdisso dan Rodríguez.
Ada satu hal lagi: tim Eropa umumnya kurang menghargai Piala Toyota, berbeda dengan klub Amerika Selatan yang justru haus membuktikan diri di panggung ini. Performa gemilang di sini sama artinya dengan tiket kapal menuju Eropa, yang langsung menarik perhatian tim-tim elit.
Dalam sejarah Piala Toyota, preseden semacam ini tak pernah langka.
……
……
Meski hujan rintik-rintik membasahi langit Tokyo, dan penerbangan dari Milan mengalami keterlambatan, TKP bandara tetap dipadati seribu lebih fans Jepang yang hadir langsung menyambut kedatangan Inter Milan.
Dalam satu tahun dua kali mengunjungi Jepang, Departemen Bisnis Inter Milan juga aktif mengembangkan pasar Jepang.
Tur Asia musim panas membawa Inter Milan panen baik secara prestasi maupun bisnis. Contoh nyata: daftar sponsor klub bertambah dengan sejumlah sponsor dan mitra dari Asia, membuat klub elit Eropa lain melihat potensi ini.
Kedatangan kali ini selain tim utama Inter Milan, juga diikuti staf departemen bisnis. Facchetti sendiri memimpin tim negosiasi yang bahkan akan tetap di Jepang pasca Piala Toyota untuk beberapa kerja sama bisnis.
Untuk pembangunan stadion baru, Inter Milan menganggarkan 1.5 miliar euro yang menciptakan beban operasional berat bagi klub ke depannya.
Sebagai pelatih kepala tim, Yang Cheng tahu tekanan di bidang ini, namun Moratti dan Facchetti sama-sama menyatakan bahwa investasi klub di aspek kompetisi tidak akan dikurangi, akan memprioritaskan pemenuhan permintaan Yang Cheng. Moratti juga telah mempersuasi Wakil Ketua Tronchetti, di mana kedua keluarga besar akan bersama-sama menjamin rencana pembangunan stadion baru Inter Milan.
Namun opsi utama klub tetaplah mampu menanggung biaya ini sendiri, hal yang juga merupakan harapan Yang Cheng.
Dengan kelelahan setelah perjalanan panjang, Yang Cheng dan para pemain terpaksa menyungging senyum untuk menghadapi kerumunan fans yang antusias. Pejabat humas klub telah mendapat instruksi Yang Cheng sejak di pesawat, begitu keluar langsung terus-menerus meminta maaf kepada fans sambil menjelaskan bahwa para pemain sangat kelelahan dan berharap bisa segera kembali ke hotel untuk beristirahat.
"Kami akan menjadwalkan waktu khusus untuk beraktivitas bersama fans, terima kasih!!"
Setibanya di hotel, tim langsung dibubarkan. Para pemain beristirahat, sementara Yang Chengzhuo bersama tim pelatih melakukan persiapan pra-pertandingan melawan Boca Junior di ruangan hotel, sekaligus mengokohkan lineup pembuka pertandingan.
"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, Boca Junior sangat menghargai pertandingan ini. Sebagai juara bertahan tahun lalu, Bianchi tahun ini berharap bisa mempertahankan gelar sukses."
Tahun lalu Boca Junior mengalahkan Real Madrid. Usai pertandingan, tim elite Amerika Selatan ini melakukan beberapa transaksi menguntungkan yang membuat mereka merasakan manisnya kemenangan.
Bintang terbesar Boca Junior musim ini adalah Riquelme. Gelandang andalan ini telah menarik perhatian banyak klub-klub elite Eropa. Di Piala Toyota tahun lalu, dua umpan silangnya berhasil mengalahkan Real Madrid, memicu ketertarikan Barcelona. Namun Boca Junior memilih menunggu harga tertinggi, enggan melepas bintang utama mereka dengan mudah.
Tidak diragukan lagi, Piala Toyota adalah timing yang tepat untuk melonjak.
"Jauh sebelum pertandingan, Bianchi terus menekankan bahwa Piala Toyota adalah pertandingan terpenting musim ini bagi Boca Junior. Mereka memang mempersiapkan segalanya untuk laga ini, bahkan datang ke Tokyo seminggu lebih awal. Dalam hal persiapan, kita jelas kalah dari lawan!"
Paulus Bayer terus berbicara dengan lancar, menganalisis kelebihan dan kekurangan kedua tim.
"Dalam 7 hari terakhir, kita harus bertarung dalam 3 pertandingan. Bahkan kita baru tiba di Tokyo sehari sebelum laga, bahkan jet lag pun belum sempat diatasi. Bisa dibilang, dunia luar sama sekali meremehkan kemungkinan kita menang!"
Para asisten saling memandang dengan senyum pahit. Dulu, Inter Milan yang mendominasi Eropa sekarang direndahkan seperti ini?
“Tapi kita juga punya keunggulan, misalnya pengalaman. Bahkan pemain termuda kita sudah memiliki pengalaman liga profesional Eropa yang kaya. Namun Boca Junior adalah tim yang masih sangat muda dengan semangat menggebu. Jika kita manfaatkan ini, sepenuhnya mungkin untuk mengalahkan lawan!”
Setelah analisis Paulus Bayer selesai, semua asisten segera mengarahkan pandangan ke Yang Chengzhuo yang berdiri kaku di depan jendela ruangan. Sang Kaisar sama sekali tidak berbicara dari awal hingga akhir, hanya menatap pemandangan Tokyo melalui kaca jendela, sorot matanya dipenuhi sesuatu yang disebut kelelahan.
“Aturan lama, memancing ular keluar dari sarang?” Tim Hank menutup buku catatannya sambil tersenyum bertanya.
Yang Chengzhuo mengangguk, “Biarkan mereka menyerang dulu, kita lakukan serangan balik!”
Memang ini hal yang tak terhindarkan. Inter Milan melakukan perjalanan jauh dalam kondisi lelah, jika aktif menyerang pasti akan dirugikan. Sebaliknya Boca Junior yang sudah beristirahat, Bianchi pasti sedang menunggu Inter Milan terkait di kailnya.
"Saat berkenalan dengan arena sore nanti, sekalian latih konfigurasi baru di area tengah. Untuk pertandingan ini kita pakai formasi 442, dengan komposisi gelandang Pasquale, Zanetti, Van Bommel dan Perrotta. Tarik irama permainan ke atas, perkuat jepitan di tengah, jangan beri kesempatan Riquelme mengontrol bola dengan nyaman!"
Karakteristik utama Riquelme adalah penguasaan bola yang lambat dan terukur. Yang Chengzhuo harus menarik irama permainan ke atas, memampatkan peran Riquelme, lalu menerapkan strategi pertahanan-balik.
Pasquale bisa bermain sebagai bek sayap maupun gelandang sayap. Perrotta bahkan lebih serbaguna di lini depan. Keduanya memiliki stamina lari yang hebat. Dengan mereka menguasai kedua sisi, Zanetti dan Van Bommel di tengah yang seimbang menyerang-bertahan, pertahanan Inter Milan benar-benar bisa diandalkan.
Dalam aspek serangan, memanfaatkan ciri khas pemain Argentina, Yang Cheng mengatur Luca Toni berpasangan dengan Recoba sebagai starter. Dari kedua sayap dicari banyak kesempatan, lalu memanfaatkan keunggulan tinggi badan Luca Toni untuk merebut bola udara pertama.
Inter Milan saat ini sama sekali tidak mampu memainkan taktik andalan mereka karena kekurangan kebugaran fisik yang parah!
……
……
Tanggal 27, di Stadion Nasional Tokyo, Inter Milan melawan Boca Junior.
Pertandingan berjalan sesuai dugaan Yang Cheng. Di permulaan kedua pihak tampak sangat berhati-hati, dengan kesempatan yang didapat sangat minim.
Inter Milan bermain stabil dengan disiplin taktis khas tim Eropa, membekukan serangan Boca Junior. Namun serangan balik Inter sendiri jarang, lebih banyak diselesaikan lewat kedua sayap meski efeknya tidak terlalu terlihat.
Kedua pihak saling serang dalam perang statis. Riquelme yang dijuluki inti jiwa Boca Junior tidak mendapat banyak kesempatan mengontrol bola dalam pertandingan ini. Zanetti dan Van Bommel berhasil membatasinya dengan efektif.
Hujan rintik-rintik membuat lapangan licin, banyak kesalahan terjadi!
Juara Amerika Selatan memanfaatkan kebugaran dan gaya taktik teknik mereka, semakin mendominasi posisi atas sejak awal pertandingan. Tapi juara Eropa juga tak gentar, terus mengorganisir serangan dan pertahanan dengan stabil tanpa kesalahan fatal.
Tembakan paling mengancam di seluruh babak pertama terjadi di menit ke-11. Riquelme melepaskan diri dari Van Bommel lalu menyodorkan umpan terobosan licin yang menusak pertahanan Inter Milan. Delgado dari Boca Junior sukses melawan offside dan menerima bola di kotak penalti membentuk situasi gol pasti.
Tapi tembakan berikutnya dari penyerang Argentina justru terlihat lemah tak berdaya. Jelas permukaan bola yang licin membuatnya menyundul melenceng, bola menggelinding ke pelukan Buffon, menyia-nyiakan kesempatan langka yang tak terulang.
Setelah itu Boca Junior mulai menyerang lebih agresif, namun efektivitasnya minim.
Memasuki babak kedua, Inter Milan tetap mengorganisir pertahanan dengan pendekatan stabil, merencanakan serangan balik. Sementara Boca Junior perlahan meningkatkan tekanan serangan, bahkan Bianchi mulai menunjukkan ketidaksabaran, terutama saat menyaksikan tendangan bebas kiri Riquelme yang berujung tembakan melambung tinggi, sampai-sampai dia mengaum marah.
Meski menguasai permainan, mereka gagal menutup pertandingan. Terutama ketika berhadapan dengan skuad cadangan Inter Milan, seluruh personel Boca Junior tampak tidak rela. Hal ini memicu peningkatan intensitas serangan yang justru memperbanyak kesalahan.
Kesalahan lawan yang bertambah, otomatis membuka lebih banyak peluang serangan balik untuk Inter Milan!
Menit ke-69, Inter Milan menciptakan koordinasi segitiga yang cantik di sayap kiri. Pasquale, Zanetti, dan Recoba berkoordinasi dengan cepat sebelum Recoba melakukan umpan silang dari kiri. Luca Toni ungguli Burdisso di dalam kotak penalti dengan sundulan ke gawang yang sedikit melambung tinggi.
Namun serangan balik ini tidak menjadi peringatan bagi Boca Junior. Mereka malah menyerang lebih agresif, bahkan Bianchi tak mampu mencegah ambisi pemainnya. Ia hanya bisa menyaksikan pertandingan memasuki fase yang paling diharapkan Inter Milan.
Boca Junior terlalu ambisius dan nekat, Inter Milan tetap mempertahankan strategi pertahanan balik!
Menit ke-78, bek kiri Inter Milan Silvestre berhasil merebut bola dan memberikan umpan terobosan diagonal ke Pasquale. Pemain muda Italia itu mengirim bola jauh ke sayap kanan. Perrotta mengontrol bola dengan mulus sebelum menyusur garis lapangan dan melakukan crossing akurat dari kanan.
Luca Toni mengayuh bola di titik depan dengan sundulan, Recoba menyelesaikan di titik belakang dengan tendangan voli spektakuler! 1:0!
Gol ini datang sangat tiba-tiba, namun sebenarnya ada tanda-tandanya. Bisa dikatakan Boca Junior terlalu nekat!
Bianchi segera melakukan penyesuaian, bersiap melancarkan serangan balik.
Tapi Inter Milan juga melakukan penyesuaian pergantian pemain. Alih-alih memperkuat pertahanan, mereka memasukkan Robert Baggio yang sangat populer di Jepang, menggantikan Nesta. Silvestre dipindahkan ke posisi bek tengah, Pasquale mundur ke garis belakang, sementara Recoba ditempatkan sebagai gelandang kiri.
Dengan tetap mempertahankan strategi serangan balik lewat sayap kiri, permainan pertahanan-balik Inter sangat mengancam. Bahkan Baggio pernah mendapat peluang emas untuk mencetak gol spektakuler, namun gagal.
Akhirnya, skor terkunci di 1:0!
Inter Milan mengalahkan Boca Junior dan menjadi yang tertinggi di dunia!
Di area wawancara terpadu setelah pertandingan, Bianchi mengakui kekalahan dengan lapang dada. Inter Milan bermain dalam kondisi lelah, namun baik eksekusi taktis maupun pengalaman pemain jauh lebih menonjol dibandingkan Boca Junior.
"Jika usia rata-rata kami lebih tua 3 tahun, mungkin pertandingan akan sama sekali berbeda!"
Untuk topik hipotesis semacam ini, tentu saja Yang Chengzhuo tidak akan memberikan respons!
Mobil Toyota pemain optimal pertandingan jatuh ke tangan Pasquale. Pemain muda akademi Inter Milan ini tampil sangat aktif. Sebagai gelandang kiri, dia menjadi senjata andalan serangan balik Inter. Beberapa koordinasi berhasil menciptakan ancaman, sementara performa stabil di sektor pertahanan juga memuaskan.
"Giovanni?" Yang Chengzhuo jelas puas dengan pemain muda hasil promosinya sendiri. "Ya, performanya memang bagus. Tapi masih jauh dari permintaan saya. Usianya baru 20 tahun, masih punya ruang tumbuh yang besar."
“Yang membuat saya puas dalam pertandingan ini tak hanya dia, tapi juga pemain seperti Perrotta, Ferrari, Cordoba dll. Mereka semua menunjukkan performa terbaik mereka, saya sangat puas dengan penampilan mereka!”
Inilah fungsi dari sistem yang stabil.
Dulu taktik Inter Milan sering berubah-ubah sehingga pemain muda sulit beradaptasi. Namun sejak kedatangan Yang Chengzhuo, taktik permainan selama tiga musim berturut-turut memiliki DNA yang sama, begitu pula dengan taktik teknik di akademi sepak bola. Hal ini memudahkan para pemain memahami tanggung jawab yang harus ditanggung dalam taktik teknik.
Dengan penentuan lokasi yang akurat, pemain muda memiliki arah dalam menunjukkan kemampuan mereka, sehingga lebih mudah menyatu ke dalam sistem.
Pasquale, Perrotta, Ferrari, Luca Toni, ditambah Andrea Pirlo yang sudah terkenal, Inter Milan bisa dibilang memiliki poros tengah tim muda yang mengagumkan. Fans Inter Milan juga puas dengan kondisi tim saat ini, memuji kebijaksanaan Moratti dulu merekrut Sang Kaisar.
Tapi ini baru satu aspek. Yang Chengzhuo telah mengajukan proposal ke klub, berharap bisa membeli bagian lapangan golf yang berdekatan dengan markas Pinatina untuk memperluas basis pelatihan Pinatina, lalu memindahkan Basis Pelatihan Interello ke markas Pinatina.
Dia ingin tim muda bisa berbagi fasilitas pelatihan dengan tim utama, bahkan kadang-kadang berlatih bersama tim utama.
Peran contoh adalah tak terbatas, terutama bagi para pemain muda yang mengejar ini. Kesempatan berlatih bersama idola mereka jauh lebih seru daripada apapun. Selain itu, pemain ternama juga bisa mencari kesempatan untuk lebih banyak memberi petunjuk pada junior, hal ini sangat menguntungkan bagi akademi Inter Milan.
Namun karena ini menyangkut masalah transaksi dan dukungan finansial, Facchetti menyatakan harus menunggu hingga persoalan stadion baru terselesaikan baru bisa diimplementasikan.
Tidak diragukan lagi, Yang Chengzhuo langkah demi langkah sedang mengubah Inter Milan ini dengan caranya sendiri.
Pada malam hari ketika meraih Piala Toyota, Inter Milan langsung menaiki pesawat terbang kembali ke kota Milan.
Meski membawa pulang piala juara dari tur Jepang, dampaknya juga sangat besar. Terutama setelah kembali ke Italia, tim harus menghadapi lomba Coppa Italia tanpa henti, memaksa Yang Chengzhuo dan timnya terpburu-buru menerima tantangan.
Fans Inter Milan pasti tidak akan menghiraukan ini, mereka berbondong-bondong datang ke Bandara Malpensa untuk menyambut tim dan piala juara yang menjadi simbol peringkat tertinggi di dunia.
Tapi yang tidak disangka oleh Yang Chengzhuo, di TKP ternyata hadir seorang fans yang sangat khusus!
