Sepanjang perjalanan, Yang Chengzhuo tak menyadari bagaimana ia bisa pulang ke rumah.
Di dalam otaknya masih bergema suara Danmo Gerrard yang baru saja terdengar di depan Pintu Gerbang Shankly. Meski terkesan datar, setiap kata yang diucapkannya sarat dengan emosi mendalam. Ini membuat Yang Chengzhuo semakin mengenal sisi progresif sang kapten.
Tidak diragukan lagi, ini adalah pria yang takkan mungkin meninggalkan Liverpool seumur hidupnya!
Jelas juga, seperti dikatakan Ferguson, ini adalah pria yang hidup di bawah bayangan masa lalu!
Entah mengapa, semakin sering Yang Chengzhuo berinteraksi dengan orang-orang seperti ini, semakin ia merasakan keunikan warga Liverpool.
Dua tragedi paling memilukan dalam sejarah sepakbola - Tragedi Heysel dan Tragedi Hillsborough - ironisnya keduanya terkait Liverpool, dan yang mengejutkan, klub ini selalu memainkan peran tragis dalam kedua insiden tersebut.
Apakah ini kebetulan? Atau takdir yang tak terelakkan?
Ia masih ingat bagaimana Rick Parri mengatupkan gigi sambil berujar, "Orang Liverpool menghargai tradisi lebih dari segalanya, karena dalam hati setiap pendukungnya selalu terukir aib yang takkan pernah terhapuskan."
Meski tak sepenuhnya memahami makna kata-kata ini, ia bisa melihat kelompok ini masih belum lepas dari bayangan sejarah - tapi apakah mereka yang salah?
Mungkin, di mata orang luar, mereka yang terus terbelit dalam sejarah masa lalu adalah hal yang sangat bodoh. Tapi bagi Orang Liverpool, ini sama sekali tidak terasa bodoh. Karena di hati mereka, ada keadilan dan keteguhan yang menjadi milik mereka.
"Aku benar-benar tidak memahami mereka!" Yang Chengzhuo duduk bersandar di sofa dengan kening berkerut, menengadahkan kepala. Bahu terasa agak pegal.
Jika saat ini ada seseorang yang mau memijat bahunya, betapa nyamannya pasti.
Begitu niat ini muncul, tiba-tiba sepasang tangan lembut menyentuh bahunya. Aroma segar menyergap hidung. Sangat familiar. Tekniknya masih agak kaku, tapi tekanan jarinya pas. Membuatnya langsung menutup mata menikmati.
"Nyaman tidak?" tanya Sienna.
Yang Chengzhuo mengangguk sambil mengeluarkan suara "Hmm", wajahnya penuh kepuasan.
“Lihat betapa puasnya kamu!” Sienna menggerutu sambil tersenyum, tapi justru semakin giat.
“Kamu bilang tadi, tidak memahami mereka, siapa sih?” tanyanya penuh perhatian.
Yang Chengzhuo tetap merem-melek, bergumam: “Orang Liverpool!”
“Iya!” Sienna langsung menyetujui, “Bukan hanya kamu, kita juga sama-sama tidak paham mereka.”
Bahkan Sienna yang besar di Inggris saja berkata begitu, apalagi orang lain?
“Mereka termasuk kelompok fans paling unik di Inggris!” ujar Sienna.
Yang Chengzhuo hanya mengangguk, tak melanjutkan pembicaraan.
“Kalah dari MU, tekanan berat ya?” tanyanya khawatir. Karena ini, dia sengaja menetap di Liverpool. Jika tidak, sekarang pasti sudah di London.
Yang Chengzhuo tersenyum percaya diri, “Aku masih bisa menahan!”
“Aku tahu!” kata Sienna, “Kamu tak pernah mengecewakan siapa pun, kan?”
Yang Chengzhuo diam. Di kepalanya bergolak berbagai persiapan yang harus dilakukan.
Setelah menyelesaikan pertandingan ke-12 Liga, Liverpool berada di posisi ke-4 Liga Primer Inggris. Dengan melihat prestasi ini, kondisi tim saat ini, dan tingkat penyesuaian tim, Yang Cheng sepenuhnya yakin bisa mempertahankan posisi ini. Tapi apakah cukup hanya berada di peringkat 4?
Menurutnya tidak cukup. Bahkan tidak hanya tidak cukup, dia bahkan ingin mendapatkan lebih banyak lagi.
Dia pernah mengatakan akan menjatuhkan Manchester United dari takhta. Dia akan bertanggung jawab atas ucapannya itu.
Di masa liburan musim dingin, perlu merekrut seorang gelandang organisasi untuk memperkuat kreativitas lini tengah tim. Mengurangi satu gelandang bertahan untuk meningkatkan efisiensi operasional lini tengah, sehingga tim bisa lebih baik dalam mengendalikan permainan.
Dengan adanya gelandang yang bisa mengontrol irama permainan, Liverpool tidak akan kehilangan kendali. Meski bukan level setara Xabi Alonso, minimal harus bisa menguasai ritme permainan. Inilah yang paling mendesak dibutuhkan Liverpool saat ini.
Awalnya Yang Chengzhuo ingin membina Alou Diarra, namun gelandang ini terlalu muda. Memang ada potensi, tapi kurang pengalaman. Dari segi jangka panjang layak dibina, namun mengharapkannya bisa bersinar dalam waktu dekat jelas mustahil.
Oper bola Vladimir Smicer cukup bagus, tapi fisiknya lemah, sering cedera, plus kemampuan mengontrol irama permainan juga buruk. Bukan tipe pemain yang diinginkan Yang. Setelah eksperimen selama beberapa bulan, akhirnya dia dimasukkan ke daftar hitam.
Davids, Hamann, dan Essien lebih berperan sebagai defender. Gerrard adalah penyerang tipe menyusup dari belakang - senjata andalan Yang Chengzhuo di lini tengah. Murphy berperan sebagai pemain serbaguna, sedangkan Robben dan Cristiano Ronaldo lebih sering jadi penyerang sayap.
Dari sudut pandang ini, lini tengah Liverpool memang dipenuhi bakat.
Untuk organisator lini tengah, bisa dibilang barang langka di pasar transfer. Setiap tim sangat menghargai, contohnya Valerón dari Deportivo La Coruña, Micoud dari Werder Bremen, semuanya organisator lini tengah yang hebat. Tapi untuk mendapatkannya, harganya benar-benar tidak biasa. Dengan kondisi keuangan Liverpool saat ini, mustahil.
Oleh karena itu, Yang Chengzhuo terpaksa mengincar pemain yang saat ini belum begitu terpandang namun tetap memiliki kemampuan tersebut. Siapa sangka organisator lini tengah sudah menjadi masalah utama Liverpool?
Tanpa disadari, sambil terus berpikir, Yang Chengzhuo akhirnya tertidur lelap dalam pijatan relaksasi Sienna.
……
……
Sienna sangat memahami Inggris. Dia juga mengerti media Inggris, terutama dalam beberapa tahun terakhir ini pemahamannya terhadap media sepakbola Inggris sangat mendalam. Jadi dia sangat tahu, kekalahan Liverpool 0-1 dari MU di kandang sendiri pasti akan diserang keras oleh media.
"Ya, Liverpool mendominasi keunggulan, Manchester United menang tanpa kharisma tim kuat. Tapi semua itu bukan poin penting. Yang penting, Liverpool jatuh ke Peringkat 4 sementara MU merangkak naik ke puncak Liga Primer. Jika media yang suka mengikuti arah angin masih belum tahu siapa yang harus diserang dan siapa yang diagung-agungkan, itu benar-benar terlalu buruk."
Memikirkan ini, Sienna merasa Yang Cheng sama sekali tidak sepadan. Sudah mengerjakan begitu banyak persoalan, masih harus menerima semua ini, sungguh tidak sepadan.
"Kamu sudah makan?" Sienna bertanya dengan kata-kata lembut.
Tapi Yang Cheng tidak menjawab.
Dia berjinjit mengangkat tumit, menjulurkan kepala untuk melihat wajahnya. Ditemukannya anggota ini ternyata tertidur lelap dengan nyaman, bahkan masih mendengkur.
"Tukang ganggu!" Sienna mengutuk, tapi ekspresinya tetap tersenyum.
Berjalan ke depan sofa, dengan lembut melepas sepatunya yang berada di kaki, memapahnya berbaring di sofa, lalu pergi ke ruangan mengambil selimut tipis untuk menutupinya. Meski siang hari di Liverpool pada bulan November masih terasa segar, namun saat malam tiba, udara mulai terasa agak dingin. Jika tidak berhati-hati, sangat mudah terserang flu ringan.
Setelah menutupinya dengan rapat, ia duduk di sofa sambil mengulurkan tangan membelai wajahnya. Janggutnya sepertinya sudah beberapa hari tidak dicukur, terasa agak kasar. Tapi seluruh penampilannya justru terlihat lebih maskulin, menunjukkan kedewasaan dan kematangan yang matang sepenuhnya.
Masih teringat pertemuan pertama mereka di pesawat Frankfurt-London. Saat itu ia tak sengaja membuka koper perjalanannya, menyebabkan pakaian dalam perempuan berhamburan mengenai seluruh tubuhnya. Suasana yang sangat canggung waktu itu, sama sekali tidak menyangka suatu hari hubungan mereka akan berkembang sedekat ini.
Sebenarnya bagian mana dari dirinya yang membuatku menyukainya?
Sienna sendiri juga tidak bisa menjelaskan, tapi dia menyukainya. Merasa senang saat melihatnya, seluruh hati menjadi tenang, seolah semua masalah sirna.
Setelah melalui pembaptisan film box office Hollywood seperti 【Pirates of the Caribbean】, wanita yang dijuluki "Cantik Nomor Satu Britania" ini tak kekurangan pelamar. Tapi setiap kali, dia selalu tak tahan membandingkan mereka dengan Yang Chengzhuo di hatinya. Hasilnya? Semua dikeluarkan dari permainan.
Mungkin cinta memang terkadang begitu menyebalkan.
……
……
Pagi hari di Liverpool diselimuti kabut hujan. Jendela-jendela tertutup lapisan abu-abu suram.
Setelah semalaman meringkuk di sofa, Yang Chengzhuo terbangun dengan pegal seluruh badan. Matanya terbuka melihat Sienna masih terlelap di pelukannya - mereka berdua memang semalam berdesakan di sofa sempit itu.
“Sungguh kesempatan emas terlewat!” gumam Yang Chengzhuo dalam hati saat melihat pakaian mereka masih rapi.
Begitu sadar, reaksi fisiologis pria normal di pagi hari membuat kulitnya terasa gerah. Tangannya mulai menyelinap masuk ke dalam kaos oblong lengan panjang bergaris ketat Sienna, meraba wilayah yang hanya pernah dia jelajahi.
“Kamu mau mati ya, pagi-pagi begini!” Sienna membuka mata sambil mencubit punggung tangan yang lancang itu, membuatnya buru-buru menarik kembali anggota tubuh nakalnya - tipikal berani berniat mesum tapi takut bertindak.
“Hehe... Lama kita nggak mesra-mesraan,” goda Yang Chengzhuo dengan muka tembok.
Sienna melotot sambil membayangkan headline koran: [Pelatih Jenius Ternyata Playboy]. Tapi hati kecilnya berbunga-bunga, karena sisi liar ini hanya miliknya. “Mampus lu!” hardiknya sambil memalingkan wajah yang mulai merah.
Yang Chengzhuo membalikkan badan, dalam rintihan tertekan, langsung menindihnya di sofa.
"“Berat sekali, jangan menindihku!”" Sienna menepuk-nepuk punggungnya pelan.
"“Aku mau menindih, terus menindih!”" Yang Chengzhuo menggerak-gerakkan tubuhnya, terutama gesekan membakar tulang dan menghanyutkan jiwa dari raga yang nyaris menempel, membuat Sienna meleleh. Si cantik itu pipinya memerah, terlihat luar biasa hijau.
"“Kamu mau mati ya? Kalau terus begini aku enggak urus lagi!”" Sienna menggenggam erat tangan Yang Chengzhuo yang seolah membawa listrik. Dia benar-benar tidak tahan dengan anggota ini yang selalu membuat seluruh tubuhnya sakit setiap kali bergulat, bahkan terakhir kali hampir berhasil menaklukkannya.
Bukan berarti dia tidak mau, hanya ada beberapa hal yang belum bisa dia lepaskan. Kalau tidak, seribu satu alasan pun siap dia kemukakan.
Melihat Yang Chengzhuo tak lagi bergerak-gerak, Sienna tahu ada ruang negosiasi. Yang Chengzhuo tak pernah memaksanya, jika tidak, pasti sudah lama "beradaptasi" dengannya. Ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu, berbisik pelan: "Pertukaran, kuberi kau layanan level tinggi."
Melihatnya menggerak-gerakkan tangan sendiri, Yang Chengzhuo tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Tidak mau, aku mau yang presidential level!"
"Presidential level apa itu?" Sienna tak paham, ini istilah yang hanya Yang Chengzhuo yang tahu.
"Aku yang akan mengajarkan!" Senyum Yang Chengzhuo mengembang, sikapnya persis seperti Hui Tailang yang sedang mengawasi ketat domba kesayangannya.
……
……
Kabut pagi belum juga sirna, tapi Yang Chengzhuo sudah mengenakan setelan olahraga berlengan panjang untuk berlari. Sebuah helm menutupi kepalanya, melindunginya dari gerimis yang mulai turun, meski wajahnya tetap basah kuyup.
Dia suka berpikir masalah saat berlari, ini sudah menjadi kebiasaan pribadi Yang Chengzhuo selama bertahun-tahun. Semakin lelah raganya, semakin cepat dan fleksibel otaknya bekerja. Banyak masalah justru terpecahkan saat berlari.
Realitas saat ini di Liga Primer sangat tidak menguntungkan Liverpool. Arsenal berada di puncak karir kepelatihan Wenger, meski kalah dari Liverpool dan kehilangan rekor 49 pertandingan tak terkalahkan, serta mengalami kemunduran di Liga Champions. Semua ini malah membuat Wenger lebih menghargai gelar juara liga.
Manchester United melepas dua bintang besar Verón dan David Beckham, juga gagal mendapatkan Ronaldinho dan Cristiano Ronaldo. Area tengah tim memang bermasalah, terutama dalam sektor serangan. Ferguson harus menyesuaikan strategi memasukkan bola ke area 32 meter. Tapi seperti peribahasa "unta mati masih lebih besar dari kuda", setidaknya MU tetap penantang terkuat di Liga Primer.
Chelsea relatif tidak terlalu diperhatikan. Ranieri yang memimpin skuad Chelsea saat ini bagaikan domba memimpin kawanan serigala. Yang Cheng tidak takut padanya, namun serigala itu terlalu ganas, daya mematikan mereka tetap kuat. Dalam situasi seperti ini, Chelsea belum tentu tidak menjadi faktor ketidakpastian dalam perebutan gelar Liga Primer.
Dari semua ini, rival terberat Liverpool pada dasarnya adalah mereka. Tim-tim seperti Newcastle United sepertinya hanya akan menjadi penonton biasa. Jika Liverpool masih ingin merebut gelar liga, ada dua hal yang harus dilakukan Yang Cheng.
Pertama, dari sisi konfigurasi tim, merekrut seorang gelandang organisasi untuk meningkatkan kreativitas dan kontrol di lini tengah, mengubah gaya bermain tradisional Liga Primer yang masih dipertahankan Liverpool saat ini. Jika tidak, semakin banyak tim yang menemukan cara menahan Liverpool, The Reds akan sulit bertahan lama, bahkan mungkin tidak bisa menjaga posisi empat besar.
Kedua, dari segi semangat tim, harus segera keluar dari Bayangan kekalahan di kandang sendiri dari MU. Kekalahan dalam Derby Inggris di kandang sendiri, baik bagi Yang Chengzhuo sendiri maupun seluruh anggota Liverpool, merupakan Bayangan yang harus segera diatasi, dan kembali menyatukan Liverpool menjadi The Reds yang tangguh tak tertandingi.
Bayangkan, jika bahkan Liverpool sendiri terpecah, bagaimana mungkin mengalahkan lawan?
Setelah memikirkan ini, dalam hati Yang Chengzhuo telah ada keputusan.
Menyadarkan diri dari pikiran, dia menemukan ada satu orang mengikuti di belakangnya.
Seorang pria perkasa standar Inggris, terlihat seperti orang Irlandia. Karena Liverpool memang merupakan imigran Irlandia, "kota" ini memiliki hubungan emosional yang erat dengan orang Irlandia. Banyak pemain dari daerah Irlandia yang suka berbakti di Liverpool.
“Halo?” Yang Chengzhuo memperlambat langkahnya dan bertanya.
“Halo, Tuan Yang Cheng!” Pria itu tersenyum lebar, “Saya juga tinggal di kompleks perumahan sekitar sini. Saya fans Liverpool, panggil saja Twining. Saya mantan tentara!”
Yang Chengzhuo berhenti, langsung mengangguk, “Halo, apa yang bisa saya bantu?”
Matanya menjaring sosok pria perkasa Inggris ini, Yang Cheng tak bisa menahan perasaan haru: Sungguh tinggi besar dan kekar. Jika ini penjahat, dirinya tak sanggup menangkis. Postur tubuhnya pun terlihat sangat lincah.
Tapi dia merasa nyaman dengan tindakan keamanan kompleks ini – alasan utama memilih tempat tinggal ini dulu.
“Saya hanya melihat Tuan setiap hari terus berlari, jadi mendekat untuk berkenalan!” Twining tersenyum polos.
“Terima kasih!”
Percakapan mereka minim, terus lari perlahan ke depan.
“Tuan Yang Cheng, menurut Anda, bisakah kita menjuarai liga musim ini?” tanya Twining.
Yang Cheng tak tahu harus menjawab apa. Di momen seperti ini, sulit baginya menyatakan “bisa” atau “tidak bisa”.
“Aku kemarin malam nonton pertandingan di Anfield, sayangnya kita kalah dari MU. Setelah pulang, aku membuat keputusan!”
Yang Chengzhuo memalingkan wajah ke arahnya.
“Aku memutuskan untuk berdoa bagi Liverpool dengan caraku sendiri. Mulai sekarang, aku akan berlari mengunjungi setiap stadion tim-tim Inggris. Saat ini sudah ada empat partner Liverpool yang siap ikut. Di setiap wilayah yang kami kunjungi, kami akan berfoto membawa bendera tim Liverpool dan dikirim ke jaringan.”
Awalnya Yang Chengzhuo hanya mendengarkan, tapi tiba-tiba ia berhenti berlari.
“Aneh ya?” kata Twenning sambil menyindir diri.
“Awalnya kami juga merasa ini akan jadi bahan tertawaan. Tapi setelah pensiun, aku jadi pengangguran. Tak punya keahlian khusus selain kabur - ini hasil latihan di kesatuan dulu. Jadi kupakai cara ini untuk memberi dukungan pada Liverpool. Aku juga berharap bisa datang ke setiap stadion, membawa keberuntungan untuk tim saat bertanding di kandang lawan.”
Setelah bicara, Twenning tersenyum memandang Yang Chengzhuo. “Apakah kami terlihat sangat bodoh?”
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala.
"Sekelompok pengangguran, tidak ada pekerjaan, tidak ada keluarga besar, bahkan kehidupan pun menjadi masalah..." Twining tersenyum saat menceritakan kondisinya sendiri, tapi senyumnya dipenuhi kepahitan.
Sebagai kota yang telah lama merosot, Liverpool memiliki populasi pengangguran sangat tinggi - sekitar 7%, dan ekonomi kota ini telah lama tidak secemerlang era dulu.
Dunia luar bahkan ada yang menjadikan ini bahan candaan: Di tahun 80-an ekonomi Liverpool hancur dengan tingkat pengangguran unggul di Inggris, tapi setidaknya mereka masih punya sepakbola yang layak dibanggakan. Kini Liverpool tetap memiliki pengangguran tinggi dan ekonomi lesu, namun sepakbola mereka pun tenggelam bersama ekonomi mereka.
Twining adalah fans Liverpool paling biasa dan paling dasar dari lapisan terbawah.
Setelah berhenti sejenak, Twining baru mengungkapkan keinginannya: "...Aku tidak ingin, pada akhirnya, bahkan sepakbola pun hilang!"
Ucapan ini terasa sangat berat, dan Yang Chengzhuo mendengarkannya dengan perasaan sama beratnya.
Dia diam di tempat, memandangi Tenang berlari ke depan. Yang Chengzhuo tak tahu harus berkata apa.
Meski skala kota Liverpool tak sebesar London, Birmingham, atau Manchester, kota ini memiliki karakter dan cita rasa unik yang tak dimiliki kota lain - aroma khas Liverpool.
Karakter ini mengkristal dari setiap warga kota, lalu menurun ke tim sepakbola Liverpool.
Yang Chengzhuo hanya berdiri sebentar, lalu mempercepat langkah mengejarnya. Tak lama, ia berhasil menyusul Tenang yang terkekeh melihat kehadirannya.
"Pergilah, aku mendukungmu!" ujar Yang Chengzhuo sambil tersenyum.
Tenang mengangguk mantap, "Aku pasti bisa menyelesaikannya! Cuma 1000-an kilometer. Akan kuselesaikan dalam waktu tercepat!" Ucapnya disambut tawa lebar.
Pada detik ini, langit Liverpool yang misterius seolah diterbangkan angin, menghalau awan cumulonimbus yang menindih kota, menyembulkan secercah sinar keemasan. Cahaya ini memberikan kehangatan di hati bagi kota industri yang dingin dan suram ini.
