Dengan semakin dekatnya pertandingan derby, terutama dua putaran berturut-turut yang merupakan Derby Milan dan Derby Italia, situasi Inter Milan yang bermain tandang dan kandang secara bergantian menjadi sangat berat. Suasana di markas Pinetina semakin mencekam.
Pada dua pertandingan babak grup Liga Champions melawan Porto, Yang Chengzhuo di ruang ganti secara terbuka menyatakan ketidakpuasannya. Namun dia tidak banyak menyalahkan para pemain, melainkan aktif mencari solusi. Dia sangat paham, jika dampak absennya Emerson tidak terselesaikan di babak penyisihan, tim akan terkunci pertahanan ketat oleh lawan di fase eliminasi.
Tapi jadwal pertandingan jelas tidak memberi banyak waktu persiapan. Pertandingan datang bertubi-tubi, Yang Chengzhuo seperti dipaksa bergegas tanpa waktu untuk menyesuaikan diri.
Usai laga melawan Porto, Inter Milan mulai berlatih taktik spesifik untuk menghadapi AC Milan. Legiun merah-hitam pimpinan Ancelotti secara kerangka masih meneruskan struktur era Terim, hanya ditambahkan beberapa elemen khas Ancelotti sendiri.
Dari sudut tertentu, Terim patut frustasi. Dialah yang menanam benih, namun Ancelotti yang menikmati hasilnya!
Tentu saja, ini hanya sementara, selama Ancelotti diberi lebih banyak waktu, dia akan membawa lebih banyak transformasi bagi AC Milan ini.
Dibandingkan dengan teriakan fans Legiun Merah-Hitam yang ingin mempertahankan rekor 58 laga tak terkalahkan klub, Ancelotti justru terlihat lebih rendah hati dalam hal ini, sama sekali tidak menyebut kemenangan mutlak, hanya berjanji akan memberikan segalanya.
Malah pelatih kepala Inter Milan Yang Chengzhuo, dalam konferensi pers prapertandingan, dengan sangat mencolok mengajukan harapan agar timnya bisa meraih Double Kill atas AC Milan dan tetap mempertahankan keunggulan atas Legiun Merah-Hitam.
"Kita semua tahu, dalam dua tahun terakhir, kita selalu menjaga keunggulan dalam Derby Milan. Aku harap bisa terus mempertahankan keunggulan psikologis ini. Aku yakin ini juga yang diharapkan semua fans Inter!"
Menyikapi sikap mencolok Yang Chengzhuo, para wartawan tentu menyambut dengan antusias dan berharap sang Kaisar mau berbicara lebih banyak. Tapi Yang Chengzhuo bukan bodoh, dia tahu kapan harus berhenti.
……
……
Setelah meninggalkan lokasi konferensi pers di markas Pinetina, Yang Chengzhuo menyuruh staf mengirim pergi para wartawan, sementara dirinya sendiri berjalan menuju kantor.
Saat melewati persimpangan koridor, dia melihat seorang staf berbaju jas latihan Inter Milan mendekat. Pria berkacamata dan agak gemuk itu mengangguk sopan saat hampir bersinggungan dengannya, "Halo, Sang Kaisar!"
"Halo!" balas Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
Setelah melangkah beberapa meter, Yang tiba-tiba berhenti. Dia menoleh ke belakang memandang bayangan sosok itu, lalu melanjutkan langkahnya.
"Wajahnya terlihat familiar, siapa sebenarnya orang itu?" gumam Yang Chengzhuo dengan ekspresi kebingungan.
Namun jumlah staf di markas Pinetina memang sangat banyak, terutama belakangan ini. Dengan persiapan relokasi markas Interello ke Pinetina, proyek konstruksi di sekitarnya sedang berlangsung ramai. Klub pun kedatangan banyak staf dari markas Interello yang datang lebih awal untuk beradaptasi dan melakukan persiapan strategis.
Setelah memikirkan hal ini, Yang Chengzhuo pun tak lagi merasa ada masalah.
Kembali ke kantornya, ponsel Yang Chengzhuo segera berdering.
"Hei, Sang Kaisar!" Suara Facchetti bergema dari ujung telepon.
"Sedikit lagi aku akan matikan ponsel, Giacinto!" Yang Chengzhuo tersenyum.
Di sisi lain, sang lawan bicara juga tertawa, "Konferensi pers baru saja selesai?"
"Hmm!" jawab Yang Chengzhuo. "Ada keperluan apa?"
"Kami akan menemuimu!" Ucapan itu disusul bunyi 'klik' saat panggilan diputus.
Sekitar 10 menit kemudian, Facchetti dan Moratti telah berada di kantor Yang Chengzhuo. Sang pelatih duduk di kursi utama sambil menyajikan teh untuk kedua atasan langsungnya, plus seorang pria paruh baya asal Italia yang duduk berhadapan dengannya.
“Ayo, minum teh!” Yang Chengzhuo menyapa, tapi matanya bolak-balik memperhatikan Moratti dan Facchetti, jelas menunggu perkenalan dari mereka.
“Ini adalah Marco Branca, wakil manajer baru klub!” Facchetti memperkenalkan sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo memandang Branca, "Senang bertemu, Marco!"
“Bertemu Anda adalah kehormatan, Sang Kaisar!” Balas Branca sambil tersenyum.
“Setelah Marco menjabat, dia akan bertanggung jawab utama untuk koordinasi dengan tim, termasuk operasional transfer dan sejenisnya.” Facchetti menjelaskan alokasi kekuasaan baru di klub.
Yang Chengzhuo selalu berharap Inter Milan bisa lepas dari Moratti dan menerapkan model manajer profesional seperti Juventus. Tentu saja, Inter tak mungkin merekrut orang seperti Moggi untuk menjadi manajer umum.
Setelah Facchetti mengelola Inter Milan, pengaruh Yang Cheng sangat terasa. Ia juga berupaya mendorong hal ini. Tokoh-tokoh seperti Branka yang diangkatnya secara bertahap akan menjadi tangan kiri dan kanannya.
Kedatangan trio Moratti jelas bukan sekadar untuk memperkenalkan Branka kepada Yang Cheng. Mereka kemudian berdiskusi tentang progres pembangunan stadion baru dan rencana relokasi markas Interello. Yang Cheng tetap teguh pada prinsipnya: "Hanya dengan menghargai akademi sepak bola, sebuah klub bisa memiliki masa depan."
"Akademi sepak bola Italia saat ini umumnya tertinggal dari negara Eropa lain. Manajemen klub juga tidak profesional - keterbelakangan ini terlalu parah! Jika penyakit-penyakit besar ini tidak diatasi, kita pasti akan semakin tertinggal dari rival!" tegas Yang Cheng.
Moratti udah dari dulu dibujuk oleh Yang Chengzhuo, bahkan saat Yang Chengzhuo mau mengambil alih Inter Milan dulu, mereka pernah mencapai konsensus tentang pembinaan pemain muda. Selama bertahun-tahun, investasi Inter Milan di akademi sepak bola selalu menempati peringkat pertama Serie A dengan hasil yang cukup bagus.
"Pemilihan Liga Profesional Italia baru-baru ini heboh banget, gimana kabarnya sekarang?" tanya Yang Chengzhuo sambil lalu.
"Ya tetap aja, gak bisa milih orang!" jawab Facchetti sambil menggelengkan kepala berkesedihan.
Bagi yang benar-benar paham realitas sepakbola Italia saat ini, semua tahu kondisinya kacau balau kayak pasir bertebaran!
Di kehidupan sebelumnya Yang Chengzhuo, banyak fans Serie A nyalahin kemunduran liga Italia cuma karena Skandal Calciopoli. Sebenarnya ini nggak akurat, karena bahkan tanpa skandal itu pun Serie A tetap bakal kena masalah. Ini bukan cuma karena Aliansi Suci Juventus-AC Milan atau faktor lain, tapi lebih karena lingkungan besar Italia yang nggak kompetitif.
Nggak usah bahas panjang lebar, lihat aja para pemimpin klub-klub Italia itu.
Pemimpin Juventus Moratti dengan sifat aslinya sudah diketahui semua orang. Wakil Ketua Juventus Bettaga bahkan lebih serakah. Belum lama ini dia meminta pemerintah Italia mengumumkan sepakbola masuk dalam status krisis, mengajukan permohonan dukungan finansial dan pengurangan pajak. Ini benar-benar sulit dipercaya, seolah-olah klub ingin memperjuangkan keuntungan, bahkan melakukan aktivitas tertentu di beberapa aspek.
Ketua Roma Sensi menyebut diri mewakili kepentingan klub kecil. Memang benar, dia dan Roma mewakili klub-klub miskin dari wilayah selatan. Tapi jika sering dihubungi, akan ditemukan bahwa dia agak mirip Si Kaya Baru, bicaranya sembarangan, mudah langsung mengumpat.
Beberapa hari lalu, saat menerima wawancara, dia secara terbuka mengkritik Capello. Setiap ucapannya mengandung dialek daerah Roma yang kotor. Capello langsung melakukan serangan balik. Di luar santer beredar desas-desus Capello sangat mungkin turun jabatan karena ini.
Mengenai kepentingan yang disebut Sensi, memang benarkah seperti ini?
Kini klub-klub di Utara berharap bisa menyatukan hak siaran semua tim Serie A, melakukan negosiasi secara kolektif, lalu masing-masing klub melakukan pembagian hadiah secara independen dengan mengadopsi mode mirip Liga Primer. Tentu saja, dalam pembagian ini, karena fans dan daya tarik tim elit seperti Inter Milan, Juventus, dan AC Milan menguasai sekitar 80% sumber daya Serie A, mereka mengajukan proposal untuk mendominasi bagian terbesar dalam pembagian hadiah.
Namun klub-klub yang dipimpin Roma tidak setuju. Mereka bersikeras ingin menggunakan cara penjualan independen. Bahkan ketika ada masalah dalam negosiasi, klub-klub ini langsung melewati Liga Profesional dan menghadap pemerintah untuk berbicara.
Keputusan penundaan satu bulan untuk Serie A musim lalu berasal dari situasi seperti ini!
Pemilihan Ketua Liga Profesional saat ini masih tetap seperti ini, berbagai pihak saling berebut pengaruh.
"Sudah 3 kali pemungutan suara dilakukan, tetap belum terpilih seorang ketua!" Facchetti terlihat sangat tertekan.
Dibandingkan dengan banyak klub, Inter Milan memiliki citra yang relatif sehat. Moratti selalu berperan sebagai orang yang ditipu, citranya tidak terlalu buruk. Facchetti juga selalu memberikan kesan seimbang.
"Menurut Peraturan, setiap pemilihan harus melebihi dua pertiga suara untuk sah. Saat ini Sensi dan Tanzi belum mendapatkan cukup tiket, banyak pemilih memilih cara menyerah, tiket sama sekali tidak mencapai dua pertiga."
Sampai di sini Facchetti tak kuasa menggelengkan kepala + senyum pahit, "Kalian tidak melihat TKP, itu benar-benar komedi absurd! Saling menyerang, saling mempermalukan... Singkatnya... Sulit berimajinasi!"
Semua orang menggelengkan kepala mendengar ucapan Facchetti. Demokrasi Italia memang seperti ini!
"Jika konsensus tetap tidak tercapai, bagaimana akhirnya?" Yang Chengzhuo bertanya.
“Dua tahun lalu pemilihan Ketua Asosiasi Sepakbola juga gagal mencapai konsensus, akhirnya Presiden Komite Olimpiade Petrucci merangkap jabatan sebagai Ketua Asosiasi. Kali ini juga sama, departemen terkait sudah mengeluarkan pernyataan: Jika tetap tidak bisa memilih ketua, Ketua Asosiasi Carano akan memimpin pekerjaan Liga Sepakbola Profesional. Tapi dengan begitu, liga profesional akan dianggap sebagai bagian dari asosiasi!”
Ini juga alasan mengapa semua orang mulai dilanda kecemasan.
Liga Profesional selalu independen, beroperasi sendiri, memiliki seluruh kekuasaan atas Serie A dan Serie B termasuk penunjukkan wasit, penyusunan jadwal pertandingan, kebijakan pemain asing, pengembangan bisnis, dan hukuman pelanggaran. Bisa dikatakan, liga profesional adalah pengelola Serie A/B sedangkan asosiasi bertanggung jawab atas timnas Italia.
Setelah mendengar ini, Yang Chengzhuo akhirnya paham mengapa sekarang semua panik.
Tidak lain adalah soal kepentingan!
Jika Alliance Profesional dikendalikan oleh asosiasi sepakbola, mereka pasti ingin mencaplok keuntungan seperti era awal. Ini merupakan kemunduran sejarah yang ditolak semua klub profesional.
Untuk menghindari kendali asosiasi, perlu memilih ketua. Namun Sensi dan Tansi tidak kompatibel, dan pemilih gagal mencapai keputusan, menciptakan kebuntuan saat ini.
Yang Chengzhuo teringat kehidupan sebelumnya. Saat itu Presiden Asosiasi Calano tidak ditunjuk, melainkan Manajer Umum AC Milan Galliani yang menjabat sementara sebagai Ketua Alliance. Galliani tetap aktif sampai letusan skandal telepon sebelum mengundurkan diri.
“Sekarang klub-klub kecil di Selatan yang dipimpin Roma, terlihat sangat bersatu, tapi sebenarnya sedang bertindak semena-mena. Semua urusan dalam Alliance, baik atau buruk, pasti mereka ambil sikap dan strategi yang berlawanan dengan Northern Alliance! Apa yang disetujui Utara, pasti mereka tentang! Apa yang ditentang Utara, pasti mereka setuju!”
Sampai di sini, Facchetti menggelengkan kepala dengan senyum getir.
Semua orang juga merasa orang Selatan terkadang cukup menggemaskan!
Seperti Sensi, mungkin kalian anggap dia berkebiasaan kasar, mungkin anggap dia tidak berwibawa, tapi dedikasinya untuk Roma tidak diragukan. Tanpa dia, pasti tidak ada gelar juara Roma musim lalu!
Manusia memang selalu punya dua sisi!
“Tidak ada solusi?” Yang Chengzhuo bertanya dengan penuh perhatian.
Facchetti dan Moratti saling memandang, lalu mengangguk, “Masih ada satu cara, yaitu munculnya kandidat ketiga!”
Yang Chengzhuo membeku sejenak, lalu menatap Moratti dan Facchetti, “Kita?”
“Benar!” Facchetti mengangguk, “Pagi ini, beberapa ketua klub telah menelepon ingin merekomendasikan Inter Milan menjadi kandidat ketiga, tapi kami sama sekali tidak ada persiapan untuk ikut pemilihan!”
Inter Milan memang tidak pernah antusias terlibat dalam perselisihan semacam ini. Sejak era Moratti, hanya sedikit yang ikut dalam perebutan kekuasaan ini, tidak seperti Juventus dan AC Milan yang aktif berpartisipasi.
Namun dukungan dari klub-klub kecil ini menurut Yang Chengzhuo cukup masuk akal.
Pertama, kesuksesan dan dominasi Inter Milan di Serie A akhir-akhir ini. Di bawah kepelatihan Yang Chengzhuo, Inter adalah tim paling dominan di Italia saat ini - tak ada tandingannya. Tapi kesuksesan di lapangan hanyalah satu aspek, aspek lain adalah kesuksesan Inter di luar kompetisi.
Proyek pembangunan stadion baru hingga saat ini seluruh biayanya berasal dari dana klub sendiri, belum menyentuh kekayaan pribadi Moratti maupun para wakil ketua. Ini membuktikan kesuksesan transformasi Inter Milan selama tiga tahun terakhir.
"Tak perlu bicara panjang lebar, sekali tur Asia saja Inter Milan sudah menghasilkan keuntungan besar, membuat keluarga elit Eropa lainnya iri mati!"
Dalam situasi seperti ini, dukungan klub-klub kecil terhadap Inter Milan juga masuk akal, apalagi citra Moratti dan Facchetti di Italia selalu baik.
Satu-satunya penyesalan adalah, baik Moratti maupun Facchetti tidak punya niat ikut berebut kekuasaan, mereka hanya fokus mengembangkan Inter Milan.
"Menurutku kita bisa pertimbangkan!" Yang Chengzhuo mengutarakan idenya.
"Kenapa?" Moratti balik bertanya.
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Sekarang lingkungan besar Serie A memang seperti ini, siapa yang mengendalikan Alliance, dialah yang bisa menguasai Serie A dan Serie B. Meski kekuasaan Ketua terbatas, fungsi yang bisa dimainkan sangat besar."
“Inter Milan selalu memegang satu sikap, yaitu tidak aktif ikut campur dalam perebutan kekuasaan. Tapi menurutku, ketenangan ini harus dibangun di atas dasar kekuatan. Hanya ketika kamu memiliki kekuasaan yang ditakuti orang lain, barulah mereka tidak akan melanggar kepentinganmu. Kalau tidak, pisau ada di tangan orang lain——kapan mereka mau memanfaatkanmu, tergantung suasana hati mereka!”
Di masa lalu, Inter memang menjadi mangsa mudah. Tapi sekarang situasi sudah berubah. Sangat wajar jika kita menggunakan kesempatan ini untuk mencapai kemajuan, minimal memiliki kemampuan mempertahankan diri, bukan?
Menurut Yang Chengzhuo, terlibat dalam kampanye bukanlah soal terpilih atau tidak, melainkan menunjukkan satu sikap.
Jika sudah ada banyak klub kecil yang mendukungmu, tidak tampil berarti pengecut. Tapi begitu kamu berdiri, meski kalah, mereka yang merencanakan untuk melawanmu akan mempertimbangkan hasilnya.
Moratti dan Facchetti langsung mengerutkan kening setelah mendengar analisis Yang Cheng.
Marco Branca sementara itu terus-menerus mengangguk, "Aku sepenuhnya setuju dengan yang dikatakan Sang Kaisar!" Pandangannya ke Yang Chengzhuo penuh kekaguman.
Hubungannya dengan Moratti cukup baik, dia datang ke klub berkat Moratti. Setelah tiba di Inter Milan, barulah ia benar-benar merasakan pengaruh Yang Chengzhuo terhadap klub ini. Perbedaannya sangat mencolok dibandingkan era ketika ia masih bermain di sini dulu.
Profesional dan efisien - inilah atmosfer kerja yang ia rasakan di Via Durini 24.
Dia benar-benar melihat alasan di balik kekuatan Inter Milan saat ini!
"Mari kita pertimbangkan lagi!" Moratti sulit membuat keputusan.
Yang Chengzhuo juga tidak banyak berkomentar. Meski sebagai pelatih kepala tim, dalam hal keputusan strategis tingkat tinggi seperti ini, Moratti yang meminta pendapatnya menunjukkan penghargaannya. Meski semua keputusan penting selalu didiskusikan dengannya, jika Yang berani memanfaatkan keistimewaan ini untuk ikut campur berlebihan, itu sudah melampaui batas kewenangannya.
Begitu terjadi pelanggaran hierarki, hubungan itu pasti akan menuju kehancuran!
Namun, Yang Chengzhuo selalu menekankan pentingnya berpisah dengan baik-baik!
"Hmm, tapi menurutku, Giacinto lebih cocok daripada Massimo jika ingin maju sebagai Ketua Aliansi Profesional!" kata Yang Cheng sambil tersenyum, mengingatkan tentang pentingnya menghindari konflik kepentingan.
Moratti ternyata tidak sepolos yang terlihat. Sebaliknya, dia sangat cerdas. Begitu memahami maksud Yang Cheng, langsung mengangguk setuju dan berjanji akan mempertimbangkannya.
Setelah mengantar pergi trio Moratti, Yang Cheng duduk di kantornya menunggu sesi latihan sore. Berbagai topik yang tadi dibahas terus berputar-putar di kepalanya.
Kecemerlangan Serie A beberapa tahun ini lebih banyak dibangun di atas dasar investasi besar-besaran klub-klub. Bahkan tim seperti Fiorentina, Parma dan lainnya setiap tahun mempertahankan intensitas investasi yang tinggi, barulah menyebabkan kejayaan Serie A. Namun begitu investasi terputus, berbagai masalah Serie A pasti akan mulai terekspos satu per satu.
Bahkan tanpa skandal telepon, tanpa faktor lain, ketika segudang masalah ini muncul, kehancuran Serie A menjadi keniscayaan!
Memikirkan hal ini, Yang Chengzhuo tak kuasa menggelengkan kepala sambil berkesedihan.
Di kehidupan sebelumnya, pengalaman pertama menonton sepakbolanya adalah Serie A. Sebagai kalangan dalam yang secara langsung menyimpulkan fakta kemunduran Serie A, dalam hatinya terasa getir. Bagaimanapun juga, Serie A mewakili kenangan sentimental dalam dirinya.
Tapi dia segera tersadar, karena sejarah sepakbola selalu merupakan sejarah Roda Keberuntungan yang Berputar!
……
……
Entah karena saran Yang Chengzhuo yang berpengaruh, atau Moratti dan Facchetti yang akhirnya sadar sendiri.
Pada hari kedua, Facchetti mengadakan konferensi pers di Via Durini 24, mengumumkan bahwa dirinya telah secara resmi mengajukan aplikasi kandidat. Ia akan terlibat dalam pemilihan Ketua Aliansi Profesional minggu depan yang diikuti oleh Sensi dan Tansi Jr., sekaligus menyatakan akan mempublikasikan formasi pasukan pemerintahan dan strateginya jika terpilih dalam rapat pemilihan tersebut.
Di waktu yang sama, Moratti yang hadir dalam konferensi pers ini juga menunjukkan dukungan penuh kepada Facchetti.
"Dia akan membawa keyakinan bagi semua orang karena memiliki kemampuan dan sikap yang sangat adil!"
Hasil akhir tentu harus menunggu setelah rapat pemilihan, namun yang pasti, intervensi otoriter Inter Milan ini akan menjadi bomb bagi dunia sepakbola Italia!
