"'Didier, lebih banyak gerakan tarik-ulur, lari lebih sering, manfaatkan keunggulan fisikmu untuk meredam bek lawan. Ya! Gunakan badan untuk menindihnya, pegang erat bola, tetap stabil, observasi sekitar... Nah, saat bek teralihkan, oper ke sekeliling yang sudah siap menyambut!'"
"Gerrard langsung menerobos cepat dari tengah medan. Drogba segera mengoper bola ke bawah kakinya."
"Gerrard tak memperlambat tempo untuk menguasai bola. Dengan tendangan keras, dia melesat ke depan, masuk ke wilayah terlarang, menyambar bola lalu menembak rendah yang menembus gawang Reina."
TKP langsung bergemuruh oleh tepuk tangan, semua orang memberikan aplaus untuk tembakan Gerrard, kecuali Reina.
Yang Chengzhuo tersenyum. Dari operan Riise yang menerobos dari sayap kiri tadi, mundurnya Drogba mengambil bola, gerakan Gerrard yang langsung menyambar ke depan seiring mundurnya striker Pantai Gading itu, keduanya membentuk counter-run keharmonisan tak terucap. Sampai pada umpan akurat Drogba itu, terlihat jelas koordinasi mereka mulai terbentuk.
Tapi bukan berarti tanpa masalah!
"Danny, seharusnya kau cari cara mengintervensi Didier, jangan biarkan dia mudah menguasai bola! Dan jangan coba-coba duel fisik, kau takkan menang!" ingat Yang Chengzhuo.
Para pemain di sekeliling pun tertawa terbahak, sementara Drogba hanya tersenyum kecut. Ia paham, Yang Chengzhuo sangat mengandalkannya.
Agger dari tim pengganti menghela frustasi. Bukankah pelatih sendiri yang menyuruh Drogba terus menggempurnya fisik, sekarang malah meminta mengurangi pergumulan fisik? Apa ini bukan cari-cari masalah?
Tapi Agger juga sadar, dirinya memang melakukan kesalahan.
Bukan berarti dia melakukan kesalahan, setidaknya dia langsung menutup sudut hadap gawang Didier Drogba, membuktikan kinerjanya bagus. Hanya saja dia tidak berhasil menghentikan Gerrard.
Semua defender sangat paham: JANGAN sampai membiarkan penyerang langsung berhadapan dengan gawang! Karena konsekuensinya akan membuat pertahanan benar-benar pasif - lawan punya terlalu banyak opsi: bisa oper bola atau menerobos sendiri. Saat itu terjadi, pertahanan akan sangat kerepotan. Oleh karena itu defender modern berusaha mati-matian mencegah penguasaan bola frontal.
Tapi penyerang juga mengerti: menguasai bola dengan posisi membopong sangat sulit untuk berbalik. Semua defender sekarang sangat waspada terhadap gerakan berputar ini. Bahkan sehebat Didier Drogba pun sulit melakukannya dengan mudah. Maka Yang Chengzhuo sangat menekankan satu hal dalam serangan: menciptakan kesempatan penguasaan bola frontal sebanyak mungkin.
Bayangkan jika ingin menghindari menguasai bola dengan posisi membopong, cara terbaik adalah menerima operan dari depan seperti saat Didier Drogba mundur tadi, mengoper ke Gerrard yang kemudian maju menerobos dengan posisi frontal. Dengan santai mengontrol bola lalu langsung menerjang ke wilayah terlarang, hampir mustahil dihentikan.
Cara lain adalah operan horizontal. Pada momen ini, Drogba kembali mundur mengambil bola. Setelah menerima umpan dari Glen Johnson di sayap kanan, ia menghentikan bola lalu melakukan operan silang ke sayap kiri. Cristiano Ronaldo yang sudah berada di posisi segera menyambut bola. Dengan lincah ia mempermainkan Finnan menggunakan gerakan dribbling penuh gaya yang mengalir deras dari bawah kakinya.
Tapi hasilnya? Finnan justru dengan mudah merebut bola!
"Hei Cristiano, kamu lagi akting di sirkus ya?" Teriak Yang Chengzhuo lagi dari pinggir lapangan latihan.
"Aku sudah sering mengingatkanmu, sederhana saja! Langsung gaspol, ambil momentum untuk melewati Finnan. Kenapa harus berhenti dulu buat pamer gerakan sirkus begitu?"
Cristiano Ronaldo terengah-engah mengangkat tangan, "Maaf, Bos!"
"Lain kali lebih hati-hati! Kalau ketahuan lagi, langsung latihan sprint 100 meter bolak-balik di pinggir lapangan!"
"Siap, Bos!"
Finnan sambil tertawa menggaruk-garuk kepala pemuda Portugal tampan itu saat lewat. "Kasihan juga, kayaknya elu jadi target pengawasan ketat si Bos tiap hari."
Tapi semua orang paham, kritikan tajam Yang Chengzhuo justru tanda harapan besar terhadap pemain tersebut.
Makanya banyak anggota tim yang malah antusias kena marah, seolah mendapat penilaian khusus dari pelatih.
"Tidak lihatkah Denílson era dulu yang terus dimarahi Yang Chengzhuo? Makin dimarahi malah jadi Pemain Terbaik Dunia. Ronaldo juga sering kena marah, tapi tetap meraih gelar Pemain Terbaik Dunia lagi."
Bisa dimarahi Yang Chengzhuo itu kehormatan besar! Jutaan fans ingin dimarahi tapi tak dapat kesempatan!
Lagipula, Yang Chengzhuo bukan Ferguson. Beliau selalu mengkritik persoalan teknis, bukan personal, dan hampir tak pernah mengumpat.
"Danny? Pasangan Murphy dan Finnan di sayap kanan kurang daya serang. Murphy kecepatannya payah, crossing Finnan bagus tapi jarang maju membantu serangan. Dia lebih ahli bertahan. Glen Johnson kemampuan ofensifnya menonjol, tapi pertahanannya berantakan." Benitez menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit. Seandainya bisa menyatukan kelebihan Finnan dan Glen Johnson dalam satu pemain, alangkah sempurnanya.
Yang Chengzhuo mengangguk, Danny Murphy adalah pemain serba bisa yang bisa bermain di sayap maupun tengah lapangan, teknisi-nya juga bagus. Dia dijuluki "pembunuh Manchester United" - entah kenapa setiap berhadapan dengan MU performanya langsung meledak?
"Sayap kiri Cristiano Ronaldo terlalu sering membawa bola. Riise punya kemampuan menerobos yang bagus karena memang berlatar belakang gelandang. Sedangkan di tengah lapangan, kehadiran Davids dan Hamann di belakang memungkinkan Gerrard maju dengan lebih tegas. Setelah sepenuhnya dibebaskan, performanya sangat menonjol."
Tampaknya Benitez sangat mengagumi pemain akademi Liverpool ini.
"Cristiano Ronaldo perlu dilatih bertahap. Tidak realistis mengharapkannya mengubah semua kebiasaan buruk sekaligus. Lebih baik biarkan dia merasakan konsekuensinya sendiri di pertandingan, nanti dia akan paham. Selanjutnya fokus observasi pada gerakan menerobos dari belakang Gerrard."
Tiba-tiba Yang Chengzhuo tersadar, "Jika Cristiano Ronaldo bisa mengeluarkan umpan saat menguasai bola di lini depan, mungkin akan menghasilkan efek yang bagus!"
“Di posisi vital baru bisa!” awalnya membeku, lalu mengangguk.
“Kami andal padamu!” Yang Cheng menunjuk Benitez sambil tersenyum.
Orang Spanyol itu menggelengkan kepala mengeluh, siapa suruhnya jadi asisten?
……
……
Usai sesi pelatihan siang hari, Yang Cheng langka pulang cepat dari Melwood, menyetir langsung ke Rumah Sakit Universitas Kerajaan Liverpool.
Beberapa kali dia ke sini, hafal medan langsung menuju ruang perawatan.
“Bagaimana kondisi persiapan operasi?” Pintu ruangan terbuka. Yang Cheng mengetuk pintu sambil tersenyum bertanya di ambang pintu.
Pasangan Hans dan Robben yang terbaring di ranjang menoleh. Yang terakhir memanggil "Bos", sementara Hans menyapa "Tuan Yang Cheng".
“Masih dalam persiapan pra-operasi!” Hans masih menunjukkan kecemasan.
Bagaimanapun ini prosedur operasi, pasti ada risiko terutama di area krusial.
“Tenang, tidak apa-apa. Rumah sakit ini bekerja sama dengan Universitas Liverpool, ada yang pernah memenangkan Hadiah Nobel Bidang Kedokteran di sana, sangat keren!” kata Yang Chengzhuo menghibur.
Robben dan Hans mengangguk serempak. Tentu saja mereka tidak tahu bahwa itu semua adalah hal yang terjadi sangat lama sekali.
Tak lama setelah Yang Chengzhuo tiba, seorang perawat datang memberi kabar bahwa operasi akan segera dimulai.
“Kuatkan hatimu, Arjen. Ini cuma mengangkat beberapa barang yang sejak awal bukan milikmu dari tubuhmu. Beberapa hari lagi pasti sudah aktif dan lincah lagi, tidak apa!” ujar Yang Chengzhuo sambil menarik tangan pemain itu.
Robben berbaring di ranjang rumah sakit, membiarkan perawat mendorongnya keluar sambil menggenggam erat tangan Yang Chengzhuo, lalu mengangguk setuju.
Operasinya tidak besar, tapi tetap memakan waktu tertentu. Yang Chengzhuo sempat keluar untuk makan, lalu kembali menggantikan pasangan Hans agar selalu ada satu orang yang berjaga di luar.
Setelah operasi selesai, Yang Chengzhuo sudah harus dipaksa kembali.
"Robben masih di bawah pengaruh bius, belum sadar, tapi dokter bilang operasinya sangat sukses!"
Menitipkan pasangan Hans di rumah sakit, Yang Chengzhuo buru-buru kembali ke basis pelatihan untuk mempersiapkan pertemuan taktis sebelum latihan sore.
……
……
"Setiap orang tulis satu ucapan restu, lalu keluarkan 5 poundsterling, taruh di podium ketua, cepat!"
Begitu Yang masuk ke ruang operasi, langsung berteriak ke arah para pemain yang gaduh di bawah.
Semua orang membeku sejenak, lalu segera memahami situasi.
"Bos, apa Arjen sudah dioperasi?" Hyypiä berdiri dan bertanya.
Yang mengangguk, "Lancar, operasinya sangat berhasil. Jadi kalian semua harus menulis ucapan restu, lalu keluarkan 5 poundsterling untuk beli bunga yang akan dikirim ke rumah sakit, sebagai tanda perhatian."
Para pemain di bawah serentak mengangguk setuju.
"Bagaimana kalau setelah latihan malam nanti kita bersama-sama menjenguknya di rumah sakit!" Gerrard berdiri mengusulkan.
"Benar, kita harus melihatnya!" Carragher menambahkan.
Para pemain senior lainnya juga merasa harus menjenguknya.
"Kalau begitu, nanti kalian sendiri yang mengorganisirnya. Lihat siapa yang mau ikut, serahkan padamu, Sami!" perintah Yang Chengzhuo.
Hyypiä mengangguk setuju. Sebagai kapten tim, memang sudah seharusnya dia menanggung tanggung jawab seperti ini.
Selanjutnya Yang Chengzhuo memulai pertemuan taktis. Utamanya menganalisis dan memberikan komentar tentang performa para pemain selama beberapa hari terakhir dalam pelatihan, mencakup evaluasi setiap pemain di tiga garis utama tim.
Kombinasi bek tengah Hyypiä dan Carragher menunjukkan efek penyesuaian yang cukup baik. Pengalaman bertahun-tahun bekerja sama membuat mereka saling mengenal dengan baik, meski Carragher sebelumnya lebih sering bermain di sayap. Adaptasi ke posisi tengah masih terasa kurang nyaman, namun Yang Cheng percaya akumulasi waktu dan pengalaman akan membuat performanya semakin membaik.
Di sayap untuk sementara, Glen Johnson dan Leighton? Baines belum memiliki kekuatan untuk menjadi pasukan inti. Riise dan Finnan akan menjadi pilihan utama, tapi Yang Chengzhuo juga akan memberikan lebih banyak kesempatan kepada dua pemain muda ini untuk menciptakan tekanan yang cukup besar bagi pemain inti, sehingga mendorong mereka meraih kemajuan.
Tiga gelandang pasti akan diisi oleh Hamann, Davids, dan Gerrard. Sementara Alou Diarra, Essien, dan Smicer hanya bisa menjadi pengganti. Smicer sendiri merupakan faktor ketidakpastian bagi Yang Chengzhuo. Pelatih masih berpikir kapan waktu terbaik untuk memainkannya.
Di garis depan, Didier Drogba menjadi inti taktik dengan posisi di tengah. Cristiano Ronaldo bermain di sayap kiri. Selama absennya Robben, Yang Chengzhuo mencoba Murphy dan Kuyt di sayap kanan, namun keduanya lebih berfungsi sebagai penghubung permainan ketimbang mampu menciptakan ruang guncangan seperti saat Robben menarik mundur bek lawan.
Dengan formasi seperti ini, fokus serangan Yang Chengzhuo di musim baru akan bertumpu pada Steven Gerrard.
Serangan sayap, manfaatkan Didier Drogba sebagai titik tumpu, Gerrard menyusup dari belakang untuk menyerang!
Untuk memangkas jarak antar-pemain, Yang Chengzhuo juga mencoba memajukan garis pertahanan 5 meter. Tidak boleh terlalu jauh karena garis belakang Liverpool saat ini mungkin sulit bertahan.
Intinya, Liverpool tidak punya Lúcio, Hyypiä juga bukan Nesta, jadi tidak bisa mencapai level Inter Milan.
Keuntungan memajukan garis pertahanan: memperpendek jarak antar-pemain, plus strategi Liverpool yang memajukan bek sayap. Pertahanan maju juga mempersingkat jarak lari bek sayap, menghemat pengeluaran energi.
Menurut rencana Yang Chengzhuo, idealnya garis pertahanan dimajukan sejauh mungkin. Tapi bagaimana jika menghadapi striker cepat dengan pengumpan hebat? Sialan! Langsung mainkan pertahanan-balik: satu umpan lambung ke striker cepat, setiap serangan pasti tepat sasaran!
Kadang-kadang seorang pelatih kepala harus membuat keputusan dengan mempertimbangkan kepentingan umum, bahkan harus berpikir masalah dari sudut penyusunan strategi perang untuk satu season.
Contohnya, membiarkan garis belakang tidak maju ke depan memang bisa, tapi takut pengeluaran energi bek sayap terlalu parah, terutama karena Liga Primer tidak punya masa liburan musim dingin, cedera tak bisa dihindari akan menyusul, nilai akhirnya akan terpengaruh.
Tentu saja, Yang Chengzhuo adalah pelatih kepala bertipe ofensif, dia tidak akan menyerah pada taktik bek sayap maju ke depan, oleh karena itu menurutnya memajukan posisi 5-10 meter tergantung pengalaman lawan, jika menemukan yang cocok, langsung menindih di wilayah mereka untuk bertarung juga bukan masalah, bukan?
Lagipula ada Didier Drogba si makhluk sihir segala-galanya ini, gimana caranya pun bisa!
Sebagai seorang pelatih kepala, Yang Chengzhuo sangat percaya satu hal: arah pemikiran menentukan jalan keluar, ketinggian menentukan kedalaman, strategi jangka panjang menentukan akhir cerita!
Dia percaya Liverpool akan memiliki akhir yang sangat bagus!
“Kalian semua harus mengingat satu hal dengan erat, menanamkannya dalam-dalam di kepala, bahwa serang tidak pernah sekadar transaksi 'sekali pukul'. Karena jika kau menyia-nyiakan satu kesempatan, itu sama saja memberi lawan kesempatan. Ini berarti melukai diri sendiri sekaligus menguntungkan lawan kita.”
“Jadi kuharap saat menyerang kita bisa lebih sabar, lebih banyak mengamati rekan di sekitar. Terutama kamu, Chris, ingat! Saat main bola angkat kepala, harus observasi. Kita di tim yang sama, kau yang harus menyatu dengan keseluruhan tim, bukan tim yang berputar mengitarimu. Paham maksudku?”
Cristiano Ronaldo wajahnya memerah, mengangguk tanda paham.
“Mengembalikan operan, bukan berarti serangan gagal. Ini adalah proses penyesuaian. Operan balik yang tepat justru bisa menarik garis pertahanan lawan, membantu kita menemukan celah di pertahanan mereka.”
"Tapi begitu menemukan celah lawan, seranglah, pukul dengan keras tanpa ragu, jangan ada sedikitpun keraguan. Karena jika gagal, masih ada rekan satu tim di sampingmu."
"Kalian semua harus paham satu hal: sepakbola adalah olahraga tim. Jika kehilangan bola, semua harus segera melakukan pressing balik. Karena apa yang kalian lakukan sekarang, saat kalian kehilangan bola, rekanmu juga akan melakukan hal yang sama. Barulah ini bisa memastikan kualitas pertahanan kita, paham?"
Para pemain satu per satu terus-menerus mengangguk.
Sebelumnya dalam pertemuan taktis, Yang Chengzhuo berulang kali menekankan pentingnya memperlambat sistem pertahanan lawan. Berinvestasi aktif dalam pressing balik adalah taktik memperlambat terbaik yang bisa memberi waktu lebih bagi tim untuk mengorganisir pertahanan.
Yang Chengzhuo yakin betul bahwa detail taktis harus ditanamkan sejak awal, sedikit demi sedikit, membuat mereka perlahan menghafal. Bahkan dalam pelatihan pun harus dituntut dengan ketat dan dikontrol, membiarkan mereka beradaptasi dengan detail-detail ini hingga menjadi kebiasaan. Saat tiba di lapangan, semuanya akan terwujud perlahan.
Anggota-anggota yang pakai Sistem Kebut Semalam pasti berakhir tragis!
……
……
Saat Arjen Robben bangun, hari sudah malam. Langit telah gelap.
Tapi ruangan tiba-tiba dipenuhi banyak orang!
"Bangun!" Kapten Hyypiä bertanya sambil tersenyum ke arah Robben.
Si Sayap Terbang Belanda itu terlihat agak kesakitan, ingin bergerak.
"Jangan bergerak! Dokter bilang kamu Tidak bisa bergerak!" Ayah Hans segera mengingatkan.
"Kalian... Kok pada datang?" Robben terheran-heran.
Bukan cuma rekan satu tim utama, tapi juga tim pelatih, dan sang Bos yang sedang bersandar di jendela sambil tersenyum.
Karena ruang perawatan sempit, para pemain terpaksa bergantian masuk menjenguknya, menanyakan kondisinya, dan mendoakan kesembuhan cepat agar bisa kembali ke tim. Setiap pemain membawa setangkai bunga dengan tulisan doa, membuat kamar Robben penuh bunga beraroma semerbak.
"Terima kasih, Bos!" Setelah mengirim pergi rekan satu tim, Robben memandang penuh syukur ke Yang Chengzhuo.
Yang tertawa getir, "Ini bukan urusanku, mereka datang spontan!"
Robben mengangguk. Di usia 19 tahun, meski masih muda, dia bukan Bodoh yang tak bisa berpikir.
Tapi kalau Yang tak mau mengakui kebaikan ini, dia pun tak akan memaksanya. Terlalu BANGSAT kalau masih diperpanjang, bukan?
Tapi dalam hati akan mengingatnya.
"Pulihkan dirimu baik-baik. Begitu lukanya sembuh, segera kembali ke tim. Sudah kusiapkan pelatihan terpisah untuk mempercepat pemulihan. Percayalah, nama pasti ada di daftar tur Asia!" kata Yang sambil tersenyum.
"Robben adalah pemain yang telah kuitipkan harapan besar, mustahil bagiku membiarkannya melewatkan momen kritis selama pra-musim ini."
"Tentu saja, premisnya tergantung pada pendapat dokter dan dokter tim."
"Aku tahu, terima kasih, Bos!"
Yang Chengzhuo mengangguk. Untuk biaya pengobatan Robben, klub telah membeli asuransi untuk para pemain sehingga perusahaan asuransi akan menanggung sebagian besar biaya. Sisa biaya kecilnya, klub juga akan membantu menanggung sebagian. Dengan demikian, beban finansial yang jatuh pada Robben sangat minim, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada.
Klub juga telah memilihkan tempat tinggal untuknya, menyediakan beberapa opsi rumah lengkap dengan foto-foto untuk dipilih. Ini memudahkan Robben pindah ke sana selama masa pemulihan, sekaligus memungkinkan pasangan Hans merawat kebutuhan hariannya di Liverpool.
Hans telah memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya untuk khusus menangani urusan Robben. Ia akan menjabat sebagai manajer Robben.
Selain Robben, Norman Gard juga dengan efisien memenuhi permintaan Yang Chengzhuo dengan mencari tempat tinggal yang cocok untuk semua pemain baru yang bergabung. Baik itu apartemen lajang maupun manor untuk yang membawa keluarga, dia selalu bisa menemukan beberapa opsi lokasi untuk dipilih pemain.
Ini semua hal sepele, tapi justru hal-hal kecil seperti inilah yang sering mengalihkan perhatian pemain dan menyebabkan performa mereka buruk di lapangan. Oleh karena itu, di klub manapun Yang Chengzhuo melatih, dia selalu menjadikan penempatan pemain sebagai prioritas utama, serta mewajibkan klub untuk aktif menanggung tanggung jawab ini.
Sejujurnya, klub yang lahir dan besar di kota setempat pasti lebih paham medan. Tapi bagaimana dengan orang-orang seperti Yang Chengzhuo, Robben, atau Cristiano Ronaldo yang baru pertama kali datang? Siapa yang tahu situasi sebenarnya?
Dengan klub yang proaktif mengurus hal-hal kecil ini, biayanya tidak besar tapi bisa mempercepat adaptasi pemain, mempererat hubungan, serta menumbuhkan rasa memiliki sehingga mereka bisa fokus total pada pelatihan dan pertandingan.
Setelah mempertimbangkan untung rugi, Yang Chengzhuo merasa ini benar-benar lebih hemat. Tidak paham lah kenapa sebagian besar tim tidak melakukannya?
