Saat Yang Chengzhuo dan Kepala Eksekutif bersama-sama mengangkat tinggi kaos Liverpool dengan nama sang pejabat di punggung, seluruh tempat pertemuan langsung bergemuruh sorak-sorai, hampir seribu tamu undangan bertepuk tangan serempak memberi aplaus untuk keduanya.
Seharusnya ini menjadi tugas kapten tim Hyypiä atau pemain seperti Gerrard, namun klub mengubahnya menjadi Yang Chengzhuo demi kebutuhan promosi. Hal ini langsung membuka babak awal pesta amal The Reds.
Yang Chengzhuo dan Kepala Eksekutif saling berpelukan, kemudian Kepala Eksekutif memberikan sambutan untuk pesta makan malam amal malam ini.
Kepala Eksekutif pertama-tama memperkenalkan identitasnya, menyatakan diri sebagai fans Liverpool, mewakili Hong Kong menyambut kedatangan klub, sekaligus memuji inisiatif amal Liverpool sebagai hal yang sangat bermakna. Inilah alasan mengapa ia terlibat langsung.
Selanjutnya ia juga membahas mengenai SARS, mengapresiasi kontribusi Yang Chengzhuo baik di dalam maupun luar negeri selama periode ini. Ia menyerukan semua pihak untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan amal.
“Acara ini selain menampilkan Liverpool sebagai tokoh utama hari ini, juga mengundang banyak selebritas fans seperti Andy Lau, Eason Chan, dan lainnya. Meski beberapa di antaranya bukan fans The Reds, mereka sangat mendukung kedatangan tim ke Hong Kong untuk bertanding.”
“Ketika acara berlangsung di bagian tengah, Andy Lau dan Didier Drogba muncul bersama di atas panggung. Yang Chengzhuo duduk di bawah, terkekeh-kekeh melihatnya.”
“Kamu ketawa apa?” Rick Parry terlihat bingung.
“Ada yang lucu dari Drogba berdiri bersama selebritas Tionghoa ini?”
“Tidak ditanya mungkin tidak apa-apa, begitu ditanya, Yang Chengzhuo langsung tertawa tak bisa berhenti.”
“Menurutmu, mana yang lebih tampan di antara mereka berdua?” tanya Yang Chengzhuo.
“Rick Parry membeku, ‘Apakah ini masih perlu ditanyakan?’”
“Belakangan Yang Chengzhuo mulai keranjingan Weibo. Ia memotret foto ini dengan ponsel dan mengunggahnya ke Weibo dengan keterangan: ‘Ketika Andy Lau Afrika bertemu Andy Lau Asia, menurut kalian siapa yang lebih ganteng?’”
“Begitu diunggah, langsung sekelompok besar fans mengejar postingannya.”
“Masih perlu ditanya? Pasti Andy Lau yang paling keren!” Ini pasti penggemar dalam negeri.
“Tetap Sang Kaisar yang paling keren!” Ini pasti penggemar Yang Chengzhuo.
“Keduanya keren!” Ini penggemar siapa lagi?
Sejumlah selebritas pencinta sepakbola ini juga tampil di hadapan publik. Ada yang menyanyi, menari, masing-masing mempersembahkan program hiburan. Layaknya penggemar biasa, mereka membuat penonton yang menyaksikan pemandangan ini melalui Siaran Langsung teriak-teriak kegirangan, semakin tidak sabar menanti pertandingan besok.
Perlu diketahui, bagian terpenting pertandingan besok adalah kehadiran Alan Tam, Natalis Chan, Eric Tsang, Andy Lau dan lainnya yang akan berperan sebagai komentator di TKP. Mereka semua akan memberikan penjelasan langsung dan komentar tentang pertandingan ini. Kepala Eksekutif juga menyatakan akan hadir langsung.
Seluruh acara malam berjalan dengan penuh semangat, seluruh anggota Liverpool juga giat menyerukan, sementara Asosiasi Sepak Bola Hong Kong menyumbangkan semua pendapatan acara setelah dikurangi sebagian kecil biaya operasional, yang sepenuhnya digunakan untuk kegiatan amal. Hal ini membuat banyak media memberikan penilaian bagus kepada Liverpool.
Berbeda dengan Real Madrid yang datang ke Asia dalam periode yang sama, hampir setiap mata rantai aktivitas mereka memerlukan uang. Bahkan fans yang ingin menonton latihan mereka harus membeli tiket masuk, wartawan yang ingin mewawancarai juga harus berbayar, dan sebagainya. Singkatnya, aroma bau tembaga melekat di setiap aspek operasional mereka, membuat penilaian dunia luar terhadap kedua tim ini sama sekali berbeda.
Meskipun Real Madrid lebih unggul dalam hal menghasilkan uang, dan Liverpool lebih menonjol dalam hal penilaian positif, namun dalam hal pengaruh, Liverpool yang memiliki sedikit bintang justru tidak kalah dari Real Madrid.
Alasan utamanya, ini adalah Asia—markas besar Yang Chengzhuo. Di sini, terutama di Tiongkok, dia memiliki keunggulan alami. Bahkan di wilayah seperti Jepang, Korea, dan Singapura, daya tarik Yang Chengzhuo jauh melampaui bintang-bintang Real Madrid seperti David Beckham, Zinedine Zidane, Luís Figo, Michael Owen, dan Denílson. Apalagi jika dibandingkan dengan pelatih kepala Queiroz yang sengaja direkrut Florentino Pérez.
Setiap kali menyaksikan pemandangan ini, Florentino Pérez merasa agak tidak enak. Bagaimana tidak, dia sudah berkali-kali hampir bersinggungan dengan Yang Chengzhuo. Terkadang dia benar-benar tidak mengerti: Sebenarnya apa yang salah?
……
……
Tidak berbeda jauh dengan dua pertandingan pemanasan sebelumnya, dalam laga kali ini Yang Chengzhuo tetap menggunakan taktik 433. Susunan pemainnya: kiper Reina, lini belakang Riise, Hyypiä, Carragher, Finnan. Gelandang diisi Hamann, Davids, dan Gerrard. Sayap dipercayakan kepada Cristiano Ronaldo muda dan Robben, dengan Didier Drogba sebagai ujung tombak.
Kalangan luar juga umum berhipotesis, ini seharusnya adalah pasukan inti yang dititipkan harapan besar oleh Yang Chengzhuo musim ini.
Namun terlihat jelas, Hong Kong United baik dari segi kekuatan maupun kontrol suasana, sama sekali tidak bisa menciptakan ancaman bagi Liverpool. Sejak awal pertandingan, Yang Chengzhuo sudah meminta timnya untuk maju ke depan dan melancarkan Serangan Ganas sejak detik pertama.
Menit ke-14, Liverpool terus menindih Hong Kong United di wilayah sendiri dengan serangan gencar. Davids merebut bola dari serangan balik Hong Kong di sisi kiri, lalu mengoper ke Didier Drogba yang mundur. Striker Pantai Gading ini dengan kokoh menggunakan raganya untuk menghadang bek belakang, kemudian mengirim umpan terobosan ke Gerrard yang berakselerasi dari belakang.
Dengan penguasaan bola frontal dan umpan presisi Drogba, Gerrard hampir tidak perlu menyesuaikan langkah. Setelah menyambar bola, dia langsung menerobos ke depan dengan momentum, berakselerasi mengejar umpan sendiri, menembus pertahanan Hong Kong, lalu melesakkan tembakan rendah spektakuler ke sudut gawang. 1:0!
Liverpool yang mencetak gol terus melanjutkan tekanan, terutama koordinasi antara Gerrard dan Drogba. Kedua pemain ini terlihat semakin meningkat baik kondisi fisik maupun keharmonisan tak terucap. Dibandingkan dua pertandingan pemanasan sebelumnya, kerja sama mereka terlihat jauh lebih selaras.
Menit ke-22, Drogba kembali menerima umpan silang dari Riise di sebelah kiri di dalam kotak penalti, lalu menyundul bola ke belakang ke Gerrard yang berada di luar kotak penalti. Gerrard mengontrol bola dengan dada di depan area penalti sebelum melepaskan tembakan keras yang langsung membobol gawang, 2-0!
Setelah mencetak dua gol beruntun, Gerrard dengan penuh semangat berlari merayakan bersama Drogba. Keduanya jelas merasakan bagaimana taktik baru Yang Chengzhuo ini memaksimalkan permainan mereka. Peran Drogba sebagai target man sangat menonjol, sementara kemampuan playmaking Gerrard benar-benar terlihat - setidaknya sekarang ia bisa fokus sepenuh hati ke serangan.
Musim lalu dalam sistem taktik Houllier, saat menyerang dia tidak bisa terlalu menekan ke depan karena harus khawatir apakah bisa kembali ke posisi saat bertahan. Tapi di musim ini dengan taktik baru Yang Chengzhuo, sama sekali tidak ada kekhawatiran seperti ini, memungkinkannya mengerahkan semua kekuatan layaknya singa yang marah keluar dari sangkar!
Setelah kebobolan dua gol, Hong Kong United jelas mulai ingin bermain tradisional. Tapi Didier Drogba di menit ke-37 menerima crossing akurat dari sayap kanan Gerrard lalu menyundul masuk, kembali mengumumkan kegagalan pertahanan lawan, 3-0!
Gol-gol beruntun ini membakar semangat fans di tribun. Mereka bersorak-sorai gegap gempita untuk Liverpool, juga memberi apresiasi untuk Hong Kong United yang sudah berjuang maksimal - meski kesenjangan kekuatan antara kedua pihak terlalu besar.
Pada istirahat tengah, Yang Chengzhuo langsung menggantikan sebagian besar pemain dengan pemain cadangan. Baroš, Kuyt, dan Davids juga akhirnya mencetak gol, mengunci skor di 6-0. Liverpool meraih kemenangan besar yang memuaskan.
……
……
"Halo, Kaisar. Apa pandanganmu tentang pertandingan ketiga tur Asia ini? Wilayah mana yang memuaskan, dan aspek apa yang masih kurang?" tanya seorang wartawan Inggris yang ikut dalam rombongan sambil berdiri.
"Semuanya memuaskan!" Jawaban satu kalimat Yang Cheng ini membuat para wartawan yang hadir tertawa. "Kami masih dalam penyesuaian. Menurutku pertandingan ini tidak bisa menjelaskan masalah apa pun. Tetap seperti yang kukatakan sebelumnya – kita masih dalam masa penyesuaian."
"Permisi Kaisar. Kami semua memperhatikan bahwa dalam empat pertandingan pemanasan Liverpool, gaya bermain tim ini tampak sama sekali berbeda dengan tim-tim yang pernah Anda latih sebelumnya. Terlihat lebih sederhana namun lebih cepat. Apakah ini tindakan bertujuan dari Anda? Ataukah mereka belum bisa menjalankan konsep Anda?" tanya seorang wartawan Italia.
"Kami orang Tionghoa memiliki dua pepatah: 'Bersamaan dengan perkembangan zaman' dan 'menyesuaikan diri dengan adat setempat'. Artinya ketika berada di suatu wilayah, kita harus menyatu dengan kebiasaan lokal. Gaya bermain Liga Primer Inggris sangat berbeda dengan Serie A maupun Bundesliga. Saya tidak melihat masalah dengan cara bermain seperti ini di Inggris."
"Seperti yang selalu saya katakan, kami masih dalam proses penyesuaian dan mencari konfigurasi taktis yang paling cocok. Saya yakin seiring dimulainya liga, performa kami akan semakin membaik. Sebelum itu, nilai pertandingan pemanasan tidak bisa menjadi patokan."
Para wartawan serentak mengangguk. Mustahil tim yang mengalami tukar darah besar-besaran bisa langsung menyatu sempurna.
"Bagaimana penilaian Anda terhadap performa Gerrard? Belakangan ini dia tampil sangat gemilang."
Yang Chengzhuo tersenyum, "Dia akan menjadi pemain luar biasa. Menurut saya kita tidak boleh membatasi keinginan menyerangnya atau mengorbankan bakat ofensifnya. Justru saya berharap bisa melihat penampilan yang semakin baik darinya!"
"Tapi dibandingkan dengan para pemain muda di kedua sayap, Cristiano Ronaldo dan Robben terlihat cenderung lesu. Banyak ahli merasa aneh dengan keputusanmu menempatkan mereka. Cristiano Ronaldo biasa bermain di sayap kanan saat di Portugal, sedangkan Robben menguasai sayap kiri di Belanda. Tapi di sini kamu justru menukar posisi mereka. Ini..."
Wartawan itu bertanya dengan tersirat, memberi Yang Chengzhuo ruang untuk bermanuver tanpa mengungkit langsung. Di Eropa, beberapa koran mulai mengulas kebijakan penempatan pemain yang dilakukan pelatih muda ini.
Robben yang sebelumnya tak tertandingi di sayap kiri Belanda tiba-tiba dipindahkan ke kanan oleh Yang Chengzhuo. Begitu pula dengan Cristiano Ronaldo yang dibalik posisinya. Langkah tak lazim ini membuat banyak orang kesulitan memahami strategi tersembunyi sang pelatih.
"Saya tetap pada pendirian: kita sedang dalam proses penyesuaian. Saya sangat paham apa yang sedang dikerjakan, yang tidak mengerti justru pihak luar. Karena itu saya tidak akan menanggapi komentar-komentar tidak substansial. Waktu saya lebih berharga untuk fokus mengurus tim."
“Pertanyaan terakhir, menurutmu apakah Liverpool punya kemungkinan menjuarai liga musim ini?” tanya wartawan.
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, “Aku tahu banyak dari kalian terus mengatakan target kita adalah juara liga, seolah-olah kegagalan meraih gelar berarti kekalahan. Tapi aku ingin mengingatkan semua orang: target utama musim ini adalah kembali ke zona kualifikasi Liga Champions, yaitu peringkat empat besar liga.”
Setelah berhenti sejenak, Yang Chengzhuo berkata: “Aku tidak akan mengatakan kami tidak ingin menjadi juara. Prajurit yang tidak bercita-cita menjadi jenderal bukan prajurit baik. Kami haus akan gelar juara, tapi bukan berarti kami terlalu tinggi menetapkan target. Aku ingin kita semua menyadari dengan jelas: masih ada kesenjangan kekuatan antara kita dan klub-klub lainnya. Kita harus lebih fokus daripada rival dalam memenangkan setiap pertandingan. Hanya dengan ini, kita bisa meraih peringkat bagus.”
“Soal gelar juara? Aku tak pernah memikirkannya. Yang kuperhatikan hanyalah: bisakah kita meraih kemenangan di setiap laga!”
Wartawan di TKP langsung membalas dengan tepuk tangan. Yang Chengzhuo berdiri, setelah berpamitan dengan para wartawan, meninggalkan lokasi konferensi pers di Stadion Hong Kong.
……
……
Terbang langsung dari Hong Kong ke Amsterdam, Belanda, Liverpool mengejar Piala Amsterdam yang paling dihargai oleh Yang Chengzhuo sebagai pertandingan pemanasan. Selain tuan rumah Ajax, trio tim lain yang ikut kompetisi musim ini adalah juara Serie A Inter Milan dan klub elite La Liga Valencia - semuanya tim elite Eropa berkekuatan kelas satu.
Reuni Yang dengan guild lamanya menjadi bahan hype sensasional. Namun dalam penjadwalan, pertandingan putaran pertama mempertemukan Ajax vs Liverpool dan Inter Milan vs Valencia. Sementara di babak kedua, Inter Milan akan bermain melawan Ajax, Liverpool bertarung dengan Valencia.
Dengan demikian, Yang secara tidak sengaja hampir bersinggungan dengan Inter Milan.
Namun berada di kota yang sama, setelah tiba di Amsterdam, Yang Chengzhuo segera menyempatkan diri berkunjung ke hotel yang dijadikan markas Inter Milan untuk bertemu dengan rekan seperjuangan yang belum lama ini masih berjuang bersama.
Seluruh anggota Inter Milan menyambut kedatangan Yang Chengzhuo dengan hangat. Banyak pemain yang mengobrol panjang dengannya, membahas kondisi terkini di Liverpool sambil menunjukkan perhatian terhadap situasinya, membuat para wartawan di luar merasakan ikatan persahabatan yang sangat erat di antara mereka.
Di dunia sepakbola yang semakin pragmatis, sangat jarang menemukan sosok seperti yang dilakukan Yang Chengzhuo.
Pertandingan pertama, Inter Milan menghadapi Valencia. Dengan dua gol dari Ronaldo dan Van Nistelrooy, Inter Milan meraih kemenangan mutlak 3-0. Legiun Nerazzurri menunjukkan kontrol lapangan yang kuat, terutama di musim ini di mana mereka tetap mempertahankan gaya taktis Yang Chengzhuo tanpa melakukan rekrutmen besar-besaran.
Taktik Bergomi tidak berbeda jauh dengan era Yang Chengzhuo. Barulah setelah unggul 3-0, Bergomi menggantikan Van Nistelrooy dengan Cordoba dan menerapkan taktik pertahanan-balik, membuat orang tersadar: "Oh, rupanya ini bukan lagi Inter Milan yang dilatih Yang!"
"Andai terus menekan, skor bisa lebih besar!" keluh Yang Chengzhuo dengan sedih.
Benitez menepuk bahunya, mulai memahami perasaan campur aduk pelatih muda itu di tengah situasi rumit ini.
Bagaimanapun juga, Inter Milan adalah tim yang diukir langsung oleh tangan Yang Chengzhuo, dan mereka tetap menjadi tim terkuat di dunia sepak bola saat ini, tak ada tandingannya. Namun gaya kepelatihan Bergomi yang sedikit tradisional tetap membuat Yang merasa kecewa.
Sebelumnya dia sudah berkali-kali mengingatkan Bergomi, tetapi beberapa sistem keseimbangan memang tidak bisa diubah.
Apalagi, Yang Chengzhuo sendiri juga sibuk dengan masalahnya sendiri.
Liverpool bertemu Ajax, Koeman menggunakan formasi 433 yang biasa dipakai. Pemain-pemain legenda seperti Ibrahimovic, Van der Vaart, Sneijder, Pienaar, Maxwell, dan Trabelsi semuanya tampil. Yang Chengzhuo pun mengerahkan pasukan inti tanpa keraguan, berharap bisa menguji kekuatan timnya melalui ujian dari Ajax.
Tapi setelah 90 menit pertandingan, kedua tim ternyata bermain imbang 0:0.
Liverpool menciptakan beberapa peluang mencetak gol dalam pertandingan ini, namun semuanya terlepas percuma. Ajax justru memanfaatkan koordinasi yang lebih mahir dan harmonis, mendominasi alur permainan. Sebagai tuan rumah, mereka tampil lebih agresif. Serangan Liverpool masih terlihat kacau balau.
Justru pertahanan tim yang menjadi sorotan. Kombinasi Hyypiä dan Carragher melalui proses ujian dan penyesuaian dalam beberapa pertandingan pemanasan, kini semakin kompak. Beberapa kali berhasil menghentikan tembakan Van der Vaart dan Ibrahimovic, terutama mantan pemain pertama yang mengenakan ban kapten itu. Van der Vaart tampil sebagai pemain paling menyilaukan sepanjang laga.
0:0! Kedua tim gagal mencetak gol. Yang Chengzhuo tak bisa berkata-kata!
……
……
Di pertandingan kedua, Inter Milan dengan gemilang mengalahkan Ajax 3-0. Dua kemenangan beruntun plus 6 gol mengantarkan mereka merebut Piala Amsterdam. Namun di laga pamungkas, Liverpool justru tumbang 0-1 dari Valencia pimpinan Koeman.
Pertandingan kali ini kedua tim menunjukkan pertahanan yang solid. Liverpool melakukan penyesuaian taktis dengan Smicer menggantikan Hamann sebagai starter, Yang Cheng ingin memanfaatkan passing akurat pemain asal Ceko untuk menciptakan peluang. Namun Valencia sukses menekan lini tengah Liverpool, membuat duel sengit terjadi di tengah lapangan tanpa keuntungan bagi kedua pihak.
Di babak kedua Yang Cheng melakukan perubahan: Murphy masuk menggantikan Smicer. Formasi Liverpool beralih ke 442. Cristiano Ronaldo ditarik ke posisi gelandang kanan, Murphy mengisi sisi kiri. Gerrard dan Davids membentuk duo gelandang tengah, sementara Robben ditempatkan di depan sebagai partner Didier Drogba.
Formasi 442 yang lebih umum digunakan membuat para pemain tampil lebih nyaman. Permainan terlihat lebih terorganisir dengan kecepatan dan dribel tajam Robben yang efektif, ditambah ancaman header Drogba di kotak penalti. Namun kombinasi Ronaldo-Finnan di sisi kanan masih kurang mematikan, masalah over-dribbling pemuda Portugal itu belum juga membaik.
Di sisi kiri, kombinasi Riise dan Murphy ditambah kehadiran Arjen Robben di depan justru menunjukkan daya hancur. Mereka menciptakan beberapa peluang dan ancaman, meski akhirnya gagal mencetak gol.
Valencia malah berhasil memanfaatkan serangan balik. Vinsent melakukan dribel di sayap kiri lalu memberikan crossing akurat. Tembakan buru-buru Mista terlihat lemah tak berdaya dengan sudut yang langsung mengarah ke Dudek.
Namun Dudek melakukan kesalahan fatal. Kesalahan penilaiannya justru membuahkan hasil: alih-alih menangkap bola dengan tangan, ia secara tak terduga mengangkat kaki untuk menghalau. Akibatnya, tembakan tak disengaja Mista justru berbuah gol.
Dengan demikian, Liverpool tumbang 0-1 dari Valencia.
Dua kekalahan beruntun, 0 gol dicetak dan 1 kebobolan. Meski performa tur Asia cukup memuaskan, Liverpool justru mengekspos banyak kelemahan di Piala Amsterdam, terutama di sektor serangan.
Pertahanan seharusnya tergolong cukup kokoh, dengan segitiga besi di lini tengah yang terdiri dari anggota-anggota tangguh mampu lari dan rebut bola. Intervensi Liverpool sangat tepat, tekanan pada lini belakang relatif kecil. Ditambah lagi Riise, Hyypiä, Carragher, dan Finnan yang merupakan bintang kompeten dengan pengalaman melimpah, sehingga pertahanan Liverpool tidak perlu dikhawatirkan.
Namun di sisi serangan, terlihat ada masalah yang cukup besar.
Tapi dunia luar juga tidak memberikan tekanan berlebihan. Soalnya masih ada 2 minggu lagi sebelum liga dimulai. Justru bagus kalau masalah terungkap sekarang, tinggal lihat bagaimana Yang Chengzhuo akan menyelesaikannya.
