Seperti alun-alun ternama Eropa, burung dara di Alun-Alun Santo Petrus Roma bagai sedang syuting film John Woo. Mereka menjadi pemandangan penting yang selalu disapa para turis dengan segenggam biji-bijian.
Yang Chengzhuo biasanya tidak sesantai ini. Setiap hari dia sibuk mempersiapkan taktik tim, mempelajari lawan, atau memimpin sesi pelatihan. Namun hari ini, tim tiba lebih awal di Roma dan dia punya waktu luang, akhirnya menyetujui permintaan wawancara eksklusif dengan Melissa Theriot. Mereka duduk di alun-alun Santo Petrus Roma sambil memberi makan merpati dan mengobrol.
Sesekali beberapa pengunjung mendekat, membuat kawanan merpati di alun-alun itu panik terbang ke langit.
Sungguh suasana kehidupan yang damai dan nyaman!
"Tempat yang kamu rekomendasikan bagus, mengingatkanku pada [Roman Holiday] Audrey Hepburn." Yang Chengzhuo tiba-tiba tertawa getir, seolah teringat lelucon menarik.
"Apa yang lucu?" Melissa melayangkan tatapan sinis nan menggoda ke arahnya.
"Di 《Roman Holiday》 kisah Putri dengan wartawan, sekarang kisah Sang Kaisar dengan wartawan kecil!" Yang Chengzhuo bercanda sambil terkekeh, dia juga cukup menyukai film itu.
Melissa mengira Yang Chengzhuo bermaksud mereka akan berpacaran seperti di film, wajahnya memerah malu, mulai menyiapkan barang-barang ke dalam tasnya. "Tugas saya sudah selesai, terima kasih untuk wawancara eksklusifnya, Tuan Sang Kaisar!"
Melihat sikapnya, Yang Chengzhuo bertanya sambil tersenyum: "Sudah mau pergi?"
"Lalu bagaimana?" Melissa balik bertanya.
"Duduklah lebih lama!" Tiba-tiba dia mulai menyukai atmosfer di tempat ini.
Memberi makan merpati sambil mengamati pengunjung yang lalu lalang, sungguh nyaman dan santai.
Kehidupan pelatih kepala sangat tegang dan menegangkan, iramanya sangat cepat. Pertandingan demi pertandingan beruntun tanpa transisi, bahkan seringkali ketika masalah tim terdeteksi, tidak ada waktu untuk menyelesaikannya sehingga harus ditunda dulu.
Sungguh jarang bisa bersantai memberi makan merpati di alun-alun seperti hari ini.
Melissa tidak berkata apa-apa, tapi kembali duduk di bangku, mengambil segenggam pakan merpati. Seperti Yang Chengzhuo, dengan santai melempar beberapa butir, melihat merpati-mengejar mematuk makanan. Pemandangan itu sungguh menarik.
"Aku akan membeli pakan merpati, kamu tunggu di sini!" kata Yang Chengzhuo.
Melissa mengangguk, memperhatikan Yang Chengzhuo pergi menjauh. Dirinya sendiri sekadarnya menyebar pakan merpati, entah mengapa di kepalanya terpikir: apa bedanya Yang Chengzhuo hari ini dengan yang biasa?
Tanpa disadari, suara langkah kaki terdengar.
"Secepat ini?" Melissa menengadah.
Tapi yang berdiri di depannya bukan Yang Chengzhuo, melainkan dua orang berbaju hitam. Terlihat kedua tangan mereka terselip di jas panjang hitam, mengenakan kacamata hitam dan topi gelap, dengan wajah khidmat menghadap Melissa.
"Ada yang ingin kami peringatkan, beberapa hal seharusnya tidak kamu ketahui dan tidak dilaporkan. Kalau tidak, tidak akan ada keuntungan untukmu!" Setelah berkata demikian, barang yang mirip pistol di saku anggota sebelah kiri menyodok ke depan.
Melissa ketakutan, ekspresi wajahnya berubah.
Dia terus-menerus mundur, tapi di belakangnya sudah ada bangku panjang. Tak bisa mundur lagi, sementara lawan perlahan mendekat.
Melihat dua anggota berbalut hitam seperti dewa kematian ini, seluruh tubuh Melissa gemetar. Dia tahu untuk apa mereka datang, tapi tak menyangka mereka berani secara terbuka.
"Siapa yang mengirim kalian? Apa... kalian ingin membunuhku?" Katanya gemetar, sikapnya sangat memelas.
"Siapa yang menyuruhmu ikut campur urusan orang?" Yang di kiri berkata dengan suara berat.
"Kau tahu terlalu banyak!" Yang di kanan membentak.
Pada saat itu, Melissa melihat Yang Chengzhuo yang sudah kembali di belakang dua orang berbaju hitam itu, menggenggam sekantong pakan merpati. Jelas dia juga memperhatikan situasi di sini. Seketika, Melissa tiba-tiba menyadari sesuatu.
"Jangan mendekat, cepat pergi!" Dengan keberanian yang tak tahu dari mana datangnya, Melissa langsung berdiri dan berteriak ke arah Yang Chengzhuo.
Yang Chengzhuo sudah lama menyadari ada yang tidak beres. Begitu mendengar teriakan itu, dia membeku sejenak. Alih-alih kabur, malah menyerbu ke arah mereka dengan cepat.
Selama ini dia rutin berolahraga, kecepatan larinya sangat tinggi. Saat mendekat, badannya langsung menghantam orang di kanan hingga tumbang. Sebuah pukulan dilayangkannya, mengena orang di kiri.
Seluruh proses terjadi dalam sekejap. Dua orang berbaju hitam itu sama sekali tidak mengira ada orang di belakang mereka, hingga terkena efek serangan.
"Ada apa ini?" Yang Chengzhuo mengira ini cuma pelecehan biasa.
Siapa sangka, Melissa langsung meraih tangannya, "Cepat pergi, mereka punya peluru!"
Seketika, Yang Chengzhuo sendiri terkejut.
Peluru, bagi siapa pun, adalah barang seperti dewa kematian.
Keduanya langsung kabur tanpa mempedulikan keselamatan.
Setelah mereka menjauh, dua orang berbaju hitam baru merangkak bangkit dari tanah.
"Sialan, siapa brengsek itu?" ujar yang di sebelah kiri sambil mengumpat.
"Tak tahu, tak melihat jelas!" Yang di sebelah kanan mengusap dahinya yang terbentur bangku.
Yang di sebelah kiri mengutuk sambil mengeluarkan telepon, menekan sebuah nomor.
"Bos, mereka kabur!" lapor yang di kiri dengan geram.
"Hmm, bagaimana reaksinya?" suara di telepon bertanya.
"Kami membuatnya ketakutan, bahkan mengira kami punya peluru!" Yang di sebelah kiri terkekeh.
"Haha, bagus. Biarkan dia jadi idiot ketakutan. Dia harus paham seberapa besar kekuatan kita!" suara di seberang membanggakan diri.
Setelah menutup telepon, orang di sebelah kiri mengeluarkan tongkat pendek bundar dari saku, mencolokkannya ke kantong - bentuknya sangat mirip dengan laras senjata. Ditambah penampilan mereka yang menyerupai Mafia Tangan Hitam, benar-benar cukup untuk bikin orang mati kaget.
"Mafia Tangan Hitam mana mungkin begitu sombong?" Orang di sebelah kiri itu membuang tongkat pendek sambil terkekeh, lalu pergi.
……
……
Sejauh apa Yang Chengzhuo dan Melissa kabur? Siapa pun tidak tahu. Mereka langsung masuk ke sebuah gang terpencil.
Keduanya terengah-engah, hampir meregang nyawa akibat lari kencang. Di bagian akhir perjalanan, Yang Chengzhuo hampir memeluk Melissa sambil berlari.
Bibir Melissa memucat akibat kelelahan. Seluruh tubuhnya basah keringat, dingin menggigit. Matanya menatap Yang Chengzhuo di kejauhan yang juga nyaris kehabisan napas. Dalam hatinya tiba-tiba berdebar kencang tanpa alasan.
"Saat baru saja ditodong peluru, dia benar-benar tidak berpikir panjang. Hanya terbesit, jika harus mati, biarlah aku yang mati. Yang Chengzhuo tidak boleh ada urusan. Tapi ketika melihat Yang Chengzhuo bukannya kabur malah mendekat, keharuan itu tiba-tiba menyergapnya."
Yang Chengzhuo tersenyum hehe sambil menggelengkan kepala, "Tak apa, mereka tidak mengejar!"
Namun tepat setelah ucapannya, tubuh Melissa tiba-tiba menerjang ke arahnya. Kepalanya menyundul ke depan, bibirnya menemukan mulut pria itu. Lidah mungilnya tak henti menggoda, berusaha menyusup masuk untuk terjerat dengannya.
Awalnya agak terkejut, tapi perlahan saat Melissa menyatu ke dalam pelukannya seolah ingin melebur ke dalam raganya, tangannya merayap ke bawah mantel, mengusap punggung gadis itu dengan gerakan khas.
Episode mesra yang mematikan itu berlangsung hingga napas mereka hampir tercekat.
"Ada apa?"
Bibir sedikit terpisah, saat berbicara masih bisa saling menyentuh, namun dahi tetap menempel erat, hembusan napas saling terasa.
"Aku tadi mengira akan mati sudah!" Melissa membuka matanya, kedua tangan menopang wajah Yang Chengzhuo, membelai perlahan, "Kenapa kamu nekat maju menyelamatkanku?"
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala, tertawa getir: "Aku tidak sempat berpikir panjang!"
Kalimat itu dibalas dengan ciuman penuh rasa sakit.
Melissa membiarkan Yang Chengzhuo menciumnya dari pipi halus hingga leher mulus, namun air matanya tak tertahan lagi mengalir deras.
Dalam kelegaan setelah selamat, tanpa pertimbangan rasional, yang dia tahu saat ditodong senjata tadi, yang terbayang di otaknya hanyalah Yang Chengzhuo.
Pernah berkali-kali, dia mengingatkan diri sendiri, Yang Chengzhuo bagaikan racun, tak boleh disentuh, bisa menimbulkan kecanduan, tapi entah mengapa, dia seperti terus terjerumus, semakin dalam, bahkan dia curiga dirinya sudah tak bisa melepaskan diri.
"Ada apa?" Air mata menetes ke wajahnya sendiri, barulah Yang Cheng merasakan dia sedang menangis.
Melissa menggelengkan kepala dengan gesit, tersedu-sedan, membersihkan air mata di sudut mata, "Tidak ada apa-apa", dia mendekap erat Yang Chengzhuo, aksi ini membuatnya merasakan ketenangan, merasa aman.
"Orang apa itu? Kenapa membawa senjata?" Yang Chengzhuo menunggu sampai kondisi hati masing-masing tenang, baru memancing pembicaraan.
Melissa menyebut persoalan ini, mata berkilat sinar tajam, mengucapkan sebutan menakutkan: "Mafia Tangan Hitam!"
Yang Chengzhuo mengerutkan alisnya. Terhadap organisasi ini, dia sama sekali tidak asing. Karena ini adalah kelompok kriminal yang sudah terkenal di seluruh Italia. Sudah lama beredar rumor bahwa Berlusconi bekerja sama dengan Mafia Tangan Hitam. Konon, alasan dia bisa kembali menduduki posisi Perdana Menteri dulu adalah karena Mafia Tangan Hitam mengancam akan membuat kekacauan di Italia jika Berlusconi tidak terpilih.
"Kenapa kamu bisa berselisih dengan Mafia Tangan Hitam?"
Nada bicara Yang Chengzhuo terdengar bersemangat. Tapi yang dirasakan Melissa bukanlah sikap menyalahkan karena ketakutan, melainkan perhatian yang tulus.
Dia sama sekali bukan tipe manusia yang mudah takut!
"Baru-baru ini aku menerima laporan intelijen. Seorang informan memberitahuku bahwa sejak tahun 1996, klub Monaco setiap tahun menerima dukungan finansial senilai 2 juta euro yang asal-usulnya tidak jelas. Tidak ada yang tahu dari mana sumber dana ini." Melissa menjelaskan seluruh kronologi peristiwa kepada Yang Chengzhuo tanpa menyimpan keraguan sedikit pun.
“Saat itu saya langsung merasa aneh, lalu menyelidiki melalui hubungan. Hasilnya, saya menemukan 2 juta euro itu berasal langsung dari perusahaan investasi bernama Fider. Perusahaan ini memiliki cabang di Swiss, Inggris, dan Turki, diduga terlibat transaksi senjata dan pencucian uang. Bos di balik layar mereka kemungkinan besar adalah Mafia Rusia.”
“Jadi kamu terus menyelidiki?” Yang Cheng balik bertanya sambil tersenyum.
Tak disangka, Melissa yang terlihat lemah gemulai ini ternyata keras kepala sampai berani menantang Mafia.
“Benar. Baru-baru ini saat Monaco menghadapi Bastia di Ligue 1, penyerang Bastia Morris menerima panggilan intimidasi. Jika dia mencetak gol melawan Monaco, keselamatan dia dan keluarganya tak terjamin. Saya punya buti kuat bahwa Mafia sedang membuka jalan untuk Monaco, sementara Monaco membantu mereka mencuci uang.”
Yang Chengzhuo mendengar ini tak kuasa menggelengkan kepala. Ini membuatnya teringat begitu banyak persoalan.
Dengan modal-modal besar yang otoriter merangsek masuk, sepakbola profesional semakin kehilangan kemurniannya. Kegembiraan sejati sepakbola purba kian hilang, tertimbun terlalu banyak sistem rapuh.
"Apa rencanamu?" tanya Yang Chengzhuo.
Melissa memandangi Yang Chengzhuo dengan tatapan mengawasi yang penuh keseriusan. Seolah ingin mengukir sosoknya dalam-dalam di otak, takkan terlupa selamanya.
"Aku akan kembali. Aku akan mengumumkan semua bukti yang kumiliki!"
Yang Chengzhuo membeku. Melissa ternyata lebih kuat dari yang ia bayangkan.
"Aku mendukungmu!" Yang Chengzhuo mengangguk mantap. "Tapi, kau harus berhati-hati ekstra!"
Melissa mengangguk dengan mantap.
Saat ia berbalik untuk pergi, tiba-tiba Yang Chengzhuo menarik tangannya.
"Jangan sampai ada apa-apa. Aku menantimu di Milan!"
"Ini undangan Terang-Terangan," pipi Melissa memerah, lalu menerjang ke depan. Keduanya kembali berciuman panas.
"Jika aku selamat kali ini, aku akan mengganggumu seumur hidup!" kata Melissa dengan wajah masam penuh tekad.
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Jika tidak takut cemburu, silakan datang!"
Beberapa hal bisa disembunyikan dari orang luar, tapi tidak dari mediawan dekat seperti Melissa.
"Tenang, saat aku kembali ke sisimu, para wanita itu tidak akan bisa mendekat!" ujar Melissa dengan senyuman manis bak bunga.
……
……
Demi keamanan, Yang Chengzhuo tetap mengantarnya langsung ke bandara. Selama perjalanan, adegan perpisahan tak terhindarkan.
Yang Chengzhuo paham betul: kepulangan Melissa kali ini pasti akan mengguncang dunia sepakbola Prancis. Tapi yang ia khawatirkan hanya keselamatan sang wartawan.
Setelah mengirim Melissa pergi, sepanjang jalan kembali ke hotel wajah Yang Cheng masih dilanda kekhawatiran. Baik dia maupun Melissa tidak tahu bahwa kedua orang itu sama sekali bukan Mafia Tangan Hitam, melainkan hanya orang-orang yang sok pintar mencoba menakut-nakuti Melissa dengan cara seperti itu.
Dan orang tersebut tak lain adalah Ketua Monaco, Campora.
Percaya tidak lama kemudian, saat gempa bumi mengguncang dunia sepakbola Prancis, barulah ia menyesal dalam-dalam atas kejadian hari ini. Sementara Melissa Theriot, wanita pemberani ini, berkat laporannya yang membongkar seluruh tirai hitam dengan risiko bahaya, langsung dikenal luas oleh masyarakat Prancis dan dunia. Popularitas sesaatnya bahkan mengalahkan Sophie Marceau, menjadikannya Cantik Nomor Satu yang Paling Berpengaruh di Prancis.
Tentu saja Yang Cheng tidak mungkin tahu peristiwa yang akan terjadi kemudian. Saat kembali ke hotel, sekumpulan wartawan sudah menunggu di pintu masuk. Begitu melihatnya, mereka langsung berhamburan mengejarnya.
Orang Tionghoa itu kondisi hatinya tidak baik, ingin melepaskan diri, tapi para wartawan yang sulit ditaklukkan ini satu per satu meluncurkan pertanyaan.
"Tuan Yang Cheng, Totti dalam konferensi pers baru-baru ini menyatakan Roma akan mengalahkan Inter Milan di kandang sendiri, dia ingin mencetak gol dalam pertandingan, ingin benar-benar mengalahkan Anda. Apa respons Anda?"
Yang Cheng terjebak di lobi utama hotel, terpaksa menunggu dengan sabar staf hotel datang.
"Aku tidak punya respons khusus. Kalau dia punya kemampuan, silakan datang!" Kesan Yang Cheng terhadap Totti juga tidak baik, terutama dalam kondisi hatinya yang sedang buruk sekarang, "Seseorang yang bahkan tidak bisa mengurus pacarnya sendiri, apa Anda masih berharap dia bisa mengurus satu tim?"
Ucapan ini mengandung racun!
Semua wartawan di TKP langsung meledak, masing-masing bereaksi gempar terhadap jawaban Yang Cheng.
Tidak lama sebelumnya, pacar Totti, Braxi, merekam kalender telanjang bulat tahun 2003 - ini sudah dua tahun berturut-turut dia melakukan hal seperti itu, karena bisa sangat meningkatkan reputasi dan pengaruhnya.
Presenter program dan model yang dulu pernah sejajar dengan Canalis ini, sekarang hanya bisa mengandalkan cara seperti ini untuk memelihara reputasi dan statusnya. Sementara Canalis, setelah merapat ke Yang Chengzhuo, popularitasnya melesat bagai naik roket. Kini dia telah menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di Italia.
Semua orang tahu Totti selalu tidak suka Blasi memotret kalender telanjang. Sebelumnya dia terus-menerus menentang, siapa yang mau melihat wanita mereka telanjang bulat di hadapan pria seluruh dunia?
Tapi dia tak bisa menghentikannya. Pasti saat ini hatinya sedang frustasi. Ucapan Yang Chengzhuo ini jelas menusuk titik lemah mematikan Totti. Begitu mendengarnya, pasti dia akan marah sekali.
Watak Totti sudah terkenal. Tontonan menarik akan segera dimulai!
Benar saja, tak lama kemudian wartawan langsung menemui hotel tempat tim Roma menginap dan menghadap Totti.
Ketika Pangeran Roma mendengar kata-kata Yang Chengzhuo ini, urat-urat di pelipisnya menonjol marah, hampir saja menyerangnya di tempat.
"Sialan! Sang Kaisar! Aku pasti akan mengalahkannya secara total dalam pertandingan, membuatnya menanggung konsekuensi paling pahit atas omongannya!"
Tapi setelah wartawan pergi, Totti kembali menelepon pacarnya Blasi, menuntut agar dirinya sama sekali tidak boleh memotret kalender telanjang. Jika tidak, hubungan mereka akan dipertimbangkan ulang.
Tak disangka, Blasi juga bukan bulan-bulanan. Setelah mendengarnya, langsung membalas, "Aku juga sedang mempertimbangkannya sekarang!"
Totti yang geram langsung melempar ponselnya sambil mengutuk Yang Chengzhuo si perusak.
Kondisi hati Raja Serigala sedang buruk, tapi di kamar sebelahnya, Pep Guardiola justru bersemangat. Berkat cedera gelandang Brasil Lima, kesempatan starter akhirnya jatuh ke tangannya.
"Memang benar menyebalkan, saat musim ini pindah ke Roma sebagai pemain bebas dari Brescia, Pep Guardiola masih ambisius ingin menjadi inti jiwa di bawah komando Capello. Capello juga terus menegaskan bahwa dia sangat mempercayai Pep Guardiola dan tahu kekuatan orang Spanyol itu."
"Tapi setelah mengikuti 4 pertandingan dengan mencatat rekor gemilang 1 imbang dan 3 kekalahan, Pep Guardiola langsung diasingkan ke dinginnya bangku cadangan oleh Capello. Belum lama ini dia masih terus menyatakan ingin kembali ke Brescia, tapi sekarang dia justru bersedia berjuang untuk Roma."
"Sang Kaisar? Ya, setiap kali berhadapan dengan lawan ini, aku selalu merasa gembira tanpa alasan. Karena dia pernah membawa bayangan memilukan bagiku, aku haus untuk mengalahkannya dan menghancurkan bayangan ini. Jadi aku bilang ke pelatih kepala: Turunkan aku! Aku akan membalas dengan performa paling hebat sekaligus membantu Roma mengalahkan Inter Milan!"
Dalam wawancara, Guardiola juga membahas Barcelona, "Aku berharap suatu hari nanti bisa kembali bersatu dengan Barcelona. Meski cara mereka memperlakukanku dulu membuatku sangat marah, tapi aku ingin pulang. Bahkan jika tidak sebagai pemain, aku ingin kembali sebagai manajer, pelatih, atau bahkan ball boy sekalipun."
Melihat Guardiola sekarang, Yang Cheng teringat Fabregas di kehidupan sebelumnya. Ia harus mengakui, dalam hal ini Barcelona benar-benar hebat. Banyak lulusan akademi yang bangga bisa kembali ke Barcelona.
Contohnya Gerard yang tampil luar biasa di Valencia, setelah kembali ke Barca justru hilang jejak. Tapi ia tetap setia duduk di bangku cadangan Barca, semata karena kecintaannya pada klub.
Meski tak menyukai Barca, Yang Cheng tidak akan menyangkal kesuksesan mereka.
Hanya dengan memandang lawan secara rasional, kita bisa mengalahkan mereka!
