Ketika Ferguson memimpin tim keluar dari Bandara Malpensa, para wartawan yang telah menunggu di TKP langsung berhamburan mendekat.
"Halo Sir Ferguson, apakah Anda yakin akan memenangkan pertandingan ini?"
"Yang Chengzhuo mengatakan pasti akan mengalahkan MU di kandang sendiri, bagaimana pendapat Anda?"
"Sebelumnya Anda menuduh UEFA melakukan kecurangan dalam hasil undian, apakah Anda memiliki bukti konkret?"
Para wartawan meluncurkan segudang pertanyaan, namun Ferguson sama sekali tidak menjawab. Ia terus berjalan maju sementara satpam tim berusaha menghalau kerumunan wartawan.
Sejak Skandal Sepatu Terbang MU, hubungan Ferguson dengan media menjadi sangat tegang. Kecuali ketika ingin meluapkan kemarahan atau kritik, mustahil menyedot informasi apapun dari retorikanya.
Sebaliknya, sebagai murid andalannya, David Beckham yang berkonflik dengan Ferguson kini sepenuhnya menjadi komoditas hype di pasar transfer. Bahkan semua orang memprediksi bahwa tujuan berikutnya adalah Real Madrid, karena ketertarikan Florentino Pérez padanya sudah menjadi rahasia umum di jalanan.
Seluruh anggota Manchester United keluar dari ruang tunggu keberangkatan. Di luar, puluhan fans Inter Milan sekonyong-konyong memasang sebuah spanduk bertuliskan: "Preman tua, kali ini kau takkan bertahan hidup meninggalkan kota Milan!"
Ferguson melihat spanduk itu sempat membeku sejenak, lalu terkekeh getir sambil menunjuk ke arah para fans itu. "Kembalilah beri tahu Sang Kaisar sialan itu, DIA PASTI MATI di pertandingan ini!"
Usai bicara, dia langsung mengabaikan kelompok fans itu dan naik ke bus tim yang sudah disiapkan, meluncur menuju hotel tempat Manchester United menginap.
Yang Cheng yang berada di markas Pinatina, setengah jam kemudian menerima ucapan ini dari Ferguson, terkekeh ringan.
"Ferguson adalah senior yang sangat layak dihormati, dia pernah meraih pencapaian tinggi di bidang sepakbola. Manchester United juga tim top, baik dalam serangan maupun pertahanan. Setiap posisi mereka diisi pemain terbaik, sekaligus membentuk keseluruhan yang penuh kemampuan tempur. Jadi tim mana pun yang berhadapan dengan mereka pasti akan kesulitan."
"Tapi bagi kami ini tak ada bedanya. Seandainya lawan bukan MU tapi tim lain, kami tetap akan bersikap hati-hati. Tak perlu dibuat heboh. Ferguson juga tak perlu mengulang trik kecil yang biasa dimainkannya di setiap laga - ini percuma bagi kami!"
“Ketika dihadapkan pada pertanyaan wartawan tentang apakah Inter Milan yang sudah meraih satu gelar Liga Champions, dan Yang Chengzhuo sendiri sudah dua kali membawa timnya lolos ke final Liga Champions serta menjadi juara, pencapaian yang sudah tergolong sangat tinggi di dunia sepakbola saat ini ini akan menimbulkan kejenuhan terhadap gelar dan penghargaan, Yang Chengzhuo menyangkalnya.”
“Bagi setiap pelatih kepala, memenangkan Liga Champions adalah tujuan terbesar seumur hidup mereka. Tidak akan pernah ada hari dimana mereka merasa muak, karena siapa pun pasti berharap bisa berdiri di puncak Eropa setiap tahunnya.”
……
……
“Aku yang main trik?” Ferguson berpura-pura bodong dengan kemampuan akting yang masih cukup baik, “Ada?” Setelah itu dia tertawa terbahak-bahak.
“Bagi saya, Yang Chengzhuo lebih penting dibanding tim Inter Milan ini, karena dia adalah pelatih kepala muda yang sangat brilian. Di usianya yang masih muda ini, kita semua masih bermain sepakbola, tapi dia justru memiliki visi visioner tentang sepakbola yang tak tertandingi oleh orang lain. Sepakbolanya sangat inspiratif.”
“Sebagai lawan, saya sangat menyaksikan sepakbola yang dimainkan Inter Milan musim ini. Sangat cantik, seperti karya seni, seimbang dalam menyerang dan bertahan, mencapai suatu keseimbangan. Keuntungan relatif mereka dibanding lawan lain adalah tidak terbebani liga domestik.”
Jelas Ferguson merujuk pada selisih poin Serie A saat ini. Gelar juara Inter Milan sudah tidak terhindarkan!
“Kita tidak bisa bertindak seperti Inter Milan. Mereka akan mengerahkan sepenuhnya untuk menyerang Liga Champions, tapi kita tidak boleh menyerah di liga. Ini berarti selain harus menangani Inter Milan, kita juga harus mengalahkan Arsenal, Liverpool dan Manchester City. Dari awal posisi kita sudah tidak menguntungkan.”
“Tapi kita tidak akan takut pada lawan mana pun. Meski ada kabar angin situasi kita berbahaya, pertandingan yang akan datang ini akan memberi jawaban yang memuaskan bagi semua orang. Karena saya tetap yakin, usaha dan pengorbanan ekstra akan membuat kita mengalahkan siapa pun!”
“Orang tua ini memang jagoan perang mulut, kadang mengagung-agungkan lawan, kadang memuji lawan, sehingga membuat timnya sendiri berada dalam posisi inferior, sekaligus memicu semangat juang dan moral tim.”
“Saat mengomentari skuad Inter Milan, Ferguson langsung menunjuk bahwa setiap posisi di tim ini sangat mengancam, baik duo striker Ronaldo dan Van Nistelrooy, maupun para gelandang.”
“Tapi jika harus memilih pemain paling berbahaya di Inter Milan, saya pilih Nedvěd. Dia pemain yang sulit dipahami, selalu bisa menemukan celah lawan dengan cerdas saat bergerak cepat, sekaligus menutupi kelemahan timnya sendiri. Performanya sangat stabil dan konsisten.”
……
……
“Seluruh dunia tahu, sayap kiri Manchester United adalah celah terbesar.”
Di ruang rapat markas Pinetina, suara tegas Yang Chengzhuo bergema. Semua pemain Inter Milan di bawahnya mendengarkan dengan serius, mempersiapkan diri untuk pertarungan abad ini yang akan datang.
"Apakah Ferguson sendiri tidak tahu?" Yang tersenyum balik bertanya, lalu terus menggelengkan kepala. "Tidak, dia tahu. Dia tahu sangat jelas, dan aku berani mengatakan dia lebih paham daripada siapa pun tentang celah di sayap kirinya. Baik O'Shea, Phil Neville, Silvestre, maupun Wes Brown - tak satu pun bisa memberinya rasa nyaman di posisi kiri."
"Kalian semua sudah melihat pertandingan terakhir MU yang membantai Liverpool 4-0. Pasti kalian menyadari satu hal: serangan MU terkonsentrasi di sayap kanan, membiarkan sayap kiri terbuka untuk diterjang Liverpool. Saat itu formasi pertahanan yang dia gunakan adalah Silvestre, Wes Brown, Ferdinand, dan Gary Neville."
"Apa artinya ini? Ini justru menunjukkan bahwa Ferguson sangat menyadari kelemahan timnya. Dia sengaja memanfaatkan kekurangan tersebut untuk memancing lawan! Liverpool menyerang sayap kiri mereka, itu persis sesuai rencananya!"
Taktik seperti ini juga pernah digunakan oleh Yang Chengzhuo sendiri. Pertama dengan sengaja menunjukkan celah yang masih bisa dikendalikan, memancing lawan untuk fokus menyerang titik lemah tersebut. Dengan begitu pertahanan jadi lebih mudah diatur, lalu memberikan serangan mematikan dari sisi lain.
Para pemain yang mendengar analisis Yang Chengzhuo mulai memahami gambaran besar, perlahan-lahan menebak mekanisme taktis yang digunakan.
"Jadi di pertandingan selanjutnya, karena Ferguson ingin kita serang sayap kanan, maka kita akan SERANG sayap kanan! Anderson, pertahankan penguasaan bola di area sayap kanan semaksimal mungkin untuk menarik tekanan pertahanan MU. Zanetti harus memberikan dukungan ofensif, tapi tetap waspada terhadap Ryan Giggs."
Kemampuan menggiring bola dengan kecepatan tinggi orang Wales ini benar-benar membuat pusing, apalagi di skuad Manchester United saat ini ada Verón dan David Beckham yang ahli dalam umpan lambung melintasi. Begitu memberi mereka kesempatan, bisa dipastikan MU tidak akan ragu melakukan umpan jauh ke sayap kiri.
Deco dan Zanetti langsung mengangguk setuju.
"Apa kita harus bentrok langsung dengan MU?" tanya Nedvěd dengan terkejut.
Perang pengurasan seperti ini sangat tidak disukai oleh Yang Chengzhuo.
Yang Chengzhuo terkekeh, "Menurutmu mungkin?"
Belum lagi gaya permainan yang tidak disukai Yang Chengzhuo, bahkan jika mengesampingkan taktik, kebugaran dan kondisi Inter Milan secara menyeluruh lebih unggul dari MU. Pasalnya, dua pekan sebelumnya setelah pertandingan timnas di putaran ke-27 Serie A, Inter Milan kandang 1:1 disamakan Roma. Alasannya karena Yang Chengzhuo mengirim pasukan cadangan dan tidak lagi menerapkan taktik pressing agresif di kandang sendiri.
Pertandingan itu sangat jelek, bahkan dijuluki sebagai pertandingan paling jelek sejak Yang Chengzhuo mengelola Inter Milan, tapi itu tidak penting. Yang penting, pasukan inti Inter Milan akhirnya bisa beristirahat, Ronaldo dan kawan-kawan bisa mengerahkan sepenuhnya untuk menghadapi Manchester United di Liga Champions di tengah pekan.
Sebaliknya Manchester United, di akhir pekan sebelumnya baru saja membantai Liverpool 4-0. Mayoritas pasukan inti mereka mendapatkan kesempatan starter, termasuk pertahanan sepenuhnya, Roy Keane, Giggs dan Diego Forlán yang bermain sepanjang pertandingan. Sementara Silvestre dan Beckham bermain 66 menit, Scholes 80 menit.
Karena itu secara menyeluruh, Inter Milan memiliki keunggulan kebugaran yang cukup signifikan.
Pada akhirnya, dua pekan hari pertandingan timnas dengan dua laga kualifikasi Piala Eropa, setelah bolak-balik melakukan perjalanan lalu bertempur sengit melawan Liverpool, lalu langsung terbang ke Milan tanpa henti. Yang Chengzhuo tidak percaya tim Ferguson benar-benar tak tergoyahkan.
Dalam situasi seperti ini, kalau dia masih frontal melawan Ferguson, bukankah itu tindakan orang bodoh?
……
……
Pada malam 8 April, Stadion Giuseppe Meazza menyambut kedatangan Setan Merah Manchester United dalam laga kandang Inter Milan.
Wasit utama tegak berdiri di tengah lapangan dengan peluit di mulut, mengawasi waktu. Di sisi kiri-kanannya, pemain Inter Milan dan MU sudah menyusun formasi dengan sigap layak menghadapi musuh besar. MU memenangkan hak tendangan pertama.
Untuk pertandingan ini, Inter Milan yang bermain di kandang sendiri mengerahkan pasukan inti mereka.
Kiper Buffon dijaga garis belakang Zambrotta (kiri), Nesta, Lúcio, dan Zanetti (kanan). Lini tengah diisi Emerson, Pirlo, Deco, dan Nedvěd. Duet striker dipercayakan kepada Ronaldo dan Van Nistelrooy.
"Ini tim dengan nilai pasar tertinggi saat ini, sama sekali tidak kalah dengan Real Madrid!" puji komentator langsung.
Manchester United juga mengerahkan pasukan inti mereka. Kiper adalah Barthez sang Dewa Pintu asal Prancis. Lini belakang terdiri dari Silvestre, Ferdinand, Wes Brown, dan Gary Neville di posisi bek kanan. Di lini tengah, Roy Keane dan Verón bermain lebih mundur, sementara Ryan Giggs, Paul Scholes, dan David Beckham bermain lebih maju. Diego Forlán sendiri menjadi ujung tombak di posisi paling depan.
Jika dilihat dari formasi posisi, formasi 4231 MU seolah-olah lebih dominan dibandingkan formasi 442 Inter Milan. Setidaknya mereka memiliki kontrol lebih baik di lini tengah. Tapi soal ini, MU sendiri tidak berani mengklaim keunggulan. Sebab empat gelandang bernomor 10 Inter Milan - dilihat dari aspek kontrol, operan, organisasi, hingga kreativitas - adalah yang terbaik di dunia sepakbola saat ini. Bahkan lini tengah emas MU pun enggan mengaku lebih unggul.
Sebenarnya, tebakan kedua pihak terhadap pasukan inti lawan tidak memiliki penyimpangan yang terlalu besar, bahkan prediksi media sebelum pertandingan juga cukup tepat. Bagaimanapun, tidak ada yang akan melakukan perubahan drastis secara tiba-tiba di menit-menit akhir.
Masalahnya, formasi pertahanan itu statis, sedangkan pemainnya bisa beradaptasi.
……
……
"Pertandingan dimulai! Wasit Swedia Anders Frisk membunyikan peluit. MU yang menguasai bola pertama langsung mengembalikan operan ke belakang. Inter Milan langsung menerjang maju, menyasar garis pertahanan MU."
"Rio Ferdinand menguasai bola, tidak menemukan celah untuk mengoper, terpaksa mengembalikan ke kiper Fabien Barthez di belakangnya. Kiper Prancis ini menghadapi tekanan Ronaldo, langsung melepaskan umpan jauh ke area tengah lapangan."
Emerson memenangkan duel udara melawan Paul Scholes, meraih kemenangan pertama Inter Milan dalam pertandingan ini. Ia langsung menyundul bola ke Andrea Pirlo yang berada tak jauh di depannya. Gelandang Italia ini langsung ditekan oleh David Beckham, lalu mengoperkan bola ke Deco di sisi kanan.
"Deco menguasai bola, berhadapan langsung dengan Roy Keane. Orang Brasil itu terlihat sama sekali tidak takut pada lawannya, menyambar lebih dulu sebelum Roy Keane, mengoper ke Nedvěd yang mundur ke area tengah. Pemain asal Ceko itu langsung melakukan operan satu sentuhan ke sisi kiri."
Zambrotta muncul secara mengejutkan di area kanan Manchester United. Saat itu tidak banyak bek lawan di hadapannya, karena sebelumnya serangan Inter Milan lebih fokus ke sisi kiri MU yang membuat Gary Neville terus merangsek ke tengah, sayap kanan kosong melompong.
Bek sayap asal Italia itu menggiring bola tanpa hambatan hingga ke sudut kiri kotak penalti. Melihat Van Nistelrooy dan Ronaldo sudah berada di wilayah terlarang, dia langsung melepaskan tembakan jarak jauh. Namun arahnya melenceng, bola menghantam jaring samping. Tendangan gawang untuk MU.
"Wah～～" Para Nerazzurri tetap menyambut tembakan Zambrotta dengan sorak-sorai gegap gempita dan dorongan!
Barthez kembali mengeluarkan tendangan gawang. Lúcio segera maju dan melakukan header langsung ke area depan. Van Nistelrooy mundur, mengontrol bola dengan dada sebelum melakukan putaran setengah badan dan mengirim umpan terobosan ke belakang Rio Ferdinand di tengah. Ronaldo menyusup cepat dari belakang, namun Barthez gesit maju dan berhasil mengamankan bola.
Hanya 2 menit kemudian, Ferdinand melakukan pelanggaran terhadap Van Nistelrooy di luar kotak penalti. Inter Milan mendapatkan kesempatan tendangan bebas di posisi strategis. Pirlo dengan yakin tampil sebagai eksekutor.
Eksekusi tendangannya presisi, namun terlalu fokus mengejar sudut sempit. Barthez menerjang dengan lompatan spektakuler dan berhasil menepis bola. Deco yang berada di kotak penalti melakukan tembakan susulan, namun dihalau Keane. Upaya penyelamatan tergesa Wes Brown juga kurang bertenaga. Van Nistelrooy yang menyusul dari belakang melepaskan tembakan rendah, kembali dihalau Ferdinand ke luar lapangan. Tendangan sudut untuk Inter.
"Setelah pertandingan dimulai, Inter Milan segera masuk ke status pertandingan. Sejak permulaan, mereka langsung melancarkan serangan gencar selama satu putaran. Manchester United terpaksa merapatkan pertahanan. Secara situasi pertandingan, serangan Inter sangat intens dan menciptakan banyak kesempatan, tapi pertahanan MU tetap stabil seperti biasa meski terlihat pasif."
Saat Ferguson melihat Ferdinand berhasil menyundul tendangan sudut Inter keluar wilayah terlarang, dia agak bersemangat. Dengan terkekeh, dia menatap ke arah Yang Chengzhuo yang berada jauh di seberang lapangan. Di matanya, bertahan dari tiga serangan pembuka Inter berarti pertandingan selanjutnya akan lebih mudah dihadapi.
Penelitian Yang Chengzhuo terhadap taktik MU sangat mendalam. Bukankah Ferguson juga melakukan hal yang sama?
Dalam babak penyisihan yang menargetkan lawan secara spesifik seperti ini, mempelajari dan meredam taktik lawan merupakan fondasi utama untuk bertahan di kompetisi piala.
"Target tandang Ferguson sangat sederhana: jika ada kesempatan, kejar gol, lalu bekukan gol Inter Milan."
"Dari proses pertandingan 10 menit pembukaan ini, para pemain MU masih menyelesaikannya dengan cukup baik."
"Seolah merasakan senyum Ferguson, Yang Chengzhuo juga memalingkan wajah. Melihat orang tua itu tersenyum, dia pun ikut terkekeh."
"Brengsek ini, delapan puluh persen mengira sudah menang!" Yang Chengzhuo terkekeh.
"Seandainya sedikit lebih emosional, pasti akan terstimulasi oleh senyum orang tua bermuka kilau merah itu. Tapi Yang tidak akan, karena dia tahu ini juga bagian dari taktik psikologis Ferguson."
"Memang benar seperti prediksimu, Ferguson tidak aktif menekan ke depan setelah pembukaan, tapi memilih taktik yang lebih tepat!" Paulus Bayer mengawasi lapangan sambil tersenyum.
“Itu karena dia cuma pengecut tak bergigi!” Yang Chengzhuo menggerutu sambil tersenyum. Dia justru lebih ingin MU menyerang terbuka agar bisa menang dengan mudah. Tapi...dia tahu Ferguson takkan melakukan itu.
“Dia sengaja membuka sayap kiri untuk kita serang. Lihat posisi Ryan Giggs yang terlalu maju, kurang perhatian ke pertahanan belakang. David Beckham malah bermain seperti gelandang kanan, sementara Roy Keane condong ke kiri dan terlibat aktif dalam pertahanan!” Visi taktis Benitez memang mengeraskan.
Yang Chengzhuo terus-menerus mengangguk, “Ini konspirasi-nya. Kita jangan sampai tertipu.”
Setelah berhenti sejenak, Yang melirik jam, “Paulus, beri tahu Emerson: Perlambat sedikit irama permainan!” Menurutnya tempo saat ini agak terlalu cepat.
"Dari segi teknisi, Inter Milan harus melebihi Manchester United, sehingga Inter Milan bisa sepenuhnya menarik irama permainan lebih lambat untuk memudahkan menunjukkan keunggulan teknis. Namun terlihat, irama Manchester United sejak awal juga tidak terlalu cepat."
"Alasannya mungkin karena para pemain mereka sudah kelelahan."
"Yang paling mengerikan dari pertandingan Manchester United sebenarnya bukan kemampuan teknik dan taktis mereka, tahukah kamu, Giuseppe?" Yang Chengzhuo bertanya kepada Bergomi di sampingnya, "Yang paling menakutkan adalah aura mereka - semacam kegilaan yang nyaris seperti maniak. Begitu mereka membangun momentum ini, tak ada yang bisa menghentikan. Bahkan jika unggul jauh sekalipun, hanya bisa diseimbangkan, bahkan dibalikkan."
"Hal ini mencapai puncaknya di tahun 1999. Namun setelah itu, Ferguson justru menggunakannya dengan semakin mahir."
Aura yang samar ini sebenarnya memiliki pengaruh nyata terhadap arah pertandingan, tidak ada yang bisa menyangkal pentingnya momentum psikologis ini.
Tiga tim terkuat di Eropa saat ini: Manchester United mengandalkan aura, Real Madrid fokus pada teknik, sementara Inter Milan paling seimbang. Masing-masing memiliki keunggulan tersendiri dan sulit menentukan yang lebih unggul, membuat mereka menjadi trio paling merepotkan di dunia sepakbola.
Yang Chengzhuo sangat memahami kemampuan MU ini. Setelah bertahun-tahun melawan Ferguson, ia tahu satu poin krusial: untuk membatasi MU, sama sekali tidak boleh memberi mereka kesempatan membangun momentum - bahkan satu menit pun.
Dengan kata lain, timnya harus membelenggu permainan MU sepanjang pertandingan, menerapkan tekanan di setiap lini untuk memutus koordinasi taktis mereka.
Begitu keunggulan aura tak terkalahkan itu hilang, ancaman tim Ferguson akan berkurang setidaknya sepertiga.
Langkah berikutnya adalah segera mengukuhkan keunggulan lewat gol!
Maka, Yang Chengzhuo segera mengeluarkan Pisau Pembantai Iblis-nya!
