Biiip～～～
Suara peluit panjang menggema dari mulut Collina yang menggigit peluit wasit.
Seketika, Stadion San Siro diselimuti riuh rendah siulan penghina. Fans Rossoneri mengernyitkan wajah mengerikan, meneriakkan umpatan ke arah lapangan. Tak jelas apakah targetnya Collina atau pemain Inter Milan.
"Collina sialan! Berapa uang yang Inter Milan berikan padamu?"
"Kenapa? Setiap kali kami melancarkan serangan balik, kau selalu meniup peluit?"
"Wasit jahat! Kau adalah aib bagi dunia perwasitan Italia!"
Raungan fans di tribun tak bisa menghentikan keputusan Collina, offside!
Hakim garis juga berkoordinasi dengan keputusan Collina, mengangkat bendera tinggi-tinggi untuk membuktikan keputusan wasit utama itu benar.
"Hei Tuan Collina, dalam 10 menit Anda sudah meniup peluit offside 3 kali untuk kami!" protes Paolo Maldini yang mendekat.
Inter Milan mengerahkan pasukan besar sejak awal pertandingan, melancarkan serangan terus-menerus. AC Milan memilih formasi kontraksi pertahanan sambil merencanakan serangan balik. Jelas Ancelotti tak ingin kembali dikalahkan oleh Terim, tapi beberapa serangan balik mereka dinyatakan offside oleh Collina.
"Aku melihat dengan jelas Paulus, ini memang offside yang tak terbantahkan!" tegas Collina dengan keyakinan penuh.
Paolo Maldini tak bisa berbuat apa-apa. Ia menatap Inzaghi yang terlihat frustasi, juga tidak membantah keputusan itu - seolah memang benar-benar terjadi offside.
“Dari adegan slow-motion terlihat, pada saat Shevchenko mengoper bola, Inzaghi memang berada dalam posisi offside. Ini terjadi karena Nesta tiba-tiba maju ke depan, membuat Inzaghi terisolasi di area offside,” komentator TKP menjelaskan setelah melihat replay. “Yang menarik, hampir semua pelanggaran offside Inzaghi berasal dari pola jebakan offside yang sama!”
“Tampaknya Ancelotti masih belum berhasil menyelesaikan konflik gaya bermain antara Inzaghi dan Shevchenko. Keduanya tetap kesulitan berkoordinasi selama pertandingan. Operan Shevchenko langsung dibaca dan dimanfaatkan oleh Inter Milan.”
“Yang patut diperhatikan, dalam pertandingan ini persiapan pertahanan Yang Chengzhuo di lini belakang berbeda dari biasanya. Dua bek sayap bermain sangat ofensif, sementara Emerson sebagai gelandang bertahan justru mundur sangat dalam hingga sejajar dengan Lúcio. Nesta sendiri berada di posisi paling belakang, membentuk formasi sistem 3 bek yang lebih defensif.”
"Dengan Emerson yang mundur, posisi Pirlo juga ikut mundur hingga sejajar dengan dua bek sayap. Sementara Nedvěd terus menikmati kebebasan mutlak di lini tengah—baik saat menyerang maupun bertahan, siluet pemain asal Ceko ini terlihat di seluruh area lapangan. Deco justru ditempatkan sebagai gelandang serang yang bertugas mengirim amunisi ke duo striker di depan."
"Dalam formasi dua striker, Van Nistelrooy mendominasi area tengah sementara Ronaldo aktif bergerak di kedua sayap. Terutama saat serangan, Zambrotta dan Zanetti maju dengan agresif. Koordinasi mereka dengan Deco dan Ronaldo menciptakan tekanan besar di sayap AC Milan, memaksa Legiun Merah-Hitam terpaksa melakukan kontraksi pertahanan sehingga situasi pertandingan menjadi sangat pasif."
Ancelotti tentu menyadari hal ini. Pelatih asal Italia itu sedang berpikir keras untuk mencari solusi atas masalah taktis ini.
……
……
"Masalah terbesar AC Milan meski berasal dari lini depan dan belakang, sebenarnya lini tengah mereka juga punya masalah besar, yaitu kurangnya lebar serangan. Artinya, mereka tidak memiliki pemain seperti Emerson yang bisa terus mengirim umpan ke kedua sisi kiri-kanan, juga tidak punya pemain sayap yang cocok."
Yang Chengzhuo melihat timnya menguasai medan, langsung terkekeh sambil menganalisis untuk Bergomi dan lainnya.
Ambrosini memang serba bisa, pertahanannya juga bagus. Tapi dalam hal kesadaran umpan, dia tidak memiliki kemampuan tersebut. Adapun Rui Costa, umpan terobosan adalah keunggulannya. Tapi kalau disuruh mengorganisir dari posisi mundur, itu tidak mungkin. Namun jika tugas organisasi diserahkan ke pemain Portugal yang posisinya maju, itu jelas menguntungkan Inter Milan.
"Ditambah lagi kecepatan umpan mereka terlalu lambat!" Benitez menggelengkan kepala menambahkan.
"Benar," Yang Cheng setuju, "Kecepatan lambat, kita lebih mudah merebut bola. Makanya aku mundurkan posisi Nedvěd dan majukan Deco, untuk memanfaatkan ini, langsung meredam lini tengah mereka!"
Mengenai taktik tiga bek, sebenarnya Lúcio dan Emerson membentuk formasi segitiga terbalik yang tidak beraturan. Fungsi kedua pemain Brasil ini adalah membatasi pergerakan memotong 45 derajat ke dalam dari Inzaghi dan Shevchenko, terutama sang striker Ukraina.
Dengan demikian, Ancelotti perlahan akan menyadari bahwa posisi awal yang diatur untuk dua pemainnya (satu di kiri-kanan, satu di depan-belakang) justru menjauhkan mereka dari dua target ini. Meski tujuannya agar tidak mengganggu rekan, nyatanya mereka justru terus kesulitan mencari celah di sisi lapangan. Karena tim tak punya serangan sayap, akhirnya mereka terpaksa merangsek ke tengah untuk mencari peluang.
Serangan tengah memang keunggulan AC Milan. Rui Costa dan Seedorf adalah ahli di bidang ini. Tapi ketika keduanya berkumpul di area yang sama - tabrakan tak terhindarkan!
……
……
Shevchenko punya sepuluh ribu alasan untuk merasa frustasi dengan pengalamannya selama dua musim terakhir ini.
Sejak tahun 1999 tiba di kota Milan, dua season pertamanya penuh kewibawan dan keperkasaan. Hampir menjadi momok di arena Serie A, semua takut pada kemampuan mencetak gol orang Ukraina ini. Saat itu Shevchenko benar-benar seperti ikan di air.
Tapi sejak Inzaghi pindah ke AC Milan, mimpi buruk Shevchenko dimulai.
Sebagai penembak top Italia, Inzaghi mendapatkan bonus aura bintang lokal. Dengan harga transfer mahal, seharusnya dia layak menjadi starter. Jika dia seperti Bierhoff dkk mungkin tak masalah, tapi sayangnya gaya permainannya sangat mirip dengan Shevchenko.
Setiap penembak jarak jauh pada dasarnya egois!
Shevchenko mulai merasakan ancaman yang berasal dari Inzaghi, tapi ancaman ini tidak terlalu terlihat di season pertama karena striker Italia itu awalnya dibenci Terim, lalu performanya juga tidak bagus, belum bisa beradaptasi dengan taktik AC Milan, sehingga Shevchenko tetap mempertahankan posisi sebagai penembak jarak jauh utama.
Tapi di musim ini, orang Ukraina itu sudah merasakan ancaman langsung dari Inzaghi di lapangan.
Secara sederhana, mereka selalu lari ke tempat yang sama!
Ini mutlak bukan fenomena baik.
Musim ini, ancaman Inzaghi semakin menjadi-jadi. Shevchenko malah langsung ditekan Ancelotti ke bangku cadangan, hanya bisa menyaksikan Inzaghi mencetak gol sekali demi sekali, menunggu kesempatan tampil dengan perasaan yang sangat buruk.
Demi terus mendapat kesempatan turun, Shevchenko mulai memenuhi permintaan Ancelotti: bermain di sayap, mundur ke belakang. Masalahnya, di area sayap dia sama sekali tidak mendapat peluang.
Seperti momen ini, ketika dia menarik diri keluar dari wilayah terlarang dan datang ke area kanan untuk meminta bola, Rui Costa juga mengoper bola ke kakinya. Sementara Emerson berada di belakangnya menekan, tidak memberinya kesempatan untuk berbalik menghadap gawang.
Dia menekan Emerson sambil mengangkat kepala, namun menyadari hampir seluruh area yang terlihat dipenuhi siluet baju biru-hitam. Di mana pemain AC Milan?
Rui Costa di tengah, Seedorf di tengah agak ke kiri, Gattuso mundur ke belakang, Ambrosini juga di tengah. Šimić sama sekali tidak berani maju. Lalu siapa lagi yang ada di AC Milan?
Tidak ada!
Shevchenko ingin mengembalikan bola ke Rui Costa, tapi Nedvěd menghalangi di tengah. Orang Ceko sialan ini hampir ada di mana-mana.
Akhirnya Shevchenko memilih bertindak sendiri, langsung berbalik membawa bola menyusup ke tengah.
Tapi baru beberapa langkah, dia melihat ada seseorang dari depan berlari mendekat - ternyata Inzaghi!
"Sialan, apakah dia lupa dengan kejadian terakhir kali ketika mereka berdua bertabrakan di wilayah terlarang?"
Keduanya terkejut sejenak, Inzaghi buru-buru menerobos ke depan, Lúcio mundur mengikutinya membuka area luas, namun Nedvěd sudah tiba dan bersama Emerson membentuk kepungan.
Shevchenko terpaksa mengoper, namun Nesta tiba-tiba maju merebut dan dengan akurat menghentikan umpan Shevchenko yang terlalu jelas maksudnya.
"Ahem, umpan Shevchenko terlalu transparan, tackle indah dari Nesta berhasil merebut bola, Inter Milan bersiap untuk serangan balik!"
Bola langsung mengalir dari kaki Nesta ke Zanetti, bek sayap Argentina ini langsung membawa bola maju setelah menguasainya.
Lini tengah-depan Inter Milan bagai mesin yang diputar kencang, satu per satu mulai bergerak dinamis.
Kecepatan menggiring bola Zanetti sangat tinggi, ditambah tekanan AC Milan di lini depan tidak terlalu kuat - mereka lebih banyak merapat di wilayah pertahanan sendiri, sehingga ia cepat masuk ke area lawan.
Baru saat itulah Ambrosini mendekat, namun Zanetti segera mengoper silang ke Nedvěd sambil terus maju. Pemain asal Ceko itu bagaikan tembok, bola yang menyentuh kakinya langsung dikembalikan.
"Koordinasi tembok satu-dua brilian! Ambrosini terlewati begitu saja!" seru komentator. "Zanetti terus menggiring maju, Paolo Maldini langsung maju untuk memblokir pergerakannya."
Tepat saat Maldini hampir mencapainya, Zanetti kembali mengoper silang. Kali ini Deco yang berkoordinasi tembok dengannya.
"Luar biasa! Serangkaian koordinasi tembok satu-dua beruntun! Serangan Inter Milan ini menunjukkan permainan kombinasi yang memukau!"
Zanetti bagaikan ayam dalam game Chicken Run, membidik satu arah dan terus menerus menyerbu ke depan.
Saat berhasil melewati Maldini dan menerima bola kembali, posisinya sudah mencapai sudut kanan kotak penalti.
Ronaldo menarik diri ke belakang sambil menarik Stam keluar, sementara Van Nistelrooy bertahan mati-matian di dalam kotak penalti. Costa Curta menjaga striker Belanda itu dengan gigih dari belakang, mencegahnya berhadapan langsung dengan gawang.
Tampaknya Zanetti harus mengandalkan kemampuannya sendiri.
Namun pemain Argentina itu tiba-tiba mengoper rendah ke kotak penalti. Van Nistelrooy menggunakan tubuhnya untuk menghalangi Costa Curta yang berusaha mendesaknya. Dengan kaki kanannya yang panjang, striker Belanda itu menghentikan bola lalu meminjam momentum untuk menyapu ke kiri.
Ronaldo yang sebelumnya berada di luar kotak penalti tiba-tiba berhenti mendadak, berbalik badan, lalu meledak masuk kembali ke jantung pertahanan.
Operan Van Nistelrooy kebetulan berada di belakang Stam. Begitu Ronaldo melewati pemain Belanda itu, langsung menguasai bola. Satu sentuhan, percepatan mengejar, lalu tendangan keras langsung. Bola nyaris menyusur tiang kiri dan menyusup masuk ke gawang.
Proses gol ini terdengar panjang dan rumit, tapi sebenarnya kecepatan serangan balik Inter Milan sangat dahsyat. Begitu cepat sampai pertahanan AC Milan hampir tak sempat bereaksi, terutama Stam. Begitu menoleh, dia langsung menyaksikan Ronaldo mencetak gol.
“GOALLLLLLLLLLL!” Komentator berseru penuh semangat.
"Koordinasi serangan balik Inter Milan yang cantik, AC Milan hampir tak memiliki kemampuan perlawanan. Semua pemain mereka terkecoh oleh rangkaian koordinasi memusingkan Inter, terutama saat-saat terakhir ketika Stam dipermainkan lari bolak-balik Ronaldo, serta umpan silang Van Nistelrooy yang menindih Costa Curta, benar-benar menunjukkan keharmonisan tak terucap antara dia dan Ronaldo."
"Berbeda dengan Shevchenko dan Inzaghi yang terlihat tidak selaras. Justru karena kurangnya koordinasi di antara mereka, Inter berhasil merebut bola dan mengembangkan serangan balik hingga mencetak gol. Pantas saja dunia luar menjuluki mereka sebagai pasangan egois!"
Setelah mencetak gol, Ronaldo penuh semangat berlari ke arah Van Nistelrooy. Dua striker itu langsung berpelukan di dalam kotak penalti, lalu bersama-sama menyambut rekan setim Inter Milan yang berdatangan. Mereka semua terlihat sangat bersemangat.
"Menit ke-21, Inter Milan lebih dulu memecahkan kebuntuan di lapangan!!"
……
……
Di ruang VIP, Berlusconi, Moratti dan lainnya duduk bersama. Saat melihat Ronaldo mencetak gol, wajah mereka tiba-tiba berubah seperti kehilangan ayah dengan ekspresi yang sangat unik dan menarik.
Galliani diam-diam melirik Berlusconi. Mendapati Perdana Menteri Italia itu wajahnya suram, ia langsung membeku tak berani bersuara. Dia tahu, di saat seperti ini ucapan apapun bisa memicu ledakan gunung berapi amarah.
Setelah dua tiga puluh detik berlalu, barulah mereka melihat ekspresi Berlusconi mulai lega.
"Brengsek sialan itu, lihat betapa berbangganya dia!" geram Berlusconi mengumpat.
Yang dimakinya tak lain adalah Yang Chengzhuo yang merayakan gol Ronaldo di depan mata semua orang - timnya sendiri yang mencetak gol pembuka. Meski gerakan merayakan Yang Chengzhuo terlihat sama sekali tidak berlebihan, bagi mereka, setiap perayaan musuh ini adalah penghinaan.
Galliani dan Moratti saling memandang, melihat kepasrahan dan senyum pahit di mata masing-masing.
Mereka terpaksa mengakui, sejak Yang Chengzhuo datang ke Inter Milan, tim ini muncul dengan cepat. Dulu mereka tak bisa menghentikan kebangkitan Inter, kini juga tak mampu mencegah laju Legiun Nerazzurri yang menghancurkan segala rintangan.
Seperti dikatakan dunia luar, Serie A selama empat tahun terakhir benar-benar memasuki Dinasti Nerazzurri yang dirintis Yang Chengzhuo. Situasi ini mencapai puncaknya di musim ini. Sebagai lawan, mereka hanya bisa menyaksikan Inter memecahkan satu demi satu rekor dengan tangan kosong.
“Brengsek sialan!” Moggi juga mengutuk dengan geram.
……
……
Di belakang bangku pelatih tim tamu, fans AC Milan sedang membuang barang-barang ke arah bangku pelatih di bawah; segala sesuatu yang ada di tangan mereka - tisu, gelas plastik, biji buah, bahkan botol air kosong.
Mereka juga memaki Yang Chengzhuo dengan kata-kata kotor penuh kedengkian, bahkan seolah ingin mencabik-cabik langsung orang Tionghoa ini di depan mata mereka. Tidak, mungkin bahkan itu belum cukup untuk melampiaskan kebencian.
Para polisi di depan pagar pembatas bergandengan tangan dengan sigap, sesekali menoleh memastikan ketenangan pemuda di bangku pelatih tim tamu yang membuat mereka takjub.
Diteriaki dan dihina oleh puluhan ribu penonton di seluruh stadion, bahkan dilempar barang-barang, dia tetap berdiri tak bergeming. Keberaniannya ini saja sudah cukup membuat orang kagum.
Meski kepolisian telah memberikan penilaian tinggi terhadap respons fans, mereka akhirnya menyadari amarah fans AC Milan jauh melampaui perkiraan. Seluruh tribun stadion dipenuhi sampah yang beterbangan, polisi hanya bisa menghalangi tanpa mampu menghentikan.
"Masuklah untuk bersembunyi sebentar?" usul Benitez di bangku pelatih dengan senyum pahit.
Tisu yang berjatuhan di atas kepala bagai salju, terkadang disertai benda-benda tak jelas. Meski tak agresif, situasinya tetap berbahaya. Ditambah teriakan kutukan yang kacau balau, cukup membuat siapapun mengurungkan niat - setidaknya ingin menghindar.
Tapi Yang Chengzhuo tidak. Dia menggelengkan kepala, menjawab datar, "Tidak perlu!"
Seketika, Benitez dan yang lain merasa ketakutan mereka terlihat sangat pengecut dan takut-takut.
Yang Chengzhuo yang pertama merasakan dampak saja tidak takut, apa yang perlu kami takuti?
Bahkan jika semua fans pengacau turun, orang pertama yang akan dikalahkan adalah Yang Chengzhuo. Dia saja tidak mundur, buat apa para asisten ini mundur?
"Sekumpulan pecundang! Jika mereka pikir cara ini bisa membuat kami takut, berarti mereka terlalu menganggap diri sendiri!" Kata Yang Chengzhuo sambil menoleh dan mengamati sekilas tribun penonton dengan pandangan meremehkan.
Meski tak mengucap sepatah kata pun, gerakan menolehnya saja sudah memicu kutukan dan serangan lebih sengit dari fans yang ingin menenggelamkan brengsek ini dalam air liur!
Bukannya mundur, Yang Chengzhuo malah melangkah beberapa langkah ke depan.
“Hei, kalian mau apa? Ini lagi pertandingan! Terus maju ke depan, beri aku serangan terus-menerus, Bersiap dirilah, bikin lebih banyak gol!” Yang Cheng berteriak pada pemain di lapangan.
Para asisten di belakang mendengar ini serentak tersenyum pahit, tapi keluar dari bangku pelatih dan serempak berdiri di sampingnya.
Para pemain setelah kick-off ulang merasakan suasana TKP yang mencekam, serangan mereka mulai melambat. Tapi melihat Yang Cheng tetap berdiri di luar meskipun diterjang teriakan, tiba-tiba mereka semua merasa harus lebih berani.
Bos saja tidak takut, kami takut apa?
Dengan bangkitnya kembali Inter Milan, AC Milan yang baru saja merasa stabil langsung mendapat Guncangan hebat. Legiun Nerazzurri dengan cepat menguasai kembali alur pertandingan.
Hal ini seketika membuat fans Rossoneri di tribun kembali meledak. Mereka berharap bisa menggunakan semangat yang mereka ciptakan untuk mengganggu lawan, bahkan membuat jantung mereka copot, terutama ketika mereka merasa lawan sama sekali tidak takut, mereka akan semakin bersemangat.
Yang Chengzhuo berpikir, cara terbaik untuk melawan orang seperti ini adalah dengan awalnya mengabaikan mereka, membiarkan mereka bersiul, mengutuk, melempar, tidak peduli, tidak terpengaruh, dan melanjutkan pertandingan.
Lalu, ketika sudah kembali mengendalikan pertandingan dan berhasil mencetak gol, mereka akan menyadari bahwa semua usaha mereka sia-sia, tidak berguna, dan mulai merasa semangat turun, kehilangan motivasi.
Saat itulah, majulah langsung ke depan, berikan dua tamparan krek krek, lalu tanyakan, "Kakak, Puas nggak?"
