22 November, Liga Primer yang telah istirahat dua pekan memulai kembali pertempuran. Liverpool yang bertanding di kandang lawan disamakan 0:0 oleh Middlesbrough. Dengan MU, Arsenal, Chelsea, dan Newcastle United berhasil mengalahkan lawan masing-masing, tim Yang Chengzhuo terlempar dari 4 besar liga ke posisi kelima.
Seketika, seluruh Inggris meledak.
Inikah Yang Chengzhuo yang serba bisa itu?
Inikah Liverpool yang tak terkalahkan itu?
Banyak media-media otoritatif di Inggris mulai melakukan serangkaian tuduhan terhadap Yang Chengzhuo. Jika bukan karena popularitasnya yang sangat tinggi, mungkin bukan sekadar kritikan biasa, melainkan serangan keras. Mereka jelas-jelas beranggapan bahwa Liverpool di bawah kepelatihan Yang Chengzhuo, meski serangannya lebih agresif dibanding era Houllier dan permainannya lebih menarik secara visual, namun stabilitas tim justru semakin tidak terkendali.
Terutama dalam beberapa pekan terakhir, Liverpool mulai masuki fase penurunan seiring dengan perubahan iklim yang semakin dingin.
"Sudah kami peringatkan sebelumnya, meski taktik Yang Chengzhuo ini terlihat gemilang di awal musim, tapi seiring berjalannya kompetisi, dia akan menyadari bahwa kebugaran para pemain sama sekali tidak cukup untuk bertahan sepanjang musim. Dua pertandingan terakhir dengan hasil sekali kalah dan sekali imbang, yang secara bertahap memperlebar selisih poin dengan puncak klasemen, adalah bukti paling nyata!"
Serangan keras dari dunia luar membuat Liverpool mengalahkan Steaua București 3-0 di kandang sendiri dan lolos ke 32 besar dengan dominasi mutlak. Hingga titik ini, jadwal Piala Alliance telah mencapai jeda, menunggu hingga babak grup Liga Champions ditentukan. 8 tim peringkat ketiga grup akan masuk Piala Alliance, bergabung dengan 24 tim yang lolos dari babak kedua untuk membentuk 32 tim, lalu dilakukan pengundian ulang.
Pertempuran akan dimulai kembali pada akhir Februari, yang merupakan kabar baik bagi Liverpool.
Tepat setelah menyelesaikan pertandingan Piala Alliance, sebelum menjamu Birmingham City di kandang, Yang Chengzhuo mengadakan pertemuan internal tim.
……
……
"Beberapa hari lalu saat sedang berlari, aku bertemu dengan seorang fans Liverpool!"
Di ruang rapat lantai dua gedung pelatihan Melwood, Yang Chengzhuo duduk berhadapan dengan seluruh anggota tim. Dengan pernyataan yang telah dipersiapkannya, ia menceritakan pengalaman pribadinya kala itu.
"Dia mengatakan, dia berharap bisa berjalan kaki mengelilingi daratan Inggris, melewati setiap stadion tim Liga Premier, lalu memotret di sana. Saya hitung, hingga sekarang dia sudah mengunjungi 7 stadion."
Para pemain yang hadir tidak asing dengan hal ini. Yang Chengzhuo telah membagikan kisah ini di akun Weibo pribadinya. Setiap kali penggemar bernama Twining memposting update terbaru, Yang Chengzhuo selalu langsung membagikannya. Situs web resmi Liverpool juga merespons dengan cepat.
Total ada 5 orang. Pihak resmi Liverpool memberikan pujian tinggi, sementara para fans juga memuji tindakan mereka.
Kasus ini sempat dimuat di koran, namun karena sorotan media luar akhir-akhir ini lebih tertuju pada kritik dan tuduhan terhadap Yang Chengzhuo, pergerakan kelima pemain ini malah kurang mendapat perhatian dari dunia luar.
"Saat itu dia memberitahuku, dia menganggur, tidak punya keluarga, tidak punya pekerjaan, bahkan kehidupan saja bermasalah. Dia tidak ingin kehilangan sepakbola juga. Jadi dia melakukan ini demi membuat Liverpool bisa bangkit kembali dan muncul lagi."
Yang Chengzhuo tersenyum tipis, "Reaksi pertamaku adalah, rasional memberitahuku bahwa kawan-kawan bodoh ini sedang melakukan hal sia-sia. Lari atau tidak lari mereka, sama sekali tak ada hubungannya dengan kemampuan Liverpool mengalahkan lawan di lapangan - bahkan tak sepeser pun! Tapi tak lama kemudian kupun berpikir, benarkah tidak ada hubungannya? Coba kalian pikir, apakah benar-benar tidak ada hubungan?"
Para pemain di bawah langsung terdiam serentak, namun mata mereka tetap mengawasi Yang Chengzhuo yang berdiri di depan.
"Apa kata dunia luar, bagaimana media bajingan itu mengkritikku, aku tak peduli. Yang kupedulikan adalah bagaimana pandangan kalian? Jawab aku, apakah kalian merasa kita pasti kalah?"
Para pemain mulai menggelengkan kepala satu per satu.
"Pada bisu semua?" nada bicara Yang Chengzhuo semakin tegas.
"Tidak, Bos!" Hyypiä sebagai pendukung paling teguh Yang Chengzhuo, orang pertama yang berdiri sambil menyangkal.
"Kami akan terus memberikan dukungan!" Gerrard juga tampil memberikan pernyataan.
"Selainmu, aku tak bisa membayangkan siapa lagi yang layak memimpin tim!" ucap Davids dengan nada agak arogan.
Para pemain satu per satu menyatakan sikap, sementara Yang Chengzhuo hanya diam mengamati. Setelah semua selesai berbicara, barulah dia melanjutkan.
"Aku juga tak merasa kita pasti kalah. Baru selisih 5 poin, cuma beda dua pertandingan. Aku tak percaya kita tak bisa menembus batas 5 poin ini?" Yang Chengzhuo pun berdiri, mengulurkan tangan kanannya.
"Kalah dari MU bukan mimpi buruk. Meski punya sejuta alasan tak ingin kalah, tapi justru pertandingan inilah yang patut kita hargai, yang membuat kita tetap waras. Karena ini menunjukkan kesenjangan besar antara kita dengan tim-top Liga Primer."
Seluruh pemain serentak mengangguk.
“Kalian datang ke Liverpool dengan berbagai alasan, tapi aku percaya tidak ada yang terlahir ingin menjadi pecundang. Aku harap semua bisa mengumpulkan keberanian. Hanya 5 poin, pasti kita bisa membalikkan posisi lawan.”
Setelah berhenti sejenak, Yang Chengzhuo melanjutkan: “Aku sudah janji dengan wartawan. Besok di artikel utama halaman depan beberapa koran, akan kumuat deklarasi juaraku. Sudah kukatakan, aku akan menggulingkan Manchester United dari takhta. Juga berjanji membawa gelar juara dan kejayaan untuk Liverpool.”
“Jika aku gagal mewujudkannya, jika Liverpool tak juara musim ini, itu berarti kekalahan total!”
“Pokoknya tekad sudah kupasang. Siapa yang bisa mengikuti langkahku, dialah yang layak bertahan di tim. Yang ketinggalan...”
Yang Chengzhuo tak menyelesaikan kalimatnya, tapi semua paham maksudnya. Dia benar-benar bertekad mengejar Manchester United dan Arsenal di papan poin, rela mengorbankan segalanya untuk duel mati-matian dengan kedua tim ini.
"Jalan Sempit Bertemu，Pemberani Menang! Siapa yang merupakan pemberani sesungguhnya，siapa yang nekat tanpa strategi，ini baru bisa diketahui kepastiannya setelah Liga berakhir."
"Di alam sepakbola，selamanya andalannya adalah nilai. Raja menang bandit kalah，ini hukum besi!"
……
……
"Kritik apapun terhadapku takkan menggoyahkan tekadku. Kalian bisa menyuruh seluruh media Inggris menyerangku habis-habisan，aku takkan goyah. Targetku tetap tak berubah：Aku akan mengeluarkan Manchester United dari takhta，memimpin Liverpool jadi juara. Jika gagal，itu berarti kegagalan sepenuhnya!"
"Sekarang，tak satu pun dari kalian layak mengomentariku atau timku—bahkan satu kali pergantian pemain atau penyesuaian taktik—karena Liga belum berakhir. Jika ingin menyerangku，silakan. Tunggu sampai Liga selesai. Jika aku kalah，kalian boleh menginjakku ke Neraka. Tapi jika aku menang，atau Liga masih berjalan，kuharap semua kalian..."
Yang Chengzhuo tak berbicara，tapi melakukan gerakan tangan menutup ritsleting di depan mulut，mengisyaratkan para wartawan harus terdiam.
Sekumpulan wartawan di bawah langsung gempar.
Bukankah ini sama saja Yang Chengzhuo mendeklarasikan perang terhadap media Inggris?
Terlihat jelas, anggota yang terlihat tenang ini mulai marah. Setelah kalah dari MU, media Inggris mulai menyalahkan Yang Chengzhuo dan Liverpool secara bertubi-tubi. Jelas dia tidak bisa menahan emosi.
Perbedaan media Inggris dan Italia adalah: Media Italia akan menyerang keras Yang Chengzhuo karena dianggap tidak memiliki kewibawaan dan pendidikan, sementara media Inggris justru menyambut tantangan ini dengan mentalitas "mari kita bersenang-senang".
Esok harinya, The Times memuat artikel utama di halaman depan tentang pernyataan perang ini. Hasil survei menunjukkan 97% fans Liverpool menyambut baik deklarasi perang pelatih kepala mereka.
“Liverpool adalah tim yang penuh gairah! Sungguh menyenangkan melihat Sang Kaisar kami menunjukkan gairah yang sama!”
“Tak diragukan lagi, hal paling mengagumkan dari Sang Kaisar adalah semangat bertempurnya. Saya harap tim bisa menunjukkan etika profesi dan semangat bertempur yang sama dengan pelatih kepala kita, terus bertarung sengit di Liga Primer!”
“Saya yakin apa yang diucapkan Sang Kaisar pasti akan dilaksanakan!”
Seperti diketahui umum, The Sun adalah zat terlarang di Liverpool. Setelah Tragedi Hillsborough, penjualan mereka yang semula mendekati 300.000 eksemplar menyusut drastis hingga kurang dari 10.000 eksemplar sekarang, semua karena seri kabar bohong yang dimuat media tersebut.
Tapi koran terkemuka ini jelas sudah hampir gila. Terutama ketika menyadari rival-rival mereka sedang memanfaatkan sumber daya langka bernama Yang Chengzhuo untuk meraih data primer guna meningkatkan penjualan, sementara mereka hanya bisa bertahan dengan mengutip berita orang lain, hasrat mereka untuk mendapatkan informasi langsung semakin membara.
Oleh karena itu, begitu deklarasi juara Yang Chengzhuo keluar, The Sun memuat artikel utama di halaman depan keesokan harinya dengan tajuk "Deklarasi Perang".
Media ini menyatakan keraguan akan kemenangan Liverpool sekaligus menantang Yang Chengzhuo untuk bertaruh.
"Konon Sang Kaisar paling ahli mempertaruhkan sesuatu. Kami bersedia melakukan taruhan dengan Beliau hingga musim berakhir."
Namun keesokan harinya, Yang Chengzhuo membalas lewat The Times: "Aku tak akan berurusan dengan korban yang pernah melakukan kejahatan fatal namun tak memiliki sedikitpun tanggung jawab. Semua tahu maksudku. Sama sekali tak kuhiraukan mereka. Benar-benar tak kanggap mereka. Siapa peduli?"
The Sun mendapat tamparan keras. Kemarahan mereka memuncak, memulai persiapan untuk menyerang habis-habisan Yang Chengzhuo dan Liverpool.
Tapi siapa sangka, di hari ketiga setelah deklarasi juara, tim Yang Chengzhuo yang bertugas di kandang sendiri dengan gol dari Gerrard, Arjen Robben dan Murphy, meraih kemenangan mutlak 3-0 atas Birmingham City, mengamankan kemenangan krusial.
Sayangnya, Manchester United kalah 0-1 di kandang Chelsea, sementara Arsenal harus puas imbang 0-0 setelah disamakan Fulham di Emirates Stadium.
Hasil ini membuat situasi perebutan gelar Liverpool kembali terbuka lebar.
Usai pertandingan, Yang Chengzhuo menggelengkan kepala sambil berkesedihan saat diwawancarai di konferensi pers.
"Sayang sekali. Aku kira MU bisa lebih tangguh, setidaknya bertahan sampai kami menyusul. Tapi..." Ia mengangkat bahu dengan ekspresi penyesalan, memicu gelak tawa gempar dari para wartawan yang hadir.
Semua tahu ini adalah manuver memanfaatkan situasi untuk memberi pukulan mental kepada Setan Merah.
“Menurut saya, jika masalah lini tengah Manchester United tidak terselesaikan, kemampuan bertarung mereka sulit kembali ke level musim lalu. Masalah Arsenal ada di pertahanan. Menurutku lawan Arsenal harus pakai strategi pertahanan-balik, terutama tekan sayap kiri. Henry dan Pires selalu aktif di area itu. Kalau berhasil meredam sayap kiri mereka, serangan musuh langsung berkurang setengah lebih.”
Jelas-jelas Yang Chengzhuo sedang memanfaatkan kesempatan untuk mengajari tim-tim Liga Premier jurus-jurus andalannya.
Jurus ini dipelajarinya dari Ancelotti dan Lippi. Kini pas banget dipraktikkan, cocok!
“Saya yakin Chelsea punya peluang besar. Rival terberat juara musim ini harusnya Chelsea. Tim ini punya banyak pemain hebat. Ranieri adalah pelatih kepala top, tapi belum dapat pengakuan layak. Menurutku ini kesempatan emas. Chelsea sudah kasih platform, dia harus menghargai ini.”
Strategi menjalin hubungan dengan yang jauh dan menyerang yang dekat, merangkul Chelsea sambil mengalahkannya MU dan Arsenal sebagai dua tim tradisional penjuara liga, tak bisa dikatakan tidak cerdik. Setidaknya Ranieri pasti sepakat dengan ucapan Yang Chengzhuo ini.
"Tidak mungkin selamanya menanam pohon untuk dinikmati hasilnya orang lain!" Gerutu pilu seorang orang tua Italia dalam hati.
……
……
3 Desember, babak penyisihan 16 besar Piala Liga, Liverpool menghadapi Bolton di kandang sendiri. Yang Cheng memainkan pasukan cadangan sepenuhnya. Berkat sundulan spektakuler Alou Diarra yang menyusup dari belakang di momen genting, Liverpool menang tipis 3:2, lolos ke perempat final Piala Liga.
Usai pertandingan ini, FA melakukan pengundian. Liverpool akan berhadapan dengan Southampton Santo di babak 8 besar.
Kembali ke Liga Primer, putaran ke-15, Liverpool menghadapi tantangan tandang melawan Newcastle United.
Newcastle United pimpinan Shearer adalah salah satu tim elite Liga Primer, yang juga sangat ambisius musim ini dan ingin membuat prestasi di liga. Meski seiring dimulainya musim baru, mereka perlahan menyadari bahwa gelar juara sudah tidak mungkin diraih, mengingat sulitnya bersaing dengan tim-tim kuat seperti Manchester United, Chelsea, dan Arsenal.
Tapi setidaknya, mereka berharap bisa terus mengikuti Liga Champions Eropa seperti musim lalu.
Artinya, mereka berencana menggeser Liverpool dari 4 besar klasemen liga seperti musim sebelumnya.
Bertugas di kandang sendiri melawan Liverpool, sang rival lama Bobby? Robson menolak percaya takhayul. Ia tak mau mengakui takdirnya selalu kalah dari Yang Chengzhuo. Terutama ketika mengingat kekalahan Barcelona melawan Kaiserslautern di final Piala Winners dulu, pria terhormat asal Inggris ini haus akan kemenangan untuk membuktikan diri.
Dan fakta membuktikan, di dunia ini benar-benar tidak ada hal yang mengandalkan keberuntungan besar.
Saat semua orang menganggap bahwa strategi terbaik melawan Liverpool adalah pertahanan-balik, Bobby? Robson berharap menjadi pengecualian. Namun sayangnya, ia kembali menjadi bagian dari aturan, menjadi bahan candaan semua orang.
Karena keesokan harinya The Times memuat berita seperti ini: "Bobby? Robson menggunakan garis pertahanannya yang tak istimewa untuk membuktikan satu hal - bermain ofensif melawan Liverpool adalah tindakan gilaseperti menyerahkan senjata ke tangan musuh sambil berkata: 'Tembak aku, kumohon!'"
The Guardian memilih judul yang lebih santun namun tetap mengandung candaan: "4-0 (Bukan konvensi internasional: skor tuan rumah di belakang, tamu di depan)! Liverpool mengalahkan Newcastle 4-0, mencatatkan kekalahan memilukan kedua setelah sebelumnya kalah 0-5 di kandang Chelsea!"
“Para fans The Magpies hanya bisa merintih pilu saat menemukan tim mereka tak berdaya dihajar Liverpool, dengan garis pertahanan yang dipimpin Woodgate bahkan kebobolan 4 gol. Ini menjadi mimpi buruk kedua Given musim ini, sekaligus mimpi buruk Bobby? Robson.”
“Sebaliknya, Liverpool setelah mengalahkan Newcastle, berhasil meraih dua kemenangan beruntun di Liga Primer. Di putaran ke-15, Arsenal dan Chelsea sama-sama mengalami hasil imbang, sementara Manchester United menang besar 4-0 atas Aston Villa.”
“Dengan demikian, Liverpool telah melebihi Chelsea, hanya berada di bawah MU dan Arsenal yang kembali ke puncak klasemen, mendominasi peringkat ketiga Liga Primer.”
“Ferguson sebaiknya mengawasi baik-baik posisi puncak klasemennya, karena aku datang!” Tertawa lebar Yang Chengzhuo dalam wawancara setelah pertandingan di Langit TV.
“Tunggu sampai dia dan Liverpool-nya bisa mengikuti langkah kaki kami baru bicara!” Ferguson membalas.
Di putaran ke-16 Liga Premier, Manchester United mengalahkan Manchester City dengan skor 3:1 dalam derbi Manchester, melanjutkan kepemimpinan mereka sebagai pemuncak klasemen. Performa paling menonjol dalam pertandingan ini ditunjukkan oleh Paul Scholes dan Ole Gunnar Solskjær.
Yang Chengzhuo menggelengkan kepala sambil berkesedihan. Tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo, Ferguson tetap mempercayai Solskjær. Kekuatan menyeluruh MU tidak banyak berkurang. "Pelemahan" yang disebut-sebut lebih terasa saat berhadapan dengan tim-top, sementara klub-klub lain di Liga Premier - jujur - benar-benar tidak selevel dengan grup elit pertama.
Liverpool membalikkan skor menjadi 2-1 melawan Southampton di kandang sendiri, meraih 3 kemenangan beruntun. Mereka terus mengejar MU dan Arsenal di papan poin. Arsenal sendiri menang tipis 1-0 atas Blackburn Rovers, sementara Chelsea malah kalah 1-2 dari Bolton Wanderers di Stamford Bridge.
Kini persaingan gelar Liga Premier semakin jelas bentuknya.
Yang menunjukkan tanda-tanda mampu menjadi juara adalah Manchester United, Arsenal, Liverpool dan Chelsea. Meski Newcastle meraih kemenangan mutlak 4-0 atas Tottenham di putaran ini dan tetap mempertahankan tekanan terhadap peringkat empat Chelsea, kemungkinan mereka merebut gelar sangat kecil.
Di antara keempat tim ini, Manchester United memiliki kekuatan menyeluruh yang menonjol. Ferguson memahami segalanya tentang tim ini dengan sempurna. Kemampuan kendalinya, selain Wenger, benar-benar tidak dimiliki oleh pelatih lain. Oleh karena itu, mereka adalah kandidat terpanas untuk perebutan gelar.
Arsenal sejauh musim ini hanya kalah satu pertandingan, namun mencatatkan banyak seri. Hal ini membuat mereka tetap berada di bawah Manchester United di papan poin. Tim Wenger menunjukkan performa sempurna musim ini - selain kekalahan dari Liverpool, semua sesi pertandingan lain tampil gemilang. Karena itu, banyak fans yang menitipkan harapan besar pada mereka.
Sebaliknya Liverpool, tim yang baru saja mengalami reorganisasi dan pergantian pelatih, bisa mengikuti langkah perebutan gelar secepat itu memang di luar dugaan. Kemampuan kepelatihan Yang Chengzhuo tampil begitu dahsyat di Liverpool ini. Bahkan banyak yang merasa, di Inter Milan bakatnya sempat tertutupi gemerlap bintang-bintang, namun di Liverpool ia kembali bersinar. Setidaknya berbagai penyesuaian dan perubahan yang dibuatnya musim ini nyaris sempurna.
Adapun Chelsea yang rutin mengalami penurunan performa di bulan Desember, tinggal menunggu apakah Ranieri bisa meniru Yang Chengzhuo dalam menyesuaikan status tim dan mengatasi kesulitan dengan cepat.
Saat seluruh Eropa-Amerika mulai diselimuti suasana Natal, Liverpool menghadapi tantangan tandang melawan Southampton. Setelah 90 menit pertarungan sengit, mereka berhasil meraih kemenangan 1:0 lewat tembakan jarak jauh Hamann, melangkah mulus ke semifinal dimana lawan mereka adalah Aston Villa.
Tapi tepat usai pertandingan ini, Yang Chengzhuo tidak ikut tim kembali ke Liverpool. Kabar yang dinantikannya tentang gelandang organisasi akhirnya tiba.
