Dalam Strategi Perang Tiongkok ada pepatah terkenal: "Satu genderang penuh semangat, gelombang kedua melemah, gelombang ketiga habis tenaga!"
Ada pula peribahasa: "Benda terlalu keras mudah patah!"
Kedua ungkapan ini jika diterapkan di lapangan sepakbola sangat tepat menggambarkan realitas Juventus saat ini.
Taktik serangan awal memang berhasil meredam Inter Milan dengan signifikan, namun tidak bisa dipertahankan lama. Begitu gagal mencetak gol di fase awal, semangat tim langsung terpengaruh dan kekurangan mendasar mereka pun terekspos.
Kontrol area tengah yang kurang membuat Juventus cepat kehilangan kendali atas situasi pertandingan. Tim Lippi terpaksa beralih dari menyerang ke bertahan. Harus diakui transisi bertahan mereka sangat rapi, beberapa serangan balik Inter pun gagal menghasilkan efek.
Yang Chengzhuo melihat serangan beruntun timnya gagal, segera mengayunkan tangannya memberi isyarat kepada Pirlo dan Deco untuk mengendalikan irama permainan.
Tim yang matang sepenuhnya harus bisa bermain cepat, juga harus bisa melambat! Tak boleh terlalu gesit, juga tak boleh terlambat!
Fakta membuktikan, tim yang terlalu cepat maupun terlalu lambat sama-sama mudah dikalahkan.
"Suruh Emerson mundur sedikit posisinya!" perintah Yang Chengzhuo.
Bergomi segera menyampaikan instruksi Yang Chengzhuo kepada Emerson. Pemain Brasil itu langsung mundur dengan stabil.
Begitu gelandang bertahan mundur, garis pertahanan dan lini tengah-depan pun ikut mundur.
Juventus langsung merasakan tekanan pertahanan mulai berkurang. Para pemain menghela nafas lega. Kekhawatiran terbesar mereka adalah gawang sendiri bobol saat transisi serangan-tahanan oleh Inter Milan. Kini tampaknya mereka telah melewati fase sulit ini.
Namun ekspresi wajah Lippi di kejauhan justru menjadi sangat serius, bahkan lebih khawatir dari sebelumnya.
"Bersemangatlah, kumpulkan perhatian, berhati-hatilah!"
"Jika Inter Milan terus melakukan Serangan Ganas, Lippi sama sekali tidak khawatir, karena dia sangat paham bahwa Inter yang sedang ganas sebenarnya tidak menakutkan. Yang mengerikan justru ketika mereka tidak menyerang habis-habisan, melainkan mencari peluang dengan pergerakan terukur."
"Andrea Pirlo dan Deco, ditambah Emerson di belakang yang merapikan aliran permainan di area tengah, formasi gelandang murni berbasis teknik Inter ini benar-benar unik. Emerson adalah gelandang bertahan khusus dengan kemampuan teknis menonjol, kontribusi defensif kuat, dan sense positioning sempurna. Mencari gelandang bertahan seperti ini sungguh sulit."
"Tapi yang lebih sulit lagi adalah organisator lini tengah seperti Pirlo dan Deco. Mereka selalu mampu melakukan pra-penilaian situasi lebih cepat daripada lawan."
"Ketika lawan lebih dulu mengetahui langkahmu selanjutnya, dia akan mudah mengalahkanmu!"
"Dulu saat Yang Chengzho menekankan pentingnya pra-penilaian, banyak yang tidak paham situasi. Tapi sekarang, semua orang harus mengakui bahwa kebijakannya tepat."
"Fokus pertahanan terlalu ke kanan! Suruh Iuliano geser sedikit ke sini!"
Di sayap kiri Inter Milan, Zambrotta bergerak maju. Pertahanan Juventus langsung serong ke kanan. Namun Lippi yang melihat situasi ini mengerutkan alis, segera menyuruh asistennya memberi peringatan.
Tapi Ronaldo yang berada di posisi striker sulit dihadapi Thuram. Ditambah Nedvěd yang berlari ke seluruh lapangan hampir ada di mana-mana, terlalu berbahaya. Iuliano pun tak berani lengah, fokus perhatiannya tertuju pada sisi kanan.
Tiba-tiba, bola dari kaki Nedvěd dikembalikan ke Pirlo. Pemain Italia itu tiba-tiba melakukan umpan silang lebar, mentransfer bola dari sayap kiri ke kanan dengan akurasi presisi.
Zanetti berlari ke depan, menghentikan bola dengan dada lalu langsung menggiring maju. Sementara Van Nistelrooy menerobos dari depan area penalti ke dalam kotak. Pemain Argentina itu menyambar sebelum Birindelli, mengirimkan bola ke belakang bek kanan Juventus lalu melayangkan umpan ke dalam kotak penalti.
Untung saja Iuliano yang baru saja diingatkan Lippi segera menutup celah, tapi striker Belanda itu tetap memaksakan diri untuk melepas tendangan di bawah interferensi Iuliano, akhirnya gagal menghasilkan tenaga penuh sehingga bola berhasil diamankan Van der Sar.
"Hati-hati, jangan sampai terkelabui oleh serangan mereka!"
Lippi terus menggelengkan kepala, terlalu berbahaya. Seandainya posisi Iuliano beberapa meter lebih ke kanan, gol Van Nistelrooy pasti tidak terhindarkan.
Banyak yang khawatir dengan serangan Inter Milan, tapi bagi yang paham taktik sebenarnya, momok sesungguhnya bukanlah saat mereka menyerang, melainkan periode ketika irama permainan sengaja diperlambat sebelum serangan dilancarkan.
Perlambatan itu selain untuk mengelabui lawan, juga bertujuan menarik-ulur pertahanan lawan sambil mengatur formasi menipu. Begitu celah ditemukan, mereka langsung meningkatkan kecepatan secara tiba-tiba untuk menghancurkan pertahananmu sepenuhnya.
Persis seperti tadi, Inter Milan mundur, sebenarnya untuk membuat Juventus mengira mereka berhasil mempertahankan diri. Tiga garis utama mulai mengendur. Lalu mereka pura-pura menyerang sayap kiri, memaksa fokus pertahanan Juventus bergeser ke kanan.
Lebar lapangan sepakbola mendorong setiap tim yang fokus bertahan di satu sisi pasti meninggalkan sisi lain yang kacau balau. Andrea Pirlo tiba-tiba mengirim bola jauh, Javier Zanetti menerobos maju lalu memberi umpan terobosan cerdik. Van Nistelrooy menyelinap masuk, menerima bola dan langsung menembak.
Ini benar-benar mustahil diantisipasi!
Lippi yang menyaksikan timnya lolos dari bahaya tidak langsung lega. Pelatih "Silver Fox" itu tetap waspada, mengingatkan pemain pertahanan untuk memperhatikan penyesuaian serangan lawan. Pemain area tengah diperintahkan menjaga proteksi di sisi berlawanan fokus serangan: "Jangan berhamburan ke satu sisi saja!"
Silver Fox tetap Silver Fox, begitu menyesuaikan, pertahanan Juventus meski masih memiliki banyak celah, tapi setidaknya ada tiga pemain di area tengah yang bisa mempertahankan untuk sementara. Hanya saja pertandingan masih tetap dikendalikan di bawah kaki Inter Milan.
……
……
"Orang tua ini sepertinya sudah melakukan PR!"
Menyaksikan Juventus berhasil menstabilkan situasi, Yang Chengzhuo menggelengkan kepala dengan senyum getir.
Hal yang paling tidak diharapkannya adalah situasi berubah menjadi perang posisi yang merupakan perang pengurasan. Tapi kini terlihat jelas Juventus sengaja bertahan di depan area penalti mereka, menantang Inter Milan mencari cara untuk menembusnya.
"Jangan terus maju ke depan, pertahankan formasi saat ini, pelan-pelan saja!"
Jika tim terus menekan ke depan untuk menyerang, maka Inter Milan akan berubah menjadi Juventus.
"Yang paling disukai fans tentu serangan cepat nan mencekam, tapi ironisnya bagi sebuah tim, serangan tak boleh terlalu cepat atau mencekam. Semua harus ada batasnya. Barulah itu tim kuat."
"Justru serangan gila-gilaan Juventus di awal tadi, Yang Chengzhuo udah tahu bakal susah bertahan lama. Dia sama sekali nggak khawatir."
"Si rubah tua ini ngitung strategi sampe detail. Begitu situasi berubah, langsung balik bertahan. Terang-terangan mau perang statis sama kita." Benitez geleng-geleng. Dari sudut taktik, menurutnya Lippi emang jago banget di laga ini.
"Terus gimana?" Yang Cheng balik nanya. "Toh tetep kita santap!"
Dia yakin banget sama timnya. Bukan cuma karena punya duo striker maut Van Nistelrooy-Ronaldo, tapi juga gelandang emas penghancur segala perlawanan. Siapa berani ngeyel? Langsung dihajar!
……
……
Nedvěd sudah berkeringat deras, namun ia tetap berlari.
Ketika melihat bola jatuh ke kaki Ferrara, tanpa peduli apakah Ronaldo di depan akan mendekat, ia langsung menyerang maju. Ferrara yang baru menghentikan bola segera mengoper.
Tapi pemain asal Ceko ini tidak berhenti. Melihat Van Nistelrooy menekan Iuliano, ia langsung berlari menyambut Tudor yang meminta operan. Begitu Iuliano mengoper ke Tudor, Nedvěd segera menekan pemain Kroasia itu, memaksanya mengirim bola ke sayap kiri untuk Birindelli.
Van Nistelrooy kembali mendekat. Birindelli mengoper ke Iuliano, tapi Nedvěd sudah menekan. Iuliano tak bisa berbuat apa-apa selain mengembalikan operan.
Bola berputar-putar di wilayah pertahanan Juventus, akhirnya kembali ke kaki Van der Sar.
"Sial! Pemain Ceko sialan ini, benar-benar abadi ya larinya?"
Percaya, di saat seperti ini ada jutaan pendukung Juventus yang dalam hati frustasi mencaci, karena dia mulai menekan dari lini depan, ke mana pun bola bergulir ke area tersebut, dia pasti mengikuti, benar-benar tak terlewatkan sedetik pun.
Pertandingan ini berbeda dengan pertandingan sebelumnya, Nedvěd tahu!
Yang Chengzhuo sebelum pertandingan sudah memberitahunya, dalam laga ini dia bisa bermain sepenuhnya sesuai keinginannya sendiri. Pelatih hanya memberikan permintaan kerangka umum, tidak membatasi permainannya, detail eksekusi diserahkan pada dirinya.
Nedvěd adalah pribadi yang lebih sederhana. Dia tak pernah merasa punya bakat sepakbola, atau lebih tepatnya, tak pernah merasa punya kelebihan dibanding orang lain.
Sebagai pemain area tengah, dari segi teknik, dia kalah mentereng dari rekan setim seperti Andrea Pirlo, Deco, Verón. Kreativitasnya juga tak sebanding. Sense positioning, kemampuan merapikan aliran permainan di tengah, skill membaca pertandingan - semuanya kalah dari Emerson.
Apa andalannya?
Jadi di setiap pertandingan dia selalu berusaha keras, karena dia sangat sadar, dalam kondisi bakat kalah dari rival terberat, jika tidak berjuang lebih giat, maka dia sama sekali tak pantas bermain di pertandingan profesional. Dulu seperti ini, sekarang pun tetap begitu.
Karena itu dia selalu rajin, tekun, selamanya berlari, merebut, dan bersaing dengan hati yang rendah hati!
Di pertandingan ini dia mengerahkan seluruh tenaga, karena menurutnya, Yang Chengzhuo telah memberinya kepercayaan, dan dia harus membalasnya.
Ini adalah rumus kesetaraan yang sangat sederhana, persis seperti kepribadian Nedvěd: tidak rumit, sangat nyata!
Pernah ada yang bertanya pada Yang Chengzheng: Mengapa Nedvěd menempati posisi gelandang serang di Inter Milan? Sang Kaisar menjawab singkat: "Tanpa dia, aku tak berani menempatkan Pirlo dan Deco di belakang, juga tak berani menaruh Ronaldo dan Van Nistelrooy di depan!"
"Setiap kali melihat Nedvěd, aku selalu merasa: Ini adalah pemain yang tak butuh pujian. Karena segala bentuk sanjungan justru akan merendahkan dirinya!"
Ronaldo dan Van Nistelrooy juga memuji tanpa henti saat membicarakan Nedvěd, bahkan orang Brasil sendiri mengakui, "Setiap kali melihat Nedvěd bermain, aku selalu merasa malu."
Dengan meningkatnya kecerdasan bermain dan terkumpulnya pengalaman pertandingan, lari Nedvěd menjadi semakin cerdas.
Dia tidak lagi berlari sembarangan seperti dulu, tapi selalu mulai berlari selangkah lebih awal dari lawan.
Pada banyak pemain berbakat, kemampuan ini seolah bawaan lahir. Tapi bagi Nedvěd, butuh puluhan tahun bermain hingga usia 30-an, menempuh ribuan kilometer, baru dia mulai memahami hal ini.
Saat berlari, kepala selalu terangkat tinggi, baik saat timnya unggul maupun tertinggal.
Ini membuatnya tidak akan pernah menerima kritik atau tuduhan, sekaligus memungkinkannya mengamati lintasan bola lawan dengan lebih baik.
Seperti pada momen ini, saat Zambrotta kehilangan bola di area kiri, langsung melakukan pressing balik. Ronaldo dan Van Nistelrooy segera menekan dua bek tengah. Ferrara terpaksa mengembalikan operan ke Van der Sar.
Kiper Belanda melihat Ronaldo akan maju mengganggunya, langsung memindahkan bola ke sisi kiri.
Nedvěd yang tadi berada di tengah lapangan kini menjadi yang terdekat, langsung berlari mendekati Birindelli sambil berusaha mengikatnya.
Bek Italia itu juga melihat kedatangan Nedvěd, namun mengira gelagat serbuan mendadaku itu bisa ditipu. Dengan gerakan tipuan tarik-dan-berhenti mendadak, seolah ingin memamerkan tekniknya.
Tapi siapa sangka, Nedvěd yang mendesak itu tak termakan tipu muslihat. Dengan tubuhnya yang kokoh, terus-menerus mendesak punggung lawan sambil mengganggu konsentrasinya.
Birindelli yang terjepit terburu-buru, tak sengaja tergelincir saat menggiring bola. Akibatnya, bola disodok Nedvěd ke arah garis samping.
Pemain asal Ceko itu tak menghiraukan Birindelli. Ia langsung menyambar garis samping, mengejar bola tanpa ampun.
Bola hampir keluar lapangan. Hakim garis mencengkeram erat bendera, seolah Nedvěd tak mungkin menyelamatkannya.
Di detik akhir, Nedvěd mengatupkan gigi dan menyambar! Ia menghentikan bola tepat di garis lapangan, sementara tubuhnya melesat keluar hingga menabrak papan iklan dan ball boy di belakangnya.
Tapi Nedvěd segera melompat bangkit. Setelah berbalik dan melihat Iuliano di kejauhan serta Camoranesi di depan berebut bola, ia berlari kembali ke medan tempur.
“Di Stadion Giuseppe Meazza, papan iklan terletak sangat dekat dengan garis samping. Nedvěd berhasil mendahului semua pemain lawan, menendang bola ke garis belakang dengan kaki kanannya, lalu mengejarnya mati-matian. Sikapnya sulit dibayangkan mengingat baru saja dia mengalami benturan keras.”
“Peluang emas! Nedvěd membuka jalan dengan kegigihannya!”
“Pada momen ini, Inter Milan memiliki dua titik sambungan di tengah lapangan: Van Nistelrooy dan Ronaldo. Ditambah Nedvěd yang bergerak mendekati kotak penalti, skenario 3 lawan 1 terbentuk. Ferrara sendirian sama sekali tak mampu menghadapi.”
“Terlihat Nedvěd memasuki kotak penalti dari sisi kanan, dengan tenang mengamati Van der Sar dan Ferrara yang menjaga Van Nistelrooy.”
“Striker Belanda itu tiba-tiba berhenti di sekitar titik penalti. Ferrara ragu-ragu, ikut berhenti.”
“Nedvěd langsung memanfaatkan kesempatan, tanpa ragu melepaskan umpan melintang ke kotak penalti.”
Bola menggelinding melewati area tengah antara Van der Sar dan Ferrara dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat atau lambat, di belakangnya sudah ada Ronaldo yang menyambar tepat di depan gawang.
Orang Brasil itu menyambut bola datang dengan tendangan dorong santai. Jika gagal mencetak gol dalam situasi seperti ini, dia benar-benar pantas menabrak tiang kiri sampai mati, mengkhianati julukan "alien"-nya!
"Gol!!"
"Inter Milan melakukan pressing depan, pertahanan gigih Nedvěd memaksa Birindelli Juventus melakukan kesalahan. Pemain Italia itu terlalu lengah, berani bermain teknik di area titik vital mereka sendiri, langsung direbut bola oleh Nedvěd yang kemudian membangun serangan balik sempurna untuk gol Ronaldo!"
"Cantik, benar-benar cantik!"
"Jika pahlawan gol ini adalah Ronaldo, maka Nedvěd setidaknya berkontribusi 80%, sementara Ronaldo dan Van Nistelrooy masing-masing 10%. Karena tanpa semangat pantang menyerah Nedvěd yang terus berlari dan menekan, bahkan saat bola hampir keluar lapangan tetap dikejar, bahkan setelah menabrak papan iklan langsung bangkit dan kembali bertarung, mustahil tercipta situasi 3 lawan 1, mustahil ada gol spektakuler seperti ini!"
"Nedvěd, mari kita kenali kembali pemain ini: Manusia Besi dari Ceko, Pavel Nedvěd!"
Seluruh fans Inter Milan di stadion paham menganalisis pertandingan, mereka tahu siapa pahlawan sebenarnya!
Maka setelah gol tercipta, meski banyak yang meneriakkan nama Ronaldo, namun sorakan paling bergema di stadion adalah untuk Nedvěd!
Ronaldo dan Van Nistelrooy juga langsung mendekat, langsung mengapit Nedvěd dari kiri dan kanan dengan pelukan.
"Kau ini anak muda, kupikir kau mau melakukan tembakan berani sendiri!" Ronaldo memeluk erat tubuh Nedvěd.
"Aku memang ingin menembak, tapi Van der Sar sudah menghadang, semua sudut tembakan tertutup. Akhirnya kupikir lebih baik mengoper saja!" Nedvěd terkekeh. Sebenarnya, sejak awal dia tak pernah berniat menembak sendiri karena menurutnya posisi Ronaldo lebih strategis.
Persis seperti Van Nistelrooy, striker Belanda itu langsung berhenti ketika melihat tidak ada defender di samping Ronaldo, mengganggu penilaian Ferrara, sekaligus menciptakan peluang penciptaan gol ke gawang kosong untuk Ronaldo.
Yang paling langka dan mengerikan dari sekelompok pemain bukanlah kekuatan individu, melainkan koordinasi taktis dan sikap tanpa pamrih yang mereka tunjukkan di lapangan.
Trisula Inter Milan mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi, bersorak penuh semangat ke arah tribun penonton.
"Ini adalah gol yang diperjuangkan dengan darah dan keringat!"
"Inter Milan benar-benar mengagumkan! Mereka bisa memainkan sepak bola ofensif yang memuaskan dengan teknik halus, sekaligus juga mampu menampilkan sepak bola berdarah yang membangkitkan semangat saat serangan kurang efektif. Ini adalah tim yang membuat orang tak bisa tidak mengakui kehebatannya!"
Setelah merayakan gol bersama Ronaldo, Nedvěd melirik jam—baru menit ke-39!
"Kita masih punya waktu! Masih ada kesempatan! Terus kejar gol!" teriak Nedvěd sambil mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi.
Ini jelas slogan yang membuat lawan frustrasi. Terutama setelah melihat cara Nedvěd menekan habis-habisan dan berlari tak kenal lelah di babak pertama, tak disangka dia masih menyimpan tenaga cadangan seperti ini.
"Apa pemain ini terbuat dari besi? Apakah dia sama sekali tidak kenal lelah?"
Para pemain Inter Milan sepertinya sudah terbiasa dengan kebiasaan Nedvěd. Meski merasa pemain asal Ceko itu bermain lebih ganas dan bersemangat dari biasanya hari ini, mereka semua menganggapnya wajar.
Mungkin, suatu hari ketika pemain asal Ceko tiba-tiba berubah menjadi Ronaldo, barulah mereka akan merasa: "Kenapa anggota ini jadi abnormal?"
Pertimbangan awal Yang Chengzhuo memilih Nedvěd sebagai kapten tim memang mempertimbangkan faktor ketekunan dan usaha keras sang pemain Ceko, serta semangat pantang menyerah dan jiwa juangnya di lapangan hijau.
Dia yakin Nedvěd bisa menjadi kapten yang kompeten, menginspirasi seluruh pemain Inter Milan dengan semangatnya, hingga akhirnya menyatu menjadi bagian dari DNA klub.
Di bawah komando Nedvěd, sejak kick-off ulang Juventus, Inter Milan dari lini depan hingga belakang menerapkan tekanan gila-gilaan dan kepungan ketat, memenjarakan Bianconeri di area pertahanan mereka sendiri.
