"Masukkan satu gol lagi!"
"Masukkan satu lagi, balas dendam!"
"Kami ingin mengembalikan kekalahan 0-4 itu ke Manchester United!"
"Hapus aib musim lalu kita, hancurkan brengsek-brengsek ini!"
Hanya sekitar 3.000 fans Liverpool yang ikut ke Stadion Old Trafford, berada di tribun sudut ruangan yang terpencil, namun mereka berhasil menciptakan semangat dan gerakan yang luar biasa besar.
Tak satu pun pendukung Liverpool akan melupakan musim lalu: MU menang 2-1 di Anfield pada leg pertama, lalu menang 4-0 di Old Trafford pada leg kedua - kemenangan kandang-tandang yang langsung menyebabkan semangat Liverpool hancur berantakan dan terpuruk ke kompetisi Piala Alliance.
Ini adalah kekalahan terbesar Liverpool dari Manchester United dalam 50 tahun terakhir, yang dianggap sebagai aib oleh jutaan pendukung Liverpool, bahkan langsung menyebabkan Houllier turun jabatan. Tapi semua itu belum yang paling membuat orang Liverpool marah.
"Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan tandang ke Real Madrid di tengah pekan, aku menyuruh pemain kami mengurangi gerakan di babak kedua untuk menghemat energi, agar kita bisa melangkah lebih jauh di Liga Champions!" Ini adalah ucapan asli Ferguson tahun lalu.
Dengan kata lain, saat itu dia sedang mengejek Liverpool yang bahkan tak bisa mengalahkan MU yang tidak mengerahkan seluruh kemampuannya. Dengan sombong dia menyatakan, MU-nya tak perlu bermain maksimal pun masih bisa mengalahkan Liverpool 4-0!
Bagi Liverpool, ini jelas merupakan penghinaan dan ejekan yang sangat besar!
Sejak hari pertama Yang Chengzhuo memimpin Liverpool, dia sudah berjanji akan membalas kekalahan 4-0 ini kepada MU, serta menjatuhkan Setan Merah dari tahta juara, membuat mereka merasakan pahitnya digulingkan dari takhta.
Ucapan ini langsung memenangkan persetujuan semua fans Liverpool. Ditambah pertanyaan Yang Chengzhuo kepada Platini tentang Tragedi Heysel sebelumnya, hal ini membuat fans Liverpool langsung percaya padanya.
Kini, menyaksikan tim menghancurkan segala rintangan di lapangan, fans Liverpool haus untuk membalas aib 4-0 itu kepada MU - tepat di Stadion Old Trafford!
……
……
Di Bar Sutton, ribuan fans Liverpool berbaju merah menyala mengawasi ketat layar "kaca" besar di bar. Siaran Langsung pertandingan ini memperdengarkan gemuruh teriak yang memekakkan telinga dari sekitar.
Meski hanya 3.000 orang, semangat fans Liverpool justru mendominasi suporter MU.
Mereka telah melakukan yang terbaik sebagai penggemar, menggunakan cara mereka sendiri untuk menyerukan timnya agar terus memperkuat serangan dan terus menekan Manchester United tanpa henti.
"Serang lagi! Kalahkan MU!"
"Cetak satu gol lagi, bersiap dirilah!"
Suara yang terdengar dari televisi memengaruhi semangat penggemar di Bar Sutton.
Satu per satu mata mereka tertancap pada layar, tanpa sadar mengepal tinju, memandangi setiap pemain berbaju putih dan celana hitam di layar - mereka adalah pasukan Liverpool.
"Sialan! Tinggal 10 menit lagi, kenapa Yang Chengzhuo belum juga berganti pemain?" teriak seorang pria Inggris berotot sambil mengutuk, jelas frustasi dengan kegagalan tim mencetak gol keempat setelah unggul 3-0.
Setelah gol ketiga, Liverpool mendominasi permainan. MU terpaksa bertahan dengan formasi rapat, namun dalam situasi seperti ini The Reds tetap gagal menambah keunggulan.
"Kesempatan seperti ini tidak bisa didapat kapan saja, siapa yang berani bilang bisa dengan mudah menekan raksasa Liga Primer Manchester United sampai seperti sekarang? Bahkan Inter Milan era Yang Chengzhuo yang dianggap sebagai tim terkuat sepanjang masa pun tak bisa menjamin bisa melakukannya."
"Diam!" teriak seorang fans yang menoleh, "Tuan Yang Cheng pasti punya pertimbangannya sendiri. Kalau tidak tahu, diam saja!" Nada bicaranya menunjukkan ketidaksenangan terhadap sikap pria tadi.
"Tonton saja pertandingannya, jangan banyak bacot! Sang Kaisar pasti sedang mencari solusi!"
"Iya! Pikir Manchester United itu mudah dikalahkan? Kalau jagoan, coba lawan Roy Keane sendiri, pasti babak belur!"
Pria Inggris itu terdiam setelah dikritik. Sebagai fans Liverpool, dia sadar betapa tinggi status Yang Cheng di hati para pendukung.
Meski baru satu season, tapi dia sudah tuntas menaklukkan para Loyalis KOP ini, baik di lapangan maupun luar lapangan.
Mungkin, kekurangan terbesar Yang Chengzhuo adalah terlalu banyak gosip, tapi dibandingkan kontribusinya untuk klub, fans lebih suka memandang ini sebagai bumbu penyedap.
"Dia pasti masih ingin mencetak gol, pasti!" Seorang fans senior tak berkedip memandang siaran langsung TV, menunggu.
"Tepat sekali, dia adalah KOP, pasti paham apa yang kami mau!"
Saat mereka berdiskusi, terlihat kesempatan bola mati di lapangan, Liverpool melakukan pergantian anggota.
Davids turun, Cristiano Ronaldo masuk!
"Hidup!"
"Hebat!"
Fans di bar seketika curahkan sorak-sorai gegap gempita tanpa sisa.
Meski performa Cristiano Ronaldo di babak pertama musim ini buruk, penampilannya di babak kedua justru menakjubkan. Fans juga sangat menyukai anak muda Portugal ini. Oleh karena itu, ketika melihat Cristiano Ronaldo turun lapangan dan Davids yang bertahan diganti, hal ini langsung membuat mereka merasa gembira.
Yang Chengzhuo sedang memperkuat serangan!
"Davids turun, bagaimana taktik Liverpool selanjutnya?" Komentar Andy Gray terdengar dari TV, sementara layar langsung menampilkan adegan pelukan antara Davids dan Yang Chengzhuo sebelum kembali ke lapangan.
"Dari posisi pemain, Murphy kembali ke tengah medan, Cristiano Ronaldo di sayap kanan, Robben kembali ke sayap kiri yang sudah dikuasainya. Konfigurasi trisula tetap dipertahankan. Tampaknya Yang Chengzhuo tidak rela hanya menang 3-0, dia pasti belum melupakan kemenangan 4-0 musim lalu!"
Mendengar kata-kata Andy Gray ini, seluruh bar kembali meledak dengan sorak-sorai.
"Hidup Sang Kaisar!"
Layar siaran langsung beralih ke pinggir lapangan, menyaksikan serangan Liverpool gagal, Yang Cheng melesat ke tepi lapangan sambil berteriak kepada para pemain untuk melakukan penyesuaian, melakukan gerakan mendorong ke depan.
"Yang Cheng jelas-jelas menuntut timnya terus meningkatkan tekanan serangan, tampak ingin menindih Manchester United dan mengejar gol tambahan!" analisis Andy Gray. "Sekarang waktu tersisa 7 menit, Liverpool masih punya cukup waktu untuk mencetak gol lagi, sementara MU sudah di ambang kekalahan. Kuncinya, Ferguson tidak ingin membiarkan Liverpool membalas 4-0!"
Andy Gray tertawa getir, "Dalam pertarungan tim-tim top, lebih sering kekuatan hanyalah salah satu aspek penentu hasil, tapi bukan yang konklusif. Meski ada kesenjangan kemampuan individu pemain profesional, ketika diperbesar ke level tim, kesenjangan ini banyak terpangkas melalui proses penyesuaian, adaptasi, dan koordinasi tim."
"Karena itu dalam laga antar tim elit, faktor yang benar-benar menentukan lebih banyak terletak pada psikologi dan aura pertandingan."
“Saya selalu merasa, pertandingan tandang MU yang menang 1-0 atas Liverpool itu sebenarnya kesenjangan kedua tim tidak besar. Dari segi taktik teknik, Yang Chengzhuo juga tidak melakukan kesalahan. Tapi Setan Merah lebih unggul dalam aura dan psikologi, semua karena hasil 4-0 musim lalu!”
“Dalam kesan saya, Yang Chengzhuo memang pelatih kepala yang sangat memperhatikan aura dan psikologi. Pasti dia paham betul, memenangkan balas 4-0 ditambah gelar juara liga, tidak hanya bisa mendominasi MU secara psikologis, tetapi juga secara mental mengalahkan MU yang kuat, sekaligus menghancurkan tekanan dan Bayangan yang selama ini MU timpakan pada Liverpool.”
“Tim elite sejati harus punya ketahanan mental yang luar biasa kuat, plus keanggunan legendaris 'Siapa yang berani menantang!'. Performa prima bisa menghancurkanmu, performanya tidak prima tetap bisa menghancurkanmu!”
"Sama seperti Arsenal yang selalu terpaut selangkah dari kelas top Eropa, karena gagal menembus lapisan ini. Tapi jika Liverpool bisa menginjak mayat MU untuk naik ke takhta, dan Yang Chengzhuo berhasil menanamkan aura tak terkalahkan ke dalam tim ini, maka transformasi sesungguhnya akan terjadi. Mereka akan benar-benar melangkah masuk ke barisan top Liga Primer dan Eropa."
Analisis Andy Gray membuat seluruh fans The Reds di Bar Sutton terdiam. Mereka tak pernah berpikir sejauh itu, namun sadar betapa langka kesempatan dalam pertandingan ini.
Meski bukan hasil kalkulasi matang Yang Chengzhuo, yang mengandung unsur kebetulan, tapi ini mutlak respons alami dari momentum yang ia ciptakan!
Mereka haus menyaksikan Liverpool kembali ke jajaran elit Liga Primer, bukan terus meneriakkan slogan juara tiap tahun sambil berjuang habis-habisan demi kualifikasi Liga Champions dengan sikap lembek tak berdaya!
Lagu tim Liverpool samar-samar terdengar dari TV. 3.000 fans yang mengikuti tim ke kandang lawan, menyaksikan para pemain bertarung habis-habisan di lapangan, tak kuasa menahan diri untuk ikut menyanyikan lagu tim.
Mereka berharap melalui nyanyian ini menyampaikan pesan: "Kalian tidak pernah berjalan sendiri!"
"When you walk through a storm..." Suara lagu mengudara di bar yang hening.
"Hold your head up high..." Beberapa orang mulai ikut bersenandung.
"And don't be afraid of the dark..." Semakin banyak yang menyusul.
"At the end of the storm, there's a golden sky!" Hampir semua pengunjung bar kini ikut bernyanyi.
"And the sweet silver song of a lark..." Seluruh ruangan bergema!
"Walk on through the wind..." Volume suara semakin membahana.
"Walk on through the rain..." Semakin lantang terdengar!
"Tapi majulah dengan harapan di hatimu..." Semua orang mengeluarkan teriakan hati dengan mengerahkan seluruh tenaga, lebih mirip raungan daripada bernyanyi.
"Kamu takkan pernah berjalan sendirian!!" Banyak yang bernyanyi sambil meneteskan air mata.
"Kamu takkan pernah berjalan sendirian!!" Mereka mengulanginya lagi.
Orang Aurelio berdiri di belakang bar dengan rongga mata lembap, mengawasi sekumpulan fans yang bersemangat ini. Tak terelakkan ia teringat Liverpool si Merah yang dulu mendominasi Eropa dan tak terkalahkan.
Di Bar Sutton era itu, setiap pertandingan selalu seperti hari ini. Meski jutaan fans tak bisa ke TKP, meski suara mereka tak sampai ke para pemain, mereka tetap mencari bar tiap pertandingan - memesan bir sebanyak-banyaknya, menyanyi selama 90 menit penuh, hingga akhirnya tim selalu merebut kemenangan.
Dia benar-benar memiliki firasat buruk, dia benar-benar merasakan, pada diri jutaan orang Liverpool, mistis yang telah terpendam bertahun-tahun lamanya, bahkan beberapa di antaranya sudah terlupakan oleh para penggemar sendiri, akhirnya terstimulasi kembali.
Ya, orang Liverpool telah kerasukan mistis!
Hanya Liverpool yang telah kerasukan mistis, barulah The Reds yang sesungguhnya!
Hanya fans Liverpool yang telah kerasukan mistis, barulah KOP sejati!
Aurelio yakin, di saat seperti ini, di seluruh penjuru kota Liverpool, terdapat jutaan bar yang sama seperti Bar Sutton, di mana para fans mereka sedang bersenandung riuh, suara mereka akan menggema keluar bar, menyebar ke seluruh penjuru kota, akhirnya mengkristal di langit Liverpool, menjelma menjadi kehendak Liverpool, menjadi roh tim Liverpool!
Meski terpisah 40 kilometer lebih, tak peduli seberapa jauh jaraknya, dia yakin, para prajurit The Reds yang berada di Stadion Old Trafford, pasti bisa mendengarkan, hati mereka pasti bisa merasakan, kekuatan kehendak yang berasal dari langit Liverpool ini.
……
……
“Cristiano Ronaldo, kuasai bola lebih lama, serbu terus ke depan, berhenti memamerkan teknikmu, lakukan yang efisien, sederhana, dan berakibat fatal!”
“Percayalah, defender mereka sudah kehilangan keyakinan total. Sekarang tinggal sedikit lagi, sedikit! Begitu kita maju sedikit lagi, kita bisa memicu kematian mereka!”
“Setelah turun, serang habis-habisan sisi O'Shea di sayap kanan. Hantam terus tanpa ampun!”
Ini semua adalah instruksi yang diucapkan Yang Chengzhuo sambil menarik Cristiano Ronaldo dan berulang kali mengingatkannya sebelum pemain muda itu turun ke lapangan. Setelah turun, Cristiano benar-benar menjalankan instruksi tersebut.
Yang paling jelas dirasakannya: Begitu ia menguasai bola, O'Shea tidak akan gegabah melakukan aksi. Ini membuat defender tampak pasif. Hal serupa terjadi pada Silvestre dan Brown. Mungkin satu-satunya yang masih normal adalah Keane, tapi stamina Keane sekarang sudah terkuras habis.
Keyakinan mereka memang terkikis sedikit demi sedikit!
Silvestre menunjukkan performa yang sangat menonjol ketika Ferdinand ada di lapangan, tetapi begitu Ferdinand absen dan digantikan Wes Brown bersama Ronny Johnsen, performanya turun drastis seperti pemain berbeda dibandingkan paruh musim sebelumnya.
Fenomena serupa terjadi pada pemain lain. Pada fase awal pertandingan masih terlihat baik, namun begitu tertinggal 3 gol, mereka mulai ragu-ragu dan terlihat takut-takut, membuat permainan MU terlihat sangat pasif dan kacau balau.
Tapi MU tetaplah Setan Merah. Seberapa pun kacau dan tertekan, jiwa kesatria para pemain ini masih menyimpan kesombongan dan keteguhan. Pertahanan mental mereka masih berjuang mempertahankan batas terakhir.
Inilah alasan mengapa Liverpool yang mendominasi mutlak justru kesulitan menambah gol meski menguasai permainan.
Robben di sayap kiri sudah mulai kelelahan, namun Yang Chengzhuo tetap belum menggantikannya. Karena bangku cadangan Liverpool tidak memiliki penyerang sayap hebat seperti Robben, striker Belanda ini terus bertahan di lapangan. Namun setelah menyadari ketidakmampuan melaju, ia segera mengembalikan operan.
Pertahanan menyeluruh MU sangat rapat, memberi Liverpool kesempatan luas untuk mengontrol bola di area tengah. Dari Robben ke Murphy, Murphy ke Carrick, Carrick ke Gerrard, lalu Gerrard ke Cristiano Ronaldo.
Operan satu sentuhan yang kontinu berjalan lincah tanpa hambatan sedikit pun.
Begitu Cristiano Ronaldo menerima bola, respons pertama adalah mendapati O'Shea yang mendekat. Pertahanan MU juga dengan cepat menyesuaikan fokus.
Lewati dia!
Pemain Portugal itu bereaksi spontan. Kakinya langsung bergerak, seluruh tubuhnya bagaikan anak panah yang melesat kencang menuju O'Shea.
O'Shea terkejut dengan akselerasi tiba-tiba Cristiano Ronaldo. Dalam kepanikan, bek Irlandia itu mencoba menyapu bola namun digagalkan oleh gerakan tipuan gesit sang Portugal yang langsung melepaskan diri dan menguasai bola kembali, mulai bergerak dari sisi kanan kotak penalti menuju area terlarang.
Tapi Mikaël Silvestre yang berpengalaman langsung menempel ketat. Bek Prancis itu terus memaksa Cristiano Ronaldo ke garis akhir sesuai rencananya, berharap pemain muda itu terjebak di luar lapangan.
Cristiano Ronaldo juga tidak bodoh. Dengan pemberhentian mendadak, ia berpura-pura melakukan gerakan tipuan yang membuat bek Prancis itu ikut berhenti. Namun tiba-tiba ia melesat lagi ke arah garis akhir.
Silvestre langsung mengejar kembali, memblokir setiap kemungkinan umpan silang.
Meski Cristiano Ronaldo sudah di ujung garis akhir, Silvestre tetap waspada terus mengawal ketat.
Melihat Cristiano Ronaldo melintasi garis batas, seluruh tubuh Silvestre seolah menghela nafas lega. Ini hanyalah respons naluriah, namun seketika itu juga ia menyadari bola masih berada tepat di dalam garis lapangan.
Setelah melesat keluar lapangan, pemain Portugal itu langsung mengerem mendadak. Dengan gesit ia berputar dan menyambar bola tepat sebelum Silvestre yang mulai menyadari situasi sempat melakukan clearance. Sebuah tusukan kaki yang cerdik membuatnya berhasil membawa bola sekaligus menghindari hadangan bek Prancis itu.
Pada saat kritis itu, Silvestre sudah terlanjur kehilangan keseimbangan. Mustahil baginya untuk mengejar lagi.
Seluruh drama ini terjadi dalam sekejap mata. O'Shea yang baru sampai di sudut kotak penalti kini dihadapkan pada dilema: Melanggar Cristiano Ronaldo yang berisiko hadiah penalti, atau membiarkannya lewat dengan risiko pertaruhan Liverpool mungkin gagal mencetak gol.
Keraguan menyergapnya. Takut menanggung konsekuensi, bek Irlandia itu membayangkan amukan Ferguson jika aksinya menjatuhkan Ronaldo justru memberi The Reds kesempatan dari titik putih.
Hanya dalam sekejap itu, dia kehilangan kesempatan untuk menjatuhkan Cristiano Ronaldo. Pemain Portugal itu berhasil melewati O'Shea dan Silvestre secara beruntun, lalu menerjang ke tengah lapangan hanya untuk berhadapan dengan Wes Brown dan Howard yang bertahan di tiang kanan gawang.
Sebuah gerakan tipuan yang ambigu antara umpan dan tembakan berhasil menipu Howard dan Wes Brown hingga bereaksi. Namun pemain Portugal itu justru memilih mengoper bola diagonal ke tengah lapangan.
Gerrard bertarung fisik sengit dengan Keane, menerobos ke tengah dengan kecepatan penuh, lalu melepaskan tendangan keras langsung ke arah bola yang datang.
Untuk mengatur sudut tembakan dengan presisi, ia bahkan rela mengorbankan kekuatan tendangan.
Visinya mengatakan bahwa seluruh lini pertahanan MU—termasuk Gary Neville yang sedang terduduk—takkan sempat menghentikan gol ini.
Bola menggelinding perlahan menuju gawang MU. Pada detik ini, seolah seluruh semesta terbekukan dalam keheningan abadi.
Puluhan ribu fans Setan Merah di Stadion Old Trafford mengawasi semua ini, mengawasi tendangan ini.
Ferguson dan Walter? Smith menerjang keluar dari bangku pelatih tim tuan rumah. Mulut Lao Fu Ye menganga lebar, tertegun seperti patung menyaksikan adegan ini. Di hatinya saat ini hanya ada satu niat: Howard melakukan penyelamatan bak dewa, atau sliding tackle langka dari Keane yang mundur untuk mengubah arah bola, atau...
Yang Chengzhuo, Paulus Bayer, Benitez, Dalglish dan yang lain juga muncul bergegas dari bangku pelatih. Mereka semua berdiri di pinggir lapangan, menatap tendangan ini, menatap bola sepak ini.
Ia berguling ke depan...
Ia menentukan arah pertandingan musim ini, bahkan dinamika dunia sepakbola Liga Premier tahun-tahun mendatang...
