"Tujuan mengadakan konferensi pers hari ini adalah untuk menyatakan bahwa pasar transfer kita di musim ini telah ditutup! Tidak akan ada lagi pemain yang masuk atau keluar. Saya harap hype terhadap tim kami bisa dihentikan!"
Pada hari pertama pelatihan tim, Yang Cheng menggelar konferensi pers di markas Pinetina dan dengan khidmat mengumumkan hal ini.
Piala Dunia berlangsung sangat sengit, seluruh alam semesta tercengang. Dalam gelombang besar ini, tidak ada yang menyadari Inter Milan dan Manchester United telah menyelesaikan transfer yang tidak mencolok: Mikaël Silvestre pindah ke Setan Merah Manchester United dengan harga 10 juta euro.
Transfer ini baru terjadi setelah Ferguson sendiri menelepon Yang Chengzhuo, mengucapkan banyak kata-kata baik sehingga Sang Kaisar menguasai penuh taruhan. Barulah yang terakhir mengangguk setuju. Hal ini membuat Ferguson saat diwawancarai wartawan tiba-tiba mengutuk Yang Chengzhuo sebagai brengsek tidak berwibawa yang selalu membalas dendam, membuat para wartawan tidak paham situasi.
Yang Chengzhuo kini sangat realistis. Uang hasil penjualan Silvestre digunakan untuk memodifikasi markas Pinetina dan basis Interello. Bersamaan itu, ia mengeluarkan 500 ribu euro untuk merekrut Giorgio Chiellini dari Livorno, namun belum ada waktu untuk berbicara baik-baik dengan sang pemain.
Dua transfer ini diselesaikan selama Piala Dunia. Media luar sibuk menghype turnamen tersebut, sehingga pemberitaan transfer Inter Milan hanya disentuh sekilas. Kecuali fans yang rajin membaca koran atau memantau situs web resmi klub, mungkin tak akan menyadari tim telah menyelesaikan dua transfer (satu masuk satu keluar).
Sementara rumor transfer Ronaldo yang digoreng media hingga hampir dipastikan, akhirnya kandas setelah Yang Chengzhuo memutuskan bertahan. Real Madrid menerima telepon dari Pini Zahavi, lalu dengan penyesalan mengakui di depan media bahwa rencana merekrut sang alien dinyatakan bangkrut.
"Ronaldo adalah bintang bola basket yang luar biasa, namun sayangnya untuk sementara mustahil bergabung ke Bernabeu. Melalui manajernya, dia menyampaikan kehausannya tetap bermain di bawah komando Sang Kaisar. Kami hanya bisa memberikan restu."
Strategi bintang top Florentino mendapat tantangan serius. Ronaldo dan Nesta, dua bintang di garis depan dan belakang, sama-sama mengumumkan akan bertahan. Ditambah kegagalan upaya perekrutan Yang Chengzhuo selama bertahun-tahun, Florentino terlihat frustrasi saat diwawancara.
Konon, setelah gagal merekrut Ronaldo, Madrid telah mengalihkan target ke Owen dari Liverpool dan Beckham dari MU. Mereka juga berencana merekrut Vieri dari Lazio serta Cannavaro dari Parma untuk memperkuat lini serang dan pertahanan sebagai pengganti Ronaldo dan Nesta.
Tapi saat mendengar kabar ini, Yang Chengzhuo bertanya-tanya dalam hati: Apakah Cannavaro sama dengan Nesta?
Bukankah mereka adalah dua tipe bek tengah yang sama sekali berbeda? Sebenarnya yang mana yang dibutuhkan Real Madrid?
Lalu, dengan pasrah ia menggelengkan kepala dan tersenyum pahit.
……
Sebuah konferensi pers dapat membantu tim mengurangi banyak masalah yang tidak perlu, juga memungkinkan tim untuk mempersiapkan diri dengan tenang.
Musim panas ini, demi menciptakan lingkungan persiapan yang fokus bagi tim, Yang Cheng dengan seleksi ketat akhirnya memilih kota kecil Pinzolo di Lembah Rendenna, Area Besar Lundeniano sebagai lokasi pelatihan musim panas.
Kota yang terletak di kaki Pegunungan Alpen ini memiliki ketinggian hampir 800 meter dengan pemandangan indah. Di musim dingin menjadi tanah suci ski ternama, sementara iklim musim panasnya yang sejuk—berkat lembah dan salju abadi dari puncak Alpen—menjadikan kota ini sangat cocok untuk persiapan tim.
Selain syarat-syarat objektif ini, Hotel Royal Capital setempat juga menyambut hangat kedatangan Inter Milan, menyatakan akan melakukan koordinasi maksimal untuk mempersiapkan tim, sekaligus memberikan berbagai kemudahan. Di sekitar hotel terdapat stadion dan lapangan latihan dengan fasilitas sangat lengkap, termasuk gym modern, menjadikan lokasi ini area pelatihan intensif yang ideal.
Mulai dari penetapan lokasi pelatihan hingga penyusunan rencana persiapan musim panas, Yang Chengzhuo hampir menangani semuanya sendiri. Tim Hank dan Chris Schmidt yang telah menyelesaikan masa liburan mereka, kemudian dikerahkan lebih awal ke kota kecil Pinzolo untuk melakukan persiapan seperti membagi area pelatihan, merapikan lapangan latihan, dan lain-lain - semua ini harus dibereskan sendiri oleh pelatih-pelatih teknis Inter Milan.
Menyerap alasan tingginya cedera tim di musim lalu, musim ini Yang Chengzhuo memutuskan memberikan lebih banyak waktu istirahat bagi pemain yang mengikuti Piala Dunia. Ronaldo, Emerson, dan Lúcio yang tampil di Final Piala Dunia mendapat libur hingga pertengahan Juli, artinya mereka memiliki dua minggu masa liburan usai turnamen.
Kebijakan ini sedikit memengaruhi rencana persiapan musim panas. Untuk mengatasi kekurangan pemain di fase awal, Yang Chengzhuo mengerahkan 10 pemain Tim Dua berprestasi dari akademi untuk bergabung dalam pelatihan intensif tim utama di Pinzolo.
……
……
Usai Piala Dunia, pelatihan musim panas resmi dimulai. Serie A dikejutkan oleh skandal besar.
Keluarga Claudio Lotito akan melelang saham klub Lazio. Kabar ini - bahwa mantan penantang kuat gelar Serie A itu kini di ambang kebangkrutan - menjadi pukulan telak bagi moral klub-klub Italia.
Dahulu julukan "Serie A sebagai Liga Kecil Piala Dunia" dibangun di atas dasar game membakar uang yang tak terkendali. Hampir setiap tim penuh bintang, namun di belakang layar terjadi pemborosan uang dan pertarungan tanpa aturan. Kini mereka mulai memetik buah pahit dari kegilaan masa lalu.
Lazio hanyalah yang terparah. Klub-klub lain seperti Roma, Parma, Perugia, Fiorentina juga terlibat rumor kesulitan keuangan. Roma musim ini bahkan membuat berita panas saat Totti menyerang keras manajemen tim dan memaksa Sensi melakukan rekrutmen pemain baru.
Bisa dikatakan musim baru Serie A terlihat suram. Ribuan orang berdiskusi, khawatir liga legendaris ini mungkin akan hancur karena hal tersebut.
Yang lebih gelap berasal dari kondisi penjualan tiket pertandingan.
Jika kabangkrutan Lazio secara langsung menyebabkan penjualan tiket musiman putaran pertama tim ini hanya terjual kurang dari 5.000 lembar dalam seminggu setelah pembukaan, maka lesunya penjualan tiket musiman klub-klub lainnya benar-benar membingungkan.
Di antara raksasa tradisional Serie A, Juventus mengalami penurunan penjualan dibanding musim lalu - sejak 1 Juli, legiun Zebra hanya menjual sekitar 10.000 tiket musiman. Roma mengalami kondisi serupa, sementara AC Milan turun menjadi 9.600 tiket musiman.
Ironisnya, rival sekota yang berbagi stadion dengan AC Milan, Inter Milan justru unggul jauh dalam penjualan pra-musim. Gelombang Piala Dunia, rekor tak terkalahkan dari musim lalu, plus hiruk-pikuk perpindahan Sang Kaisar dan pengumuman Yang Chengzhuo mempertahankan posisi, semua ini memacu penjualan tiket musiman klub.
Sama-sama mulai menjual tiket sejak 1 Juli, Inter Milan berhasil menjual 24.200 tiket musiman di minggu pertama, unggul jauh dari para rival. Dari sini terlihat jelas daya tarik pasar Inter yang sangat kuat.
Jika tim besar dikesampingkan, penjualan tiket paling mencengangkan di Serie A justru datang dari tim promosi Reggina. Klub ini menjual 23.000 tiket musiman dalam seminggu, hanya kalah dari Inter Milan. Yang lebih mengejutkan, kapasitas kandang mereka hanya 26.000 kursi - fakta ini membuat terkejut akan daya tarik Reggina di hati fans lokal.
Media menganalisis, penyebab larisnya tiket Reggina juga karena statusnya sebagai satu-satunya tim Serie A di Italia Selatan. Hal ini membuat fans dari Napoli, Bari, dan daerah sekitarnya berbondong-bondong membeli tiket musiman Reggina.
Tim promosi lainnya, Modena, juga sukses menjual 13.000 tiket musiman - jumlah yang setara dengan separuh dari kapasitas stadion mereka.
Kuda Hitam musim lalu Chievo juga mencatat penjualan tiket musiman yang menggembirakan musim ini, diperkirakan bisa melebihi 10.000. Karena rival sekota Verona mengalami degradasi, banyak fans netral yang membeli tiket Chievo untuk menyaksikan pertandingan Serie A.
Media Italia umumnya memantau ketat penjualan tiket musiman. Mereka menemukan fakta memprihatinkan: penjualan tiket musiman Serie A musim ini turun signifikan dibanding periode sama tahun lalu. Pasar transfer yang lesu tanpa transfer besar-besaran juga menjadi alasan penting penjualan tiket yang kurang ideal.
Berbanding terbalik dengan lesunya pasar Serie A, Liga Primer dan La Liga justru menunjukkan performa yang mencolok.
Real Madrid di La Liga terus-menerus mengincar Ronaldo, isu transfernya dipanas-panaskan media. Setelah kehilangan "alien" tersebut, mereka mulai mengalihkan perhatian ke bintang-bintang lini tengah-depan seperti Vieri, Owen, Beckham, sekaligus pemain bertahan macam Cannavaro. Predator pasar transfer ini membuat bursa transfer La Liga hidup-hidupan.
Meski Yang Chengzhuo tak sepenuhnya sepakat dengan metode Real Madrid, ia harus mengakui bahwa strategi mereka dan Barcelona di pasar transfer telah meningkatkan popularitas La Liga secara signifikan.
Barcelona sendiri sedang mempersiapkan rekrutan penyerang tengah kuat. Setelah membeli Riquelme dan menyewa Mendieta, target bidik mereka kini adalah penembak jarak jauh Belanda yang membela Chelsea: Hasselbaink.
Sama seperti La Liga, pasar transfer Liga Primer juga sangat ramai. Manchester United merekrut Mikaël Silvestre, kemudian terus menargetkan Rio Ferdinand. Terutama setelah gagal merebut Mewakili New Branco-Meks, mereka semakin mempercepat upaya perekrutan Ferdinand. Bersamaan itu, Sir Alex Ferguson juga merekrut bek tengah Gerard Piqué dari Barcelona sebagai persiapan untuk masa depan.
Arsenal terus memperkuat skuadnya. Gelandang bertahan asal Brasil Gilberto Silva dan Pascal Cygan bergabung dengan The Gunners pada musim panas ini. Arsène Wenger berharap bisa terus mendominasi Liga Primer di musim baru, terutama dengan semakin kuatnya kubu pemain Prancis dalam tim.
Berbeda dengan operasi agresif Liga Primer dan La Liga, Serie A terlihat lesu. Satu-satunya sorotan adalah Lazio yang bangkrut pasti tak bisa mempertahankan bintang-bintangnya. Pemain seperti Christian Vieri dan Rivaldo mulai mendapat godaan dari klub lain, tinggal menunggu keputusan akhir transfer mereka.
Menghadapi hiruk-pikuk dunia luar, Inter Milan langsung menutup pintu rapat-rapat setelah tiba di Basis Pelatihan Pinzolo, mengisolasi segala gejolak di luar kota kecil yang tenang ini untuk fokus melatih pasukan.
……
……
Chielini awalnya tampak sangat tidak nyaman dengan lingkungan baru di Inter Milan.
Semua fasilitas di sini jauh lebih baik daripada Livorno: area shower di ruang ganti, loker pribadi, tukang pijat khusus, bahkan produk brand ternama dari sponsor yang setiap hari sebelum latihan sudah tertata rapi di loker - para pemain tinggal fokus berlatih tanpa perlu mengurus apapun.
Semua kemewahan ini tak pernah ada di Livorno.
Tapi ada juga rutinitas rumit seperti pemeriksaan fisik harian, penilaian psikologis berkala oleh psikolog, serta seabrek prosedur yang di Livorno sama sekali tidak perlu dilakukan. Namun di sini, semua orang menjalankannya dengan sempurna tanpa cacat.
“Chiellini yang baru datang sama sekali tidak terlihat grook, dia langsung melakukan pemeriksaan pada kapten veteran Bergomi, "Kenapa harus seribet ini? Badan kita kan tidak ada cedera atau sakit, ngapain juga dicek setiap hari?"
Bergomi saat itu menjawab sambil terkekeh, "Nanti ketika kamu membutuhkannya, baru kamu akan tahu fungsinya!"
Chiellini tidak percaya, tapi semua orang melakukan hal yang sama, bahkan para pemain muda yang dipromosikan dari akademi sepakbola pun terlihat sudah terbiasa. Masak dia mau jadi paku yang nyeleneh?
Tapi semua ini masih termasuk hal-hal kecil yang bisa dibiasakan. Yang paling tidak bisa dia terima adalah permintaan Yang Chengzhuo padanya.
Bek tengah!
"Bos, aku belum pernah main sebagai bek tengah!" protes Chiellini langsung begitu mendengar permintaan itu.
"Kalau begitu mulai sekarang biasakanlah!" jawab Yang Chengzhuo tanpa tersinggung sedikitpun.
Sejak hari pertama bergabung dengan Inter Milan, sang kapten Nedvěd sudah menasihatinya: "Di sini kita suka orang yang keterusterangan, kalau ada pendapat harus diutarakan langsung!"
“Tapi aku tidak tahu cara bertahan！”Chiellini mengernyitkan alis.
“Maka mulailah belajar dari sekarang！”Yang Chengzhuo tetap bersikeras, lalu menambahkan: “Kamu bisa belajar dari Nesta, belajar dari Lúcio, atau meminta nasihat dari kapten senior Bergomi. Mereka semua adalah guru belajarmu. Aku yakin, kau akan menjadi bek tengah yang hebat, bek tengah elite kelas dunia di masa depan！”
Chiellini selalu punya semangat kecurigaan. Ia meragukan keputusan Yang Chengzhuo menempatkannya sebagai bek tengah. Namun kalimat terakhir pelatih itu membuatnya merasakan pengakuan.
Osvaldo Jaconi bilang dia tidak layak jadi pasukan inti Livorno. Tapi Yang Chengzhuo justru menyatakan dia bisa menjadi bek tengah elite dunia. Tanpa ragu, dia lebih memilih percaya yang terakhir – bukan semata karena pria itu adalah Sang Kaisar.
Tapi performanya dalam latihan sangat buruk, penuh celah pertahanan. Bahkan pemain tim muda pun jauh lebih baik darinya.
"Hei, Alessandro, mulai hari ini dia kuserahkan padamu untuk diajarkan!" Yang Chengzhuo menunjuk Giorgio Chiellini, berteriak pada Nesta.
"Bos, ini sangat sulit!" Nesta berteriak di lapangan latihan, dirinya dan Chiellini merupakan kombinasi di lapangan.
Semua orang meledak dalam gelak tawa, Chiellini hampir terjatuh.
"Aku tahu sulit! Kalau tidak sulit takkan kuserahkan padamu. Tunggu sampai kau melatihnya menjadi elegan sepertimu, baru dinyatakan lulus!" teriak Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
"Bos, lebih baik kau jual saja aku!" Nesta merintih putus asa.
Lapangan latihan kembali mendengar gelak tawa, Yang Chengzhuo menggerutu sambil tersenyum, latihan dilanjutkan.
Pertahanan Chiellini sangat galak dan biadab. Terlihat jelas dia sama sekali tidak menguasai teknik bertahan, tidak punya kesadaran bertahan, sering melanggar aturan, gerakannya kasar, perhatian tidak fokus, sense positioning kurang, selalu terhalang di belakang oleh pemain serang. Defender seperti ini jelas hanya akan menjadi tragedi.
"Aku benar-benar tak paham, Kenapa kau yakin dia adalah bek tengah?" Di pinggir lapangan, Bergomi menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit.
Sebagai bek tengah terkenal berpengalaman, Bergomi bersumpah dia tak melihat sedikit pun potensi bek tengah pada diri Chiellini. Memang kondisi fisiknya menonjol, kecepatannya tinggi, dan kidal. Tapi apakah ini sudah cukup sebagai syarat menjadi bakalan bek tengah yang kompeten?
"Kamu harus percaya, Giuseppe. Di dunia ini tidak semua orang langsung memancarkan kilauan terangnya saat debut. Seperti mutiara yang mengotori debu, baru akan memancarkan kilatan cahaya memukau setelah kita mengusap debu di atasnya."
Bergomi mencibirkan bibir, dia tidak akan mengucapkan prinsip-prinsip besar seperti ini.
"Giuseppe, kamu tidak bisa mengalahkannya dalam debat!" Tim Hank tersenyum, "Tapi kamu harus mengakui, dulu Van Nistelrooy, Verón, Florian Frings dan lainnya muncul seperti ini. Begitu juga dengan Pirlo, Emerson, Deco di tim kita - semuanya dirombak dengan gemilang olehnya!"
Bergomi mengangkat bahu. Dia merasa tidak memahami cara Yang Cheng menilai pemain. Baginya, Chiellini bukan material bek tengah yang cocok. Bahkan dengan kemampuan saat ini, memenuhi syarat tim utama Inter Milan masih menjadi pertanyaan besar.
Setidaknya di lapangan latihan, Chiellini tampak kewalahan menghadapi Martins. Kecepatan Martins membuatnya terus-menerus dikejar, pergerakan Van Nistelrooy mengacaukan posisinya. Tanpa Nesta di sampingnya, tim yang diwakilinya mungkin sudah hancur sejak awal.
Yang Chengzhuo gemar mengadakan lomba internal seperti ini selama pelatihan intensif, 3v3, 5V5 atau 7V7. Arena kecil memaksa pemain berkoordinasi dalam ruang sempit sambil mempraktikkan taktik teknik, melatih respons mereka terhadap tekanan dan jepitan lawan di lapangan.
Tapi performa Chiellini justru penuh celah pertahanan. Dia lebih mirip produk lini produksi standar dari sistem pelatihan remaja Italia. Atau lebih tepatnya, sifat dasarnya tidak sesuai dengan tipe pemain yang disukai Yang. Semua orang bingung, sebenarnya apa yang membuat Yang yakin bek muda ini punya bakat menjadi bek tengah top?
Saat percakapan berlangsung, Van Nistelrooy dengan mudah melepaskan diri dari kawalan Chiellini lewat pergerakan fleksibel di lini depan. Umpan presisi Deco langsung merobek pertahanan sepenuhnya, mendarat mulus di kaki striker Belanda itu. Tanpa koreksi posisi, Van Nistelrooy melepaskan tendangan keras yang menembus gawang Buffon.
Seluruh proses gol mengalir deras, sangat indah dan memuaskan, mendapat tepuk tangan dari semua orang di TKP.
Chiellini yang bertugas mengawasinya ketat berlari terengah-engah. Dia tak mengerti, kenapa Van Nistelrooy terlihat begitu tenang, sementara dirinya harus melelahkan seperti ini?
Hanya beberapa menit kemudian, dalam situasi bertahan di kotak penalti, Chiellini belajar bersikap baik. Dengan erat dia menindih Van Nistelrooy, menggunakan tubuhnya untuk meredam sang striker, berusaha merebut hubungannya dengan lini luar. Terutama saat bola masuk ke kotak penalti, Chiellini bahkan sudah bersiap untuk mencegahnya. Tapi Van Nistelrooy dengan gesit mengangkat kaki lebih dulu, bola melambung melewati kepala Chiellini.
Saat bola jatuh ke tanah, Van Nistelrooy sudah dengan tenang melepaskan tembakan jarak menengah-jauh, kembali mencetak gol spektakuler!
Kali ini bahkan Yang Chengzhuo di pinggir lapangan turut bertepuk tangan untuk keahlian sepak bola Van Nistelrooy yang menakjubkan. Koordinasi antara striker Belanda ini dengan Ronaldo semakin meningkat, baik dalam kesadaran situasi maupun kemampuan menilai lintasan bola. Teknik dasarnya yang sudah hebat - terutama dalam hal mengontrol bola - memungkinkannya melakukan gerakan teknis dengan tenang.
Usai mencetak gol, Van Nistelrooy berjalan melewati Chiellini sambil tersenyum, mengacak-acak rambut bek muda itu dengan girang. "Anak muda, kau masih hijau. Pelan-pelan saja!"
Chiellini hanya bisa melototi bayangan striker Belanda itu dengan frustasi, napasnya tersengal-sengal penuh kepasrahan.
Inikah kekuatan sesungguhnya dari bintang kelas atas dunia?
Ia merasa seperti pemula yang dihancurkan habis-habisan!
