Sejak awal Yang Cheng menyadari perlunya pengelolaan profesional untuk brand-nya, dia bersama Haiti Krume telah mendirikan perusahaan di Frankfurt. Lembaga ini khusus untuk mengembangkan jaringan brand mereka termasuk Kaisar dan Yang Cheng sendiri.
Selama ini, selain menerima keuntungan rutin tiap tahun, Yang Cheng hanya mendapat jadwal aktivitas komersial bulan depan di akhir setiap bulan. Barulah setelah konfirmasinya, pihak perusahaan akan memulai persiapan.
Hal-hal lain, dia jarang mengurusinya. Haiti Krume selalu mengaturnya dengan rapi.
Harus diakui agak memalukan, bahkan perusahaan pakaian yang memberinya keuntungan besar setiap tahun, Yang Chengzhuo tetap bersikap sebagai pemimpin yang jarang terlibat langsung. Baru-baru ini dia baru tersadar, Ya Tuhan! Perusahaan pakaiannya ternyata sudah memiliki puluhan cabang di berbagai kota besar Eropa, tapi dia sama sekali tidak tahu. Benar-benar tidak memenuhi standar!
Haiti Krume dan Sienna Miller adalah tipe wanita dengan kesadaran mandiri yang kuat. Yang pertama sekarang sudah tidak mengandalkan catwalk untuk mencari uang, bahkan catwalk hanya menjadi hobinya. Kecuali untuk brand pakaiannya sendiri dan beberapa merek top seperti Victoria's Secret, dia tidak mau melakukan catwalk untuk merek lain.
Sekarang dia menjabat sebagai CEO Feiyang Entertainment Hollywood, wanita tangguh standar sekaligus idola yang diperebutkan banyak supermodel. Bahkan dinobatkan sebagai Permaisuri nomor dua di hati ratusan ribu penggemar Guild Santo Roh.
Hah, ngomongin ini, Yang Chengzhuo langsung merasa canggung -_-|||
Karena di dunia luar, daftar "Permaisuri skandal" yang beredar tidak hanya Haiti Krume. Peringkat pertama diduduki Charlize Theron. Pasalnya, ada yang memotret Yang Chengzhuo jalan-jalan mesra bersamanya. Meski terlihat akrab, Charlize Theron tidak mengakui hubungan asmara panas dengan Yang Chengzhuo. Ia hanya terus menegaskan bahwa hubungannya dengan pacar laki-lakinya sangat harmonis.
"Aku sangat berharap bisa memberinya seorang anak!" Sang Dewi Gunung Es Hollywood asal Afrika Selatan ini bersinar penuh aura keibuan.
Tapi apakah orang yang dia maksud adalah Sang Kaisar?
Biarlah seluruh alam semesta menebak-nebak!
Setelah Haiti Krume, masih ada Sienna Miller, Canalis, Melissa Theriot, dan lain-lain.
Konon sebelumnya Jude Law pernah mengejar Sienna, tapi si cantik Inggris ini menolaknya. Setelahnya, Jude Law mengucapkan kalimat menarik saat diwawancarai, "Kalah dari orang lain, aku masih enggan. Tapi kalah dari Sang Kaisar, aku tak bisa berkata-kata."
Ucapan ini langsung memicu gelombang besar. Kisah cinta Yang Chengzhuo pernah menjadi ramai diperbincangkan di seluruh dunia. Media global berusaha menggenggam jejak kesalahannya.
Namun jelas terlihat, anggota ini sangat profesional dalam menjaga unsur kejutan.
Apalagi saat makan bersama Sienna secara terbuka, Yang Chengzhuo sama sekali tak ragu. Mereka tertawa dan berbincang di sana, sama sekali tidak menghiraukan orang luar.
"Kali ini kami telah mengeluarkan biaya besar untuk survei pasar. Hasil penyelidikan kami menunjukkan, 85% pria Inggris dan Italia berharap bisa menerima parfum brand selebritas saat Natal."
Sienna memperkenalkan rencana terbarunya dengan penuh semangat. Rencananya sangat banyak, dan yang paling sulit diterima Yang Chengzhuo adalah keinginannya tidak hanya merancang pakaian dalam untuk diri sendiri, tapi juga untuknya.
Ya Tuhan, gadis ini bukan manusia biasa!
"Selain itu, rasio ini terus bertambah dan meningkat. Diperkirakan dalam 3 tahun, pasar parfum pria Inggris akan mencapai 400 juta euro, Italia 600 juta, lalu Prancis 300 juta. Jerman relatif lebih rendah dibanding kedua negara ini, tapi tetap punya potensi besar!"
"Jadi, kamu dan Haiti memutuskan untuk menjualku lagi, ya?" Yang Chengzhuo melototi dengan tatapan licik.
Sienna tertawa gek gek, "Jangan melebih-lebihkan! Kita partner kerja sama!"
"Kalian terus-menerus mengkomoditasku!" tegas Yang Chengzhuo lagi.
Sienna terus tersenyum. Bayangan tentang kelakuan lucu Yang Chengzhuo dalam hal ini membuatnya tak kuasa menahan tawa.
"Tidak bisa, aku tidak boleh pasif seperti ini, aku harus lebih aktif!" Yang Chengzhuo mengangguk dengan serius.
"Apa?" Sienna tidak paham.
Yang Chengzhuo menatapnya dengan licik, tersenyum nakal, "Malam ini kamu akan tahu!"
Pipi Sienna memerah, selama ini hubungannya dengan Yang Chengzhuo sudah sangat intim, tetapi tetap menjaga garis terakhir.
Ini seperti penghibur psikologis, memberitahunya bahwa selama belum melewati garis itu, berarti belum melanggar batas.
"Boleh mati!" Sienna hampir melemparkan piring di depannya.
Yang Chengzhuo memang suka menggoda dia, tetapi dia mutlak seorang jantan yang penuh pengertian, tahu beban psikologi Sienna, tidak pernah menggunakan kekuatan, namun selalu suka mengatakan hal-hal yang membuatnya malu.
"Ngomong-ngomong, kalian rencana kapan meluncurkan parfum?" Yang Chengzhuo mengalihkan topik.
"Paruh kedua tahun ini!" jawab Sienna.
"Sekcepat itu?" Yang Chengzhuo agak terkejut, "Lalu harganya?"
"Coba tebak!"
Yang Chengzhuo alis berkerut, "Bagaimana aku bisa menebak? Aku memang tak pernah tertarik parfum!"
Selama ini merasa menyemprotkan parfum terlalu feminim, kita harus jantan dong, masa iya kerja di sepakbola!
"Harga 50ML Dior sekitar 60-80 euro." Sienna memberi petunjuk khusus.
Yang Chengzhuo berpikir sejenak, "Kita brand baru, seharusnya lebih murah, 50 euro?"
Sienna langsung menggelengkan kepala sambil berkesedihan, menunjukkan sikap "Kamu benar-benar tidak paham harga pasar".
"Terlalu mahal?" Yang Chengzhuo merasa aneh.
"Sayang, apa kamu tidak sadar nilai pasarmu sendiri?" Sienna balik bertanya dengan bercanda.
Yang Chengzhuo frustasi, dia memang tidak paham seberapa tinggi nilainya, karena selama ini hanya fokus ke sepakbola, hal lain tidak dipedulikan.
"Tahu David Beckham?" tanya Sienna.
Yang Chengzhuo mengangguk, kalau praktisi sepakbola tidak tahu Beckham, itu benar-benar tidak berguna.
“Berdasarkan riset perusahaan pasar di London, nilai ekonomismu 50% lebih tinggi daripada David Beckham!”
Yang Chengzhuo membeku, “Semenyerikan ini?”
Sienna dengan ekspresi 'kamu benar-benar tidak tahu apa-apa', “Kamu kira selama bertahun-tahun ini Haiti tidak melakukan apa-apa?”
Kalimat ini membuat hati Yang Chengzhuo bergetar. Dia benar-benar tidak memahami seberapa besar pengorbanan Haiti Krume selama ini. Bukan berarti dia tidak tahu sama sekali, tapi pengetahuannya terbatas. Bahkan bukan hanya Haiti Krume, tapi juga Sienna, Charlize Theron, dan yang lain.
Memikirkan ini, tangan Yang Chengzhuo meraih tangan Sienna yang terletak di desktop, menggenggam erat.
Si cantik Inggris terkejut, berusaha menarik diri, namun genggaman Yang Chengzhuo semakin kuat. Pandangan yang dia arahkan penuh emosi dan rasa syukur.
“Akan ketahuan orang!” Sienna yang langka menunjukkan rasa malu layak gadis kecil.
“Biarkan saja mereka melihat!” Yang Chengzhuo terkekeh.
Sienna berguman manja memandang Yang Chengzhuo, akhirnya membiarkannya. Tapi dalam hati terasa manis, setidaknya semua yang dilakukannya untuk Yang akhirnya mendapat imbalan.
……
……
Hari kedua, koran-koran besar Italia memuat berita: Bukan tentang jabatan tangan Yang Chengzhuo dan Sienna di Isola Bella, melainkan wasit utama untuk laga tandang Inter Milan vs Juventus di putaran berikutnya Serie A yang mulai terungkap.
Salvatore Racalbuto, lahir di Sisilia. Tahun 1990 pindah ke Gallarate di pinggiran utara Milano karena pekerjaan. Profesi guru, pernah hampir menjadi wasit internasional tapi tidak pernah berhasil.
Bisa dikatakan, melihat sekilas tahun-tahun awal karier wasit Racalbuto, performanya sangat menonjol. Dari Liga C2 hingga Serie B, semuanya luar biasa. Ini juga yang pernah menjadi alat untuknya hampir menjadi wasit internasional. Namun beberapa tahun terakhir, setiap kali memimpin pertandingan selalu disertai kontroversi.
Dia pernah dalam satu pertandingan Serie B mengusir 5 pemain dari kedua tim sekaligus, dikutuk habis-habisan oleh kedua klub. Ini masih bagian kecil saja. Cukup melihat pengalamannya musim ini akan ditemukan kegilaan yang lebih parah.
Musim ini saat Perugia tandang ke Stadion San Siro, Racalbuto langsung mengusir dua pemain Perugia. Pelatih kepala Perugia Cosmi hampir saja muntah darah, tapi ini masih seperti sayuran pembuka saja.
Saat Juventus melakukan tantangan tandang ke Chievo, kabut tebal menyebar di seluruh stadion dengan visibilitas hampir nol. Fans di tribun terus memprotes dan berteriak meminta pertandingan dijeda. Menurut peraturan asosiasi sepakbola, ketika satu gawang tidak terlihat dari gawang lainnya, pertandingan harus dihentikan.
Namun Salvatore Racalbuto tidak menghentikan pertandingan. Sebaliknya, dalam laga ini dia langsung memberikan 3 titik penalti untuk Juventus, membantu Bianconeri meraih kemenangan tandang. Setelah pertandingan berakhir, wasit asal Sisilia ini mendapat serangan dari fans Italia dan menerima skors karena kesalahan keputusan beruntun selama pertandingan.
Tapi, setelah masa skorsingnya berakhir, dia kembali ditunjuk sebagai wasit utama, bahkan dipercayakan untuk memimpin pertandingan penting Derby Italia ini. Komite Wasit yang mengutus Bellagamo memberikan penjelasan bahwa Collina harus menangani pertarungan besar lainnya antara Lazio vs Roma dalam Derby Roma, sementara La Caupto adalah salah satu wasit Serie A paling berpengalaman selain Collina.
“Dia telah menangani lebih dari 100 pertandingan Serie A, pasti mampu menjalankan tugas ini dengan baik!”
Begitu daftar penunjukan wasit untuk putaran ini diumumkan, langsung memicu gelombang protes besar di Italia.
Pertama-tama, data dari Koran Kota Milan menyatakan keraguan terhadap kemampuan La Caupto memimpin Derby Italia.
“Dalam 18 pertandingan yang diwasiti La Caupto untuk Juventus, Sang Nenek Tua mempertahankan rekor gemilang 13 menang dan 6 imbang. Bahkan dia pernah memberikan 3 titik penalti untuk Juventus dalam satu pertandingan, benar-benar menjadi pembawa keberuntungan bagi Juventus!”
“Meski Derby Roma sangat penting, tapi dibandingkan dengan Derby Italia ini, baik dari segi pengaruh maupun tingkat perhatian yang diterima, Derby Roma tetap sedikit kalah. Bukankah seharusnya wasit paling hebat di Italia yang ditugaskan? Mengapa La Calbuluto? Kenapa harus mempercayakan lomba penentu masalah utama ini kepada satu-satunya wasit non-Internasional di Serie A?”
Sementara itu, Gazzetta dello Sport juga menyusun laporan menarik khusus. Mereka langsung mendapatkan statistik data dari lembaga ternama ELLERE mengenai tingkat terbantunya berbagai tim Serie A musim ini akibat keputusan salah wasit.
Tidak mengejutkan sama sekali, AC Milan dan Juventus masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua dengan 9 dan 8 poin.
Artinya, jika keputusan wasit benar-benar adil, kedua tim harus menerima pemotongan 9 dan 8 poin dari total poin liga saat ini. Dengan demikian, peringkat Juventus akan turun ke posisi 4, sementara AC Milan terjun ke peringkat 6.
Inter Milan juga mendapatkan keuntungan dari keputusan wasit, namun poin langsung yang diperoleh hanya 1 poin. Banyak keputusan salah hanyalah langkah tambahan yang memperindah, tidak bisa dihitung sebagai skor langsung. Artinya, jika Inter Milan dikurangi 1 poin ini, mereka tetap menjadi pemuncak klasemen Serie A.
Selain itu, Inter Milan memainkan sepak bola ofensif yang proaktif. Pemain mereka selalu mengambil sikap menyerang aktif dalam pertandingan, membuat mereka rentan mengalami pelanggaran. Keputusan salah wasit yang wajar menyebabkan Inter Milan terbantu, hal ini bisa dipahami.
"Dalam statistik ini, selisih poin yang disebabkan oleh keputusan salah wasit di Serie A musim ini mencapai sekitar 100 poin. Hasil dari keputusan salah wasit juga mempengaruhi industri seperti judi bola dan perjudian, secara langsung terkait dengan nominal luar biasa besar setidaknya melebihi 150 juta euro."
Di saat yang sama, mereka juga merilis tiga wasit dengan jumlah keputusan salah terbanyak musim ini, yaitu Treoixi, Bettini, dan Preschem. Rata-rata setiap pertandingan ketiga wasit ini memiliki 1 keputusan salah yang sangat mencolok, sehingga kualitas wasitnya bisa dibayangkan. Sementara kesalahan wasit La Kalbuto rata-rata 0.81 per pertandingan (peringkat ke-6), dan wasit emas Collina memiliki rata-rata kesalahan 0.36 kali per pertandingan.
Meskipun Gazzetta dello Sport tidak menyebutkan secara eksplisit, data ini segera menimbulkan gelombang besar di kalangan fans Inter Milan. Mereka ramai-ramai memprotes penugasan oleh komite wasit, menyatakan ketidakpuasan dan menuduh ada pihak yang ingin menjatuhkan Inter Milan.
Benar saja, dalam beberapa hari berikutnya muncul berbagai koran kecil yang memuat informasi spekulatif. Isinya tidak jauh dari dugaan bahwa ada yang ingin menghentikan rekor tak terkalahkan Inter Milan, dengan harapan Juventus bisa mengakhiri rekor tak terkalahkan tersebut.
……
……
"Saya tidak memiliki bukti apa pun untuk menuduh wasit utama tanpa alasan!"
Pada konferensi pers sebelum pertandingan, ketika wartawan menanyakan Yang Chengzhuo mengenai rumor luar bahwa ada yang ingin Juventus mengalahkan Inter Milan, orang Tionghoa itu terkekeh sambil berkata.
"Tapi saya ingin membuat semua orang memperhatikan pertandingan ini. Saya percaya ini bisa mendorong wasit utama untuk bertindak lebih adil dan tegas. Saya berharap bisa mendapatkan pertandingan yang adil!"
Tanggapan orang Tionghoa ini tak terbantahkan. Tidak hanya tidak menyatakan kekhawatiran terhadap wasit, tapi juga secara tidak langsung mengingatkan semua orang untuk memperhatikan keberpihakan wasit selama pertandingan. Ini menjadi peringatan bagi Karl bahwa setiap keputusan berpihaknya selama pertandingan mungkin akan diekspos.
"Permisi Tuan Yang Cheng, ada kabar bahwa Komite Wasit Italia telah memasukkannya ke daftar hitam. Bagaimana pendapat Anda?" Seorang wartawan berdiri sambil tersenyum bertanya.
Yang Chengzhuo mengerutkan kening. "Kenapa saya dimasukkan ke daftar hitam?"
Wartawan itu memiringkan kepala, tersenyum mengingatkan: "Dulu Anda pernah menyerang keras komite wasit..."
"Tapi selama bertahun-tahun ini, aku seharusnya menjadi pelatih kepala Serie A yang paling sedikit menyerang keras wasit!" Yang Chengzhuo tersenyum mengingatkan, "Inter Milan kami juga tak sedikit menerima keputusan salah, tapi kami jarang menyerang wasit. Jika ada konflik, percayalah dua tahun telah berlalu, seharusnya sudah teratasi kan?"
Ucapan Yang Cheng membuat semua yang hadir tertawa, dia seolah mengatakan dunia sepakbola Italia adalah preman.
"Tuan Yang Cheng, saat ini sesi tak terkalahkan Inter Milan telah terkumpul sampai 38 pertandingan, masih 20 pertandingan lagi dari rekor tak terkalahkan yang pernah dibuat Capello dulu. Apakah Anda yakin bisa memimpin Inter Milan memecahkan rekor yang pernah dianggap mustahil ini?"
"Ini sulit, sungguh sulit!" Yang Cheng menggelengkan kepala sambil tersenyum.
"Semua orang tahu, Serie A adalah liga dengan persaingan tersengit di alam semesta. Kami bisa mengumpulkan 38 sesi tak terkalahkan saja sudah sangat luar biasa. Jadi aku tak akan mengajukan permintaan apapun pada pemainku."
“Dengan kesempatan ini, saya juga ingin mengingatkan para pemain saya, jangan hiraukan rekor tak terkalahkan atau hal lain. Kita hanya perlu fokus pada pertandingan itu sendiri dan diri kita sendiri. Selama kita bermain baik di setiap pertandingan, itu sudah cukup!”
Semua orang tak bisa menahan kekaguman terhadap jawaban Yang Chengzhuo. Anggota ini selalu memberikan respons yang begitu tepat, bahkan musuhnya pun sulit mencari-cari kesalahan dari ucapannya.
“Tapi fans Legiun Merah-Hitam sepertinya sangat ingin melihat kalian kalah!” Seorang wartawan mengingatkan sambil tersenyum.
Yang Chengzhuo terus-menerus mengangguk sambil tersenyum, “Ini normal. Bahkan tanpa rekor tak terkalahkan, mereka tetap ingin kita kalah, sama seperti kita Inter Milan ingin mereka kalah!”
Hubungan fans dua tim musuh bebuyutan memang selalu seperti ini. Semua orang menganggapnya wajar.
Seluruh konferensi pers berjalan seperti biasa. Meski ada kehadiran wasit La Calbuoto, Yang Chengzhuo tetap menggunakan cara afirmatif - toh saat ini sama sekali tak terlihat masalah.
Tapi, setelah dia mengakhiri konferensi pers, wajah yang sebelumnya terlihat santai tiba-tiba dipenuhi kekhawatiran.
Rakalbuto, inilah bintang keberuntungan Juventus! Nyonya Tua tak pernah kalah dalam pertandingan yang dia wasiti!
"Sialan!" gumam Yang Cheng dalam hati.
Begitu tiba di kantornya, Yang Cheng segera menelepon Facchetti.
"Bagaimana hasil investigasimu?" tanya Yang Cheng langsung ke inti permasalahan.
"Saya sudah menghubungi Bergamo, penjelasan mereka sama persis dengan yang ada di koran."
"Ini bukan pertanda baik, Giacinto!" Yang Cheng menggelengkan kepala.
Facchetti tersenyum pahit, "Kita tidak punya bukti untuk mencurigai mereka!"
Yang Cheng ingin sekali menyebut Skandal Calciopoli, tapi tidak bisa. Tanpa bukti, apa gunanya?
Sebenarnya, siapa di dunia sepakbola Italia yang tidak tahu wasit bermasalah?
"Hingga saat ini, keputusan salah telah menyebabkan 100 selisih poin liga. Bisa dibayangkan, seberapa besar kadar air dalam papan poin liga sekarang? Lihat saja nasib tim-tim sebelumnya yang menyerang keras wasit utama."
"Dulu Fiorentina menyerang wasit utama, hasilnya di pertandingan berikutnya langsung dikasih dua penalti; Perugia juga pernah protes, akhirnya tiga laga berturut-turut dihukum penalti, belum banyak tim lain lagi. Semua ini adalah preseden!"
"Dalam hal ini, Inter Milan termasuk yang cukup baik!"
"Tenang saja, Sang Kaisar. Aku sudah bernegosiasi dengan Sensi dan Tanzi. Dengan situasi saat ini, kemungkinan besar aku akan terpilih sebagai Ketua Aliansi Profesional. Mereka pasti mempertimbangkan hal ini. Apalagi besok kita bertanding di kandang sendiri. Di wilayah kekuasaan kita, masak mereka berani bertindak terang-terangan?"
Ucapan Facchetti sedikit banyak memberi bekal keyakinan pada Yang Chengzhuo.
Sejujurnya, modal politik Inter Milan di Italia terlalu lemah. Keluarga Moratti juga jauh kalah dibandingkan sandaran Juventus dan AC Milan. Jika bukan karena selama dua tahun terakhir membina media-media seperti Koran Kota Milan sebagai media kiblat, pasti sama sekali tidak ada kebebasan berbicara.
Inilah alasan mengapa Yang Chengzhuo ingin Facchetti bersaing menjadi Ketua Aliansi Profesional.
Pada akhirnya, hanya dengan diri kita yang cukup kuat, baru bisa menghentikan orang lain melanggar kita. Jika tidak, kamu selamanya akan menjadi mangsa mudah.
"Semoga seperti yang kamu katakan!" Yang Chengzhuo berkesedihan sambil menutup telepon.
Lalu Moratti juga menelepon, mengatakan di kandang sendiri tidak masalah!
Tapi jelas terlihat, dari Yang Chengzhuo ke Facchetti, ke Moratti, hingga semua orang, jelas-jelas meremehkan keberanian dan persiapan beberapa pihak!
